BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan

dokumen-dokumen yang mirip
pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dari sejauh mana dirinya memiliki nilai manfaat bagi orang lain. Sejarah

DAFTAR PUSTAKA. Alwasilah, Chaedar, 2006, Pokoknya Sunda (Interpretasi untuk Aksi), Bandung: Kiblat dan Pusat Studi Sunda.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat

2015 KOMPOSISI KACAPI PADA LAGU KEMBANG TANJUNG PANINEUNGAN KARYA MANG KOKO

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PERKEMBANGAN SENI PERTUNJUKAN LONGSER DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman kebudayaan Indonesia merupan kebanggaan yang pant as

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi budaya dalam kehidupan sosial masyarakat suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pembelajaran Layeutan Suara Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di Smp Pasundan Katapang Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat setiap suku. Kebudayaan sebagai warisan leluhur dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip pendidikan seni dan budaya meliputi pengembangan dimensi

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Gitar merupakan alat musik berdawai yang banyak digemari masyarakat pada

BAB I PENDAHULUAN. Tari adalah ekspresi jiwa manusia, dalam mengekspresikan diri

2015 KREASI TARI RONGGENG LENCO DI DESA CURUG RENDENG KECAMATAN JALAN CAGAK KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Nuraeni S, 2014 Analisis garap pupuh pangkur dalam audio CD Pupuh Raehan karya Yus Wiradiredja

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Widyawati, 2013 Eksistensi Sanggar Seni Getar Pakuan Kota Bogor Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kata tembang nyanyian sama fungsi dan kegunaannya dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal

2015 EKSISTENSI KESENIAN HADRO DI KECAMATAN BUNGBULANG KABUPATEN GARUT

PENCAK SILAT GAYA BOJONG PADA PAGURON MEDALSARI DESA BOJONG KECAMATAN KARANG TENGAH DI KABUPATEN CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lilis Melani, 2014 Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni merupakan suatu bentuk ekspresi yang dicurahkan dari dalam diri

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan unsur atau bagian dari kebudayan yang hidup di

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

SILABUS. Mata Kuliah TEMBANG (SM 103)

PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI (SK) & KOMPETENSI DASAR (KD)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Pupuh Balakbak Raehan merupakan salah satu pupuh yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini banyak ditemukan berbagai jenis peralatan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya yang mulai memasuki

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. SD Kristen Paulus Bandung merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar

BAB I PENDAHULUAN. Diantaranya seni tari, batik, ornamen, cerita rakyat, musik dan lagu daerah, motif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Arifa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah dalam kurikulum pendidikan terdapat dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perkembangan musik di Indonesia. Angklung adalah alat musik

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tumbuh sikap apresiatif dan kreatif dalam jiwa peserta didik. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NURUL HIDAYAH, 2014

3. Menambah referensi atau repertoar lagu, khususnya untuk instrumen gitar tunggal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang membanggakan. Banyak unsur yang membuat foto tampak lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai bangsa yang besar mempunyai ciri dan adat kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PROSES PELATIHAN ANGKLUNG PADA KEGIATAN EKTRAKULIKULER DI SMPN 3 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan kesenian. Kesenian merupakan pencitraan salah satu sisi realitas dalam lingkungan rohani jasmani manusia (Saini et.al, 1990:52). Beragam bentuk kesenian Sunda yang dimiliki masyarakat Sunda, yang cukup dikenal adalah seni musik, tari dan lagu. Dalam seni musik Sunda dikenal banyak musisi dan yang paling sering disebut budayawan Sunda dalam banyak tulisan adalah Mang Koko. Mang Koko adalah nama yang sering ditemukan pada tulisan-tulisan yang mengkaji tentang budaya Sunda secara umum, atau musik Sunda secara khusus. Banyak artikel ataupun buku yang sudah menuliskan kiprah sosok Mang Koko. Meski demikian generasi muda Sunda saat ini belum tentu mengenal beliau, dalam pengertian apa peranannya dalam mengembangkan seni Sunda. Umumnya tulisan mengenai Mang Koko membahas mengenai biografi singkat Mang Koko dan berdampingan dengan biografi seniman sunda lainnya. Adapun tulisan yang lebih rinci mengenai Mang Koko yaitu penelitian mengenai karya-karya Mang Koko, ditinjau dari ilmu musik yang menunjukan kreativitas Mang Koko sebagai komposer karawitan. Namun ada aspek yang belum ada sehingga ditulis dalam skripsi ini untuk melengkapi pengetahuan kita tentang Mang Koko. 1

2 Seni musik Sunda yang cukup dikenal saat ini adalah pop Sunda. Hal ini dapat dilihat dari tayangan tayangan televisi lokal Jawa Barat dan pajangan penjual VCD kaki lima di pasar tradisional. Sebelum pada bentuk pop Sunda seperti sekarang, sebagai masyarakat kita belum tentu memperhatikan perubahan yang terjadi. Umumnya kita hanya menikmati sajian seni yang sudah terhidang tanpa memikirkan bagaimana proses kreatifnya, sedangkan pada seni proses kreatif itu yang menjadikannya unik dan berharga. Proses kreatif tersebut berbeda pada setiap orang, bergantung pada kemampuan individu seniman itu sendiri. Menurut Koentjaraningrat (2004:308) kepribadian orang Sunda sangat mencintai dan menghayati kesenian. Namun tak dapat dipungkiri pertambahan penduduk akan berkontribusi pada perubahan dalam berbagai aspek budaya. Hal itu dapat disebabkan penyaluran informasi budaya yang belum tentu sejalan dengan pertumbuhan manusianya. Peranan seniman seperti Mang Koko perlu diperlihatkan kepada masyarakat agar lebih menyadarkan tentang perkembangan seni daerah. Mengenal seni daerah dan perkembangannya, berarti mengenal kepribadian kita sendiri sebagai suatu bangsa. Sebagai bangsa yang besar seperti Indonesia, perlu diperlihatkan kepada masyarakat mengenai perkembangan seni daerah, mengingat banyak sekali budaya kita yang diklaim bangsa lain. Bangsa Indonesia besar bukan saja karena luas wilayahnya, namun juga besar dalam artian banyak jumlah ragamnya. Hal itu merupakan kekayaan dan potensi yang sangat unik di dunia masa kini (Mack, 2001:3), sehingga sebagai masyarakat seharusnya kita berbangga dan menghargainya.

3 Seni tidak lepas pula dari kreasi, namun kreasi baru dapat menghilangkan nilai-nilai yang terdapat pada kesenian yang asli jika kreasi itu diukur dari sudut komersil atau dikenal sebagai budaya pop. Budaya pop yaitu budaya massa yang artifisial dan penuh dengan makna dangkal... (Mack, 2001:96), dan jika dijadikan standar kesenian yang baik, maka identitas seni kita ditentukan oleh peran media yang menyebarluaskannya. Sedangkan kesenian daerah merupakan identitas suatu masyarakat yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari yang nyata dan bukan rekayasa media. Bagi masyarakat Sunda secara umum yang dilakukan Mang Koko adalah sesuatu yang baru tetapi tidak menghilangkan kesundaannya. Oleh karena itu banyak yang menyukai pembaruan atau kreasi yang dilakukan Mang Koko. Hal itu juga yang menyebabkan ia mendapatkan penghargaan dari pemerintah sebagai Pembaharu Karawitan Sunda. Pada saat yang sama tak dapat dipungkiri banyak pihak yang ikut pula mengkritisi kreativitas Mang Koko terhadap seni daerah. Bagi kalangan kontra Mang Koko, pembaruan dinilai akan merusak tatanan baku yang sudah ada. Namun hal itu tidak dipermasalahkan Mang Koko karena baginya yang lebih penting adalah seni diminati masyarakat banyak. Sebagai seniman Mang Koko adalah pribadi yang peka jaman, dan dapat kita lihat melalui karya-karyanya. Isu-isu sosial saat tak luput dari perhatian dan dikemas dalam bentuk karya lagu oleh Mang Koko. Tidak hanya isu sosial, apapun yang ia lihat dan rasakan sebagai seorang seniman, Mang Koko ungkapkan dalam karya lagu-lagu yang dilantunkan dengan indah dan iringan waditra yang serasi.

