DRAFT WAWANCARA. A. INFORMAN PANGKAL (Staf/ Divisi Anak dan Perempuan Yayasan Pusaka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG

PEDOMAN WAWANCARA. A. Bagi Pegawai P2TPA Korban Kekerasan Rekso Dyah Utami. 1. Bagaimana sejarah berdirinya P2TPA Rekso Dyah Utami?

Standar Operasional Prosedur. Pendampingan dan Rujukan Perempuan Korban Kekerasan Yayasan Sanggar Suara Perempuan SoE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data, maka peneliti merumuskan kesimpulan yang

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

Singgah Caritas PSE Medan? 3. Bagaimana proses pelaksanaan rehabilitasi terhadap korban. Singgah Caritas PSE Medan? pelaksanaannya di lapangan?

PENGERTIAN TRAFFICKING

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PUSAT PELAYANAN TERPADU DAN RUMAH AMAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

PEDOMAN WAWANCARA KONSELOR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kekerasan terhadap Anak (KtA) merupakan semua bentuk tindakan/perlakuan

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

BAB III GAMBARAN UMUM PENANGGANAN PERLINDUNGAN PELAKU ANAK DI PPT SERUNI SEMARANG. A. Gambaran Umum PPT Seruni Semarang

-2- Di dalam Pasal 7 ayat (4) dinyatakan bahwa pemberian Kompensasi bagi Korban tindak pidana terorisme dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Undang-Un

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 122 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

BAB V PENUTUP. sebelumnya, dapat penulis ketengahkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Peranan Women Crisis Center Cahaya Melati Kota Magelang dalam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUMENT MAPPING PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KASUS TRAFFICKING BAGIAN ISI /TEMA INFORMASI KUNCI - POKOK-POKOK PIKIRAN BAGIAN I (PERTAMA)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SOSIALISASI LEMBAGA KONSULTASI KESEJAHTERAAN KELUARGA (LK3)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

Efektivitas berasal dari kata dasar efektif. Menurut Kamus Besar Bahasa

Kata Kunci : PTPAS, Perempuan Korban Kekerasa

2015 PENGARUH PROGRAM BIMBINGAN INDIVIDUA TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

Latar Belakang. Sementara itu guna meningkatkan peran daerah dalam penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak, Pemerintah telah menerbitkan

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

STRATEGI MANAJEMEN MUTU PADA SMA NEGERI UNGGULAN DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Pada SMA Negeri 3, SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 8 Kota Bandung)

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BUPATI PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan UU Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SIDOARJO PASCA BERLAKUNYA UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN. dengan metode penelitian lapangan. (P2TPA KK) Rekso Dyah Utami dengan kriteria : dalam rumah tangga.

UCAPAN TERIMAKASIH...

BUPATI POLEWALI MANDAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Daftar Isi TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Penyusun: Justice for the Poor Project. Desain Cover: Rachman SAGA. Foto: Luthfi Ashari

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian yang telah disampaikan dari Bab I sampai Bab IV, maka dapat

TRANSKIP HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA YAYASAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Prosedur Pelaksanaan Program Terapi Rumatan Metadon. pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Korban penyalah guna dan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih. banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara

GUBERNUR SULAWESI TENGAH PERATURAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

Menuju Desa Siaga Sehat Jiwa

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 16 Tahun : 2012 Seri : E

BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI SINGKAT B. KOMPETENSI UMUM C. KOMPETENSI KHUSUS

BAB II PROSES PEMBERIAN ADVOKASI OLEH PUSAKA INDONESIA TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA DI DAERAH KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. pada era reformasi adalah diangkatnya masalah kekerasan dalam rumah tangga

PELAYANAN REHABILITASI SOSIAL PSIKOTIK DI PANTI SOSIAL BINA LARAS HARAPAN SENTOSA 3 CEGER

DRAFT TRANSKRIP WAWANCARA DAN KUESIONER. Transkrip Wawancara

Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KASUS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK

PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM UPAYA PELAYANAN KESEHATAN JIWA PARIPURNA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 SERI E NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR: 2 TAHUN 2013

LAMPIRAN LAMPIRAN A PANDUAN WAWANCARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III UPAYA PEMENUHAN HAK-HAK ANAK KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI PUSAT PELAYANAN TERPADU PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru

PENELITIAN KAJIAN WANITA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

DRAFT WAWANCARA A. INFORMAN PANGKAL (Staf/ Divisi Anak dan Perempuan Yayasan Pusaka Indonesia) Profil Informan a. Nama : b. Jenis kelamin : c. Umur : d. Alamat : 1. Apa saja cara pengembangan motivasi yang di berikan dalam rangka pendirian 2. Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan program? 3. Apakah ada tenaga profesional, organisasi masyarkat, lembaga negara yang ikut dalam menyusun program di Yayasan Pusaka Indonesia? 4. Cara apa saja yang dilakukan Yayasan Pusaka Indonesia dalam rangka pengembangan staf? 5. Bagaimana cara yang dilakukan Yayasan Pusaka Indonesia dalam merekruitmen staf? 6. Seperti apa cara Yayasan Pusaka Indonesia mendekatkan/ memperkenalkan lembaga ke masyarakat? 7. Siapa saja stakeholder yang terlibat dalam mensosialisasikan Yayasan Pusaka Indonesia? 8. Bagaimana prosedur menjadi calon target group (klien) dari Yayasan pasaka Indonesia? 9. Apa saja tahap- tahap atau proses dalam penanganan kasus? 10 Sub divisi apa saja yang terlibat dalam menangani kasus?

