IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2 DIMENSI UNTUK MENENTUKAN PERSEBARAN AIR TANAH DI DESA GUNUNGJATI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2015, mulai dari pukul

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pemodelan fisik menunjukkan bahwa konfigurasi elektroda yang sensitif

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kerentanan longsor yang cukup besar. Meningkatnya intensitas hujan

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 2, April 2013 ISSN

Riad Syech, Juandi,M, M.Edizar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Pekanbaru ABSTRAK

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

senyawa alkali, pembasmi hama, industri kaca, bata silica, bahan tahan api dan penjernihan air. Berdasarkan cara terbentuknya batuan dapat dibedakan

METODE EKSPERIMEN Tujuan

BAB III METODE PENELITIAN

Sehah dan Hartono. Keywords: groundwater aquifer, village of Kedungwuluh, geoelectric of resistivity method, Wenner configuration.

Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography)

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN :

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PEMODELAN AKUIFER AIR TANAH UNTUK MASYARAKAT PESISIR LINGKUNGAN BAHER KABUPATEN BANGKA SELATAN. Mardiah 1, Franto 2

Identifikasi Bidang Patahan Sesar Lembang dengan Metode Electrical Resistivity Tomography untuk Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Longsor

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751)

Metode Geolistrik (Tahanan Jenis)

PENGUKURAN TAHANAN JENIS (RESISTIVITY) UNTUK PEMETAAN POTENSI AIR TANAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRAYA. Oleh:

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DI TEMPAT WISATA BANTIR SUMOWONO SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR

Interpretasi Bawah Permukaan. (Aditya Yoga Purnama) 99. Oleh: Aditya Yoga Purnama 1*), Denny Darmawan 1, Nugroho Budi Wibowo 2 1

IDENTIFIKASI ZONA SESAR OPAK DI DAERAH BANTUL YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGOLAHAN DATA GEOLISTRIK PADA EKPLORASI SUMBER AIR TANAH DI KECAMATAN KONGBENG KABUPATEN KUTAI TIMUR DENGAN PERANGKAT LUNAK RES2DINV

METODE GEOLISTRIK UNTUK MENGETAHUI POTENSI AIRTANAH DI DAERAH BEJI KABUPATEN PASURUAN - JAWA TIMUR

BAB 2 DASAR TEORI. Gambar 2.1 Interaksi antara air tanah dengan struktur geologi

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

SIMETRI, Jurnal Ilmu Fisika Indonesia Volume 2 Nomor 2 Januari 2016

ANALISIS DATA GEOLISTRIK UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBARAN AKUIFER DAERAH ABEPURA, JAYAPURA

PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)

INVESTIGASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH RAWAN GERAKAN TANAH JALUR LINTAS BENGKULU-CURUP KEPAHIYANG. HENNY JOHAN, S.Si

STUDI BIDANG GELINCIR SEBAGAI LANGKAH AWAL MITIGASI BENCANA LONGSOR

Identifikasi Sistem Panas Bumi Di Desa Masaingi Dengan Menggunakan Metode Geolistrik

BAB III METODE PENELITIAN

Dinisa Hanifa 1, Ibrahim Sota 1, Simon Sadok Siregar 1

BAB III METODA PENELITIAN. mendapatkan hasil yang maksimal. Adapun tahapan yang dilakukan teruraikan

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Pasirmunjul, Kabupaten Purwakarta, masuk ke dalam zona

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG

ANALISIS DATA INVERSI 2-DIMENSI DAN 3-DIMENSI UNTUK KARAKTERISASI NILAI RESISTIVITAS BAWAH PERMUKAAN DI SEKITAR SUMBER AIR PANAS KAMPALA

SURVAI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER DI DESA BANJAR SARI, KEC. ENGGANO, KAB.