4 Mang koko merupakan musisi yang perhatian pada perkembangan anak, oleh karena itu ia menciptakan banyak lagu yang khusus untuk dinyanyikan anakanak. Selain itu anak-anak merupakan simbol penerus bangsa sehingga Mang Koko cukup perhatian pula untuk mendidik anak-anak mencintai seni Sunda. Hal itu dilakukan dengan mendirikan Taman Cangkurileung sebagai wadah bagi anakanak untuk belajar seni Sunda dan bahkan difasilitasi untuk siaran di RRI sehingga hasil latihan mereka tidak percuma. Mang Koko melihat pentingnya pendidikan seni sehingga mendirikan sekolah karawitan yang pada perkembangan selanjutnya bergabung dengan ASTI Bandung (sekarang STSI) menjadi jurusan Karawitan. Mang Koko adalah seniman yang serba bisa, selain mahir nembang dan ngacapi, banyak lagu dan komposisi yang dibuatnya dan cukup dikenal pada masanya. Selain itu Mang Koko juga pribadi yang rendah hati, mau menjadikan kediaman pribadinya dengan keluarga, tempat berkumpul para seniman, dengan dijadikan sebagai kantor Yayasan Cangkurileung. Lagu karangan Mang Koko masih sering diperdengarkan di sekolah dasar di Jawa Barat saat peringatan tujuh belas Agustus seperti lagu Karatagan Pahlawan, namun sosoknya tidak lagi populer. Lagu lain yang juga populer hingga kini adalah Badminton karena memang olahraga Badminton cukup merakyat di Indonesia. Dilihat dari upaya Mang Koko pada masanya seharusnya ada sesuatu yang melekat tentang beliau pada diri kita sebagai masyarakat. Kenyataannya, belum tentu orang Sunda saat ini dapat menjabarkan sosoknya.

5 B. Rumusan dan Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian di atas terdapat beberapa pokok pikiran yang merupakan permasalahan dan akan menjadi kajian dalam penulisan skripsi ini. Permasalahan pokok yang akan dikemukakan adalah bagaimana upaya Mang Koko dalam mengembangkan Seni Sunda (1915-1985)? Supaya kajian penelitian ini lebih fokus, maka disusun rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana latar belakang kehidupan yang membentuk karakter dan gaya berkesenian Mang Koko? 2. Bagaimana upaya yang dilakukan Mang koko dalam mengembangkan seni Sunda? 3. Bagaimana pengaruh Mang Koko dalam mengembangkan seni Sunda? C. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah untuk mendapatkan kejelasan mengenai Mang Koko dan Perkembangan Seni Sunda (1915-1985). Adapun secara khusus penelitian dalam skripsi ini bertujuan antara lain : 1. Menjelaskan latar belakang Mang koko yang meliputi masa muda, latar belakang sosial budaya, serta aktivitas diluar kesenian yang ikut mempengaruhi pemikirannya dalam berkesenian. 2. Menganalisis lirik lagu-lagu karya Mang Koko dalam upaya melestarikan seni Sunda yang meliputi: lagu untuk anak-anak dan masyarakat.

6 3. Menganalisis pengaruh dari karakter dan gaya kepemimpinan Mang Koko dalam melestarikan seni Sunda. D. Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat dalam penyusunan skripsi ini adalah : 1. Memberikan informasi peranan Mang koko sebagai seniman Sunda yang mengembangkan seni Sunda yang dapat menambah khasanah sejarah lokal, sejarah budaya dan sejarah kesenian. 2. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan penelitian sejarah mengenai hubungan perkembangan kesenian daerah dengan perkembangan negara Indonesia sebagai suatu bangsa. E. Metode dan Teknik Penelitian 1. Metode penelitian Penulisan skripsi ini menggunakan metode sejarah yang umumnya digunakan dalam penelitian sejarah. Menurut Helius Sjamsudin (2007:13) metode adalah prosedur, proses, atau teknik yang sistematis dalam suatu penyidikan suatu disiplin ilmu tertentu (sejarah) untuk mendapatkan objek atau bahan-bahan yang diteliti. Begitupun menurut Louis Gottschalk (1986:32) metode historis adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Metode ini berusaha menggali, menimbang dan menafsirkan datadata masa lampau menjadi fakta-fakta masa lampau yang dianalisis dan ditarik suatu kesimpulan mengenai peristiwa tersebut.