B. INFORMAN KUNCI Profil Informan a. Nama : b. Jenis kelamin : c. Umur : d. Agama : e. Pekerjaan : f. Status : B.1 Investigasi oleh Yayasan Pusaka Indonesia 1. Dari mana anda tahu tentang 2. Apasaja bentuk kekerasan yang anda alami selama peristiwa KDRT? 3. Apakah ada dampak fisik, psikis, dan ekonomi yang anda rasakan selama peristiwa KDRT? 4. Apa dampak yang anda rasakan dari kekerasan tersebut? 5. Apakah anda sampai masuk rumah sakit, atau menjalani perawatan dirumah sakit atau sampai di obname? 6. Jika ya, berapa lama anda dirawat di Rumah Sakit? 7. Jika tidak, Bagaimana anda menyembuhkannya? 8. Adakah peran Yayasan Pusaka Indonesia dalam proses penyembuhan/ pemulihan tersebut? 9. Apa saja perannya?

10. Apakah Yayasan Pusaka Indonesia pernah bertanya tentang perkembangan kondisi (fisik, psikologis, sosial, ekonomi) kepada anda? B.2 Layanan Penempatan Korban/Penjemputan Korban oleh Yayasan Pusaka Indonesia 1. Apakah anda pernah ditempatkan di rumah aman sementara (shelter)? 2. Jika ya, dimanakah rumah aman sementara (shelter) nya? 3. Jika tidak, dimana anda tinggal selama proses pendampingan yang dilakukan 4. Berapa lama anda ditempatkan di rumah aman sementara (shelter)? B.3 Layanan Pemeriksaan Kondisi Kesehatan 1. Apakah anda pernah dirujuk kerumah sakit untuk melakukan visum/kondisi kesehatan oleh 2. Selama melakukan visum/kondisi kesehatan, apakah anda didampingi oleh 3. Seperti apa pengalaman anda selama visum? B.4 Layanan Konseling/pemberian bimbingan psikologis 1. Apakah Yayasan Pusaka Indonesia pernah memberikan konseling/bimbingan psikologis? 2. Jika ya, berapa kali anda menjalani konseling/bimbingan psikologis? 3. Jika tidak, apa cara yang anda lakukan dalam penguatan psikologis?

4.Apakah dengan mengikuti koseling/bimbingan psikologis anda terbantu dalam menyelesaikan permasalahan anda? 5. Apakah anda mendapatkan manfaat saat konseling/bimbingan psikologis? 6.Upaya apa yang anda harapkan atau butuhkan selama proses konseling/bimbingan psikologis? B.5 Layanan Pendampingan dalam proses hukum (Litigasi) 1. Seperti apa langkah hukum yang dilakukan oleh 2. Apakah selama proses hukum di kepolisian, anda didampingi oleh Yayasan 3. Apakah selama proses hukum di kejaksaan, anda didampingi oleh Yayasan 4. Apakah selama proses hukum di pengadilan, anda didampingi oleh Yayasan 5. Selama proses hukum di kepolisian, siapa saja yang melakukan monitoring? 6. Selama proses hukum di kejaksaan, siapa saja yang melakukan monitoring? 7. Selama proses hukum di pengadilan, siapa saja yang melakukan monitoring? 8. Apakah anda merasa puas dengan layanan hukum yang diberikan oleh B.6 Proses Perlindungan yang didapatkan korban 1. Apakah anda mendapatkan rehabilitasi dalam rangka penguatan secara psikologis?

