BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara agraris, yang dimana. mayoritas penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembuluh darah dimana keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2020 mendatang, di mana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan persyaratan yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan suatu produksi. Tidak sedikit proses produksi yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi. Namun, menurut Notoadmodjo

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada pasal 86, menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan tenaga kerja dalam pembangunan nasional sangat penting karena

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. mendukung satu sama lain dari tiap-tiap bagian yang ada di dalamnya. Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan ilmu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Gambaran risiko..., Tati Ariani, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas yang sering dilakukan oleh manusia Peter Vi, (2000) dalam Tarwaka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Health Association) adalah beberapa kondisi atau gangguan abnormal

BAB I PENDAHULUAN. permanen dalam bekerja. Pada tahun 2010 World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan kerja merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Laundry dikenal sebagai kegiatan binatu atau pencucian pakaian dengan. mencucikan pakaian-pakaian (Samsudin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. kematian termasuk 37% back pain, 15% hearing loss, 13% chronic obstructive

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. PT. Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. belum bisa dihindari secara keseluruhan. Dunia industri di Indonesia masih

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan

Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Saat ini pembangunan industri menjadi salah satu andalan dalam

BAB I PENDAHULUAN. penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah dalam pengembangan usaha mikro, kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

sesuatu dari satu tempat ke tempat lainnya. Pentingnya transportasi terlihat pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan pembuatannya lebih mudah. Sedangkan kain ini tenun motif

BAB I PENDAHULUAN. tidak alamiah, alat dan sarana kerja yang tidak sesuai dengan pemakainya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manual yang memerlukan tuntutan dan tekanan secara fisik yang berat. Aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kesehatan kerja, yang merupakan perlindungan tenaga kerja terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari jenis produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia masih didominan dengan penggunaan tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. (Azhar, 2011). Banyak ditemui keluhan dari para pekerja terkait masalah

terjadi karena kerja berlebihan (ougkverexertion) atau gerakan yang berulang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dan menjamur penggunaannya terutama perkantoran. Penggunaan personal computer (PC) secara global saat ini terus

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tersebut. Risiko-risiko tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit. Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Bekerja sebagai tenaga kesehatan merupakan suatu profesi yang

BAB I PENDAHULUAN. Leher manusia adalah struktur yang kompleks dan sangat rentan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki. Saat menghadapi persaingan kerja, penampilan juga merupakan salah

HUBUNGAN ANTARA SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI PASAR 45 MANADO Victoria P. Pinatik*,,A. J. M. Rattu*, Paul A. T.

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

BAB I PENDAHULUAN. sakit akibat pekerjaanya itu, baik itu berupa cedera, luka-luka atau bahkan

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang memberikan sumbangan terbesar dalam industri tekstil pada

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan kerja bagi tubuh dalam aspek ergonomi (Windi, Rasmidar Samad 2015).

BAB I PENDAHULUAN. mengenai sistem muskuloskeletal. Gangguan muskuloskeletal (musculoskeletal

BAB I PENDAHULUAN. dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bawah sudah sangat umum di kalangan masyarakat, dari data populasi. pada waktu tertentu (Sambrook, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia (Ferusgel,

BAB I PENDAHULUAN. ergonomi dan psikososial yang berdampak pada kesehatan pekerja.

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi. pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pekerjaan konstruksi merupakan pekerjaan yang banyak menggunakan tenaga kerja. Kontribusi pekerja dalam merealisasikan

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di

BAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 22 Undang-Undang No. 23 tahun tentang kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan kerja diselenggarakan

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN MASA KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL

GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara agraris, yang dimana mayoritas penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani. Di Indonesia, para petani menghabiskan waktu setiap harinya di lahan pertanian, walaupun hanya mengawasi ataupun mencangkul dan menanam, pekerjaan ini di lakukan secara terus menerus oleh para petani sebagai rutinitas. Menurut Undang-Undang RI No 19 tahun 2013, pertanian merupakan salah satu kegiatan mengelola sumber daya alam hayati dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk menghasilkan komoditas pertanian. 1 Dari data statistik tenaga kerja di Indonesia jumlah tenaga kerja di bidang perkebunan, pertanian, kehutanan, perikanan serta peternakan lebih tinggi di bandingkan dengan pekerjaan utama lainya maka dari itu perlu perhatian khusus dari Negara di bidang pertanian, karena memiliki potensi kekayaan alam dan mayoritas penduduk Indonesia berkerja di sektor pertanian. Berdasarkan data tahun 2005 berdasarkan hasil studi departemen kesehatan, terdapat sekitar 40,5% penyakit yang dialami oleh pekerja berhubungan dengan jenis pekerjaannya. Sesuai dengan laporan dari (BLS) The Bureau of Labour Statistics Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat terdapat bahwa 20% dari semua kasus penyakit disebabkan oleh pekerjaan dan 25% kompensasi dan biaya pengobatan 1

2 yang berhubungan dengan adanya keluhan sakit pada pinggang dan keluhan-keluhan lainnya. 2 Pada tahun 2009 World Healt Organization (WHO) melaporkan bahwa Muskuloskeletal disorders ( MSDs) mengalami terhitung >10% dari seluruh masalah kesehatan yang ada. Muskuloskeletal disorders terjadi peningkatan sang sangat pesat di Negara Korea, tercatat 1.634 jumlah kasus pada tahun 2001. Sedangkan Britani Raya, Muskuloskeletal disorders mencapai 40% dari jumlah kasus penyakait akibat kerja pada tahun 2011-20012. 3 Adapun gangguan kesehatan yang dirasakan oleh pekerja berdasarkan studi yang dilakukan departemen kesehatan RI bahwa terhadap 482 pekerja di 12 kabupaten/kota di Indonesia, pada umumnya mengalami gangguan MSds (16,0%), kardiovaskuler (8,0%), gangguan syaraf (6,0%), gangguan pernafasan (3,0%) dan gangguan THT (1,5%). 4 Pekerja sektor informal di Indonesia dilaporkan terkena berbagai masalah kesehatan salah satunya yaitu gangguan otot atau yang biasa dikenal dengan muskuloskeletal, Muskuloskeletal disorders (MSDs) atau yang biasa dikenal gangguan pada otot merupakan kerusakan pada saraf, tendon, otot, ligament, kartilago, persendian, serta discus invertebralis. 5 Pada dasarnya keluhan serta gangguan pada sistem muskuloskeletal akan mulai dirasakan oleh para pekerja pada umur 25-65 tahun. Sakit pada daerah muskuloskeletal biasanya pada umur 35 tahun mulai dirasakan dan rasa sakit akan meningkat terus seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini disebabkan karena pada usia tersebut

3 kemampuan serta ketahanan pada otot mulai melemah sehingga meningkatkan resiko terjadinya keluhan pada otot. Pada tahun 2006-2007 laboratorium Pusat Studi Kesehatan dan Ergonomi ITB memperoleh data bahwa sebanyak 40-80% pekerja melaporkan bahwa merasakan keluhan pada muskuloskeletal setelah melakukan pekerjaan. 6 Muskuloskeletal Disorders (MSD) pada dasarnya merupakan keadaan yang sering dirasakan oleh para pekerja seperti petani dan buruh tani dengan berbagai keluhan yang berkaitan dengan jaringan otot, ligamen, tendon, sistem saraf, kartilago, pembuluh darah dan struktur tulang. Gangguan pada muskuloskeletal yaitu keluhan pada bagianbagian otot skeletal yang dialami oleh para pekerja dari gangguan ringan sampai gangguan yang sangat fatal. Pada dasarnya, gangguan MSDS berupa rasa nyeri, sakit, mati rasa, bengkak, kesemutan, kekakuan, gangguan tidur, gemetar, serta rasa terbakar yang mengakibatkan gangguan pada proses mobilitas seseorang untuk melakukan pergerakan serta mengkoordinasi gerakan pada anggota tubuh atau ekstrimitas sehingga mengurangi efisiensi kerja dan kehilangan waktu kerja sehingga produtivitas kerja menurun. 7 Warga Dukuh Sodong Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen Kota Semarang merupakan sebagian besar adalah petani. Para petani dalam setiap tahunnya melakukan proses pemanenan sebanyak ± 3 kali dalam setahun dikarenakan kebutuhan air yang selalu terpenuhi dalam proses pertanian, hasil panen tersebut di gunakan untuk proses kelangsungan hidup dan sebagian untuk dijual. Para petani di Dukuh Sodong Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen Kota Semarang mampu menghasilkan padi

4 sebanyak 4-9 ton untuk perhektarnya, melihat potensi yang di miliki oleh para petani di Dukuh Sodong Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen Kota Semarang perlu diperhatikan dan terus melakukan perkembangan untuk meningkatkan produktivitas petani yang pekerjaannya mengharuskan petani melakukan pekerjaan dalam posisi dinamis. Dari hasil survei awal dan wawancara dengan ketua kelompok tani serta beberapa petani yang berada di Dukuh Sodong Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen pada tanggal 28 Maret 2017 keluhan Muskuloskeletal sangat sering dirasakan oleh petani, seperti sakit pada bagian pundak, pergelangan tangan, tulang belakang, nyeri/ngilu, dan sakit pada bagian kaki. Serta berat gabah yang diangkat angkut dalam proses pemanenan yang dilalukan oleh para petani yaitu ± 50-70kg. Dengan keadaan demikian risiko akan terjadinya gangguan kesehatan akibat kerja sangat banyak di rasakan oleh para petani diantaranya yaitu keluhan muskuloskeletal dengan jam kerja tidak tentu. Para petani memulai aktivitas setiap harinya 6-8 jam perhari. Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara peregangan otot yang berlebihan (over exertion), aktivitas berulang, dan sikap kerja tidak alamiah dengan keluhan muskuloskeletal pada petani yang ada di Dukuh Sodong Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen Kota Semarang. B. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan antara faktor primer (peregangan otot yang berlebihan (over exertion), aktuvitas berulang, dan sikap kerja tidak alamiah) dengan keluhan muskuloskeletal pada petani di Duhuh Sodong Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen Kota Semarang.

