Maria S., dkk. : Pengaruh Berbagai Konsentrasi Larutan Irigasi Sosium ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. iskemik jaringan pulpa yang disertai dengan infeksi. Infeksi tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN MIMBA (Azadirachta indica A. Juss) TERHADAP Enterococcus faecalis

BAB I PENDAHULUAN. saluran akar dan menggantinya dengan bahan pengisi. Perawatan saluran akar

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dunia setelah Brazil (Hitipeuw, 2011), Indonesia dikenal memiliki tanaman-tanaman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Rerata Zona Radikal. belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang sakit agar dapat diterima secara biologik oleh jaringan sekitarnya sehingga

PENGARUH AIR PERASAN BUAH JERUK NIPIS

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Nekrosis pulpa adalah kematian sel-sel di dalam saluran akar yang

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek pada penelitian ini adalah bakteri Enterococcus faecalis yang

Kata kunci: Infusa Siwak, Staphylococcus aureus, konsentrasi, waktu kontak.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. layer. 4 Smear layer menutupi seluruh permukaan saluran akar yang telah dipreparasi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan saluran akar merupakan suatu usaha perawatan untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hampir 700 spesies bakteri dapat ditemukan pada rongga mulut. Tiap-tiap

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dengan konsentrasi 25%, 50%

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawatan saluran akar bertujuan untuk mengeleminasi bakteri yang

PERBANDINGAN EFEK ANTICANDIDA CHLORHEXIDINE 2% (CHX) TERHADAP PERTUMBUHAN CANDIDA ALBICANS

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan utama dari perawatan saluran akar adalah untuk menghilangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk dipublikasikan pada jurnal ilmiah Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai salah satu penyebab kegagalan perawatan sistem saluran akar.

BAB I PENDAHULUAN. Pembuangan jaringan yang tidak sehat secara mekanik dan kimiawi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan terapi saluran akar bergantung pada debridement

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan etiologi, pencegahan, diagnosis dan terapi terhadap penyakit-penyakit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 Alur Pikir

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akar selama atau sesudah perawatan endodontik. Infeksi sekunder biasanya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawatan saluran akar merupakan salah satu perawatan untuk

ABSTRAK EFEKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BINAHONG

ABSTRAK. Pembimbing I : Widura, dr., MS. Pembimbing II : Yenni Limyati, dr., Sp.KFR., S.Sn., M.Kes. Selly Saiya, 2016;

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. terus-menerus, yaitu mencabutkan atau mempertahankan gigi tersebut. Dewasa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi.

LAMPIRAN 1. Alur pikir

BAB I PENDAHULUAN. utama yaitu preparasi biomekanis saluran akar atau pembersihan dan

BAB I PENDAHULUAN. saluran akar menjadi sumber berbagai macam iritan.iritan-iritan yang masuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dilakukan pada masa kini. Setiap tahap perawatan saluran akar sangat menentukan

ABSTRAK. Kata kunci: irigasi saluran akar, EDTA, etsa (H3PO4 37%), kekerasan dentin saluran akar. Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. metabolismenya dari saluran akar (Stock dkk., 2004). Tujuan perawatan saluran

IV. Hasil dan Pembahasan. A. Hasil penelitian. kamboja putih (Plumeria acuminataw.t.ait ) terhadap hambatan pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membentuk saluran akar gigi untuk mencegah infeksi berulang. Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. di saluran akar gigi. Bakteri ini bersifat opportunistik yang nantinya bisa menyebabkan

ABSTRAK. Kata Kunci : Streptococcus mutans, avokad, in vitro.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental laboratories dengan rancangan. penelitian The Post Test Only Control Group Design.

PERBEDAAN EFEKTIFITAS ANTARA KEJU CHEDDAR DAN YOGHURT PLAIN TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI STREPTOCOCCUS MUTANS SECARA IN VITRO

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO

BAB IV METODE PENELITIAN. Post test only control group design (Marczyk dkk., 2005). Bagan rancangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. etiologi, pencegahan, diagnosis, dan terapi mengenai pulpa gigi, akar gigi dan

BAB III METODE PENELITIAN A.

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP Escherichia coli DAN Bacillus subtilis SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Staphylococcus aureus merupakan patogen utama pada manusia. Setiap

PERBEDAAN DAYA ANTIBAKTERI MEDIKAMEN SALURAN AKAR BERBASIS SENG OKSIDA KOMBINASI KLINDAMISIN HIDROKLORIDA 5% DAN KALSIUM HIDROKSIDA TERHADAP BAKTERI

PENGARUH BAHAN STERILISASI KALSIUM HIDROKSIDA DENGAN BAHAN PENCAMPUR SALINE

ABSTRAK. Pembimbing II : Dr. Savitri R. Wardhani, dr., SPKK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

EFEKTIVITAS DAYA HAMBAT BAKTERI EKSTRAK BAWANG DAYAK TERSTANDARISASI FLAVONOID TERHADAP Enterococcus Faecalis (In vitro)

ANALISIS MINYAK ATSIRI SERAI

Lampiran 1. Skema Alur Pikir

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tindakan perawatan saluran akar mencakup Triad Endodontik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama perawatan saluran akar ialah menghilangkan bakteri yang invasi

Larutan irigasi saluran akar

EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN KATUK (SAUROPUS ANDROGYNUS L.) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS SECARA IN VITRO

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yaitu aquades sebagai variabel kontrol dan sebagai variabel pengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. diisolasi dari saluran akar yang terinfeksi dengan pulpa terbuka adalah obligat

PENGARUH SUHU DAN PENAMBAHAN SURFAKTAN PADA DAYA ANTIBAKTERI SODIUM HIPOKLORIT TERHADAP Enterococcus faecalis

Lampiran 1: Skema Alur Pengujian Efek Antifungal

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam perawatan saluran akar. Menghilangkan jaringan pulpa, mikroorganisme

Noviyanti, dkk. : Pengaruh Penggunaan Larutan Sodium Klorida 0,9% ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

Mariyatin et al., Efektivitas Antibakteri Ekstrak Daun sirih Merah (Piper Crocatum) Dan Sirih...

Efek Pasca Antibiotik Ciprofloxacin terhadap Staphylococcus aureus ATCC dan Escherichia coli ATCC 25922

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SARI BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi Linn.) TERHADAP BAKTERI PSEUDOMONAS AERUGINOSA DAN STAPHYLOCOCCUS EPIDERMIDIS

Kata kunci: plak gigi; indeks plak gigi; ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia Linn.).

BAB I PENDAHULUAN. mulut. Ketidakseimbangan indigenous bacteria ini dapat menyebabkan karies gigi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. setelah instrumentasi pada saluran yang tidak diirigasi lebih banyak daripada saluran

BAB III METODE PENELITIAN

AKTIVITAS ANTIMIKROBA PADA PUTIH TELUR DARI BEBERAPA JENIS UNGGAS TERHADAP BAKTERI GRAM POSITIF DAN GRAM NEGATIF SKRIPSI CHAIRUL

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bertujuan untuk mempertahankan gigi vital atau gigi nekrosis, agar gigi tetap

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIBAKTERIAL EKSTRAK ETANOL LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO TAHUN 2014

PENGARUH SEDUHAN TEH HIJAU (Camellia sinensis) TERHADAP HAMBATAN PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH ( Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Sentral bagian

Perbandingan efek antibakteri ekstrak propolis, formokresol dan kalsium hidroksida terhadap bakteri pada abses periapikal gigi molar sulung

Uji daya hambat minyak kelapa murni (virgin coconut oil) terhadap pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perlu dicabut. Proses perawatan saluran akar meliputi preparasi biomekanis,

Kata kunci : Lactobacillus acidophilus, Yoghurt, Candida albicans.

ABSTRAK. AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUNGA CENGKEH DAN PARUTAN LIDAH BUAYA TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans SECARA IN VITRO

AKTIVITAS DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL DAUN BELIMBING WULUH DAN SODIUM HIPOKLORIT TERHADAP Enterococcus faecalis (In Vitro)

Transkripsi:

Maria S., dkk. : Pengaruh Berbagai Konsentrasi Larutan Irigasi Sosium ISSN 2086 0218 PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI LARUTAN IRIGASI SODIUM HIPOKLORIT KOMBINASI OMEPRAZOLE 8,5% SEBAGAI ANTIBAKTERI Enterococcus faecalis Maria Santiniaratri* Wignyo Hadriyanto** Ema Mulyawati** *Program Studi Ilmu Konservasi Gigi, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta **Bagian Ilmu Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ABSTRAK Omeprazole merupakan salah satu proton-pump inhibitor yang apabila dikombinasikan dengan sodium hipoklorit (NaOCl) terbukti mempunyai daya antibakteri Enterococcus faecalis yang tinggi. Eradikasi bakteri Enterococcus faecalis sangat penting untuk mendukung tercapainya keberhasilan perawatan saluran akar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi NaOCl kombinasi Omeprazole 8,5% sebagai antibakteri Enterococcus faecalis. Suspensi Enterococcus faecalis dibuat dengan konsentrasi 10 8 CFU/ml kemudian dibiakkan pada media Mueller Hinton Agar (MHA). Cawan petri berisi media MHA yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 7 buah, masing-masing dibuat 6 sumuran dengan diameter 6 mm dan kedalaman 3 mm. Tiap-tiap cawan petri diisi dengan masing-masing kelompok perlakuan sebanyak 5 sumuran dan 1 sumuran sisanya diisi dengan akuades sebagai kontrol negatif, volume larutan yang diteteskan 50 µl. Tujuh kelompok perlakuan tersebut adalah NaOCl 0,5%, NaOCl 2,5%, NaOCl 5,25%, NaOCl 0,5% kombinasi Omeprazole 8,5%, NaOCl 2,5% kombinasi Omeprazole 8,5%, NaOCl 5,25% kombinasi Omeprazole 8,5%, dan Omeprazole 8,5% sendiri sebagai kontrol positif. Media tersebut kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C. Zona hambatan yang terbentuk diukur menggunakan jangka sorong dengan ketelitian 0,02 mm. Data dianalisis dengan uji Anava satu jalur dan dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil uji Anava satu jalur yang dilanjutkan uji LSD menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna (p < 0,05). Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan Omeprazole 8,5% meningkatkan daya antibakteri NaOCl terhadap Enterococcus faecalis. Kata kunci: Sodium hipoklorit, Omeprazole, daya antibakteri, Enterococcus faecalis ABSTRACT Omeprazole is one of proton-pump inhibitor which when combined with sodium hypochlorite (NaOCl) inherits a superior antibacterial efficacy against Enterococcus faecalis. Eradication of Enterococcus faecalis bacteria is important to achieve a successful root canal treatment. The objective of this study is to figure out the effectiveness of various concentrations of NaOCl combined with 8.5% Omeprazole as an antibacterial efficacy against Enterococcus faecalis. Suspension of Enterococcus faecalis was made in 10 8 CFU/ml concentration and then inoculated in Mueller Hinton Agar (MHA) medium. There were 7 petri dishes containing MHA medium used in this study, each of dish was implemented by six pits with 6 mm diameter and 3 mm depth. Each of petri dish was filled with each treatment group in 5 pits and 1 other pit was filled with aquades as negative control, solution volume drops was applied by 50 µl. Seven examined treatment groups were 0.5% NaOCl, 2.5% NaOCl, 5.25% NaOCl, 0.5% NaOCl combined with 8.5% Omeprazole, 2.5% NaOCl combined with 8.5% Omeprazole, 5.25% NaOCl combined with 8.5% Omeprazole, and 8.5% Omeprazole itself as positive control. The mediums above were incubated for 24 hours at 37 C. Inhibition zone were measured by sliding caliper in accuracy of 0.02 mm. Data were analyzed by one way Anava and followed by LSD test. Test results generated by one way Anava and followed by LSD test showed that there were significant effects occurred (p < 0.05). This study concluded that the addition of 8.5% Omeprazole increased the antibacterial efficacy of NaOCl against Enterococcus faecalis. Keywords: Sodium hypochlorite, Omeprazole, antibacterial efficacy, Enterococcus faecalis 150

J Ked Gi, Vol. 5, No. 2, April 2014 ISSN 2086 0218 PENDAHULUAN Faktor utama yang dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan perawatan pulpa dan infeksi periradikular adalah pem-buangan sempurna sumber infeksi seperti mikroorganisme dan produkproduknya. Pembersihan saluran akar bertujuan untuk membuang iritan yang ada atau yang berpotensi kuat menjadi iritan dari saluran akar. Fungsi utama bahan irigasi (irigan) adalah untuk mengalirkan debris dari saluran akar dan secara kimiawi akan me-larutkan sisa-sisa bahan organik serta membunuh mikroorganisme sehingga akan membebaskan saluran akar dari iritan. Irigan yang ideal merupakan pelarut jaringan atau debris yang pada daerah tidak terjangkau oleh instrumen harus mampu melarutkan atau melepaskan sisa-sisa jaringan lunak atau keras, dapat membuang smear layer yang menyebar di seluruh dinding saluran akar setelah preparasi. Irigan yang ideal juga harus memiliki tingkat toksisitas yang rendah dan tidak boleh melukai jaringan periradikuler, memiliki kemampuan sterilisasi atau dis-infeksi, tegangan permukaannya rendah sehingga memungkinkan untuk mengalir ke daerah yang tidak terjangkau instrumen, dan berfungsi sebagai pelumas sehingga dapat memudahkan instrumen untuk ber-gerak di dalam saluran akar. Banyak irigan yang digunakan dalam perawatan endodontik termasuk di-antaranya sodium hipoklorit (NaOCl), EDTA, dan klorheksidin. Irigan yang paling sering digunakan yaitu NaOCl. Konsentrasi NaOCl yang disarankan dalam perawatan saluran akar adalah 0,5-5,25% 2. Kon-sentrasi 0,5% larutan NaOCl dapat membunuh bakteri dan konsentrasi larutan diatas 1% dapat melarutkan jaringan or-ganik. Konsentrasi larutan NaOCl yang tinggi akan memberikan perubahan yang besar pada kelarutan jaringan dan perubahan yang kecil pada efek antibakterial tetapi juga menambah toksisitas. Pe-ningkatan efektifitas larutan NaOCl dalam melawan bakteri Enterococcus faecalis tergantung pada konsentrasi yang digunakan, waktu kontak dengan dinding saluran akar, dan kombinasi dengan larutan irigasi lain. Berber dkk. (2006) dalam pe-nelitiannya menyatakan bahwa NaOCl dengan konsentrasi 5,25% merupakan larutan irigasi yang paling efektif melawan Enterococcus faecalis. Keuntungan utama penggunaan NaOCl adalah kemampuan-nya untuk melarutkan jaringan nekrotik dan kandungan antibakterinya untuk membunuh mikroorganisme. Sebaliknya NaOCl juga memiliki kekurangan dalam hal biokom patibilitas, efek antibakterinya kurang kuat serta tidak konsisten untuk mensterilkan jaringan. Banyak penelitian menyatakan En-terococcus faecalis merupakan bakteri yang banyak ditemukan pada 151

Maria S., dkk. : Pengaruh Berbagai Konsentrasi Larutan Irigasi Sosium ISSN 2086 0218 kegagalan perawatan saluran akar. Penelitian yang di-lakukan oleh Gomes dkk. (2006) menunjuk-kan bahwa Enterococcus faecalis banyak ditemukan di daerah nekrotik primer. Enterococcus faecalis resisten terhadap kal-sium hidroksida karena proton pump yang dimilikinya. Enterococcus faecalis dapat bertahan hidup karena memiliki kemampu-an untuk berikatan dengan dentin, masuk ke dalam tubulus dentinalis, serta dapat bertahan dari kondisi kekurangan nutrisi dalam jangka waktu yang lama. Pada ph 11,5 atau lebih, Enterococcus faecalis tidak dapat bertahan hidup. Proton pump inhibitor yang diketahui dapat memblokade pergerakan proton melintasi membran sel dan karena-nya dapat menghambat homeostasis bak-teri, digunakan dalam disinfeksi saluran akar untuk mengeliminasi Enterococcus faecalis. Kombinasi Omeprazole (yang merupakan proton pump inhibitor) dengan kalsium hidroksida menunjukkan penyem-buhan yang sangat baik dari lesi periapikal tikus dan menunjukkan pengaruh yang berbeda pada mikrobiota saluran akar bila dibandingkan dengan dressing kalsium hidroksida konvensional. Gandi dkk. (2013) dalam penelitiannya membuktikan bahwa penambahan Omeprazole 8,5% pada NaOCl 5,2% menunjukkan daya antibakteri yang efektif melawan Enterococcus faecalis dibandingkan dengan penambahan klor-heksidin 1,2% pada NaOCl 5,2%, maupun bila dibandingkan dengan penambahan MTAD pada NaOCl 5,2%. Enterococcus faecalis lebih kebal terhadap NaOCl dibandingkan dengan mikroba yang lain. Penambahan proton pump inhibitor diharapkan dapat me-ningkatkan efektifitas antibakteri NaOCl ter-hadap Enterococcus faecalis. Telah diteliti oleh Gandi dkk. (2013) bahwa penambahan Omeprazole 8,5% pada NaOCl dengan konsentrasi 5,2% menunjukkan daya anti-bakteri yang efektif melawan Enterococcus faecalis, tetapi apakah penambahan Omeprazole 8,5% pada konsentrasi NaOCl yang berbeda tetap memiliki daya antibakteri yang efektif melawan Enterococcus faecalis belum pernah diteliti sebelumnya. Pe-nelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh berbagai konsentrasi larutan irigasi sodium hipoklorit kombinasi Omeprazole 8,5% sebagai antibakteri terhadap Enterococcus faecalis. METODE PENELITIAN Objek penelitian berupa bakteri Enterococcus faecalis yang diambil dari tabung reaksi dengan ose bulat dan diusapkan secara merata pada media Mueller Hinton Agar (MHA) menggunakan spreader, setelah itu dibuat lubang su-muran dengan pipa pelubang sebanyak 6 sumuran per cawan petri dengan diameter 6 mm dan 152

J Ked Gi, Vol. 5, No. 2, April 2014 ISSN 2086 0218 kedalaman 3 mm. Pada cawan petri pertama, sebanyak 5 sumuran ditetesi dengan NaOCl 0,5% dan 1 sumuran sisanya ditetesi akuades sebagai kontrol negatif. Pada cawan petri kedua, sebanyak 5 sumuran ditetesi dengan NaOCl 2,5% dan 1 sumuran sisanya ditetesi akuades sebagai kontrol negatif. Pada cawan petri ketiga, sebanyak 5 sumuran ditetesi dengan NaOCl 5,25% dan 1 sumuran sisa-nya ditetesi akuades sebagai kontrol negatif. Begitu pula seterusnya untuk ca-wan petri keempat, kelima, dan keenam, masingmasing cawan petri ditetesi dengan NaOCl 0,5% kombinasi Omeprazole 8,5%, NaOCl 2,5% kombinasi Omeprazole 8,5%, dan NaOCl 5,25% kombinasi Omeprazole 8,5% semuanya sebanyak 5 sumuran dan 1 sumuran sisanya ditetesi akuades se-bagai Zona Hambatan No Kelompok Larutan Irigasi ± SD 1 NaOCl 0,5% 2,408 ± 0,121 2 NaOCl 2,5% 6,164 ± 0,290 3 NaOCl 5,25% 11,660 ± 0,184 4 NaOCl 0,5% + Omeprazole 5,840 ± 0,349 8,5% 5 NaOCl 2,5% + Omeprazole 7,868 ± 0,377 8,5% 6 NaOCl 5,25% + Omeprazole 15,588 ± 0,161 8,5% 7 Omeprazole 8,5% 5,516 ± 0,115 kontrol negatif. Cawan petri ketujuh ditetesi Omeprazole 8,5% sebagai kontrol positif. Semua penetesan larutan pada masing-masing sumuran sebanyak 50 µl. Cawan petri berisi media MHA yang telah ditetesi tersebut dieramkan dalam inkubator selama 24 jam dengan suhu 37 C. Data diperoleh dari pengukuran zona hambatan yang terbentuk di sekeliling lubang sumuran setelah dilakukan inkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C. Peng-ukuran zona hambatan per lubang sumuran dilakukan menggunakan jangka sorong ketelitian 0,02 mm sebanyak 3 kali pada tempat yang berbeda yaitu secara horisontal, vertikal, diagonal, lalu diambil reratanya. Analisis data yang dilakukan adalah uji Anava (Analisis Variansi) satu jalur yang dilanjutkan uji LSD (Least Significant Difference) dengan tingkat ke-percayaan 95% (p < 0,05). HASIL PENELITIAN Daya antibakteri berbagai konsentrasi larutan irigasi sodium hipoklorit kombinasi Omeprazole 8,5% terhadap per-tumbuhan bakteri Enterococcus faecalis da-pat diketahui dengan melihat zona ham-batan yang terbentuk di sekeliling lubang sumuran yang telah diberi perlakuan. Tabel 1.Rerata zona hambatan berbagai konsentrasi larutan irigasi NaOCl kombinasi Omeprazole 8,5% sebagai antibakteri Enterococcus faecalis Keterangan: : rata-rata SD : Standar Deviasi Untuk mengetahui pengaruh ber-bagai konsentrasi larutan irigasi sodium hipoklorit kombinasi Omeprazole 153

Maria S., dkk. : Pengaruh Berbagai Konsentrasi Larutan Irigasi Sosium ISSN 2086 0218 8,5% se-bagai antibakteri Enterococcus faecalis maka data diuji menggunakan Anava satu jalur. Data penelitian merupakan data rasio sehingga diuji normalitas dan homogenitas-nya yang merupakan syarat uji parametrik. Hasil uji normalitas dengan Shapiro-Wilk menunjukkan nilai signifikansi semua kelompok > 0,05 yang berarti bahwa data zona hambatan dalam penelitian ini terdistribusi normal. Hasil uji homogenitas dengan Levene menunjukkan bahwa nilai signifikansi berdasarkan rerata sebesar 0,123 (p > 0,05) yang berarti bahwa data zona hambatan dalam penelitian ini merupakan data yang homogen. Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas diperoleh kesimpulan bahwa data terdistribusi normal dan homogen, sehingga dapat dilakukan uji Anava satu jalur. Hasil perhitungan Anava satu jalur menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna hasil pengukuran zona hambatan berbagai konsentrasi NaOCl dengan atau tanpa penambahan Omeprazole 8,5% sebagai antibakteri E. faecalis. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai F sebesar 1554,648 > F Tabel sebesar 2,445 atau signifikansi 0,000 (p < 0,05). Data kemudian dianalisis Post Hoc Test menggunakan uji LSD untuk mengetahui kemaknaan rerata pada tiap kelompok perlakuan. Hasil uji LSD menunjukkan nilai signifikansi seluruh perbandingan antar dua kelompok p < 0,05 yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada perbandingan zona hambatan antara kelo-mpok yang satu dengan yang lainnya. PEMBAHASAN Pada penelitian laboratoris yang dilakukan secara in vitro ini, hasil uji Anava satu jalur menunjukkan bahwa sodium hipoklorit konsentrasi 0,5%, 2,5%, dan 5,25% yang dikombinasikan dengan Ome-prazole 8,5% menunjukkan daya anti-bakteri terhadap Enterococcus faecalis yang lebih baik dibanding sodium hipoklorit pada tingkat konsentrasi yang sama tanpa penambahan Omeprazole 8,5%, sedang-kan Omeprazole 8,5% sendiri sebagai kon-trol positif juga memperlihatkan daya antibakteri yang signifikan terhadap Entero-coccus faecalis. Hal ini ditunjukkan dengan terlihatnya zona hambatan di sekeliling lubang sumuran yang merupakan daerah tanpa pertumbuhan bakteri. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Retamozo dkk. (2010) dan Vijaykumar dkk. (2010) bahwa larutan sodium hipoklorit akan meningkat efektifi-tasnya dalam melawan bakteri Entero-coccus faecalis pada saluran akar ter-gantung pada konsentrasi yang digunakan, waktu kontak dengan dinding saluran akar, dan kombinasi dengan larutan irigasi lain. 154

J Ked Gi, Vol. 5, No. 2, April 2014 ISSN 2086 0218 Zona hambatan yang terlihat di sekitar sumuran terjadi karena zat antibakteri berdifusi ke dalam media MHA yang telah ditumbuhi bakteri dan membunuh bakteri di zona tersebut. Menurut Bonang dan Koeswardono (1982), diameter zona hambatan yang terbentuk tergantung daya resap zat antibakteri ke dalam media agar dan kepekaan bakteri terhadap suatu zat antibakteri. Zona hambatan juga terbentuk pada Omeprazole 8,5% sebagai kontrol positif. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dikemukakan oleh Jonkers dkk. (1996) bahwa Omeprazole memiliki efek antibakteri yang baik pada bakteri gram positif seperti Enterococcus faecalis dan Staphylococcus aureus daripada bakteri gram negatif. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata diameter zona hambatan pada masingmasing kon-sentrasi sodium hipoklorit dimana semakin besar konsentrasi sodium hipoklorit dengan atau tanpa penambahan Omeprazole 8,5% maka semakin besar pula zona hambatan-nya. Kenyataan ini dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi konsentrasi maka jumlah zat aktif yang terlarut semakin banyak se-hingga menyebabkan semakin besarnya zona hambatan, dan ini sesuai dengan per-nyataan Pelczar (1998) bahwa konsentrasi antimikroba akan mempengaruhi kerja antimikroba. Semakin tinggi konsentrasi antimikroba maka kerja antimikroba akan semakin meningkat sehingga semakin banyak mikroorganisme yang terbunuh. Hal serupa dikemukakan oleh Willet dkk. (1991) bahwa efektifitas kerja antimikroba semakin meningkat dengan semakin tinggi kon-sentrasi zat antimikroba. Diameter zona hambatan yang ter-bentuk merupakan ukuran kekuatan suatu zat kimia yang diuji sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri. Suatu bahan antibakteri dapat bersifat bakteri-ostatik (kemampuan antibakteri untuk menghambat pertumbuhan bakteri tanpa membunuhnya) dan bakterisid (kemampuan antibakteri untuk membunuh bakteri) dimana salah satu perbedaan yang me-nentukan keduanya adalah ber-dasarkan tingkat konsentrasi. Pada konsentrasi tinggi suatu bahan antibakteri dapat bersifat bakterisid sedangkan pada konsentrasi yang lebih rendah bersifat bakteriostatik, dimana hal ini sesuai dengan penelitian Gandi dkk. (2013) yang me-nyatakan bahwa penambahan Omeprazole 8,5% pada NaOCl 5,2% menunjukkan daya antibakteri yang efektif melawan Enterococcus faecalis dibandingkan dengan penambahan klorheksidin 1,2% pada NaOCl 5,2%, maupun bila dibandingkan dengan penambahan MTAD pada NaOCl 5,2% 12. Kinoshita dkk. (Gandi dkk., 2013) meneliti tentang peran proton- 155

Maria S., dkk. : Pengaruh Berbagai Konsentrasi Larutan Irigasi Sosium ISSN 2086 0218 pump dalam menjaga kelangsungan hidup bakteri Enter-coccus faecalis pada ph tinggi. Proton-pump yang mendorong proton ke dalam sel untuk mengasamkan sitoplasma sangat penting untuk kelangsungan hidup bakteri Enterococcus faecalis dalam lingkungan yang sangat basa. Kenaikan efektifitas antibakteri sodium hipoklorit dengan penambahan Omeprazole 8,5% menunjuk-kan bahwa Omeprazole sebagai proton-pump inhibitor berperan penting untuk memblokade pergerakan proton melintasi membran sel yang menyebabkan bakteri Enterococcus faecalis gagal mempertahan-kan homeostasis lingkungannya, sehingga saat ditambahkan ke dalam larutan irigasi sodium hipoklorit akan menaikkan efektifi-tas antimikrobanya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Omeprazole 8,5% mempunyai daya antibakteri yang dapat digunakan sebagai alternatif larutan irigasi saluran akar. Selain bersifat antibakteri, larutan irigasi saluran akar juga harus memenuhi persyaratan yang lain seperti dapat melarutkan debris dan jaringan, toksisitas rendah, tegangan permukaan rendah, dapat berfungsi se-bagai pelumas, dapat membuang smear layer, dan faktor lain seperti ketersediaan, harga, kemudahan pemakaian, ketahanan, serta kemudahan penyimpanan, sehingga masih perlu dikaji dan dilakukan penelitian-penelitian lebih lanjut lainnya tentang efektifitas Omeprazole sehingga dapat mendukung penggunaan Omeprazole se-bagai alternatif larutan irigasi saluran akar. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian laboratoris tentang pengaruh berbagai konsentrasi larutan irigasi sodium hipoklorit kombinasi Omeprazole 8,5% sebagai antibakteri Enterococcus faecalis, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penambah-an Omeprazole 8,5% meningkat-kan daya antibakteri sodium hipoklorit terhadap Enterococcus faecalis. SARAN Omeprazole merupakan bahan baru di bidang endodontik sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk me-ngetahui daya antibakteri maksimum dan toksisitas dari Omeprazole sehingga dapat digunakan sebagai alternatif larutan irigasi saluran akar. DAFTAR PUSTAKA 1. Walton, R. E. dan Torabinejad, M., 2008, Prinsip dan Praktek Ilmu Endodonsia, ed. ke-3, EGC, Jakarta, hal. 41-278. 2. Hülsmann, M. dan Hahn, W., 2000, Complications During Root Canal Irrigation: Literature Review and Case Reports, Int Endod J, 33: 186-193. 3. Ford, P. T. R., 2004, Harty s Endodontics in Clinical Practice, 5 th ed., Oxford: Wright, London, hal. 1, 85-86. 4. Hülsmann, M. dan Rodig, T., 2009, Problem in Desinfection of the Root 156

