BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN PERMAINAN ESTAFET WORD WRITING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATERI KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

Multiati¹, Dadan Djuanda², Julia³

PENERAPAN PERMAINAN MENGARANG GOTONGROYONG BERBANTUAN KARTU GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUSUN PARAGRAF

PENERAPAN METODE ESCO (ESTAFET WRITING AND COLLABORATIVE WRITING) DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELENGKAPI CERITA RUMPANG

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DENGAN TEKNIK PERMAINAN KATA KUNCI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA DALAM MENEMUKAN PIKIRAN POKOK

Erni Epriyanti 1, Prana Dwija Iswara 2, Yedi Kurniadi 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE DAN PERMAINAN JELAJAH EYD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI PENGGUNAAN METODE ESTAFET WRITING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PADA TIAP PARAGRAF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

PENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK

PENERAPAN PERMAINAN BANK KATA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

Delia Delviani 1, Dadan Djuanda 2, Nurdinah Hanifah 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

Sekar Nurgupita 1, Riana Irawati, 2 Prana Dwija Iswara, 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1. 2

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam

KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT DALAM MENEMUKAN GAGASAN UTAMA

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

Kata kunci: hasil belajar, penggunaan huruf, Think Pair Share

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam aktivitas sehari-hari, manusia tidak lepas dari interaksi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Melalui bahasa, setiap individu dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGGUNAAN MEDIA GAMBHI (GAMBAR DAN BUKU HARIAN INVESTIGASI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DALAM MATERI MENDESKRIPSIKAN BINATANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rifki Arif Nugraha, 2015

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memerlukan bahasa untuk dapat berkomunikasi dengan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran bahasa bertujuan untuk memperoleh keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE MELALUI MEDIA TOP CARD DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK DAN MENYAMPAIKAN KEMBALI ISI PENGUMUMAN

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

berkonotasi. Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra yang diajarkan dikelas. Ketrampilan menulis puisi wajib dikuasai

PENERAPAN METODE SQ3R DAN PERMAINAN STABILO KALIMAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DALAM MENYIMPULKAN ISI CERITA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

PENGGUNAAN MEDIA TEGA (TEKA-TEKI GAMBAR DAN AUDIO) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DALAM MATERI MENJELASKAN SIMBOL DAERAH/KORP

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA GESEK

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. secara sadar dapat mengembangkan aspek potensial dalam dirinya terhadap. sehingga Allah meninggikan kedudukannya beberapa derajat.

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PROSES DAUR AIR

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam diri siswa. Orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE QUANTUM READING DAN MEDIA GARIS WARNA-WARNI DALAM MENEMUKAN GAGASAN UTAMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkomunikasi merupakan proses seseorang memberi dan menerima informasi yang terjadi setiap waktu. Kesehariannya manusia selalu berinteraksi dengan manusia lain sebagai eksistensinya di lingkungan dapat diakui. Alat dan sarana yang digunakan manusia dalam berkomunikasi yaitu bahasa. Bahasa merupakan alat untuk mencapai tujuan.menuangkan isi pikiran atau perasaan dengan proses pemilihan kata dan pemilihan bentuk wacana menggunakan bahasa dapat mencerminkan isi pikiran penulis melalui tulisan ataupun secara langsung. Bahasa merupakan perubahan kapabilitas yang relatif permanen sebagai hasil belajar yang relatif terus-menerus dari berbagai pengalaman (Santosa, 2011, hlm. 1.7). Maka, keberhasilan berbahasa yang baik dan benar berkaitan dengan proses belajar eksternal dan internal. Pembelajaran seringkali berisi serangkaian aktivitas untuk mencapai suatu keterampilan salah satunya keterampilan berbahasa. Pembelajaran bahasa juga mempelajari berbagai macam ilmu, salah satunya pelajaran bahasa Indonesia. Resmini (2009, hlm. 8) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di SD secara umum mengacu pada kemampuan memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi serta menggunakannya secara tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan secara lisan ataupun tertulis. Mengingat pembelajaran bahasa Indonesia sangatlah penting, sudah sepatutnya pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.abidin (2012, hlm. 6) mengemukakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peranan sangat penting dalam membina komunikasi juga sebagai penguasaan ilmu pengetahuan. Keterampilan berbahasa mencakup beberapa keterampilan yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat aspek keterampilan harus dikembangkan dengan baik kepada siswa guna menguasai berbagai keterampilan. Keterampilan satu 1

2 dengan keterampilan lain saling erat kaitannya. Salah satunya keterampilan yang diajarkan di sekolah dasar sebagai alat berkomunikasi untuk menyampaikan sebuah gagasan melalui tulisan yaitu keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang tidak mudah diajarkan di sekolah dasar. Gie (dalam Abidin, 2012, hlm. 181) menyatakan bahwa menulis memiliki kesamaan dengan mengarang, yaitu kegiatan mengungkapkan dan menyampaikan gagasan melalui media tulis yang ditujukan agar pembaca paham terhadap isi baca. Keterampilan menulis merupakan suatu komponen proses belajar mengajar di sekolah dasar untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap lambang-lambang grafis melalui bahasa. Tulisan dapat membantu menjelaskan isi pikiran-pikiran diri sendiri menurut Tarigan (dalam Djuanda, 2008, hlm. 180). Keterampilan menulis selalu dikaitkan dengan menuangkan isi pikiran, gagasan, perasaan serta argumen dengan menggunakan bahasa kedalam suatu tulisan yang mempunyai makna. Agar siswa dapat mudah dan paham cara menuangkan isi tulisan, maka pengalaman salah satu guru yang baik sebagai pembelajaran hidup yang dapat terjadi secara berkesinambungan. Menurut Piaget (dalam Suparno dalam Resmini, 2009, hlm. 17) proses pembentukan akan berjalan terus menerus setiap kali adanya reorganisasi karena adanya pemahaman terhadap ilmu yang baru. Keterampilan ini tidak datang secara sendirinya, namun perlu adanya pelatihan yang mengasah perkembangan karena keterampilan menulis merupakan suatu proses perkembangan yang memerlukan pengalaman serta pelatihan. Siswa dapat berkarya sesuai imajinasi dalam bentuk bahasa berisi pengalaman, perasaan dan pikiran siswa. Perkembangan kepribadian siswa lewat sebuah karya sastra yaitu puisi. Keterampilan menulis puisi terdapat dalam silabus Bahasa Indonesia sekolah dasar kelas V-B semester II dengan standar kompetensi mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas. Berdasarkan Standar Kompetensi yang ada maka dalam pemenuhan kompetensi dasar yang dikuasai siswa kelas V-B sekolah dasar yaitu menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat.sehingga berdasarkan kompetensi dasar, untuk mencapai tujuan yaitu pembelajaran sastra menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat. Puisi merupakan sastra yang dituangkan melalui perasaan dengan memperhatikan unsur estetika. Pembelajaran menulis saat ini masih dilakukan secara konvensional yaitu dengan ceramah, penugasan serta tanya jawab. Sedangkan dalam mengembangkan

3 keterampilan menulis siswa tidak hanya cukup dengan metode ceramah. Metode seperti ini akan berdampak terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa. Penelitian dengan teknik observasi, wawancara, catatan lapangan dan tes awal telah ditemukan masalah bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang tepat agar menjadi bentuk puisi yang indah. Tujuan pembelajaran mengharuskan siswa mampu menulis puisi bebas menggunakan majas, namun yang nampak di lapangan siswa hanya mampu membuat puisi sederhana. Penelitian dilaksanakan di kelas V-B pada tanggal 4 Januari 2016. Permulaan kegiatan awal siswa memperlihatkan sikap antusias terhadap materi puisi. Melakukan tanya jawab seputar materi puisi, seperti pertanyaan Apakah kalian mengetahui apa itu puisi?. Siswa menjawab dengan pengalaman siswa masingmasing pengetahuan mengenai puisi. Ketika guru bertanya Apakah ada yang suka menulis puisi?, hampir seluruh siswa menjawab tidak menyukai puisi. Hanya beberapa siswa saja yang gemar menulis puisi, walau bentuk puisi masih sederhana dan tidak bermajas. Sebagai pengenalan lebih jelas terhadap bentuk puisi, guru memberikan salah satu contoh puisi yang ditunjukkan kepada siswa. Siswa dengan bimbingan guru mengamati contoh puisi yang ditunjukkan oleh guru. Pada saat proses kegiatan ini, siswa mulai merasa jenuh akan proses belajar mengajar. Terlihat banyak siswa yang keluar masuk tempat duduk, bermain alat yang ada di depan siswa, hingga bermain di dalam kelas. Suasana kelas mulai tidak kondusif saat melaksanakan pembelajaran. Ketika guru membagikan selembaran untuk kegiatan menulis puisi kepada siswa, siswa mulai merasa malas dan tidak menyukai kegiatan menulis puisi. Alasan siswa tidak menyukai dikarenakan menulis puisi terlalu sulit sekalipun guru membebaskan tema puisi. Sebagian siswa ada yang mengeluh malas, cape, tidak bisa bahkan tidak ingin tugas itu. Saat proses menulis puisi berlangsung, kelas mulai sangat tidak kondusif. Kelas semakin gaduh dengan siswa laki-laki maupun perempuan ribut. Ada beberapa siswa yang melaksanakan menulis puisi dengan tertib, namun tetap saja siswa di ganggu oleh siswa yang tidak tertib. Selesai tugas, siswa melaksanakan tes evaluasi. Proses evaluasi berjalan lebih kondusif dibandingkan saat proses pembelajaran. Beberapa siswa yang sudah menyelesaikan evaluasi mulai mengganggu temannya yang belum menyelesaikan evaluasi. Setelah waktu habis, siswa harus mengumpulkan hasil tes evaluasi siswa. Aspek yang menjadi penilaian dalam keterampilan menulis puisi bebas ini yaitu aspek menentukan gagasan pokok, menentukan majas, dan menulis puisi dengan

4 menggunakan majas yang tepat. Dari hasil evaluasi, siswa yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yakni enam orang siswa atau 25% dari seluruh siswa yang berjumlah 24 orang. Dari hasil data awal di atas siswa kelas V-B SDN Pasanggrahan 1 Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang menyatakan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menentukan majas dan menulis puisi dengan majas dibandingkan dengan menentukan gagasan pokok. Dalam menentukan gagasan pokok dari 24 siswa yang hadir semua menjawab dengan benar atau 100%. Pada saat siswa menentukan majas, yang mendapatkan skor 2 ada 18 orang siswa atau 75% dan yang mendapatkan skor 3 ada enam orang atau 25%. Ketika siswa menulis puisi dengan menggunakan majas, hanya satu orang siswa atau 14% yang mendapatkan skor 4 menggunakan majas, skor 3 ada empat orang siswa atau 16%, skor 2 ada delapan orang siswa atau 33% serta skor 1 ada 11 orang siswa atau 45%. Siswa yang mendapatkan nilai terbaik ada enam orang siswa yang mendapatkan nilai tertinggi yaitu 80 dan nilai terendah ada 10 orang siswa dengan nilai 50. Berdasarkan data awal, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas V-B SDN Pasanggrahan 1 dalam keterampilan menulis puisi rendah masih sangat rendah. Tercatat hanya 25% dengan enam orang siswa yang dapat memenuhi kriteria ketuntasan yang KKM tetapkan yaitu 73 dan tercatat 75% dengan 18 orang siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan atau belum mencapai KKM. Saat penelitian dilakukan teknik observasi guna mengetahui permasalahan yang terjadi. Aspek utama dilakukannya observasi adalah meneliti kinerja guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran keterampilan menulis puisi bebas dengan pemilihan kata yang tepat, yaitu penggunaan majas pada puisi. Menurut Nurgiantoro (dalam Abidin, 2012, hlm. 249) penilaian otentik suatu kegiatan yang dilakukan semata-mata tidak hanya menilai hasil belajar siswa, namun juga faktor lain. Hasil observasi data awal pada tanggal 4 Januari 2016 tentang kinerja guru saat proses pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Saat proses pembelajaran berlangsung guru tidak dapat menguasai suasana kelas sehingga saat pembelajaran berlangsung menjadi kurang kondusif. 2. Penyampaian materi dalam meningkatkan keterampilan menulis, guru hanya menggunakan metode ceramah.

5 3. Pada kegiatan menulis puisi, guru tidak menerapkan pembelajaran yang menyenangkan. Guru hanya berdiskusi tanpa membimbing siswa untuk memecahkan masalahnya sendiri. Serta hasil data yang didapat dari aktivitas siswa yang diperoleh pada tanggal 4 Januari 2016, proses pembelajaran menulis puisi adalah sebagai berikut: 1. Siswa hanya bermain ketika guru menjelaskan materi berkaitan dengan puisi. 2. Ketika penugasan menulis puisi, banyak siswa yang menolak dengan alasan terlalu sulit membuat puisi dan kurang menyenangkan. 3. Siswa mencontek hasil teman atau buku sumber yang siswa miliki. 4. Penggunaan bahasa puisi yang ditulis siswa hanya biasa saja tanpa menggunakan gaya bahasa atau majas. Berdasarkan hasil data yang diperoleh, hanya ada dua orang siswa yang mempunyai minat dan mempunyai pengalaman dalam menulis puisi dengan menggunakan majas. Berbeda dengan siswa lainnya yang mengalami kesulitan dalam mengembangkan kata-kata menjadi bentuk puisi bebas. Menurut guru kelas yang mengajar di kelas tersebut, pembelajaran menulis puisi bebas kurang kreatif dan optimal karena siswa hanya menulis puisi tidak dengan pemilihan kata tanpa bimbingan guru. Berdasarkan pemaparan masalah di atas, maka diperlukan pembelajaran yang menyenangkan untuk mengembangkan pemahaman siswa sehingga dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi bebas di kelas V-B SDN Pasanggrahan 1. Upaya meningkatkan pembelajaran keterampilan menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dengan menerapkan permainan Estafet Word Writing. Alasan menerapkan permainan Estafet Word Writing karena siswa membutuhkan pembelajaran yang menyenangkan. Diharapkan permainan Estafet Word Writing dapat membantu dalam menstimulus siswa dan mengaktifkan gaya belajar siswa. Permainan Estafet Word Writing serapan dari sebuah permainan Estafet Writing yaitu melanjutkan tulisan atau karangan teman sebelumnya. Permainan Estafet Word Writing diterapkan pada saat pembelajaran agar memudahkan siswa dalam mengembangkan keterampilan menulis puisi dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Permainan Estafet Word Writing dilaksanakan dengan mengerjakan tugas secara berantai dalam kegiatan kelompok. Menulis dari satu anggota ke anggota lain dalam satu kelompok untuk membuat

6 larik. Saat permainan, siswa mengamati gambar dalam lembar kerja siswa (LKS) untuk menentukan gagasan pokok secara bersama-sama. Kemudiansalah satu siswa yang akan menjadi awal dari kegiatan menulis, menentukan satu kata dan digilir ke teman satu kelompoknya hingga terkumpul kata-kata. Kemudian masing-masing siswa harus mengembangkan kata menjadi larik yang bermajas. Majas dapat digunakan dari kolom bantuan. Di setiap akhir larik diberi tanda jenis kelompok majas manakah dan nama siswa yang membuat larik majas tersebut. Proses ini akan melatih siswa membuat majas pada puisi. Setalah siswa menyelesaikan membuat larik, disusunlah larik tersebut menjadi bentuk puisi yang indah. Atas pernyataan di atas, maka penelitian tindakan kelas ini mengambil judul Penerapan Permainan Estafet Word Writing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Materi Keterampilan Menulis Puisi Bebas di Kelas V-B Sekolah Dasar Negeri Pasanggrahan 1 Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. B. Rumusan dan Pemecahan Masalah Penelitian 1. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu sebagai berikut: a. Bagaimana perencanaan pembelajaran keterampilan menulis menggunakan permainan Estafet Word Writing untukmeningkatkan hasil belajar siswa dalam materi menulis puisi bebas di kelas V-B SDNPasanggrahan I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang? b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis menggunakan permainan Estafet Word Writing untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi menulis puisi bebas di kelas V-B SDNPasanggrahan I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang? c. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran keterampilan menulis menggunakan permainan Estafet Word Writing untukmeningkatkan hasil belajar siswa dalam materi menulis puisi bebas di kelas V-B SDNPasanggrahan I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang?

