BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bidang industri. Hal ini terbukti dari penelitian-penelitian para ahli yang dilakukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

Rena Marliana F

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di berbagai bidangpun semakin ketat termasuk dalam bidang industri. Dalam

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN VISIONER DENGAN KOMITMEN ORGANISASI S K R I P S I

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika seorang individu bekerja pada suatu organisasi, instansi ataupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan yang harus dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. karyawan, adanya pengembangan karir sampai faktor kepemimpinan.

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, kepuasan kerja juga merupakan seperangkat perasaan pegawai

BAB I PENDAHULUAN. maupun swasta memegang peranan yang sangat dominan. Berhasil atau. sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusianya dalam

BAB I PENDAHULUAN. tertutup bagi dunia luar, tekhnologi informasi dan komunikasi telah merangsang

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuan. Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. manajemen (tools of management) yang terdiri dari man, money, methods,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perusahaan go public di Indonesia berkembang dengan sangat cepat, hal

Niken Kartikasari F

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap perusahaan yang didirikan mempunyai harapan

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dalam pemerintahan sangat menentukan berhasil tidaknya tercapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari tingkat pusat hingga tingkat daerah. memberikan sumbangan yang optimal bagi perusahaan. Dan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinannya. Pembahasan tentang kepuasan kerja karyawan tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau organisasi mempunyai alat-alat teknologi yang canggih, namun

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menginginkan terciptanya kinerja yang tinggi dalam bidang pekerjaannya. Di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi yang terjadi saat ini, dimana dunia tidak lagi dibatasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia yang baik merupakan kunci sukses tercapainya tujuan instansi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berhenti maka perusahaan akan mengalami kerugian dan kerugian tersebut tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penting saat ini bahkan dimasa yang akan datang, karena perusahaan tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini setiap perusahaan harus lebih mampu berkompetisi dan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. ini, oleh karena itu perusahaan membutuhkan manusia-manusia yang berkualitas tinggi, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dengan sangat dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir

BABY KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Kepemimpinan Transfonnasional Kepala Sekolah, Komunikasi lnterpersona~

PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan modal penting yang

BAB VI SIMPULAN DAN IMPLIKASI. Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: akan semakin tinggi pula komitmen organisasional pegawai.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. operasional manajemen yang berisi kegiatan-kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan yang semakin ketat, dimana perusahaan harus memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. berjalansecara berkesinambungan, maka sangat dibutuhkan karyawan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Melalui wawancara dengan salah satu guru SMP Negeri 9 Pematangsiantar,

BAB I PENDAHULUAN. masing masing dengan tujuan mencapai kelangsungan hidup organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas pengelolaan sumber daya manusia. Organisasi yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menentukan tercapainya sebuah tujuan dari sebuah organisasi, tak dapat. peran aktif sumber daya manusia didalamnya.

BAB I. Pendahuluan. penggerak yang mendorong perubahan organisasi. dikaji dan diteleti, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Motivasi merupakan masalah yang sangat penting dalam setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi salah satunya adalah

I. PENDAHULUAN. banyak faktor pendukung lain yang membuat perusahaan tersebut dikatakan. sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. melalui peningkatan kepuasan kerja guru. Kepuasan kerja (job satisfaction) guru merupakan sasaran penting dalam

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

I. PENDAHULUAN. organisasi. Jika suatu organisasi memiliki sumber daya manusia yang baik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, perusahaan-perusahaan di tuntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan atau kegagalan dalam pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan, visi dan misi dari perusahaan. karyawan serta banyaknya karyawan yang mangkir dari pekerjaannya.

dapat memuaskan baik bagi perusahaan maupun bagi individu itu sendiri. Kekhawatiran individu akan hasil yang ada akan sangat mempengaruhi performansi

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. karena melibatkan berbagai elemen dalam sebuah organisasi; yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. tujuan mengupayakan penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang makin meluas dan kompleks dengan. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin canggih memerlukan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset utama suatu perusahaan,

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang penting dan mutlak diperlukan, hal ini karena kedisiplinan kerja sangat

BAB I PEDAHULUAN. Seperti diketahui, setiap perusahaan atau intansi-intansi ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perusahaan yang telah disepakati oleh semua karyawan. Karyawan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas akan turut

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Pada dasarnya kinerja merupakan sesuatu hal yang bersifat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan kerja menurut Martoyo (2004:132) adalah keadaan emosional karyawan

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan. organisasi dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti.