2. Jika anda mendapatkan rehabilitasi, berapa lama anda direhabilitasi untuk pemulihan secara psikologi? 3. Upaya reintegrasi apa yang dilakukan oleh 4. Apakah anda mendapatkan manfaat selama proses rehabilitasi? 5. Apakah anda mendapatkan manfaat selama proses reintegrasi? 6. Upaya apa yang anda harapkan/butuhkan selama proses rehabilitassi dan reintegrasi? B.7 Monitoring yang dilakukan oleh Yayasan Pusaka Indonesia 1. Apakah Yayasan Pusaka Indonesia melakukan kunjungan kerumah anda? 2. Apa yang dilakukan Yayasan Pusaka Indonesia ketika datang kerumah anda? 3. Apakah anda pernah diminta untuk datang ke Yayasan Pusaka Indonesia dalam rangka perkembangan kondisi/pasca selesai kasus kekerasan yang anda alami? 4. Apakah anda pernah diikutsertakan dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh B. INFORMAN BIASA Profil Informan a. Nama : b. Jenis kelamin : c. Umur :

d. Agama : e. Pekerjaan : f. Status : g. Hubungan dengan Korban : C.1 Investigasi oleh Yayasan Pusaka Indonesia 1. Dari mana korban tahu tentang 2. Apasaja bentuk kekerasan yang korban alami selama peristiwa KDRT? 3. Apakah ada dampak fisik, psikis, dan ekonomi yang korban rasakan selama peristiwa KDRT? 4. Apa dampak yang korban rasakan dari kekerasan tersebut? 5. Apakah korban sampai masuk rumah sakit, atau menjalani perawatan dirumah sakit atau sampai di obname? 6. Jika ya, berapa lama korban dirawat di Rumah Sakit? 7. Jika tidak, Bagaimana korban menyembuhkannya? 8. Setau anda, Adakah peran Yayasan Pusaka Indonesia dalam proses penyembuhan/ pemulihan tersebut? 9. Apa saja perannya? 10. Apakah Yayasan Pusaka Indonesia pernah bertanya tentang perkembangan kondisi (fisik, psikologis, sosial, ekonomi) kepada korban? C.2 Layanan Penempatan Korban/Penjemputan Korban oleh Yayasan Pusaka Indonesia

1. Apakah korban pernah ditempatkan di rumah aman sementara (shelter)? 2. Jika ya, dimanakah rumah aman sementara (shelter) nya? 3. Jika tidak, dimana korban tinggal selama proses pendampingan yang dilakukan 4. Berapa lama korban ditempatkan di rumah aman sementara (shelter)? C.3 Layanan Pemeriksaan Kondisi Kesehatan 1. Apakah korban pernah dirujuk kerumah sakit untuk melakukan visum/kondisi kesehatan oleh 2. Setau anda, Selama melakukan visum/kondisi kesehatan, apakah korban didampingi oleh 3. Seperti apa pengalaman korban selama visum? C.4 Layanan Konseling/pemberian bimbingan psikologis 1. Apakah Yayasan Pusaka Indonesia pernah memberikan konseling/bimbingan psikologis? 2. Jika ya, berapa kali korban menjalani konseling/bimbingan psikologis? 3. Jika tidak, apa cara yang korban lakukan dalam penguatan psikologis? 4.Apakah dengan mengikuti koseling/bimbingan psikologis korban terbantu dalam menyelesaikan permasalahannya? 5. Apakah korban mendapatkan manfaat saat konseling/bimbingan psikologis?

6.Setau anda, Upaya apa yang korban harapkan dan butuhkan selama proses konseling/bimbingan psikologis? C.5 Layanan Pendampingan dalam proses hukum (Litigasi) 1. Seperti apa langkah hukum yang dilakukan oleh 2. Apakah selama proses hukum di kepolisian, korban didampingi oleh Yayasan 3. Apakah selama proses hukum di kejaksaan, korban didampingi oleh Yayasan 4. Apakah selama proses hukum di pengadilan, korban didampingi oleh Yayasan 5. Setau anda, Selama proses hukum di kepolisian, siapa saja yang melakukan monitoring? 6. Selama proses hukum di kejaksaan, siapa saja yang melakukan monitoring? 7. Selama proses hukum di pengadilan, siapa saja yang melakukan monitoring? 8. Apakah korban merasa puas dengan layanan hukum yang diberikan oleh C.6 Proses Perlindungan yang didapatkan korban 1. Apakah korban mendapatkan rehabilitasi dalam rangka penguatan secara psikologis? 2. Jika korban mendapatkan rehabilitasi, berapa lama anda direhabilitasi untuk pemulihan secara psikologi?

3. Upaya reintegrasi apa yang dilakukan oleh 4. Setau anda, Apakah korban mendapatkan manfaat selama proses rehabilitasi? 5. Apakah korban mendapatkan manfaat selama proses reintegrasi? 6. Upaya apa yang korban harapkan/butuhkan selama proses rehabilitasi dan reintegrasi? C.7 Monitoring yang dilakukan oleh Yayasan Pusaka Indonesia 1. Setau anda, Apakah Yayasan Pusaka Indonesia melakukan kunjungan kerumah korban? 2. Apa yang dilakukan Yayasan Pusaka Indonesia ketika datang kerumah korban? 3. Apakah korban pernah diminta untuk datang ke Yayasan Pusaka Indonesia dalam rangka perkembangan kondisi/ pasca selesai kasus kekerasan yang korban alami? 4. Apakah korban pernah diikutsertakan dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh