BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tri Suryani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

BAB I PENDAHULUAN. penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan bangsa, kualitas

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dengan adanya kemajuan teknologi dan fenomena global village yang

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

2015 PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

I. PENDAHULUAN. berbeda-beda baik itu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki 4 (empat) program studi keahlian yaitu keuangan, tata niaga,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

TINGKAP Vol. X No. 1 Th. 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan harus mampu menumbuhkan karakter yang mencintai dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. semata-mata untuk hari ini melainkan untuk masa depan.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indri Cahyani

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tris Yuniar, 2015 Peranan panti sosial asuhan anak dalam mengembangkan karakter kepedulian sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

BAB I PENDAHULUAN. mampu memecahkan masalah di sekitar lingkungannya. menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERHADAP KEPEDULIAN SOSIAL DI KALANGAN SISWA SMA.

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

PENGARUH SOCIAL SKILL TRAINING TERHADAP KEMAMPUAN EMPATI ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Oka Nazulah Saleh, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan secara jelas pada uraian berikutnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orang tua. Seorang anak merupakan potensi yang sangat penting, generasi penerus

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

Menurut buku Panduan PLP UPI (2009 : 3), tujuan PLP adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN BERBASIS POTENSI LOKAL MELALUI KEBIJAKAN LEADER CLASS DI DAERAH CILACAP. Oleh : Ma rifani Fitri Arisa

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN (SKL-SP)

Transkripsi:

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi dan sosial Negara Thailand pada periode 11 (2012-2016) menggunakan konsep pengembangan secara terpadu dan menyeluruh. Aspek pembangunan yang dikembangkan secara terpadu diantaranya adalah aspek pendidikan, sosial, ekonomi, lingkungan dan politik. Semua aspek pembangunan tersebut memiliki partisipasi yang sangat penting bagi manusia untuk bertahan dan siap menghadapi perubahan yang terjadi, baik pada individu, keluarga, masyarakat dan Negara. Departemen Pendidikan Kerajaan Thailand mempunyai misi utama mengelola dan mengembangkan system pendidikan di semua tingkatan. System pendidikan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Thailand sebagai manusia yang bermoral, dapat mengembangkan diri dan memiliki keunggulan dalam tataran internasional, saling menghormati dan memiliki kesempatan untuk belajar sepanjang hidupnya. Program pendidikan tahun 2010 pada kerajaan Thailand memiliki tujuh isu strategis, yaitu 1) Memberikan kesempatan memperoleh pendidikan seumur hidup, 2) Meningkatkan kualitas dan Standar Pendidikan, 3) Kapasitas negara dengan menggunakan isu-isu berbasis pengetahuan, 4) Pendidikan pembangunan untuk keamanan negara, 5) Pengembangan, pengelolaan dan hukum pendidikan, 6) Pendidikan dan penelitian dalam rangka memberikan perawatan dan promosi kesehatan,dan 7) Merangsang kesadaran dan mendorong seni dan budaya (Ministry of Education, Laporan Departemen Pendidikan Thailand tahun 2010). Undang-undang pendidikan nasional kerajaan Thailand tahun 2547 (2003) pasal 6 tentang Pelaksanaan Pendidikan menyatakan bahwa: "Pelaksanaan pendidikan 1

digunakan untuk mengembangkan warga Negara Thailand menjadi manusia yang sempurna secara akal, jiwa, ilmu pengetahuan, moral, akhlak, dan budaya di dalam kehidupan sehari-harinya. Jadi pelaksanaan pendidikan Thailand memprioritaskan reformasi pembelajaran yang merupakan inti dari reformasi pendidikan. Dikutip dari Jurnal Penelitian Vol 9, Nomor 1 (Maryani, 2009: 1) Social Studies di Indonesia mempunyai tujuan yaitu Social Studies mempunyai tugas mulia dan menjadi fondasi penting bagi pengembangan intelektual, emosional, kultural, dan sosial peserta didik, yaitu mampu menumbuhkembangkan cara berfikir, bersikap, dan berperilaku yang bertanggungjawab selaku individual, warga masyarakat, warga negara, dan warga dunia. Selain itu Social Studies pun bertugas mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif untuk perbaikan segala ketimpangan, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang di masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran Social Studies di sekolah diorganisasikan secara baik. Sedangkan tujuan Social Studies di Thailand menurut Departemen Pendidikan Nasional (2010) yaitu Membentuk kehidupan sosial dibawah kelembagaan Thailand dan sebagai warganegara dunia yang damai, menjadi warga negara yang baik, dan percaya pada aturan agama yang dianut, dan dapat memahami nilai sumberdaya alam yang ada, mencintai negara dan bangga sebagai warga negara Thailand. Salah satu kompetensi yang sangat penting dikembangkan dalam pembelajaran Social Studies di Thailand dan di Indonesia adalah kompetensi sosial. Kompetensi sosial adalah kemampuan untuk melihat standar dalam hubungan antarpribadi. Goleman (2007: 435) mengemukakan bahwa terdapat dua kunci penting dalam hubungan antarpribadi, yaitu tingkat hubungan untuk mencapai tujuan yang mapan dan tingkat hubungan yang mendukung dalam menciptakan kebaikan dan menumbuhkan pribadi orang yang bersangkutan. Ketika hubungan mencapai tujuan dan berperan untuk menciptakan kesejahteraan dan pertumbuhan pribadi, 2