BAB 2. Tinjauan Pustaka. Setiap orang pada dasarnya orang yang bekerja mempunyai tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

2015 PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. lagi bersifat lokal, tetapi menjadi global. Contohnya pada era ini masyarakat lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi pengelolaan sumber daya manusia bukan merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik mempunyai peran penting dalam penyediaan informasi

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor utama yang menentukan berhasil

BAB I PENDAHULUAN. Manusia berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi,

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan kepuasan kerja merupakan topik yang tidak dapat diabaikan dalam bidang industri. Hal ini terbukti dari penelitian-penelitian para ahli yang dilakukan tentang kepuasan kerja karyawan. Menurut Wexley dan Yukl (1998), kepuasan kerja karyawan timbul karena adanya cara pandang pekerja terhadap pekerjaannya, yang merupakan keseluruhan sikap terhadap karakteristik pekerjaannya yang meliputi : sistem gaji, kondisi kerja, pengawasan, partner kerja, jaminan kerja dan promosi. Kepuasan kerja adalah indikator utama untuk kesesuaian. Karyawan yang dapat memenuhi tuntutan lingkungan kerja disebut orang yang memuaskan yang dapat tercermin pada unjuk kerjanya (perfomance), begitu pula sebaliknya orang yang tuntutannya terpenuhi oleh lingkungan kerja disebut orang yang puas akan kerjanya (Zaenal, 2003). Permasalahan tentang kepuasan kerja kerap muncul di perusahaan (organisasi) dan menyebabkan munculnya berbagai persoalan yang dapat menghambat produktivitas kerja. Hal ini dapat menyebabkan kerugian bukan hanya pada karyawan tetapi juga pada perusahaan karena itu produksi tidak dapat berjalan dengan lancar. Misalnya : demonstrasi ataupun mogok kerja yang dilakukan oleh karyawan karena merasa tidak puas dengan gaji yang diterima ataupun karyawan yang merasa tertekan 1

2 karena melakukan pekerjaan terlalu berat pada tidak ada kenaikan gaji yang seimbang dengan biaya hidup yang harus dipenuhi. Di sisi lain perusahaan juga sudah merasa melakukan yang terbaik bagi karyawan sesuai dengan kondisi ataupun kemampuan perusahaan. Bila dalam suatu instansi ada kesenjangan antara harapan dengan kenyataan maka akan menimbulkan ketidakpuasan dalam diri karyawan. Adanya ketidakpuasan kerja tersebut menimbulkan dampak negatif terhadap kinerja atau produktivitas kerja karyawan, bahkan tidak tertutup kemungkinan karyawan melakukan tindakan indispliner. LAPAS Ciamis berdiri sejak pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1887. Perkembangan pada masa sekarang LAPAS Ciamis berkapasitas 118 orang narapidana dan sudah mengalami over 290% karena berpenghuni 400 Orang narapidana. Menurut KALAPAS kondisi tersebut menyebabkan petugas LAPAS bekerja lebih berat dan lebih sulit karena harus menangani dan mengelola permasalahan yang semakin banyak terjadi di LAPAS. Selain permasalahan narapidana para pegawai juga mengalami permasalahan yang berkaitan dengan pekerjaan. Salah satu permasalahan yang dialami yaitu masalah kepuasan kerja. Hasil wawancara dengan beberapa pegawai LAPAS Ciamis diperoleh informasi bahwa terdapat pola kepemimpinan yang disiplin dengan berbagai peraturan yang ketat, namun peraturan tersebut sesuai dengan petunjuk pelaksanaan kerja yang menjadi tanggung jawab pegawai sehingga dapat dilaksanakan dengan baik. Adapun penelitian awal mengenai kepuasan kerja dengan menggunakan skala kepuasan kerja yang diambil 20 pegawai LAPAS, ditemukan hasil seperti berikut ini :