5 C. Tujuan 1. Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan antara faktor primer (peregangan otot yang berlebihan (over exertion), aktivitas berulang, dan sikap kerja tidak alamiah) dengan keluhan muskuloskeletal pada petani padi padi di Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen Kota Semarang. 2. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan karakteristik umur, tingkat pendidikan, beban kerja, dan jenis kelamin. b. Mendeskripsikan peregangan otot yang berlebihan (over exertion), aktivitas berulang, dan sikap kerja tidak alamiah. c. Mendeskripsikan keluhan muskuloskeletal. d. Menguji hubungan antara peregangan otot yang berlebihan (over exertion) dengan keluhan muskuloskeletal. e. Menguji hubungan antara aktivitas berulang dengan keluhan muskuloskeletal. f. Menguji hubungan antara sikap kerja tidak alamiah dengan keluhan muskuloskeletal. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi keilmuan a. Memberikan informasi serta mempublikasikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keluhan muskuloskeletal sehingga dapat bermanfaat bagi manusia.

6 b. Sebagai sumber bagi peneliti lain dan proses pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidan kesehatan. c. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang gangguan kesehatan akibat pekerjaan. 2. Bagi pemerintah a. Memberikan pengetahuan tentang masalah kesehatan pada petani. b. Sebagai upaya pencegahan gangguan kesehatan pada petani. c. Untuk menanggulangi keluhan muskuloskeletal pada petani dalam proses penanaman padi di Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen Kota Semarang. 3. Bagi petani a. Terhindar dari keluhan akibat pekerjaan b. Meningkatkan produktivitas pekerja c. Memberikan pengetahuan pada masyarakat dalam proses pencegahan keluhan muscoluskeletal dalam proses penanaman padi. 4. Bagi usaha pertanian Memberikan pandangan pada petani tentang penyebab serta risiko keluhan muskuloskeletal sehingga tidak mempengaruhi produktivitas kerja.

7 E. Keaslian Penelitian Tabel 1. 1 Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil 1 Ina Kusrini Faktor yang berhubungan dengan muskuloskeletal pada petugas cleaning service di rumahsakit X di Kota Semarang Variabel bebas: sikap kerja, beban kerja,pola kerja, Faktor individu. Variabel terikat: keluhan muskuloskeletal Cross sectional Hasil penalitian menyebutkan p> 0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara beban kerja dengan keluhan muskuloskeletal 2 Wildan arif amrullah Hubungan antara berat beban, frekuensi angkat, dengan kelelahan pada buruh angkut Jalan Benteng Semarang Variabel bebas: Berat beban,dan frekuensi angkat Variabel terikat: kelelahan Cross sectional Ada hubungan yang bermakana antara berat beban dan frekuensi angkat dengan tingkat kelelahan. 3 Liza Salawati Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum Dokter Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009 Variabel Bebas: perilaku, manajemen keselamatan dan kesehatan kerja Variabel terikat: kecelakaan kerja Cross Sectional Ada hubungan antara perilaku (pengetahu -an, sikap dan tindakan) pekerja, promosi K3 dan pelatihan dengan terjadinya kecelakaan kerja Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu pada tempat penelitian, pada penelitian sebelumnya meneliti di

8 Rumah sakit dan di Jalan Banteng serta pada variabel penelitannya penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Ina kusrini dengan Variabel bebas yaitu: sikap kerja, beban kerja, pola kerja, faktor individu. Dengan Variabel terikat yaitu: keluhan muskuloskeletal, serta penelitian yang di lakukan oleh Wildan Arif Amrullah dengan Variabel bebas: Berat beban,dan frekuensi angkat Variabel terikat: kelelahan sedangkan penelitian ini dilakukan di Dukuh Sodong Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen Kota Semarang pada petani padi dengan variabel bebas yaitu faktor-faktor primer dari keluhan muskuloskeletal. F. Lingkup Penelitian 1. Lingkup Keilmuan Lingkup keilmuan dalam penelitian ini meliputi bidang keilmuan Kesehatan Masyarakat tentang sumber daya manusia yang berhubungan dengan keluhan kesehatan mengenai muskuloskeletal. 2. Lingkup Materi Lingkup materi dalam penelitian ini mencakup materi Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yaitu tentang keluhan muscoluskeletal yang terjadi pada petani. 3. Lingkup Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Dukuh Sodong Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen Kota Semarang. 4. Lingkup sasaran Objek dalam penelitian ini adalah pada petani petani padi di Dukuh Sodong Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen Kota Semarang.

9 5. Lingkup Waktu Proses penelitian ini akan di lakukan pada bulan Juni - Juli 2017.