POTENSI AIR TANAH DAERAH KAMPUS UNDIP TEMBALANG. Dian Agus Widiarso, Henarno Pudjihardjo *), Wahyu Prabowo**)

Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

Bab IV Akuisisi, Pengolahan dan Interpretasi Data

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE UNTUK IDENTIVIKASI POTENSI SEBARAN GALENA (PBS) DAERAH-X, KABUPATEN WONOGIRI

SURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI KELURAHAN BONTO RAYA KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO

IDENTIFIKASI SEBARAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK HAMBATAN JENIS DI DESA LEMBAN TONGOA

Jurnal Einstein 4 (3) (2016): Jurnal Einstein. Available online

Penentuan Lapisan Bawah Permukaan di Tempat Pengolahan Akhir Sampah (TPAS) Banjarbaru dengan Metode Geolistrik

BAB III METODE PENELITIAN

Nurun Fiizumi, Riad Syech, Sugianto.

Identifikasi Jalur Patahan Dengan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Wilayah Palu Barat

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI POLE-POLE UNTUK MENENTUKAN SEBARAN DAN KEDALAMAN BATUAN SEDIMEN DI DESA WONOSARI KECAMATAN NGALIYAN SEMARANG

Gambar 3.1 Lokasi lintasan pengukuran Sumber: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Oleh: I Nengah Simpen. Promotor: Prof. Dr. Ir. I Nyoman Sutarpa Sutama, M.S Ko Promotor: 1. Prof. Ir. I Wayan Redana, M.Sc, Ph.D

Cristi * ), Kerista Sebayang * ), Mester Sitepu ** ) Departemen Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara, MEDAN

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 3 (2015), Hal ISSN :

Pendugaan Akuifer serta Pola Alirannya dengan Metode Geolistrik Daerah Pondok Pesantren Gontor 11 Solok Sumatera Barat

*

APLIKASI GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN POTENSI AKUIFER AIR TANAH: STUDI KASUS DI KECAMATAN MASARAN, KEDAWUNG DAN SIDOHARJO, KABUPATEN SRAGEN

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DAERAH KEPULAUAN SERUI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

PENENTUAN KEDALAMAN AKUIFER BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

Gambar 2. Lokasi Penelitian Bekas TPA Pasir Impun Secara Administratif (

, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup di muka bumi. Makhluk hidup khususnya manusia melakukan

ESTIMASI CADANGAN BATU GAMPING DI DESA MELIRANG, KECAMATAN BUNGAH, KABUPATEN GRESIK DENGAN METODE RESISTIVITAS 2-DIMENSI

BAB II TINJAUAN UMUM

IDENTIFIKASI INTRUSI AIR LAUT KE DALAM AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI PANTAI BAJULMATI MALANG

Pendugaan Mineral Kromit dengan Metode Electricalresistivity Tomography di Daerah Wosu-Morowali Sulawesi Tengah

Pemetaan Akuifer Air Tanah Di Sekitar Candi Prambanan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis

PENENTUAN SEBARAN DAN KANDUNGAN UNSUR KIMIA KONTAMINASI LIMBAH CAIR BAWAH PERMUKAAN DI TPA CAHAYA KENCANA, KABUPATEN BANJAR

ANALISA KONDUKTIVITAS HIDROLIKA PADA SISTIM AKUIFER

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 02 (2015), Hal ISSN :

SURVEY GEOLISTRIK DI DAERAH PANAS BUMI KAMPALA KABUPATEN SINJAI SULAWESI SELATAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. nilai resistivitas di bawah permukaan. Data primer yang didapat adalah data

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Investigasi Bidang Gelincir Tanah Longsor Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis di Desa Kebarongan Kec. Kemranjen Kab.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data geolistrik dan GPS (akusisi data oleh Pusat Survei Geologi)

FOTON, Jurnal Fisika dan Pembelajarannya Volume 18, Nomor 2, Agustus 2014

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

POTENSI SUMBERDAYA AIR TANAH DI SURABAYA BERDASARKAN SURVEI GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

PENDUGAAN RESERVOIR DAERAH POTENSI PANAS BUMI PENCONG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS

Marjuni 1, Sri Cahyo Wahyono 1, Simon Sadok Siregar 1

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DENGAN METODE TAHANAN JENIS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE DAERAH BAMBANKEREP NGALIYAN SEMARANG

IDENTIFIKASI JENIS BATUAN MENGGUNAKAN METODA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER DI UNIVERSITAS NEGERI PADANG KAMPUS AIR TAWAR