3 Tabel I Hasil Penelitian Awal Pengukuran Kepuasan Kerja pada 20 Subjek Frekuensi Jawaban No Pernyataan 20 subjek Ya Tidak 1. Apakah anda merasa puas dengan gaji anda? 11 9 2. Apakah anda sudah merasa puas dengan tunjangan kerja 7 13 (selain gaji)? 3. Apakah anda puas dengan karir anda selama ini? 5 15 4. Apakah anda puas dengan kebijakan cuti dari pimpinan? 12 8 5. Apakah anda merasa puas dengan jaminan kesehatan di 7 13 tempat kerja? 6. Apakah anda merasa puas dengan fasilitas ruang kerja 8 12 anda? 7. Apakah anda merasa puas dengan hasil pekerjaan anda? 13 7 8. Apakah anda puas dengan kebijakan/peraturan yang 9 11 ditetapkan oleh pimpinan? 9. Apakah anda nyaman berada di ruangan kerja anda? 13 7 10. Apakah anda merasa bangga bekerja di tempat ini? 8 12 11. Apakah anda merasa puas dengan kondisi kamar mandi 12 8 dan tempat kerja di ruang kerja anda? 12. Apakah anda merasa puas dengan rekan kerja anda? 5 15 13. Apakah anda lebih senang di ruang kerja daripada tempat hiburan? 6 14 14 Apakah anda ingin bekerja di tempat ini selama mungkin? 7 13 15. Apakah anda merasakan kejenuhan (bosan) dengan 8 12 pekerjaan yang anda lakukan? 16. Apakah anda memiliki keinginan mengajukan diri pindah 6 14 kerja ke LP lain? 17. Apakah anda selalu bersemangat dalam bekerja? 9 11 18. Apakah anda merasa gaji yang anda terima sudah 7 14 sebanding risiko pekerjaan anda? 19. Apakah anda punya keinginan mempromosikan diri 18 2 melamar jabatan yang lebih tinggi? 20. Apakah anda menerima jika ada orang menawarkan 6 14 pekerjaan yang lebih menyenangkan meskipun gaji lebih kecil? Jumlah Frekuensi / Persentase 177 (44,25%) 223 (55,75%)

4 Hasil analisa 20 item dari 20 subjek menunjukkan secara umum subjek lebih banyak merasakan ketidakpuasan dibandingkan kepuasan dalam kerja, dengan perbandingan jawaban Ya (menunjukan puas) sebanyak 177 jawaban (44,25%) dan jawaban Tidak (tidak puas) sebanyak 233 jawaban (55,75%). Hasil analisis pada nomor item 3, mengenai kepuasan terhadap karir, diketahui dari 20 subjek hanya 5 subjek yang merasa puas dengan karir pekerjaan, sedankan 15 subjek merasa tidak puas dengan karir pekerjaan mereka. Kondisi ini juga ditunjukkan beberapa indikator perilaku empiris karyawan yang belum menunjukkan kepuasan kerja secara opitmal, misalnya kelesuan yang berlebihan, sering bercakap-cakap, pemakaian barang-barang dinas secara boros, keteledoran yang sering terjadi pada saat bekerja, tidak mentaati peraturan perusahaan, kerjasama yang kurang antara pimpinan dengan bawahan, tingkat absensi maupun turn over yang tinggi. Munculnya fenomena yang merugikan dan dapat menghancurkan tujuan organisasi perusahaan, diantaranya adalah kepuasan kerja. Karyawan yang merasa tidak puas dalam pekerjaannya dapat menyebabkan penurunan semangat dan penurunan produktivitas kerja. Kenyataannya sekarang ini banyak para pekerja atau karyawan yang masuk terlambat, bermalas-malasan, dan sebagainya sehingga bukannya menunjang kemajuan dan pengembangan tetapi akan menghambat kemajuan dan pengembangan dari perusahaan itu sendiri. Menurut pimpinan LAPAS Kelas IIB Ciamis, perilaku tersebut terkait dengan rendahnya moralitas petugas, tanggung jawab dan beban kerja yang

5 terlalu berat, rendahnya pengawasan pimpinan terkait, serta kesejahteran yang berkaitan dengan kepuasan pekerjaan dan pribadi. Sistem pengawasan di LAPAS dilakukan oleh pimpinan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Seperti pada Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia R.I NOMOR: M. 01 PK.04.10. Tahun 2007, dinyatakan dalam pasal 11 yang berbunyi sebagai berikut: (1) Pendidikan dan pengajaran bagi Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan, dilaksanakan di dalam LAPAS. (4) Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran sebagaimana dimaksud dalam ayat sebelumnya menjadi tanggung jawab Kepala LAPAS. Pasal 17 juga menyatakan sebagai berikut : Pelayanan kesehatan bagi penderita di rumah sakit harus mendapat izin tertulis dari Kepala LAPAS. Pada penelitian ini kepuasan kerja akan diukur dengan menggunakan variabel kepemimpinan demokratis, hal ini didasari oleh beberapa alasan teoretis. Menurut Andarika (2002) kepuasan kerja dapat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan. Menurut penelitian Tohari (2005) kepuasan gaya kepemimpinan demokratik dapat mempengaruhi kepuasan kerja. Adapun menurut Johan (2002) secara teoritis, faktorfaktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja sangat banyak jumlahnya, seperti gaya kepemimpinan, produktivitas kerja, perilaku, locus of control, pemenuhan harapan penggajian dan efektivitas kerja. Kartono (2004) menambahkan bahwa pemimpin yang demokratis akan melakukan upaya membimbing, memandu, mengarahkan dan mengontrol pikiran, perasaan atau perilaku seseorang atau sejumlah orang untuk mencapai tujuan

6 bersama, artinya bahwa seorang pimpinan akan mempengaruhi perilaku. Pernyataan ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Kalapas Ciamis Bapak Sri Yuwono mengenai kepuasan kerja dan model kepemimpinan yang diterapkan, hasil kutipan wawancara antara lain dapat dilihat pada alenia berikut : Kepuasan kerja umumnya bersifat subjektif, diantara karyawan di LP tentunya ada satu dua yang merasa tidak puas dengan pekerjaan yang dilakukan. Sebagai contoh karyawan yang memiliki posisi (golongan) lebih tinggi, prestasi bagus, sikap yang positif terhadap pekerjaan, nyaman dalam bekerja dan memiliki motivasi yang tinggi tentunya akan memiliki kepuasan kerja yang lebih baik dibandingkan karyawan yang biasa-biasa saja. Hal tersebut menjadi kami selaku pemimpin untuk memotivasi pegawai agar lebih semangat dan bergairah lagi dalam bekerja. Pada bagian lain Kalapas mengungkapkan seperti berikut : Idealnya model kepemimpinan di sini (LP) harus tegas, disiplin namun juga harus demokratis, artinya setiap memecahkan persoalan yang ada di lapas, kami mempertimbangkan banyak aspek, yang terutama adalah sesuai peraturan perundang-undangan. Dengan demikian setiap masalah dapat dipecahkan secara prosedural dan sistematis. Selain itu kami juga mempertimbangkan informasi, dan masukan dari pegawai dan narapidana. Jadi keputusan tidak diambil satu pihak dari saya pribadi, namun juga mempertimbangan pihak lain yang berkaitan dengan permasalahan yang terjadi. Peran kepemimpinan sangat diperlukan bagi pengembangan karyawan. Menurut Suwandi (dalam Suranta, 2002) keberadaan pemimpin dalam perusahaan adalah sangat penting karena ia memiliki peranan yang sangat strategis dalam mencapai tujuan perusahaan. Kepemimpinan merupakan tulang punggung pengembangan organisasi karena tanpa kepemimpinan yang baik akan sulit untuk mencapai tujuan organisasi. Ditambahkan oleh Locke (1997) kepemimpinan merupakan aspek yang penting dan kompleks dalam kehidupan organisasi atau

7 perusahaan. Berhasil atau tidaknya kegiatan organisasi seringkali dikaitkan dengan keberadaan pimpinan. Tanpa kepemimpinan yang efektif maka kegiatan organisasi sulit untuk diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan demokratis akan mendorong kemampuan mengambil keputusan dari para bawahannya, karena pemimpin akan mendengarkan, menilai dan menerima pikiran-pikiran bawahannya sejauh pemikiran tersebut dapat dilaksanakan. Para bawahan juga didorong untuk meningkatkan kemampuan mengendalian diri dan menerima tanggungjawab lebih besar. Keterlibatan pimpinan untuk menyertakan karyawan dalam pengambilan keputusan akan mempunyai dampak pada peningkatan hubungan pimpinan dengan bawahan dalam meningkatkan partisipasi dan kepuasan kerja karyawan. Ulasan ini didukung oleh beberapa penelitian sebelumnya antara lain Kartikasari (2005) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja karyawan dapat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan transformasional, begitu pula penelitian Pradipta (2007) yang menyatakan kepuasan kerja dipengaruhi gaya evaluasi atasan dan persepsi terhadap budaya perusahaan. Pimpinan perusahaan yang mengerti akan segala kebutuhan yang diinginkan oleh karyawan baik kebutuhan materi dan juga fisiologis. Seorang pemimpin yang baik sanggup memberikan arahan yang baik terhadap karyawan sehingga mampu meningkatkan kinerja karyawan. Penilaian karyawan akan kinerja pimpinan tentang pola kepemimpinan dalam suatu perusahaan atau organisasi memberikan sumbangan efektif terhadap motivasi kerja yang akan mempengaruhi hasil dari kepuasan kerja karyawan. Uraian tersebut menunjukkan kepuasan kerja dapat dipengaruhi banyak

8 faktor, salah satunya yaitu faktor kepemimpinan. Corak atau gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan sangat berpengaruh terhadap efektivitas kerja seorang pemimpin. Masing-masing gaya kepemimpinan itu menentukan hubungan antara kekuasaan pemimpin dan kebebasan mereka yang dipimpin sehingga gaya kepemimpinan itu membedakan dirinya dengan orang lain dan dengan gayanya itu akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya. Berdasarkan ulasan tersebut maka rumusan masalah penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan antara kepemimpinan demokratis dengan kepuasan kerja?. Mengacu pada rumusan masalah tersebut maka peneliti ingin mengetahui secara empiris dengan melakukan penelitian berjudul : Hubungan antara kepemimpinan demokratis dengan kepuasan kerja karyawan. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Hubungan antara kepemimpinan demokratis dengan kepuasan kerja. 2. Mengetahui tingkat kepemimpinan demokratis dan kepuasan kerja. 3. Mengetahui sumbangan efektif kepemimpinan demokratis terhadap kepuasan kerja.

9 C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Bagi Pimpinan Instansi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai hubungan antara kepemimpinan demokratis dengan kepuasan kerja sehingga pimpinan dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat untuk dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan. 2. Bagi subjek penelitian Hasil penelitian memberikan gambaran mengenai hubungan antara kepemimpinan demokratis dengan kepuasan kerja sehingga karyawan dapat memahami kepemimpinan demokratis merupakan faktor yang berperan penting dalam peningkatan kepuasan kerja. 3. Bagi Peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini memberikan informasi dan hasil secara empiris tentang hubungan antara kepemimpinan demokratis dengan kepuasan kerja sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan penelitian selanjutnya.