IVAN AGUSTA FARIZKHA ( ) TUGAS AKHIR PW PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH MELALUI KETERKAITAN SEKTORAL DI KABUPATEN LUMAJANG

dokumen-dokumen yang mirip
POTENSI SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL, DAN RESTORAN

Tabel/Table 1.4 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Tanaman Buah - Buahan Harvest Area, Production and yield Rate of Fruits Tahun/ Year 2013

GROUP I (TGL 24 AGUSTUS S.D 26 AGUSTUS 2015) 1 DINAS PENDIDIKAN - SEKRETARIAT 2 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL 3 DINAS KOPERASI, USAHA KECIL

Okto Dasa Matra Suharjo NRP Dosen Pembimbing Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.Rer.Reg

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

Produk Domestik Regional Bruto

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

J u m l a h 775, ,00 222, , , ,00

BAB I PENDAHULUAN. menjamin tercapainya kepuasan konsumen akan produk akhir yang berkualitas,

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

Tabel / Table Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Besar Planted Areas and Production of Large Holder Estate 2017

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN

V. ANALISIS SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN KARIMUN

BAB III METODE PENELITIAN

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

BAB IV ANALISIS SUB SEKTOR POTENSIAL DALAM MENDUKUNG FUNGSI KOTA CILEGON

ANALISIS PENGEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN SIAK

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sisterm kelembagaan.

Kriteria Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha ini

9.1. Analisis LQ Sektor Jembrana Terhadap Sektor Propinsi Bali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

Keterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur

Kawasan Cepat Tumbuh

KATA PENGANTAR. Lumajang, November 2017 KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN LUMAJANG. . A Z W I R, S.Si. NIP

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

I. PENDAHULUAN. dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

: Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS kabupaten Lumajang. : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Wilayah BPS Kabupaten Lumajang

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN WAROPEN

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.

ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI PROVINSI ACEH PERIODE

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MALANG TAHUN

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan 1. Kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Provinsi Jawa Tengah

III. METODE PENELITIAN. 2010, serta data-data lain yang mendukung. Data ini diperoleh dari BPS Pusat,

VII. ANALISIS POTENSI PEREKONOMIAN LOKAL DI WILAYAH PEMBANGUNAN CIANJUR SELATAN

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN KEEROM TAHUN Chrisnoxal Paulus Rahanra 1

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009

III. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan penelitian. Wilayah yang akan dibandingkan dalam penelitian ini

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup. per kapita. Tujuan pembangunan ekonomi selain untuk menaikkan

II PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN MALUKU UTARA

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

PERTUMBUHAN EKONOMI PAKPAK BHARAT TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

EVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2003 Oleh: Irma Suryahani 1) dan Sri Murni 2)

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN LUMAJANG. 3508

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

Katalog BPS :

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

3. Kondisi Ekonomi Makro Daerah

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kondisi geografi wilayah yang bermacam-macam. sehingga struktur ekonomi tiap wilayah sangat beragam.

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari satu periode ke

Analisis Peranan Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Provinsi Jawa TimurTahun (Pendekatan Shift Share Esteban Marquillas)

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen

I. PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejajar dengan bangsa-bangsa maju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Berlakang. Pembangunan daerah merupakan implementasi (pelaksaan) serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Adam Smith (1776) terdapat dua aspek utama pertumbuhan

Lampiran 1. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Karo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

IVAN AGUSTA FARIZKHA (3609100035) TUGAS AKHIR PW09-1328 PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH MELALUI KETERKAITAN SEKTORAL DI KABUPATEN LUMAJANG Dosen Pembimbing Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic. Rer.Reg. PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya 2013