ANALISIS AIR BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR ZONA RAWAN LONGSOR MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE DI PAYUNG KOTA BATU

Transkripsi:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemodelan tahanan jenis dilakukan dengan cara mencatat nilai kuat arus yang diinjeksikan dan perubahan beda potensial yang terukur dengan menggunakan konfigurasi wenner. Pengukuran dilakukan di Desa Sambengwetan Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas dengan lintasan pengukuran sepanjang 300 meter. Titik 0 pada pengukuran mempunyai koordinat 07 23 46.5 LS dan 109 18 42,9 BT sedangkan titik 300 mempunyai koordinat 07 23 56 LS dan 109 18 42,9 BT. Data yang diperoleh yaitu nilai kuat arus dan beda potensial digunakan untuk menghitung nilai tahanan jenis semu dengan menggunakan persamaan (2.15). Harga resistivitas semu yang didapatkan, kemudian diolah dengan software Res2Dinv 3.54. Dari pengolahan data dengan software tersebut didapatkan model tahanan jenis bawah permukaan di sepanjang lintasan, kedalaman lapisan, dan nilai RMS error. Model distribusi tahanan jenis bawah permukaan dapat mencerminkan kondisi bawah permukaan di sepanjang lintasan pengukuran, sehingga dapat dilakukan interpretasi kondisi litologi bawah permukaannya. Hasil interpretasi kemudian dapat dilakukan pemodelan litologi dengan bantuan program sofware ArcView 3.3. Pemodelan ini bisa menggambarkan variasi litologi secara lateral bawah permukaan di sepanjang lintasan daerah penelitian Datum point atau titik pengukuran di bawah permukaan lintasan pengukuran merupakan titik tengah dari total spasi elektroda arus dan tegangan untuk setiap nilai spasi a. Semakin kecil jarak spasi elektroda a, maka akan semakin banyak jumlah datum pointnya. Kedalaman jangkauan dipengaruhi oleh jumlah spasi elektroda dan panjang lintasan pengukuran. Semakin panjang lintasan maka kedalaman jangkauan yang didapatkan akan lebih dalam..

22 Gambar 4.1 Datum point pengukuran tahanan jenis semu kofigurasi Wenner Batuan adalah material yang mempunyai daya hantar listrik dan harga tahanan jenis tertentu. Batuan yang sama belum tentu mempunyai tahanan jenis yang sama. Sebaliknya harga tahanan jenis yang sama bisa dimiliki oleh batuanbatuan berbeda, hal ini terjadi karena nilai resistivitas atau tahanan jenis batuan memiliki rentang nilai yang bisa saling tumpang tindih atau over lap. Jenis material lapisan batuan bawah permukaan tanah dapat diketahui dari nilai tahanan jenisnya. Namun diperlukan adanya data pendukung seperti kondisi geologi daerah tersebut. Karena itu dalam proses interpretasi selain membandingkan nilai distribusi tahanan jenis semu yang didapatkan dengan nilai tabel tahanan jenis yang ada, juga perlu mempertimbangkan data geologi daerah penelitian. Menurut kondisi geologinya daerah Desa Sambengwetan merupakan satuan batuan aluvium (Qa) yang merupakan satuan batuan termuda yang pembentukannya masih berlangsung terus menerus hingga saat ini, dan berasal dari rombakan batuan yang lebih tua. Satuan batuan ini terdiri atas kerikil, pasir, lanau, dan lempung yang merupakan endapan sungai [17]. Dataran aluvium merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain: iklim, curah hujan, angin, topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat proses pelapukan dan erosi. Potensi air tanah di daerah cekungan ditentukan oleh jenis dan tekstur batuan penyusunnya.