7 2. Pemecahan Masalah Penelitian a. Tindakan Solusi dan alternatif terhadap masalah yang telah dirumuskan, yaitu dengan menggunakan permainan Estafet Word Writing sebagai upaya meningkatkan keterampilan menulis puisi bebas di kelas V-B SDN Pasanggrahan 1 Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Masalah yang dialami siswa dalam menulis puisi bebas dikarenakan proses pembelajaran yang kurang efektif dan kurang kondusif serta tidak mengembangkan pemahaman materi. Proses pembelajaran yang berpusat kepada guru ketika penyampaian materi hanya menggunakan teknik diskusi tanpa bantuan media yang membantu pemahaman siswa. Guru tidak membimbing siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Pada pembelajaran menulis puisi, siswa berpikir bahwa kegiatan ini hanya menulis dan berfikir menuangkan isi pikiran ke dalam bentuk tulisan sehingga menulis puisi dalam bentuk yang sederhana. Di kelas V-B sekolah dasar tujuan pembelajaran merujuk kepada siswa mampu menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat, yaitu majas. Namun siswa hanya mampu menulis puisi sederhana yang sudah dilakukan di kelas rendah. Dapat dikatakan siswa mengalami kesulitan dalam menggunakan pilihan kata pada puisi. Agar proses pembelajaran dapat terlaksana secara efektif dan kondusif, maka penelitian ini akan menerapkan sebuah permainan. Permainan dapat terlaksanakan secara tidak langsung, namun di dalam proses belajar mengajar dituntut sebuah permainan yang dapat mengembangkan keterampilan siswa. Permainan diciptakan oleh guru dan dimainkan oleh siswa. Guru dapat melakukannya dengan sebuah peraturan, aturan ini akan membatasi siswa dalam segi waktu dan materi agar proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan kondusif. Permainan Estafet Word Writing serapan dari permainan Estafet Writing yaitu belajarmelanjutkan tulisan atau karangan sebelumnya yang dilakukan oleh teman satu kelompok. Estafet Word Writing merupakan suatu kegiatan bermain yang dilakukan secara berantai atau bergilir dari siswa ke siswa lain dalam satu kelompok yang diberi sebuah lembar kerja siswa (LKS) yang bergambar. Estafet yaitu berantai atau bergilir, Word yaitu kata yang akan dikembangkan menjadi larik bermajas, Writing yaitu kegiatan menulis. Jadi kegiatan Estafet Word Writing, siswa secara bersama-sama mengamati gambar untuk menentukan gagasan pokok. Kemudian salah satu siswa yang akan menjadi awal dari menulis, akan menentukan satu kata

8 yang kemudian dikembangkan menjadi larik yang bermajas. Siswa dibantu dengan kolom bantuan yang terdapat majas-majas yang dapat digunakan. Kemudian dilakukan secara berantai, siswa melanjutkan tulisan atau karangan teman sebelumnya. Setiap larik ditandai dengan jenis kelompok majas manakah dan nama siswa yang membuat larik bermajas tersebut. Proses ini akan melatih siswa membuat majas pada puisi. Setelah siswa menyelesaikan membuat larik, disusunlah larik tersebut menjadi bentuk puisi yang indah. Word atau kata yang dapat membantu siswa menulis bermajas secara berantai. Penelitian menerapkan permainan Estafet Word Writing inidikarenakan siswa kelas V-B SDN Pasanggrahan 1 pembelajaran kurang kondusif dan siswa belum dapat berkembang menulis puisi dengan pilihan kata yang tepat yakni majas. Hal ini mempengaruhi hasil siswa belajar karena tidak mengukur terhadap tujuan. Diharapkan kegiatan permainan dilaksanakan saat proses belajar mengajar dapat menyenangkan serta dapat memudahkan pemahaman siswa dalam mengembangkan keterampilan menulis puisi dengan pilihan kata yang tepat. Kegiatan Estafet Word Writing dengan teknis secara bergantian. Setiap siswa akan mendapatkan giliran mengerjakan kegiatan guna membuat siswa bekerja sama secara kelompok dan bekerja keras secara individu. Menurut Djuanda, D & Iswara, P.D (2006, hlm. 86) bermain tidak saja mengembangkan kognitif dan sosial siswa, namun juga mengembangkan bahasa, emosi, disiplin, kreativitas dan perkembangan fisik siswa. Permainan termasuk ke dalam alat pendidikan modern. Siswa dapat mencerminkan perilaku kebutuhan batin serta proses intelektual yang mendalam. Dengan permainan Estafet Word Writing siswa dapat memahami materi ajar bersifat abstrak yang sulit dipahami. Siswa kelas V-B SDN Pasanggrahan 1 dalam kompetensi dasar ini dituntut untuk mencapai tujuan menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat. Penggunaan majas dalam sebuah puisi. Saat proses pembelajaran, secara berkelompok siswa mengamati gambar. Tujuan dari gambar tersebut membuka skemata siswa mengenai gagasan pokok sesuai gambar. Ketika skemata siswa terbuka, siswa dapat menentukan kata sebagai kunci dari kelanjutan menulis larik yang harus menggunakan majas tepat. Proses permainan berlangsung secara estafet atau bergilir upaya siswa berperan aktif dalam pemahaman materi. Selain menggunakan teknik pembelajaran yang inovatif, juga membuat siswa dapat menikmati dari setiap proses pembelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas

9 siswa. Menurut Charlot, dkk (dalam Sugiono dalam Djuanda, 2006, hlm. 85) bermain dapat memicu kreativitas siswa, serta merupakan sarana mengubah potensi dalam dirinya. Permainan Estafet Word Writing diterapkan pada saat proses pembelajaran karena. 1) Pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan Estafet Word Writing dapat menumbuhkan motivasi aktif siswa dan menyenangkan. Karena menulis puisi dengan permainan ini dilakukan dengan tahapan yang menyenangkan. 2) Ketika pelaksanaan menulis puisi ini memudahkan siswa karena menggunakan sistem kerja berkelompok dituntut untuk saling bekerjasama. 3) Siswa akan lebih mudah menyusun kata menjadi kalimat. 4) Melatih sikap untuk tanggung jawab dan bekerja sama, karena setiap siswa harus mengerjakan menulis puisi secara bergilir tanpa melewatkan teman satu kelompoknya. 5) Dengan menentukan kata terlebih dahulu, memudahkan siswa untuk mengembangkan menjadi larik puisi dengan menggunakan majas. Dengan dilakukan bersama-sama akan dilakukan lebih cepat. Langkah-langkah saat proses pembelajaran dengan menerapkan Estafet Word Writing sebagai berikut. 1) Guru menunjukkan contoh puisi bebas. 2) Guru bersama siswa berdiskusi memberi contoh majas. 3) Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok sesuai barisan tempat duduk dan mengatur tempat duduk. 4) Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) kepada setiap kelompok. 5) Setiap kelompok mendapat LKS dengan gambar yang berbeda. 6) Guru menjelaskan aturan pembelajaran. 7) Guru membimbing aturan pembelajaran. 8) Sesuai gambar, kelompok menentukan gagasan pokok terlebih dahulu secara bersama-sama. 9) Siswa secara Estafet, menentukan kata masing-masing siswa 1. 10) Setelah kata terkumpul, dengan bimbingan guru kemudian siswa dengan melanjutkan kata menjadi larik. Dari satu siswa ke siswa harus melanjutkan larik puisi.

10 11) Siswa dapat membuat larik dengan membawa kata yang ada di kolom bantuan 12) Setiap larik diberi tanda dengan majas dan nama yang membuat. 13) Siswa memeriksa kembali hasil larik puisi yang telah mereka kerjakan. 14) Hasil puisi dapat didemonstrasikan oleh salahseorang anggota kelompok. Aturan permainan Estafet Word Writing sebagai berikut. 1) Setiap anggota kelompok harus tertib dan berkumpul sesuai kelompoknya masing-masing. 2) Setiap anggota melakukan secara bergilir dalam mengerjakan setiap soal dalam Lembar Kerja Siswa (LKS). 3) Siswa dapat mencari bantuan kata majas di kolom bantuan yang tersedia. 4) Ketika salah seorang mengerjakan, anggota lain tidak diperbolehkan memberi tahu. 5) Setiap kelompok dalam mengerjakan tiap soal harus mengikuti waktu yang sudah ditentukan oleh guru. b. Target Penerapan permainan Estafet Word Writing dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi bebas di kelas V-B SDN Pasanggrahan 1 dengan target proses dan hasil sebagai berikut. 1) Target Proses Dalam pembelajaran menulis puisi bebas dengan menerapkan permainan Estafet Word Writing diharapkan 85% aktivitas siswa dalam aspekkerjasama dan tanggung jawab penilaian ketika proses pembelajaran berlangsung. Dengan mencapai semua kriteria aspek penilaian adalah skor jumlah tiga untuk masing-masing dikedua aspek tersebut. Skor tiga untuk aspek tanggung jawab, siswa harus mengikuti aturan pembelajaran, menyelesaikan tugas menulis puisi bebas dan harus aktif ikut berdiskusi bersama teman kelompok. Skor tiga untuk penilaian sikap dalam aspek kerjasama, siswa harus saling membantu atau memberi saran ketika proses pengerjaan menulis puisi, mengerjakan tugas secara bergilir dan harus aktif saat pembelajaran. 2) Target Hasil Dalam pembelajaran menulis puisi bebas dengan menerapkan permainan Estafet Word Writing diharapkan 85% siswa dapat semua kriteria aspek penilaian. Skor dua