maka dapat dikatakan bahwa hubungan tersebut adalah yang baik atau hubungan yang sehat, ketika hubungan tidak mencapai tujuan atau bertentangan dengan kesejahteraan dan pertumbuhan pribadi dapat diuraikan sebagai hubungan yang tidak sehat atau salah. Davidson & Janet (2006) mengemukakan bahwa kompetensi sosial adalah suatu kondisi yang memiliki keterampilan sosial, emosional, intelektual dan perilaku yang dibutuhkan untuk berhasil menjadi anggota masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk bertindak dan bertingkah laku secara efektif dan positif dalam menghadapi tuntutan sosial atau kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan, yang ditunjukkan dengan kemampuan mengemukakan persepsi terhadap orang lain secara tepat dan asertif. Phuket merupakan salah satu provinsi yang berada di Thailand bagian Selatan yang memiliki keindahan alam terutama pada keindahan pantainya. Beberapa pantai yang terkenal dan sering dikunjungi oleh para wisatawan diantaranya yaitu Patong Beach, Kalim Beach, Kamala Beach, Surin Beach, Rawai Beach dan sebagainya. Phuket memiliki beberapa Sekolah Menengah Kejuruan dalam bidang Pariwisata. Salah satu tujuan dari Sekolah Mengengah Kejuruan adalah untuk Menciptakan siswa yang berkepribadian baik dan mempunyai keterampilan. Sebagai daerah tujuan wisata utama di Thailand, kompetensi sosial menjadi patokan utama dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan. Keterampilan sosial yang sangat penting dikembangkan dalam pembelajaran IPS terutama pada SMK jurusan pariwisata, sesuai dengan pernyataan Nilam (2009: 6) bahwa untuk dapat diterima oleh lingkungan sosial atau untuk bekerja dalam situasi tertentu kita perlu memiliki dasar pengetahuan dan keterampilan sosial. Tanpa kompetensi sosial, kita akan tersingkir dan tidak mampu mencapai tujuan. 3

Sumber: National Statistical Office Thailand (2012) Bagan 1.1 Perbandingan tingkat pengangguran berdasarkan tingkat pendidikantahun 2011 dan 2012 Berdasarkan data di atas, pengangguran lulusan SMK di Thailand pada tahun 2554 (2011) mengalami peningkatan di tahun 2555 (2012). Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya yaitu masih kurangnya kompetensi sosial yang dimiliki siswa lulusan SMK. Keterampilan sosial yang dikembangkan dalam pembelajaran IPS, seharusnya dapat meningkatkan kesejahteraan hidup siswa, karena dengan adanya kompetensi sosial yang baik, siswa dapat bersosialisasi lebih baik terhadap masyarakat luas. Dalam konteks faktual sekarang ini terdapat berbagai kesenjangan kompetensi sosial antara harapan dan kenyataan. Di era globalisasi yang penuh kompetisi ini siswa menjadi lebih individual dan kurang mengembangkan kerja sama baik siswa secara individu di dalam kelas dan sekolah ataupun dalam konteks masyarakat secara keseluruhan. Kemampuan bekerja sama akan sangat berguna bagi kehidupan siswa pada masa sekarang dan di masa yang akan datang. Era globalisasi menuntut seseorang mampu berkompetisi sekaligus mampu bekerja sama dengan orang lain. 4

Selain itu kemampuan siswa dalam memiliki empati juga masih kurang. Di tengah kondisi yang invidualistik tersebut, empati terhadap individu lain, empati terhadap berbagai situasi dan kondisi menjadi lemah, dan mempunyai kecenderungan untuk menurun. Persoalan-persoalan dalam masyarakat menjadi kurang mendapat perhatian siswa karena kemampuan berempatinya rendah, sehingga mereka mempunyai kecenderungan menjadi generasi yang apatis. Tanggungjawab mereka sebagai individu dan masyarakat menjadi terabaikan karena kompetensi sosial siswa yang rendah. Kelemahan utama lainnya yang berhubungan dengan kompetensi sosial adalah siswa kurang memiliki ketegasan diri dalam sikap, tutur kata, dan perbuatan. Ketegasan diri dalam menyatakan sikap, ekspresi, gagasan, dan pendapatnya secara bebas, tanpa ada tekanan dan perasaan takut belum terasah secara optimal dalam diri siswa sehingga memiliki kompetensi sosial yang lemah. Lemahnya ketegasan diri dapat berakibat kepada kemampuan berkomunikasi yang kurang. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan siswa, bagaimana berinteraksi dengan orang lain dimulai dari kemampuan berkomunikasi. Pada umumnya kemampuan berkomunikasi siswa masih rendah, komunikasi yang kurang efektif, kurang memiliki keterbukaan dan kepercayaan, fleksibelitas dalam merespon, dan berbagai hambatan komunikasi lainnya. Berdasarkan permasalahan faktual inilah kompetensi sosial menjadi hal utama yang dikembangkan dalam membangun karakter peserta didik. Pendidik terutama dalam pembelajaran IPS mendesain pembelajaran yang lebih mementingkan aspek kerjasama siswa dibandingkan dengan aspek kompetisi. Pada pembelajaran IPS di Sekolah Mengengah Kejuruan terdapat beberapa mata pelajaran yang dapat mengembangkan kompetensi sosial diantaranya hubungan sosial dan masyarakat, sopan santun dalam masyarakat dan kebudayaan lokal pada mata pelajaran tersebut membahas tentang karakteristik yang di harapkan dalam pembelajaran Social Studies 5

