PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN JALUR HIJAU

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. waktunya laporan akhir skripsi ini yang berjudul PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN

PENGATURAN BAGI PEDAGANG KAKI LIMA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PEMBANGUNAN HOTEL PADA KAWASAN SEMPADAN JURANG DI KABUPATEN BADUNG

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DI KOTA SINGARAJA

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG IZIN BANGUN-BANGUNAN

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TERKAIT BANGUNAN DI RUANG TERBUKA HIJAU KOTA DENPASAR

PENEGAKAN HUKUM DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERJADINYA PENCEMARAN AIR SUNGAI DI KOTA DENPASAR AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH SABLON

PENGATURAN KEANEKARAGAMAN HAYATI BAWAH LAUT BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN

Oleh : Made Surya Diatmika I Nyoman Suyatna Kadek Sarna Program Kekhususan Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana

PENGATURAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BADUNG

PELAKSANAAN PERATURAN WALI KOTA DENPASAR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN WARALABA

EFEKTIVITAS PENGATURAN KAWASAN TANPA ROKOK DI UNIVERSITAS UDAYANA

PENEGAKAN HUKUM PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA DENPASAR

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DALAM RANGKA PERLINDUNGAN TERHADAP PEROKOK PASIF

EFEKTIVITAS PENANGGULANGAN GELANDANGAN DAN PENGEMIS DI KABUPATEN BADUNG

PENGENDALIAN USAHA MINI MARKET OLEH PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG MELALUI INSTRUMEN PERIJINAN

EFEKTIVITAS PENEGAKAN HUKUM PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

Kata Kunci: Kedudukan, Kewenangan, Pemerintah Kecamatan ABSTRACT

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KAWASAN TANPA ROKOK DI KABUPATEN BADUNG

PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH UNTUK PERUMAHAN DI KOTA DENPASAR

UPAYA PEMERINTAH MELESTARIKAN KEBERADAAN SATWA LANGKA YANG DILINDUNGI DARI KEPUNAHAN DI INDONESIA

PELAKSANAAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM MENERTIBKAN PEDAGANG MOBIL KELILING

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HAMBATAN PENEGAKAN HUKUM PERSAINGAN USAHA OLEH KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU)

TINDAKAN ADMINISTRATIF KEIMIGRASIAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN IZIN TINGGAL TERBATAS BAGI TENAGA KERJA ASING DI WILAYAH BALI

PENERAPAN PERDA TATA RUANG KABUPATEN BANGLI TERKAIT KETENTUAN SEMPADAN JURANG DI SEPANJANG JALAN RAYA PENELOKAN KINTAMANI

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 25 TAHUN 2013 TERKAIT PENGAWASAN ATAS IZIN PENGELOLAAN AIR TANAH DI KECAMATAN KUTA SELATAN

RINGKASAN SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MASYARAKAT YANG BERPERAN SERTA DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BADUNG MEMUNGUT BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

Jakarta, h Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, 2010, Kriminologi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, h.89.

PENYELENGGARAAN DAN RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI 2012 PERDA KABUPATEN SIDOARJO

SKRIPSI OLEH : I GUSTI NGURAH AGUNG DARMASUARA NIM

JURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor 4 (2014) Copyright 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1945) memberikan hak kepada setiap orang untuk mendapatkan lingkungan. sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

Peran Dinas Tata Kota Bandar Lampung Dalam Pengendalian Pemanfaatan Tata Ruang. Ati Yuniati. Abstrak

HAK MEMBENTUK ORGANISASI KEMASYARAKATAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN

KINERJA KEPOLISIAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN TOGEL DI WILAYAH HUKUM KEPOLISIAN RESORT GIANYAR

KEBIJAKAN DALAM PENJATUHAN SANKSI PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PELACURAN SESUAI DENGAN PERDA KOTA DENPASAR NO. 2 TAHUN

Oleh. I Gusti Ngurah Bayu Pradiva I Gusti Agung Mas Rwa Jayantiari Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Udayana

UPAYA PENCEGAHAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN KLUNGKUNG (Studi Kasus Pengrajin Tedung di Desa Paksebali)

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT

PENERTIBAN GELANDANGAN DAN PENGEMIS GUNA MENINGKATKAN PARIWISATA DI KOTA DENPASAR

PENGATURAN HUKUM WAJIB DAFTAR PESERTA BPJS BAGI TENAGA KERJA PERUSAHAAN

PENEGAKAN AWIG-AWIG LARANGAN BERBURU BURUNG DI DESA PAKRAMAN KAYUBIHI, KECAMATAN BANGLI, KABUPATEN BANGLI

PENGATURAN POLISI TIDUR DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN UMUM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS

PENGAWASAN PENERAPAN IZIN GANGGUAN TERHADAP USAHA INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN KLUNGKUNG. Oleh :

PENGENDALIAN TATA RUANG DALAM PEMBANGUNAN DAN PERENCANAAN TATA KOTA Oleh :

URGENSI KEBERADAAN PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH PERKOTAAN

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PENGUSAHAAN DAN PENGELOLAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG

PENEGAKAN SANKSI LINGKUNGAN TERKAIT PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH LIMBAH USAHA KACANG KACE DI DESA NYANGLAN KABUPATEN KLUNGKUNG

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG HUTAN KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA,

PELAKSANAAN TERA ULANG SEBAGAI UPAYA PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM MENEKANKAN KECURANGAN SPBU PASTI PAS! DI PROVINSI BALI

UPAYA HUKUM PEMERINTAHAN KABUPATEN BADUNG DALAM MEMPERTAHANKAN TANAH PERTANIAN DI DAERAH BADUNG

TINDAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BADUNG DALAM MENEGAKKAN IZIN GANGGUAN (HO) UNTUK CLUB MALAM

PENERTIBAN PENEBANGAN POHON PERINDANG SECARA LIAR DI KOTA DENPASAR

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP GELANDANGAN DAN PENGEMIS (GEPENG) DITINJAU DARI PERSPEKTIF HAM (STUDI KASUS PENGADILAN NEGERI SINGARAJA)

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

Klik Dibatalkan dan Ditindaklanjuti dgn Instruksi Bupati No 8 Tahun 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

KEWENANGAN KEPALA DAERAH DALAM PENETAPAN IZIN PEMANFAATAN RUANG DI KABUPATEN BADUNG

PENERAPAN PASAL 303 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA TENTANG PERJUDIAN TERKAIT SABUNG AYAM DI PROVINSI BALI

PELAKSANAAN PENGATURAN KARYA CIPTA POTRET DALAM PRAKTIK DI KOTA DENPASAR

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG IZIN GANGGUAN

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN

Oleh Ida Bagus Indra Dwi Putra Nengah Suharta Cokorde Dalem Dahana Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Udayana

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG TIDAK DIBERIKAN BUKU PANDUAN DAN BUKU SERVIS OLEH DEALER

KEDUDUKAN RISALAH LELANG SEBAGAI UPAYA HUKUM PENEGAKAN HAK-HAK KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

KETERTIBAN UMUM. Oleh I Gusti Agus Yuda Trisna Pramana I Ketut Sudiarta Kadek Sarna Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENERTIBAN PENEBANGAN POHON DAN BAMBU DI LUAR KAWASAN HUTAN

UPAYA PENERTIBAN PENYELENGGARAAN REKLAME DI KOTA DENPASAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN MEREK TERKENAL ASING

BAB I PENDAHULUAN. untuk dipenuhi. Manusia dalam hidupnya dikelilingi berbagai macam bahaya. kepentingannya atau keinginannya tidak tercapai.

PENYELENGGARAAN RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN DI KOTA DENPASAR

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KETERTIBAN JALAN, FASILITAS UMUM DAN JALUR HIJAU

PIDANA PENGAWASAN DALAM PERSPEKTIF PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA. Oleh : I Made Ardian Prima Putra Marwanto

BENTUK-BENTUK DAN PERLINDUNGAN KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DI INDONESIA

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENERTIBAN TERNAK

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PROSES PENGADAAN BARANG DAN JASA OLEH PEMERINTAH DAERAH (SUATU STUDI DI PROVINSI BALI)

Keywords: Position, Authority, Governor, Local Government Administration

PENGENDALIAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL DI WILAYAH HUKUM POLRESTA DENPASAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

WEWENANG KEPOLISIAN DALAM PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI POLDA BALI

Muchamad Ali Safa at

Penegakan Hukum Lingkungan Terhadap Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) Reklamasi Pantai di Kota Bandar Lampung. Eka Deviani.

Key word : Application, Safety Protection, Factorr, workers.

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA NOMOR PM.90/HK

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

UPAYA KEPOLISIAN DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENCABULAN ANAK Oleh Wayan Widi Mandala Putra I Gusti Ngurah Wairocana

Oleh : I Putu Sabda Wibawa I Dewa Gede Palguna Program Kekhususan: Hukum Pemerintahan, Universitas Udayana

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP AKIBAT HUKUM JAMINAN FIDUSIA YANG BELUM DI DAFTARKAN TERHADAP PEMINJAMAN KREDIT PADA BANK

Pasal 1 ayat (31) undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun tentang Penataan Ruang, menyebut ruang terbuka hijau adalah adalah area

AKIBAT HUKUM TERHADAP PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING ILEGAL MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

PENERAPAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NO. 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN KLUNGKUNG

BAB V PENUTUP. 1. Pelaksanaan penegakan hukum penataan ruang di kawasan jalan Bantul-

Transkripsi:

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN JALUR HIJAU Oleh : Gede Agung Sutrisna I Ketut Suardita Cokorda Dalem Dhana Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT In general, the region is an area of the green line/broad expanse of land that serves for the preservation of agriculture, plantation and rescue water catchment areas as well as supporting the natural beauty. Plants grown in the green belt is expected to meet three main functions in the arrangement of outer space, namely functional, conservation, environment and aesthetics. For the implementation of local regulations No.6 of 2014 on green belt areas in the district that has been affective in Tabanan. As for the purpose of writing is to know how the implementation of local regulations No. 6 of 2014 on green belt area in the district as well in Tabanan as what sanctions would be meted out to the offenders. The method used is the method of writing laws based on the facts and conducted research directly. Implementation of local regulations No.6 of 2014 on the green line in the area of the Tabanan regency is very effective, it could be seen in the effort and the effort proved offices of public work make efforts both preventive and repressive. Repressive efforts by monitoring every area of the green line and repressive efforts are taking action to violators and applying sanctions are legal according to the law firmly against people who violate Keywords : Implementation, Region, Green Belt, Land. ABSTRAK Secara umum kawasan jalur hijau adalah suatu kawasan/hamparan tanah yang luas berfungsi untuk pelestarian pertanian, perkebunan dan penyelamatan daerah resapan air serta penunjang keindahan alam. Tanaman yang di tanam di jalur hijau diharapkan memenuhi tiga fungsi utama dalam penataan ruang luar, yaitu fungsional, pelestarian lingkungan, dan estetika. Untuk itu pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Kawasan Jalur Hijau di Kabupaten Tabanan yang sudah efektif. Adapun yang menjadi tujuan penulis adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2014 Tentang Kawasan Jalur Hijau di Kabupaten Tabanan serta sanksi apa yang akan dijatuhkan bagi para pelanggarnya. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penulisan hukum yang berdasarkan pada kenyataan dan dilakukan penelitian secara langsung. Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Kawasan Jalur Hijau di Kabupaten Tabanan sangatlah efektif, hal ini dapatlah dibuktikan usaha dan upaya kantor Dinas Pekerjaan Umum melakukan upaya baik prepentif maupun represif. Upaya Prepresif yaitu dengan melakukan pengawasan setiap kawasan jalur hijau dan upaya represif yaitu melakukan tindakan kepada pelanggarnya serta menerapkan sanksi hukum menurut Undang-Undang secara tegas terhadap masyarakat yang melanggarnya. Kata Kunci : Pelaksanaan, Kawasan, Jalur Hijau, Tanah. 1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum kawasan jalur hijau adalah suatu kawasan/hamparan tanah yang luas berfungsi untuk pelestarian pertanian, perkebunan dan penyelamatan daerah resapan air serta penujang keindahan alam. 1 Tujuan dari Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2014 Tentang Kawasan Jalur Hijau adalah untuk menyederhanakan struktur kawasan jalaur hijau, meningkatkan pelestarian pertanian, perkebunan, penyelamatan daerah resapan air, penunjang keindahan alam, dan memperbaiki sistem kawasan jalur hijau di daerah Tabanan. Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota mengamanatkan Kawasan jalur hijau merupakan urusan Pemerintah Daerah. Jalur hijau tersebut diharapkan untuk diarahkan sebagai kawasan penjaga keseimbangan ekosistem sehingga perlu adanya pengendalian kawasan Jalur Hijau dengan membentu Peraturan Daerah. 2 Hampir semua kegiatan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya berhubungan dengan tanah. Setiap orang memerlukan tanah tidak hanya pada masa hidupnya, tetapi pada saat meninggal pun manusia memerlukan tanah guna tepat penguburannya. Sehingga pentingnya tanah bagi kehidupan, manusia selalu berusaha untuk memiliki dan menguasai tanah. Penguasaan tanah dapat diupayakan semaksimal mungkin untuk dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Jumlah tanah yang relative tetap sementara permintaan akan tanah yang semakin meningkat membuat tanah menjadi langka. Kelangkaan tanah ini di tandai oleh semakin sulitnya memperoleh tanah untuk memenuhi kebutuhan. Dengan demikian, semakin banyak kebutuhan akan tanah yang diperlukan maka semakin susah tanah tersebut diperoleh karena keterbatasan tanah yang ada. Untuk itu sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Kawasan Jalur Hijau mengenai pelaksanaan perda tersebut serta sanksi apa yang dijatuhkan kepada para pelanggarnya agar lebih di efektifkan lagi di lapangan. 3 1.2 Tujuan Penulisan Adapun yang menjadi tujuan penulisan adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2014 Tentang Kawasan Jalur Hijau di Kabupaten Tabanan serta sanksi apa yang akan dijatuhkan bagi para pelanggarnya. 1 Urip Santoso, Hukum Agraria Dan Hak-hak Atas Tanah, Edisi Pertama Cet. Ke 4, Prenada Media Group, 2009, h. 87. 2 Ni Matul Huda, 2009, Pemerintahan Daerah di Indonesia, Cetakan Pertama Nusa Media, h. 25. 3 Siswanto Sunarno, 2006, Hukum Pemerintahan Daerah, Sinar Grafika, h.10. 2

II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penelitian Metode penelitian dalam penulisan ini adalah yuridis empiris yaitu suatu metode penulisan hukum yang berdasarkan pada kenyataan yang terjadi dalam masyarakat, melakukan observasi atau penelitian secara langsung ke lapangan. 2.2 Hasil dan Pembahasan 2.2.1 Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2014 Tentang Kawasan Jalur Hijau di Kabupaten Tabanan Penegakan Perda Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Kawasan Jalur Hijau Di Kabupaten Tabanan dilakukan oleh Bupati selaku kepala Daerah Kabupaten beserta intansi-intansiyang terkait seperti, Polisi Pamong Praja. Faktor-faktor yang ikut menentukan ke efektifan suatu peraturan ini sejalan dengan faktor-faktor yang memepengaruhi dalam penegakan suatu peraturan yang mencakup : 4 1. Kaidah hukum atau peraturan itu sendiri, artinya apakah peraturan itu dapat menciptakaan keamanan, ketertiban, kepastian hukum, serta perlindungan pada masyarakat. 2. Petugas yang melaksanakan/menegakan peraturan, artinya apakah petugas/penegak hukum itu telah mempunyai sifat dan sikap yang bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban. 3. Fasilitas yang mendukung pelaksanaan/penegakan peraturan itu, artinya apakah fasilitas yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan/penegakan dari peraturan telah ada dan lengkap. 4. Adanya kesadaraan serta kepatuhan masyarakat untuk melaksanakan secara konsekuen terhadap peraturan yang dibebankan kepadanya. Berdasarkan beberapa kajian diatas keempat faktor pendukung dan sesuai dengan penegakan Perda No. 6 Tahun 2014 di Kabupaten Tabanan sangatlah efektif, hal ini dapatlah dibuktikan usaha dan upaya kantor Dinas Pekerjaan Umum melakukan upaya baik prepentif maupun represif. Upaya Prepenif yaitu dengan melakukan h. 14. 4 Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. Cet. Ke 22, 2013, Raja Grafindo Persada, 3