11 untuk kriteria aspek penilaian menentukan gagasan pokok, siswa diharapkan mampu menentukan gagasan pokok sesuai dengan gambar. Skor empat untuk kriteria aspek penilaian menentukan majas, siswa harus mengetahui kelompok majas asosiasi, personifikasi dan metafora. Skor empat untuk kriteria aspek penilaian menulis majas, siswa mampu menggunakan majas asosiasi, personifikasi dan metafora. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang dilakukan penelitian bertujuan sebagai berikut. a. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran keterampilan menulis menggunakan permainan Estafet Word Writing untukmeningkatkan hasil belajar siswa dalam materi menulis puisi bebas di kelas V-B SDNPasanggrahan I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. b. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis menggunakan permainan Estafet Word Writing untukmeningkatkan hasil belajar siswa dalam materi menulis puisi bebas di kelas V-B SDNPasanggrahan I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. c. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran keterampilan menulis menggunakan permainan Estafet Word Writing untukmeningkatkan hasil belajar siswa dalam materi menulis puisi bebas di kelas V-B SDNPasanggrahan I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi. a. Siswa Sekolah Dasar 1) Memudahkan siswa paham dan fokus terhadap materi pembelajaran. 2) Siswa mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan menciptakan suasana belajar yang kondusif. 3) Siswa menjadi terampil dalam menuangkan isi pikiran, gagasan dan perasaan ke dalam bentuk puisi. 4) Mempermudah siswa menulis puisi karena sistem kerja kelompok atau bersama-sama. 5) Siswa memiliki sikapkerjasama dan tanggung jawab saat pembelajaran.

12 b. Guru Sekolah Dasar Menambah wawasan guru mengenai penerapan pemainan Estafet Word Writing dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi bebas siswa, serta menjadi inovasi terhadap sumber referensi guru upaya pengembangan bahasa Indonesia terkait keterampilan menulis. c. Lembaga a. Sebagai pioneer dalam hal menerapkan pemainan Estafet Word Writingdalam pembelajaran. b. Sebagai bahan evaluasi dan tolak ukur pencapaian tujuan mengajar di sekolah dasar. c. Sebagai bahan yang dapat membantu sekolah dalam menggunakan pemainan dalam pembelajaran terbaru dalam perkembangan pendidikan. d. Memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas sekolah. Peneliti Selanjutnya 1) Mengetahui permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang terjadi di lapangan. 2) Melatih untuk memecahkan suatu masalah yang terjadi di lapangan saat proses pembelajaran keterampilan menulis puisi bebas berdasarkan teori yang sudah dipelajari selama masa perkuliahan. D. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi dalam skripsi sebagai berikut. Bab I. Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, perumusan dan pemecahan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. Bab II. Kajian Pustaka berisi tentang kerangka pemikiran yang terdiri dari Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar, menulis, hakikat permainan, permainan Estafet Word Writing, dan hipotesis tindakan. Bab III. Metode Penelitian berisi tentang lokasi penelitian, waktu penelitian, subjek penelitian, metode penelitian, desain penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, pengolahan data dan analisis hasil serta validasi data. Bab IV. Paparan Data dan Pembahasan berisi tentang data temuan di lapangan serta pembahasannya mulai siklus pertama sampai siklus terakhir.

13 Bab V. Simpulan dan Saran berisi mengenai simpulan serta saran berdasarkan penelitian yang dilaksanakan.