7 2. Teknik Penelitian Teknik penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Studi literatur, yaitu yaitu teknik penelitian dengan cara mengumpulkan dan menganalisis materi dari berbagai literatur dan dokumen yang relevan untuk menganalisa permasalahan penelitian. Peneliti juga berusaha untuk membandingkan antara literatur yang satu dengan yang lainnya, agar mendapatkan data yang akurat. Dalam hal ini peneliti menggunakan buku yang berhubungan dengan kebudayaan secara umum,kebudayaan Sunda, seni secara umum, dan seni Sunda psikologi, sejarah dan kependidikan. b. Wawancara, yaitu teknik penelitian dengan cara mendapatkan informasi dengan bertanya kepada beberapa tokoh masyarakat yang pernah mengenal Mang Koko. Untuk teknik wawancara ini, penulis menghubungi putera Mang Koko yang dikenal aktif berkesenian yaitu, Tatang Benyamin dan Ida Rosida. Selain itu penulis menemui Tardi Ruswandi yang juga merupakan murid Mang Koko dan pernah meneliti karya-karya Mang Koko. Selanjutnya penulis mendapatkan nama-nama lain menurut rekomendasi mereka seperti Daum Sumardi yang pernah menjadi sekretaris pada Yayasan Cangkurileung yang dipimpin Mang Koko. Teknik wawancara ini berkaitan erat dengan penggunaan sejarah lisan, seperti yang diungkapkan oleh Koentowijoyo (2003: 28-30) bahwa sejarah lisan dapat digunakan sebagai sumber sejarah.

8 F. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan skripsi ini tersusun sebagai berikut : Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah penelitian, perumusan dan pembatasan masalah penelitian. Selain itu terdapat tujuan penulisan, manfaat penelitian, metode dan teknik penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Kepustakaan. Bab kedua dalam tinjauan kepustakaan, mengemukakan penjelasan beberapa sumber kepustakaan atau literatur. Yaitu kepustakaan yang menjadi rujukan dan dianggap relevan dengan permasalahan yang dibahas penulis. Selain itu membantu penulis dalam menguraikan dan melakukan analisis dalam penulisan skripsi yang berjudul Mang Koko Karya dan Pengabdian dalam Seni Sunda (1915-1985). Bab III Metode dan Teknik Penelitian. Dalam bab ketiga ini menguraikan bagaimana penulis mengkaji tentang langkah-langkah yang dipergunakan dalam penelitian. Berupa, metode Sejarah dan teknik penelitian yang menjadi titik tolak penulis, dalam mencari sumber serta data-data, pengolahan data dan cara penulisan. Bab IV Mang Koko: Karya dan Pengabdian Dalam Seni Sunda (1915-1985). Pada bab empat ini, merupakan pembahasan utama serta isi dari jawaban dalam pertanyaan-pertanyaan pada rumusan masalah yang telah penulis susun sebelumnya. Penulis akan menjelaskan riwayat kehidupan Mang Koko dan bagaimana pemahamannya terhadap kesenian. Hal-hal apa saja yang membuat

9 hidupnya begitu dekat dengan kesenian hingga menjadi orang yang berpengaruh dalam perkembangan kesenian sunda. Bab V Kesimpulan. Bab terakhir dalam penulisan skripsi ini merupakan jawaban dari sejumlah pertanyaan penelitian yang ada dalam rumusan masalah. Terdapat pula pandangan dan interpretasi penulis dari hasil penelitian yang penulis lakukan dalam proses penyusunan skripsi.