pengawasan setiap kawasan jalur hijau, sedangkan upaya represif yaitu melakukan tindakan kepada pelanggarnya. 2.2.2 Sanksi Terhadap Pelanggaran Penegakan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Kawasan Jalur Hijau Di Kabupaten Tabanan Dalam Penegakan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2014 tentang Kawasan Jalur Hijau di Kabupaten Tabanan, meskipun sudah di tegakkan dengan baik oleh Satpol PP selaku aparat penegak Peraturan Daerah, masih terdapat pelanggaran yang terjadi di Kawasan Jalur Hijau, pelanggaran yang ditimbulkan oleh masyarakat yang tanahnya berada di kawasan jalur hijau beranekaragam ada yang mendirikan rumah untuk dijadikan tempat tinggal, mendirikan usaha dan ada yang mencorat-coret palang pemberitahuan mengenai di tetapkannya kawasan jalur Hijau. Aparat yang berwenang mengatasi kasus seperti mencorat-coret papan pengumuman di tetapkannya kawasan jalur hijau dan pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di kawasan jalur hiju hanya menegur dan ada sampai di amankan ke kantor aparat penegak hukum untuk dimintai keterangan tetapi tidak sampai mempenjarakan masyarakat yang melakukan pelanggaran tersebut. Adapun mekanisme penjatuhan sanksi hukum terhadap pelanggar dari hasil penelitian yang dilakukan penulis diperoleh data bahwa akibat hukum yang diterapkan kepada pihak-pihak pelanggar Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2014 di Kabupaten Tabanan adalah pemberian peringatan tertulis, pembinaan dan apabila ada surat untuk menyuruh membongkar bangunan yang melanggar dari bupati maka aparat yang berwajib dapat membongkar bangunan tersebut. Sedangkan mengenai penerapan sanksi pidana seperti hukuman yang diatur dalam Bab V Ketentuan Pidana Pasal 7 ayat 1 yang menyebutkan, setiap orang atau badan yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 dan ayat 2 diancam dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). 4

PENUTUP Kesimpulan Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Kawasan Jalur Hijau di Kabupaten Tabanan sudah berjalan efektif dari satu tahun yang lalu, yang melakukan pengawasan terhadap penegakan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2014 dilakukan oleh Bupati selaku Kepala Daerah beserta intansi-intansi terkait seperti Polisi Pamong Praja. Pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Tentang Jalur Hijau di wilayah-wilayah yang ditetapkan sebagai Jalur Hijau berjalan cukup efektif. Hal ini didukung dengan dibentuknya tim pengawasan izin bangunan, tim pelaksana bangunan dan tim pembongkaran bangunan-bangunan. Sehingga sanksi yang diterapkan terhadap pelanggaran di kawasan jalur hijau di Kabupaten Tabanan berupa sanksi administrasi, teguran dan pembinaan dari aparat penegak Perda yaitu Satpol PP. DAFTAR PUSTAKA Buku Urip Santoso, Hukum Agraria Dan Hak-hak Atas Tanah, Edisi Pertama Cet. Ke 4, Prenada Media Group, 2009. Ni Matul Huda, Pemerintahan Daerah di Indonesia, Cetakan Pertama Nusa Media, 2009. Siswanto Sunarno, Hukum Pemerintahan Daerah, Sinar Grafika, 2006. Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. Cet. Ke 22, 2013, Raja Grafindo Persada. Peraturan Perundang-Undangan Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2014 Tentang Kawasan Jalur Hijau. 5