LATAR BELAKANG Pengembangan Wilayah Indikator Indeks Pertumbuhan Ekonomi Tools Keterkaitan antar daerah Pemaksimalan Peran Sektoral o o o Ditemukannya Sektor ataupun komoditi yang memiliki potensi besar Keberlangsungan sebuah sektor membutuhkan sektor lain sebagai penunjang Perkembangan sektor potensial akan mendorong sektor lain turut berkembang Terbentuk hubungan keterkaitan membentuk keterpaduan menuju pada sinergi antar daerah Tujuan akhirnya adalah peningkatan produktivitas PENGEMBANGAN WILAYAH TERKAIT SATU SAMA LAIN SEBAGAI SUATU SISTEM Tarigan, 2005 ; Rustiadi, dkk, 2009 ; Ghalib, 2005

Data PDRB Kab. Lumajang,Kab. Jember, Kota dan Kab Probolinggo No. Kota/Kabupaten PDRB atas Harga Berlaku (milyar Rupiah) PDRB perkapita (juta Rupiah) 1. Lumajang 13.886 10,36 Rata-rata pendapatan per kapita seluruh Jatim adalah sebesar Rp 20,77 juta. 2. Jember 24.518,55 11,27 3. Kabupaten 14.896 13,64 Probolinggo 4. Kota Probolinggo 20.536,09 20,59 Sumber : BPS Kab. Lumajang, BPS Kab. Jember, BPS Kota dan Kabupaten Probolinggo (tahun 2010) PERMASALAHAN o Kabupaten Lumajang tergolong daerah relatif tertinggal (low growth and low income) (Zainal Arifin,2008 : 10). o Pertumbuhan ekonomi tidak terlalu pesat dari tahun ke tahun (Septya. 2010). o Belum nampaknya keterkaian sektoral, terlihat dari kurangnya pemaksimalan sektor-sektor ekonomi yang ada

No. Kecamatan Share sektor (%) PDRB per-kapita Primer Sekunder Tersier (Rp) 1. Pasrujambe 53,25 7,03 39,72 21.798.752,01 2. Jatiroto 37,89 21,9 40,16 21.053.364,78 3. Lumajang 8,12 23,80 68,08 19.922.780,88 4. Sumbersuko 25,28 33,04 41,68 17.667.266,02 5. Tempeh 28,44 31,19 40,38 17.437.665,08 6. Gucialit 45,54 8,13 46,33 16.905.778,75 7. Pasirian 41,34 21,03 37,62 16.277.512,41 8. Klakah 36,86 13,28 49,86 15.770.372,92 9. Yosowilangun 40,25 13,14 46,60 15.107.932,46 10. Kedungjajang 40,82 21,67 37,51 14.307.455,45 11. Rowokangkung 40,43 8,95 50,62 14.182.699,08 12. Tempursari 42,96 9,35 47,69 14.030.930,05 13. Candipuro 38,93 19,13 41,94 13.929.107,41 14. Randuagung 43,38 8,35 48,38 13.702.148,73 15. Tekung 46,51 11,75 41,74 13.598.534,85 16. Kunir 38,57 14,89 46,54 13.535.501,28 17. Pronojiwo 46,36 17,84 35,80 12.986.388,54 18. Sukodono 26,52 24,28 49,19 12.793.593,59 19. Ranuyoso 46,99 10,36 42,65 11.872.756,21 20. Padang 45,16 15,56 39,28 11.049.490,54 21. Senduro 42,17 18,89 38,94 10.652.774,84 Rata rata 15.170,609,80 SEKTOR POENSIAL Kecamatan pdrb perkapita dibawah rata2 Dari potensi masing masing kecamatan ini seharusnya ada keterkaitan yang terjadi, karena sektor primer membutuhkan sektor sekunder sebagai media added value dan sektor tersier sebagai media distribusi hasil dari sektor sekunder

Rumusan Masalah o Lumajang merupakan Kabupaten dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang lambat o Belum terlihatnya keterkaitan antar sektoral, o Kab. Lumajang memiliki sektor ekonomi prospektif dan potensial yang mampu menaikkan indeks pertumbuhan ekonomi wilayah. o dibutuhkan konsep percepatan ekonomi dengan memanfaatkan sektor sektor ekonomi yang dimaksimalkan dengan melihat pola keterkaitan sektoral yang ada. Pertanyaan penelitian : seperti apa pola keterkaitan sektoral di Kabupaten Lumajang berdasarkan sektor/sub sektor potensial pada masing masing kecamatan?

Tujuan dan Sasaran o Tujuan : Mengetahui pola keterkaitan sektoral antar wilayah di Kabupaten Lumajang sebagai landasan penentuan konsep percepatan pertumbuhan ekonomi o Sasaran : Mengidentifikasi sektor/sub-sektor ekonomi potensial yang ada pada masing masing kecamatan di Kabupaten Lumajang berdasarkan pendapatan daerahnya (per-kecamatan). Menganalisis pola keterkaitan sektoral ekonomi potensial di Kabupaten Lumajang. Merumuskan arahan percepatan pertumbuhan ekonomi berdasarkan pola keterkaitan sektoral antar wilayah di Kabupaten Lumajang.

Ruang Lingkup o Ruang Lingkup Wilayah

Kerangka Pikir Sumber : Hasil Pemikiran, 2012

Tinjauan Pustaka o Pembahasan mengenai teori teori yang berhubungan dengan permasalahan di dalam penelitian, antara lain mengenai wilayah dan perwilayahan, ekonomi wilayah (pertumbuhan ekonomi), dan keterkaitan antar wilayah.

PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH Sektor pertanian yang berhasil merupakan prasyarat bagi pembangunan sektor industri dan jasa (Suhendra, 2008) Pertanian Pertanian Industri Industri P E R T U M B U H A N MEDIA KETERKAITAN Keterkaitan produk Pertanian Jasa Perdagangan Industri E K O N O M I Keterkaitan fiskal Keterkaitan investasi dan konsumsi Sumber : (repelita I, II, III, IV dan Meier 1995)

RINGKASAN PUSTAKA Teori Unsur yang diperhatikan Variabel Wilayah dan Perwilayahan Ekonomi Wilayah Teori Basis Ekspor Teori Pertumbuhan Jalur Cepat Model Pertumbuhan Interregional kemajuan ekonomi dicerminkan dari perubahan struktur ekonomi wilayah Wilayah berdasarkan kriteria ekonomi ada dua yaitu tipe industri atau tipe pertanian Pertumbuhan wilayah terjadi akibat interaksi pusat pertumbuhan lmu Ekonomi Regional memiliki tujuan untuk memaksimalkan kegiatan ekonomi dilihat secara spasial. Komponen utama ekonomi regional : a) sumberdaya penduduk; b) kegiatan ekonomi; c) sistem transportasi. Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi. Bersifat eksogen. Berorientasi ekspor. Pertumbuhan wilayah bergantung pada kegiatan ekspor. Menggunakan metode LQ Mengetahui dan memilih sektor atau komoditi yang memiliki potensi besar dan dapat dikembangkan dengan cepat (potensi alam dan/atau competitive advantage) Sifat : orientasie ekspor Menambahkan teori basis ekspor dengan mengasumsikan dengan dampak daerah tetangga Ekspor = Σ Impor Ekspor adalah Penjumlahan imporimpor daerah-daerah tetangga dari daerah asal (kita) Pusat pertumbuhan wilayah Potensi wilayah Sektor basis Nilai tambah ekonomi Daya saing wilayah Produksi dan Pendapatan daerah sebagai indikator perkembangan Kondisi Jaringan jalan Nilai produksi sektoral Nilai pertumbuhan produksi total (9 sektor) Pertumbuhan nilai produksi Sektor/sub sektor yang memiliki keterkaitan : Sektor Pertanian Sub sektor Tanaman bahan makanan Sub sektor Tanaman perkebunan Sub sektor Peternakan Sumber : Analisa Penulis 2013

LANJUTAN... Teori Unsur yang diperhatikan Variabel Sektor ekonomi potensial sektor yang mengekspor barang dan jasa ke wilayahwilayah diluar batasbatas perekonomian setempat. Memiliki daya saing (competitive advantage) Perkembangan sektor ini akan merangsang perkembangan sektor-sektor lain. Komponen ekonomi wilayah yaitu : a) sumberdaya penduduk; b) kegiatan ekonomi; c) sistem transportasi. Sub sektor Kehutanan Sub sektor Perikanan Sektor Industri Pengolahan Sektor Perdagangan, Hotel, Dan Restoran Sektor Jasa Jasa

ALUR TEORI KETERKAITAN SEKTORAL Keterkaitan produk dan konsumsi (media add value) kaitan investasi (media pemasaran) Kaitan fiskal

Metode Penelitian Variabel Penelitian Metode Analisis Teknik Analisis Data Data ANALISIS KONSEP / ARAHAN

Variabel Penelitian No Sasaran Variabel Definisi Operasional 1. Mengidentifikasi sektorsektor ekonomi potensial di Kab. Lumajang 2. Menganalisis pola keterkaitan sektoral ekonomi potensial di Kabupaten Lumajang 3. Merumuskan arahan percepatan pertumbuhan ekonomi berdasarkan pola keterkaitan sektoral antar wilayah di Kabupaten Lumajang. Sumber : Penulis, 2013 Nilai produksi sektoral Nilai pertumbuhan produksi sektoral Nilai pertumbuhan produksi total (9 sektor) Pertumbuhan nilai produksi Sektor/sub sektor yang memiliki keterkaitan Hasil sasaran 1 dan sasaran 2 Kondisi Jaringan jalan Nilai pertumbuhan dan produksi sektoral digambarkan oleh besar nilai PDRB tiap kecamatan, variabel ini mengukur kinerja masing masing sektor/sub-sektor Nilai pertumbuhan produksi total untuk mencerminkan pertumbuhan ekonomi total di Kabupaten Lumajang. Pertumbuhan nilai produksi sektor digunakan untuk melihat ketrkaitan pengaruh antar sektor Penggabungan interpretasi hasil sasaran satu dan dua ditambah dengan melihat aksesibilitas yang diwakili oleh kondisi jaringan jalan

Metode Analisis Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif, meliputi : 1. Analisis Location Quotient (LQ) 2. Path Analisis 3. Analisis Deskriptif

Teknik Analisis Data Sasaran Tahapan Analisis Input Data Alat Analisis Mengidentifikasi sektor sektor ekonomi potensial di Kab. Lumajang (seluruh Kecamatan) Menganalisis keterkaitan sektoral di Kab. Lumajang Merumuskan pola keterkaitan sektoral ekonomi wilayah Kab. Lumajang Mengidentifikasi dan analisis sektor unggulan, andalan, prospektif dan tertinggal Analisis keterkaitan sektoral Penyusunan arahan percepatan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lumajang Data Series PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009-2011 (kecamatan dan Kabupaten) Data Series PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009-2011 (kecamatan) Sektor potensial (Hasil LQ) dan hubungan keterkaitan antar sektor ekonomi (hasil dari path analisis) Analisis SLQ dan DLQ Analisis jalur (path analisis) analisa deskriptif Output Sektor-sektor unggulan, andalan, prospektif, dan tertinggal. Terlihat hubungan keterkaitan antar sektor ekonomi di Kab. Lumajang Arahan dan Visualisasi Pola keterkaitan spasial ekonomi wilayah (peta)

Hasil Dan Pembahasan KESENJANGAN SASARAN SATU : Mengidentifikasi sektorsektor ekonomi Potensial / unggulan di Kab. Lumajang EKONOMI POTENSIAL

GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN PDRB Atas Harga Berlaku dan Konstan beserta pertumbuhannya Kabupaten Lumajang 2010-2011 (juta rupiah) Sektor ADHB ADHK 2010 2011 % tumb 2010 2011 % tumbuh uh PRIMER 5.124.159,03 5.628,321,01 36,12 9,84 2.394.831,43 2.462.938,56 36,39 2,84 1. 4.89.573,86 5.382.528,07 34,54 9,99 2.275.031,39 2.339.280,96 34,56 2,82 2. 230.585,17 2245.792,94 1,58 6,60 119.800,04 123.657,60 1,83 3,22 SEKUNDER 2.528.794,38 2.866.142,13 18,39 13,34 1.072.786,72 1.148.023,26 16,96 7,01 3. 1.874.458 2.108.213,42 13,53 12,47 851.406,26 910.910,54 13,46 6,99 4. 85.481,08 92.289,38 0,59 7,96 36.960,13 38.780,98 0,57 5,04 5. 568.854,36 665.639,33 4,27 17,01 184.460,33 198.331,74 2,93 7,52 TERSIER 6.223.489,54 7.088.957,03 45,49 13,72 2.902.286,14 3.157.555,62 46,65 8,80 6. 3.440.266 3.959.901,76 25,41 15,10 1.548.469,74 1.707.088,83 25,22 10,24 7. 595.427,33 649.976,63 4,17 9,16 278.319,67 298.857,84 4,42 7,38 8. 569.498,27 648.811,18 4,16 13,93 274.792,77 296.246,14 4,38 7,81 9. 1.628.297,94 1.830.267,46 11,74 12,40 800.703,96 855.362,81 12,64 6,83 TOTAL PDRB 13.886.442,95 15.583.420,1 100 12,22 6.369.904,29 6.768.517,44 100 6,26 Sumber : Hasil Analisa 2013 Keterangan : 1 : Pertanian 2 : Pertambangan dan Penggalian 3 : Industri Pengolahan 4 : Listrik, Gas, dan Air Bersih 5 : Bangunan 6 : Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7 : Pengangkutan dan Komunikasi 8 : Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9 : Jasa-jasa Share sektor tinggi pada masing masing kelompok sektor

HASIL ANALISIS Hasil Analisa SLQ Kabupaten Lumajang Tahun 2011 NO. KABUPATEN/ A B C D E 1 KOTA 2 3 4 1 Tempursari 1.17 0.92 1.28 0.29 1.06 9.43 0.50 1.03 1.25 2 Pronojiwo 1.23 1.27 1.09 1.22 3.24 1.66 0.96 0.86 0.89 3 Candipuro 1.06 1.53 0.30 0.64 2.36 0.88 1.08 0.91 1.14 4 Pasirian 0.86 0.96 0.51 0.69 0.64 2.71 1.25 0.87 0.82 5 Tempeh 0.77 0.68 0.57 1.17 0.61 0.83 2.03 0.96 0.70 6 Lumajang 0.23 0.31 0.01 0.26 0.05 0.22 1.10 1.19 1.78 7 Sumbersuko 0.73 0.62 0.35 1.49 0.50 0.03 2.15 0.91 0.79 8 Tekung 1.35 1.67 0.78 1.32 0.30 0.44 0.59 0.92 0.82 9 Kunir 1.12 0.91 1.09 1.68 2.52 0.33 0.74 1.16 0.74 10 Yosowilangun 1.16 1.11 0.88 1.27 0.10 3.32 0.57 1.03 1.11 11 Rowokangkung 1.17 1.53 0.71 0.91 0.28 0.54 0.46 1.18 0.98 12 Jatiroto 1.10 0.42 3.74 0.39 0.04 0.10 1.40 0.79 0.99 13 Randuagung 1.25 1.34 1.53 0.99 0.45 0.29 0.35 1.29 0.87 14 Sukodono 0.77 0.90 0.83 0.53 0.06 0.19 1.11 0.85 0.90 15 Padang 1.31 0.82 2.63 1.42 1.04 0.04 0.84 0.98 0.96 16 Pasrujambe 1.52 1.78 0.60 1.94 2.86 0.10 0.32 0.89 0.86 17 Senduro 1.22 1.52 0.90 0.91 1.56 0.58 1.12 0.96 0.88 18 Gucialit 1.31 0.98 1.96 1.45 4.58 0.19 0.37 1.06 0.86 19 Kedungjajang 1.18 0.69 2.24 1.54 0.53 0.13 1.07 0.92 0.68 20 Klakah 1.06 1.25 0.80 0.96 0.83 0.60 0.59 1.11 1.17 21 Ranuyoso 1.35 1.54 0.63 1.76 1.82 0.29 0.40 1.07 1.00 Sumber : Hasil Analisa 2013 Kecamatan dengan sektor basis pada semua kelompok sektor KETERANGAN: 1 : Pertanian A : Tanaman bahan makanan B : Tanaman perkebunan C : Peternakan D : Kehutanan E : Perikanan 2 : Industri Pengolahan 3 : Perdagangan, Hotel, dan Restoran 4 : Jasa-jasa

hasil Perhitungan DLQ PDRB Kabupaten Lumajang Tahun 2009-2011 N KABUPATEN/ A B C D E 1 O. KOTA 2 3 4 1 Tempursari 1.21 0,98 1,06 0,93 1,08 0,19 0.89 0.97 1.15 2 Pronojiwo 1.11 1,17 0,75 1,20 1,35 0,17 0.80 0.99 1.39 3 Candipuro 0.94 0,97 0,78 1,00 0,74 0,12 1.02 0.97 1.39 4 Pasirian 1.01 0,94 1,26 1,00 1,25 0,14 1.08 1.14 1.23 5 Tempeh 0.86 0,97 1,12 0,63 1,36 0,13 0.98 1.00 0.81 6 Lumajang 0.82 0,97 0,43 0,57 0,87 0,12 0.83 0.99 0.67 7 Sumbersuko 0.76 0,75 0,71 0,82 0,78 0,12 1.07 0.75 0.93 8 Tekung 1.13 1,17 1,07 1,20 0,95 0,17 1.66 0.96 0.92 9 Kunir 1.10 1,17 1,14 1,10 0,37 0,15 1.34 0.87 0.80 10 Yosowilangun 1.11 0,97 0,93 1,17 1,69 0,20 0.81 0.98 0.90 11 Rowokangkung 1.11 1,10 1,53 1,08 0,97 0,15 1.00 0.93 0.95 12 Jatiroto 1.18 1,29 1,15 1,07 1,63 0,13 0.88 0.97 1.03 13 Randuagung 0.92 0,95 0,72 1,27 1,52 0,14 1.58 1.02 1.01 14 Sukodono 1.06 1,18 1,00 0,95 1,29 0,12 0.78 0.99 0.84 15 Padang 1.01 0,80 0,94 1,56 0,88 0,12 1.01 1.08 1.18 16 Pasrujambe 0.95 0,93 1,60 0,81 2,04 0,18 1.26 1.28 1.62 17 Senduro 1.43 1,46 1,45 1,54 1,31 0,12 0.70 0.83 0.95 18 Gucialit 1.27 1,13 1,37 1,29 1,26 0,13 0.93 0.82 1.21 19 Kedungjajang 0.95 0,87 0,93 1,09 1,41 0,15 0.84 1.06 1.49 20 KLAKAH 1.00 0,97 0,93 1,24 1,22 0,17 0.76 1.12 0.89 21 ranuyoso 1.26 1,36 0,86 1,38 0,79 0,16 0.86 0.87 1.09 Sumber : Hasil Analisa 2013 Kecamatan dengan DLQ > 1 pada semua kelompok sektor KETERANGAN: 1 : Pertanian A : Tanaman bahan makanan B : Tanaman perkebunan C : Peternakan D : Kehutanan E : Perikanan 2 : Industri Pengolahan 3 : Perdagangan, Hotel, dan Restoran 4 : Jasa-jasa