J Ked Gi, Vol. 5, No. 2, April 2014 ISSN 2086 0218 Canal System dalam Hülsmann, M., Schäfer, E., Bargholz, C., Barthel, C. Problem in Endodontics, London: Quintessence publishing, hal. 253-261. 5. Retamozo, B., Shabahang, S., Johnson, N., Aprecio, R. M., Torabinejad, M., 2010, Minimum Contact Time and Concentration of Sodium Hypochlorite Required to Eliminate Enterococcus faecalis, JOE, vol.36, no. 3, hal. 520-523. 6. Vijaykumar, S., Shekhar, M. G., Himagiri, S., 2010, In vitro Effectiveness of Different Endodontics Irrigants on the Reduction of Enterococcus faecalis in Root Canal, J Clin Exp Dent, 2(4): 169-172. 7. Berber, V. B., Gomes, B. P. F. A., Sena N. T., 2006, Efficacy of Various Concentrations of NaOCl and Instrumentation Techniques in Reducing Enterococcus faecalis within Root Canals and Dentinal Tubules, Int Endod J, 39: 10-17. 8. Yamada, R. S., Armas, A., Goldman, M., Lin, P. S., 1983, A Scanning Electron Microscopic Comparison of a High Volume Final Flush with Several Irrigating Solutions: part 3, J Endod, 9: 137-142. 9. Spångberg, L. dalam Ingle, J. L. dan Bakland, L. K., 1994, Intracanal Medication, Endodontics, 4 th ed., Baltimore: William & Wilkins, hal. 627-640. 10. Gomes, B. P., Pinheiro, E. T., Sousa, E. L., 2006, Enterococcus faecalis in Dental Root Canals Detected by Culture and by Polymerase Chain Reaction Analysis, Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral Radiol Endod, 102: 247-253. 11. Evans, M., Davies, J. K., Sundqvist, G., 2002, Mechanisms Involved in the Resistance of Enterococcus faecalis to Calcium Hydroxide, Int Endod J, 35: 221-228. 12. Gandi, P., Vasireddi, S. R., Gurram, S. R., 2013, Evaluation of the Antibacterial Efficacy of Omeprazole with Sodium Hypochlorite as an Endodontic Irrigating Solution An Invivo Study, J of Int Oral Health, 5(2): 14-20. 13. Wagner, C., Barth, V. C., Dias, S., 2011, Effectiveness of the Proton Pump Inhibitor Omeprazole Associated with Calcium Hydroxide as Intracanal Medication: An Invivo Study, J Endod, 37: 1253-1257 14. Schäfer, E., 2007, Irrigation of the Root Canal, Endo, 1(1): 11-27. 15. Bonang, G., Koeswardono, E. S., 1982, Mikrobiologi Kedokteran untuk Labo ratorium dan Klinik, PT. Gramedia, Jakarta, hal. 114-116. 16. Jonkers, D., Stobberingh, E., Stockb rügger, R., 1996, Omeprazole Inhibits Growth of Gram-positive and Gram-negative Bacteria including Helico bacter pylori in vitro, J of Anti microbial Chemotherapy, 37: 145-150. 17. Pelczar, M., 1998, Dasar-dasar Mikro biologi, UI Press, Jakarta, 2: 448-459, 561-569. 18. Willet, N. P., White, R. R., Rosen, S., 1991, Essential Dental Microbiology, Prentice-Hall International Inc., hal. 153-156. 157