23 Berdasarkan keadaan geologi daerah, maka dalam penentuan jenis material lapisan batuan tersebut menggunakan tabel resistivitas pada baris keempat (lempung dan pasir) yang dapat dilihat pada Lampiran 3 [19]. Hasil perhitungan dan pengolahan data dengan software Res2Dinv Version 3.54 diperoleh nilai RMS error sebesar 3,0 % dan pemodelan distribusi nilai tahanan jenis material di bawah permukaan di sepanjang daerah penelitian seperi terlihat pada Gambar 4.2. Gambar 4.2 Hasil pengolahan data Res2Dinv 3.54 Dari hasil pengolahan data menggunakan software Res2Dinv Version 3.54, maka dapat dilakukan interpretasi untuk menentukan litologi penyusunnya. Litologi penyusun daerah penelitian dapat dikelompokkan menjadi 4 macam jenis batuan penyusun yaitu : 1. Lapisan tanah Tanah merupakan satuan lapisan penutup dan menempati lapisan yang paling atas, dengan nilai reisistivitas berkisar 20 sampai dengan 100 Ω.m. Lapisan top soil atau tanah ini mempunyai kedalaman maksimum sampai 2 meter. Tanah merupakan hasil pelapukan batuan yang ada di bawahnya dan merupakan bagian dari kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. 2. Lapisan batupasir lempungan Kemungkinan lapisan ini berselang-seling antara batulempung dengan lapisan batupasir. Akan tetapi, total ketebalan batupasir ini masih lebih tebal daripada total ketebalan sisipan batulempung atau disebut sebagai pasir

24 lempungan. Satuan lapisan pasir lempungan berada tepat di bawah lapisan tanah. Lapisan ini berada di kedalaman 4 meter dan mencapai maksimum pada kedalaman 7 meter. Lapisan ini juga ditemukan setelah lapisan pasir yang berada di kedalaman 40 meter hingga kedalaman maksimum survei. Nilai resistivitas lapisan pasir lempungan berada di sekitar 20-50 Ω.m.. Lapisan pasir lempungan juga berfungsi sebagai lapisan akuifer, namun air yang terkandung tercampur dengan lempung. 3. Lapisan batupasir Nilai resistivtasnya sebesar 100-200 Ω.meter [7] termasuk kedalam lapisan pasir, serta kedalaman mulai 7-40 meter. Lapisan pasir merupakan batuan yang dapat menyimpan dan mengalirkan air tanah yang disebut akuifer. Lapisan akuifer ini, jika dilihat dari sifat fisisnya, merupakan lapisan batuan yang memiliki celahcelah atau rongga sehingga bisa diisi oleh air dan juga dapat bergerak melalui celah-celah atau rongga [21]. Rongga-rongga dan celah pada batuan akifer dapat disebut pori-pori. Porositas adalah perbandingan antara seluruh pori-pori dengan volume total batuan dan dinyatakan dalam persen [20]. Porositas menentukan banyaknya air yang dapat dikandung dalam batuan [20]. Nilai porositas pasir yang cukup besar yaitu sekitar 35 % sampai 45 % [21] inilah yang memungkinkan lapisan pasir dapat diinterpretasikan sebagai akuifer. 4. Lapisan pasir dan tanah kompak Satuan lapisan pasir dan tanah kompak di daerah penelitian ditemukan di lapisan batupasir. Karena itu lapisan pasir dan tanah kompak ini merupakan lapisan sisipan. Lapisan pasir dan tanah kompak berada di kedalaman 27 hingga 42 meter dan berada di titik 45 sampai titik 110. Nilai resistivitas pasir dan tanah kompak sebesar 200 sampai 300 Ω.m.

25 Setelah melakukan interpretasi dan diketahui litologi penyusunnya maka dapat dilakukan pemodelan litologi dengan bantuan sofware ArcView 3.3 sehingga didapatkan pemodelan litologi seperti pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 Litologi daerah penelitian Dari pemodelan litologi pada Gambar 4.3 terlihat jelas bahwa litologi penyusun daerah Desa Sambengwetan tersusun oleh tanah, pasir lempungan, pasir, dan pasir tanah kompak. Namun jika dilihat dari litologi penyusun akuifernya adalah pasir lempungan dan batupasir. Lapisan batupasir dapat diinterpretasikan sebagai akuifer karena batupasir merupakan lapisan batuan yang memiliki celahcelah atau rongga sehingga bisa diisi oleh air dan juga dapat bergerak melalui celah-celah atau rongga tersebut [20]. Akuifer ini mempunyai tekanan hidrostatik yang sama dengan tekanan atmosfer dan mudah dipengaruhi oleh kondisi lingkungan setempat [22].