BAB III LANDASAN TEORI. Sidik jari adalah hasil reproduksi tapak jari yang baik yang sengaja

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI. Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian,

BAB III LANDASAN TEORI. yang saling berhubungan yaitu antara sistem dan informasi. Sistem adalah suatu

BAB III LANDASAN TEORI. (sumber:

BAB III LANDASAN TEORI. dikutip oleh Supardi & Leonard mengatakan, Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh,

BAB III LANDASAN TEORI. berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarki.

BAB III LANDASAN TEORI. fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. informasi (Information System) atau disebut juga processing system atau

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan kamus Bahasa Indonesia, absen adalah tidak bekerjanya

Pengantar Sistem Informasi Berbasis Komputer

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain

BAB III LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

BAB III LANDASAN TEORI. 1. Suatu proses hubungan pribadi yang bersifat dinamis. 2. Suatu bentuk bantuan yang sistematis kepada murid.

BAB III LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut

BAB III LANDASAN TEORI. 2001) suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu seperti:

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu, (Scott, 1996:89). Menurut Robert

Sistem Informasi [Kode Kelas]

BAB III LANDASAN TEORI. suatu paket atau application suite. Aplikasi-aplikasi dalam suatu paket biasanya

PENGENALAN POLA SIDIK JARI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. komponennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedurnya:

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. terbagi atas beberapa tahap yaitu: perancangan basis data secara konseptual, logis dan fisis.

Materi Analisis Sistem Informasi ini, membahas tentang Diagram Alir Data (DAD)/ Data Flow Diagram(DFD) dengan Bahasan:

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB III LANDASAN TEORI. bercerita banyak, sehingga perlu diolah lanjut. Informasi dapat dihasilkan dari

BAB III LANDASAN TEORI. Konsep dasar dari Sistem Informasi terbagi atas dua pengertian. Yang pertama adalah

PENGERTIAN FUNGSI, DAN DATA FLOW DIAGRAM (DFD)

IDENTIFIKASI SIDIK JARI DENGAN DATA BERSKALA BESAR MENGGUNAKAN METODE HYBRID MINUTIAE DAN FILTER GABOR. Oleh : Siswo Santoso

BAB III LANDASAN TEORI. waktu berdasarkan rencana pengaturan urutan kerja, daftar atau tabel kegiatan

BAB III LANDASAN TEORI. Henry Simamora (2000) dalam buku Akuntansi Basis Pengambilan

2.1 Sistem Pendukung Keputusan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek data penulis adalah Sistem Informasi Penjualan Produk untuk

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

Parno, SKom., MMSI. Personal Khusus Tugas

BAB III LANDASAN TEORI. simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti

BAB II DASAR TEORI. 2.2 Sistem Suku Bunga Secara umum terdapat dua metode dalam perhitungan bunga, yaitu metode Flat dan Efektif.

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM. Pertemuan 5-DATA FLOW DIAGRAM (DFD) DIAGRAM ALUR DATA (DAD)

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE. Toko Primatech merupakan sebuah toko yang menjual berbagai macam

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. memenuhi order terdapat pada due date serta kualitas yang telah ditentukan.

PENG. Tek. SIA 2. Materi Alat Perancangan sistem

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Firmansyah (2011:25) dalam bukunya Rancang Bangun Aplikasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Pengadaan adalah proses untuk mendapatkan pasokan barang di bawah

BAB III LANDASAN TEORI. mencapai tujuan tertentu.menurut Mulyadi (2006:4) Sistem pada dasarnya adalah

Daftar Isi... Dedikasi... Prakata...

(RPL) REKAYASA PERANGKAT LUNAK II

bergantung pada keberadaan entitas lainnya[9]. relasi yang merekatkan dua entitas adalah bersifat

BAB III LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut

DATA FLOW DIAGRAM 1. KONSEP PERANCANGAN TERSTRUKTUR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. rencana- rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan

: ENDRO HASSRIE NIM : MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA

BAB III LANDASAN TEORI

Analysis Systems. Analyzing Requirement

Teknik Dokumentasi. Komang Anom Budi Utama, SKom

BAB II LANDASAN TEORI

Data Flow Diagram (DFD) Salim Mail : Phone : YM : talim_bansal Blog :

DATA FLOW DIAGRAM (DFD) / DIAGRAM ARUS DATA (DAD)

PRAKTIKUM REKAYASA PERANGKAT LUNAK PENGENALAN DFD dan ERD dengan POWER DESIGNER. oleh : Anisa Istiqomah RPL Kelas B

PEMODELAN DATA. Di Susun Oleh : Linda Liana Dosen Pengampu : Wahyu Hari Haji M.Kom

MODEL ANALISA. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Rekayasa Perangkat Lunak. Dosen Pembimbing : Wachyu Hari Haji, S.Kom, MM.

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA )

II. LANDASAN TEORI. spesifikasi pada komputer yang berdasarkan pada sistem informasi.

BAB III LANDASAN TEORI

MAKALAH FINGERPRINT FAST PENGENALAN SIDIK JARI MENGGUNAKAN SPIRAL OLEH: RONI WIJAYA

BAB III LANDASAN TEORI. keinginan pemebeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba

BAB III LANDASAN TEORI. pendidikan adalah kegiatan melihat ke depan dalam menentukan kebijaksanaan,

Diagram Arus Data PERTEMUAN 14 Darmansyah HS AKUNTANSI FEB UEU

BAB III LANDASAN TEORI. direkam ke dalam berbagai bentuk media. (Gultom et al, 2005).

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

DATA FLOW DIAGRAM 1. KONSEP PERANCANGAN TERSTRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III 3. LANDASAN TEORI

Perancangan Sistem Informasi. Rabu, 19 Oktober 2011

BAB III LANDASAN TEORI. tertentu seperti penerapan, penggunaan dan penambahan data (Anisyah, 2000:30).

Data Flow Diagram and Flow Chart. Pemodelan Perangkat Lunak

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal

BAB III LANDASAN TEORI. transaksi penjualan yang terjadi dalam suatu perusahaan. Dengan adanya

BAB III LANDASAN TEORI. bertahan dalam jangka waktu tertentu. Menurut (Kristanto, 2008:1) sistem

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

5 BAB II Tinjauan Pustaka

BAB III LANDASAN TEORI. Desain Sistem Informasi, menyebutkan bahwa sistem merupakan kumpulan dari

BAB II LANDASAN TEORI. balas jasa, dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok pekerja.

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Sistem Informasi

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. disusun guna menyelesaikan masalah secara sistematis. Pada bab ini akan

Transkripsi:

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sidik jari Sidik jari adalah hasil reproduksi tapak jari yang baik yang sengaja diambil, dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karena pernah tersentuh kulit telapak tangan atau kaki. Kulit telapak adalah kulit pada bagian telapak tangan mulai dari pangkal pergelangan sampai kesemua ujung jari, dan kulit bagian dari telapak kaki mulai dari tumit sampai ujung jari yang mana pada daerah tersebut terdapat garis halus menonjol yang keluar satu sama lain yang dipisahkan oleh celah atau alur yang membentuk struktur tertentu. Fungsi dari sidik jari itu sendiri adalah untuk memberikan gaya gesek lebih besar agar jari dapat memegang benda-benda lebih erat Teknologi identifikasi sidik jari berdasarkan fakta bahwa setiap sidik jari adalah unik. Verifikasi system menggunakan kontur dan flat image dari jari dan membandingkannya. Sidik jari manusia biasanya diklasifikasikan berdasarkan Henry System : 1. Loop kiri 2. Loop kanan 3. Arch 4. Tented arch 5. Whorl 12

13 Gambar 3.1 Pola sidik jari Biasanya 2/3 jari berbentuk loop, 1/3 berbentuk whorl, dan 5-10% berbentuk Arches. Gambar 3.2 Sidik jari struktur hubungan gesekan Sensor sidik jari akan menangkap kontur kulit jari. Kontur jari adalah hal yang sangat penting karena bisa menghindari kecurangan pemalsuan dengan menggunakan foto copy sidik jari, dengan karet, atau cetakan yang lain. Sifat yang dimiliki sidik jari antara lain :

14 1. Perennial nature, yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang melekat pada kulit manusia seumur hidup. 2. Immutability, yaitu sidik jari seseorang tidak pernah berubah, kecuali mendapatkan kecelakaan yang serius. 3. Individuality, pola sidik jari adalah unik dan berbeda untuk setiap orang. Ciri khas sidik jari yang digunakan adalah guratan sidik jari yang dapat diidentifikasi dengan cara menganalisis detail dari guratan-guratan sidik jari yang dinamakan dengan minutiae 3.2 AFIS (Automated Fingerprint Identification Systems) AFIS merupakan proses pengkalsifikasian sidik jari yang berbasis komputer. AFIS merupakan automatisasi dari teory Galton-Henry, meskipun pada perkembangannya ada beberapa modifikasi dan penyesuaian pada teori (Carlton, 2003). Secara garis besar AFIS banyak menggunakan algoritma image processing untuk mengkalsifikasi dan mengidentifikasi sidik jari, seperti contohnya untuk mendeteksi Galton Detail. Berikut merupakan beberapa algoritma image processing yang digunakan dalam aplikasi ini. 3.2.1 Interpolasi Bilinier Proses Interpolasi ini diperlukan untuk perbesaran citra yang nantinya dapat digunakan untuk pelaporan dan analisa manual. Metode Interpolasi Bilinear pada proses registrasi citra menggunakan dua persamaan linier dimana proses

15 Interpolasi dilakukan dengan memperhitungkan pengaruh distribusi tingkat keabuan pixel (gray value) tetangga atau perkiraan rata-rata tertimbang dari empat pixel dalam proses Interpolasi (purwadhi, 2001). Pixel yang mempengaruhi adalah sejumlah empat pixel yang mengelilinya. Gambar 3.3 Interpolasi Biner Gambar diatas menjelaskan dimana nilai kecerahan IX berada diantara dua pixel A dan B, IX berjarak dx dari pixel A, maka diberikan persamaan : IX = IA + (IB IA) dx Cara yang sama untuk IY : IY = IC + (ID IC) dx Dengan demikian, dapat diperoleh nilai kecerahan suatu pixel yang, diletakkan pada citra keluaran (terkoreksi) dengan nilai kecerahan IP, yang mengikuti persamaan : IP = IX + (IY IX) dy Sehingga jarak dx dan dy adalah jarak terdekat dari empat buah pixel yang mengelilinginya dan diperoleh dari fungsi transformasi koordinat.

16 3.2.2 Image Enhancement Proses ini digunakan untuk mempertajam dan memperbaiki citra input sidik jari. Ada banyak algoritma tentang image enhancement, namun pada aplikasi ini yang akan digunakan adalah Histogram Equalization. Hal pertama yang dilakukan pada metode ini adalah membangun table frekuensi dari semua nilai pixel dalam citra. Seperti contoh : Gray level 0 1 2 3 4 5 6 7 Frequency 5 10 15 20 16 12 15 7 Total 8 100 Tabel 3.1 Contoh tabel Histogram Setiap frekuensi dalam table mencerminkan banyaknya pixel dengan nilai gray level tersebut dala sebuah citra. 3.2.3 Thresholding Thresholding adalah menentukan suatu ambang batas (threshold) dimana threshold tersebut nantinya menggolongkan nilai dari gray value menjadi dua

17 bagian, untuk kemudian mengubahnya menjadi hitam atau putih sehingga didapatkan citra hitam putih. Tujuan dari mengubah citra enjadi hitam putih adalah untuk memudahkan mendeteksi titik-titik minus seperti pada teori Galton- Henry. 3.3 DSS (Decision Support System) Menurut Litle(1970) mendefinisikan DSS (Decision Support System) atau Sistem Pendukung Keputusan sebagai sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian guna membantu pihak manajer mengambil keputusan. Menurut Alter (1980) mendefiniskan Sistem Pendukung keputusan dengan membandingkannya dengan istem electronik data processing tradisional pada lima dimensi. Bonzze yange merupakan salah satu pemikir dalam bidang DSS (Decision Support System) menjelaskan bahwa DSS sebagai system yang berbasis computer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinterkasi : system bahasa,system pengetahuan, dan system pemrosesan masalah. Jenis-jenis kepututusan menurut Herbert A. Simon, yaitu a. Keputusan Terprogram, bersifat berulang dan rutin, sedemikian sehingga suatu prosedur pasti elah dibuat ulang untuk menanganinya. b. Keputusan Tak Terprogram, bersifat baru, tidak tersruktur dan jarang konskuen. Tidak ada metode pasti untuk mnanangani masalah ini. Tahap-tahap pengambilan keputusan menurut Simon, yaitu a. Kegiatan Intelijen, mengamati lingkungan mencari kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki

18 b. Kegiatan merancang,menemukan,mengembangkan dan menganalisis berbagai alternative tindakan yang mungkin c. Kegiatan memilih, memilih satu rangkaian tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia d. Kegiatan menelaah, menilai pilihan-pilihan yang lalu. Tujuan pelaksanaan Sistem Pendukung Keputusan : a. Membantu manajer atau pemimpin tertinggi dalam pembutan keputusan untuk memecahkan maslaah semi tersruktur b. Mendukung penilaian manajer atau pemimpin tertinggi bukan mencoba menggantikan fungsi dari pemimpin c. Meningkatkan effektifitas pengambilan keputusan manajart atau pemimpin daripada efesuensinya. Karakteristik & Kemampuan DSS (Decision Support System) Gambar 3.4 Gambar karakteristik dan kapabilitas DSS 1. DSS memberi dukungan bagi pengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah yang semi terstruktur atau tidak terstruktur.

19 2. Mendukung berbagai tingkatan manajemen yang berbeda. 3. Untuk individu dan juga bagi kelompok orang. 4. Untuk keputusan yang berurutan atau saling berkaitan. 5. Mendukung berbagai fase pengambilan keputusan, intelligence, design, choice dan implementation. 6. Mendukung pengambilan keputusan dan style yang berbeda-beda. 7. DSS dapat beradaptasi sepanjang masa ( sehingga pengambil keputusan harus reaktif ) dan fleksibel. 8. Mudah digunakan. 9. Mengutamakan efektifitas daripada efisiensi 10. Pengambil keputusan memiliki kontrol menyeluruh terhadapsemua langkah proses pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah. DSS secara khusus ditujukan untuk mendukung dan tak menggantikan pengambil keputusan. 11. DSS mengarah pada pembelajaran, yaitu mengarah pada kebutuhan baru dan penyempurnaan sistem 12. Pengguna harus mampu menyusun sendiri sistem yang sederhana. 13. DSS biasanya mendayagunakan pelbagai model ( standar atau sesuai keinginan pengguna ) dalam menganalisis berbagai keputusan. 14. DSS dalam pengembangannya dilengkapi dengan komponen knowledge yang bisa memberikan solusi yang efisien dan efektif.

20 3.4 DFD (Data Flow Diagram) Menurut Jogianto (1999:700) DFD (Data Flow Diagram) adalah diagram yang digunakan untuk menggambarkan sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau data tersebut disimpan. Keuntungan menggunakan DFD (Data Flow Diagram) adalah memudahkan pemakai yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan atau dikembangkan. Simbol-simbol menggunakan simbol dari Gane and Sarson dapat dilihat pada gambar Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian lebih tentang Data Flow Diagram (DFD) adalah sebagai berikut : 1. Antara sumber data tidak boleh langsung saling berhubungan. 2. Diperbolehkan untuk mengambil sumber data yang sama, dengan tujuan untuk menyederhanakan permodelan. 3. Hindari dialog-dialog yang tidak perlu dalam Data Flow Diagram (DFD). 4. Untuk memudahkan membaca DFD, maka penggambaran DFD disusun berdasarkan tingakatan atau level dari atas ke bawah, yaitu : a. Diagram Konteks Merupakan diagram paling atas yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup proses. Hal yang digambarkan dalam diagram konteks adalah hubungan terminator dengan sistem dan juga sistem dalam proses. Sedangkan hal yang tidak

21 digambarkan dalam diagram konteks adalah hubungan antar terminator dan data store. b. Diagram Zero (Level 0) Merupakan diagram yang berada diantara Diagram Konteks dan Diagram Detail serta menggambarkan proses utama dari DFD. Hal yang digambarkan dalam Diagram Zero adalah proses utama dari sistem serta hubungan Entity, Proses, alur data, dan data store. c. Diagram Detail d. Merupakan penguraian dalam proses yang ada dalam Diagram Zero. Diagram yang paling rendah dan tidak dapat diuraikan lagi. Data Flow Diagram (DFD) memiliki empat komponen, yaitu : a) Terminator atau External Entity atau Kesatuan Luar Terminator mewakili entitas external yang berkomunikasi dengan sistem yang sedang dikembangkan. Terminator merupakan kesatuan di lingkungan sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luar sistem yang akan memberikan input maupun output dari sistem. Biasanya terminator ini dikenal dengan nama entitas (external), sumber atau tujuan (source and sink). Terminator dapat juga berupa departemen, divisi, atau sistem diluar sistem yang berkomunikasi dengan sistem yang dikembangkan. Ada tiga hal penting yang harus diingat tentang terminator :

22 1. Terminator merupakan bagian atau lingkungan luar sistem. Alur data yang menghubungkan terminator dengan berbagai proses sistem menunjukkan hubungan sistem dengan dunia luar. 2. Profesional sistem tidak dapat mengubah isi atau cara kerja, organisasi atau prosedur yang berkaitan dengan terminator. 3. Hubungan yang ada antar terminator yang satu dengan yang lain tidak dapat digambarkan pada DFD. b) Proses Proses sering dikenal dengan nama Bubble, fungsi atau informasi. Komponen proses menggambarkan bagian dari sistem. Yang mentransformasikan input ke output, atau dapat dikatakan bahwa komponen proses menggambarkan transformasi satu input atau lebih menjadi output. Dilambangkan dengan lingkaran, atau empat persegi panjang tegak dengan sudut tumpul. c) Data Store (Penyimpan Data) Data store digunakan sebagai saran untuk pengumpulan data. Data store disimbolkan dengan dua garis horizontal yang parallel dimana tertutup pada salah satu ujungnya atau dua garis horizontal. Suatu nama perlu diberikan pada data store menunjukkan nama dari filenya. Data store ini biasanya berkaitan dengan penyimpanan seperti : file atau database yang berkaitan dengan penyimpanan secara

23 komputerisasi. Data store juga berkaitan dengan penyimpanan data. 3.5 Entity Relationship Diagram (ERD) Relasi Entiti adalah suatu alat untuk mempresentasikan model data yang ada pada sistem dimana terdapat Entity dan Relationship. Entity merupakan objek yang ada dan terdefinisikan di dalam suatu organisasi dapat abstrak atau nyata, misal dapat berupa orang, objek atau waktu kejadian. Setiap entity mempunyai atribut atau karakteristik entity tersebut. Adapun elemen-elemen dari ERD ini adalah : 1. Entitas adalah sesuatu yang dapat diidentifikasikan di dalam lingkup pemakai, sesuatu yang penting bagi pemakai dari sistem yang akan dikembangkan. 2. Atribut, entitas memiliki atribut yang berfungsi untuk menjelaskan karekteristik dari entitas. 3. Pengidentifikasian, data-data entitas memiliki nama yang berfungsi untuk mengidentifikasikan mereka. Sebuah identifikasi dapat bersifat unik atau tidak unik. 4. Hubungan atau relasi berfungsi untuk menunjukkan hubungan satu entitas dengan entitas lain. Hubungan ini boleh memiliki atribut. Banyaknya entitas dalam suatu relasi menunjukkan tingakat dari relasi yang bersangkutan, namun yang banyak digunakan dalam aplikasiaplikasi adalah model yang menggunakan relasi tingkat dua atau yang disebut dengan hubungan biner. Hubungan biner ini memiliki tiga tipe

24 yaitu hubungan biner satu ke satu, biner satu ke banyak dan hubungan biner banyak ke banyak. Sedangkan relationship adalah hubungan yang mewujudkan pemetaan antar entity. Fungsi untuk hubungan yang mewujudkan pemetaan antar entity. Jenis Relationship diagram dapat berbentuk : a. One to One Yaitu relasi satu lawan satu yang terjadi bila satu record yang ada dalam satu entity/table hanya punya satu relasi pada file lain. Misalnya suatu departemen hanya mengerjakan satu jenis pekerjaan saja dan satu pekerjaan hanya dikerjakan oleh satu departemen saja. b. One to Many Yaitu relasi satu lawan banyak yang terjadi bila record dengan kunci tertentu pada satu file mempunyai relasi banyak record pada file lain. Misalnya suatu pekerjaan hanya dikerjakan oleh satu departemen saja, namun suatu departemen dapat mengerjakan beberapa macam pekerjaan sekaligus. c. Many to Many Yaitu relasi banyak lawan banyak yang terjadi bila kedua file saling mempunyai relasi banyak record pada file yang lain. Misalnya satu departemen mampu mengerjakan banyak pekerjaan, juga satu pekerjaan dapat ditangani oleh banyak departemen.