bagi diri dan masyarakat. Karakteristik tersebut antara lain sesuai dengan tugas dan tanggung jawab, bermurah hati, menyayangi orang lain, kompak dan kerjasama, saling membantu sesama, berbudi luhur, berbudaya, bangga dan mencintai social masyarakat. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti ingin melihat Bagaimana Pengaruh Pembelajaran IPS Terhadap Kompetensi Sosial Siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket, Thailand. (Studi Korelasional Pada Siswa Jurusan Pariwisata) B. Fokus Penelitian/Rumusan masalah Berdasarkan konteks penelitian yang dipaparkan di atas, maka fokus dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: Bagaimana pengaruh pembelajaran IPS terhadap kompetensi sosial siswa pada Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket Thailand. Jika dirinci lagi dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh pembelajaran IPS terhadap kemampuan kerja sama siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket? 2. Bagaimana pengaruh pembelajaran IPS terhadap kemampuan ketegasan diri siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket? 3. Bagaimana pengaruh pembelajaran IPS terhadap kemampuan berempati siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket? 4. Bagaimana pengaruh pembelajaran IPS terhadap kemampuan berkomunikasi siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket? 5. Bagimana pengaruh pembelajaran IPS terhadap kompetensi sosial siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket? C. Tujuan Penelitian 6

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pembelajaran IPS terhadap kompetensi sosial siswa SMK di Phuket Thailand, adapun tujuan khususnya adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh pembelajaran IPS terhadap kemampuan kerja sama siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket 2. Mengetahui pengaruh pembelajaran IPS terhadap kemampuan ketegasan diri siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket 3. Mengetahui pengaruh pembelajaran IPS terhadap kemampuan berempati siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket 4. Mengetahui pengaruh pembelajaran IPS terhadap kemampuan berkomunikasi siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket 5. Mengetahui pengaruh pembelajaran IPS terhadap kompetensi sosial siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Phuket D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis: Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan kajian dalam pengembangan keilmuan terutama dalam pemebelajaran IPS dan Kompetensi Sosial. 2. Manfaat Praktis Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak. 1) Siswa, mengembangkan kompetensi sosial siswa sehingga menjadi pribadi yang baik dan memiliki keterampilan sosial sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS. 2) Guru, 7

mengembangkan pembelajaran metodologi pembelajaran IPS yang mampu mengembangkan kompetensi sosial secara optimal. E. Struktur Organisasi Tesis Penelitian ini disajikan dalam laporan yang memuat lima bab yang masingmasing bab terdiri dari beberapa bagian subbab. Sistematika pembahasan dalam laporan penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, berisi tentang; latar belakang masalah, fokus penelitian/rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis. Selanjutnya Bab II, merupakan kajian teoritis yang terdiri dari; pembahasan tentang pembelajaran IPS, yang meliputi; pengertian sosial studi, tujuan pembelajaran IPS, pola pendidikan IPS, karakteristik pembelajaran IPS dan komponen-komponen pembelajaran. Selanjutnya pembahasan mengenai kompetensi sosial meliputi; pengertian kompetensi sosial, aspek kompetensi sosial dan faktorfaktor penentu kompetensi sosial. Selanjutnya dengan kerangka berfikir, hipotesis penelitian dan penelitian yang relevan. Sedangkan Bab III, penulis menyantumkan metodologi penelitian yang terdiri dari; lokasi penelitian, populasi dan sampel, devinisi operasional, variabel penelitian, metode pengumpulan data, viliditas dan rialibilitas, teknik analaisis data dan prosedur penelitian. Untuk Bab IV, penyajian hasil penelitian dan pembahasan, yang meliputi; gambaran umum tentang subjek penelitian, deskripsi hasil penelitian, penguji hipotesis dan pembahasan penelitian tentang pengaruh pembelajaran IPS terhadap, kemampuan kerja sama, ketegasan diri siswa, kemampuan berempati, kemampuan berkomunikasi dan kompetensi sosial siswa. 8

Penelitian ini diakhiri dengan Bab V, yaitu penutup, berisi kesimpulan yaitu jawaban atas rumusan masalah yang dikemukakan pada bab-bab sebelumnya dan selanjutnya dimuat saran-saran atau rekomendasi. 9