BAB V KESIMPULAN. diskriminasi antar etnis yang telah berlangsung sejak lama merupakan salah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III. dibunuh, termasuk dari etnis Hutu moderat. Mayat-mayat dibiarkan saja dimanamana,

Pendidikan Kewarganegaraan

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

UNSUR-UNSUR KEJAHATAN GENOSIDA

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

INTERNATIONAL MILITARY TRIBUNAL NUREMBERG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2017 TENTANG

Dampak. terhadap anak-anak Reaksi anak-anak terhadap situasi darurat

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAB V KESIMPULAN. Tenggara, yakni Association South East Asian Nations atau yang dikenal

PENGADILAN PIDANA INTERNASIONAL

BAB II. kejahatan adalah mencakup kegiatan mencegah sebelum. Perbuatannya yang anak-anak itu lakukan sering tidak disertai pertimbangan akan

Wajib Lapor Tindak KDRT 1

BAB V PENUTUP. kriminalitas namun perdagangan anak juga menyangkut tentang pelanggaran terhadap

Institute for Criminal Justice Reform

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kornblurn dalam Susan, mengatakan bahwa konflik menjadi fenomena yang

-2- dialami pihak korban dalam bentuk pemberian ganti rugi dari pelaku atau Orang Tua pelaku, apabila pelaku merupakan Anak sebagai akibat tindak pida

BAB VI PENUTUP. Ketidakpastian tersebut, membuat masyarakat hidup dalam remang-remang ancaman

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

ATURAN PERILAKU BAGI APARAT PENEGAK HUKUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3

[

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dingin menyebabkan munculnya perubahan mendasar

Ringkasan Eksekutif. Ringkasan Eksekutif. Akhiri KEMISKINAN pada Generasi Saat Ini

-1- PENJELASAN ATAS QANUN ACEH NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI ACEH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perdagangan orang merupakan bentuk modern dari perbudakan manusia.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

MARI BERGABUNG DI PROGRAM MENCARE+ INDONESIA!

Penyandang Disabilitas di Indonesia: Fakta Empiris dan Implikasi untuk Kebijakan Perlindungan Sosial

BAB I PENDAHULUAN. dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko

PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

BAB I PENDAHULUAN , , ,793

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peacebuilding. Tulisan-tulisan terebut antara lain Aid, Conflict, and Peacebuilding

BAB I PENDAHULUAN. Perang atau konflik bersenjata merupakan salah satu bentuk peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK [LN 2002/109 TLN 4235]

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2016, No c. bahwa Presiden telah menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang

PEMBERIAN MAKAN PADA KELOMPOK RENTAN DALAM SITUASI DARURAT

KEGAGALAN INTERNATIONAL CRIMINAL COURT (ICC) DALAM PENYELESAIAN KONFLIK SUDAN RESUME. Disusun oleh : PETRUS CORNELIS DEPA

Sejarah AusAID di Indonesia

[Melengkapi aturan 7 dari Aturan-aturan Standar Minimum untuk Perlakuan Tahanan]

Powered by TCPDF (

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

TIM CMHN BENCANA DAN INTERVENSI KRISIS

2016, No c. bahwa Presiden telah menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang besar. Bencana yang datang dapat disebabkan oleh faktor alam

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan 1. Di Kabupaten Malang penerapan manajemen rantai pasok dilaksakan

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan kasus-kasus baru yang muncul. Acquired Immuno Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

Konvensi tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida

PERATURAN KETUA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

Tujuan pendirian Negara Indonesia tertuang dalam Pembukaan UUD 1945:

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

MASUKAN KOALISI PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN ATAS PERUBAHAN UU NO. 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN.

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI. Menderita penyakit yang belum ada obatnya adalah merupakan suatu

Tuduhan Amnesty Internasional terhadap Sudan terkait penggunaan senjata kimia di Jabal Murrah

Pengadilan Rakyat Internasional Kasus 1965

BAB II KOORDINASI DALAM PENANGGULANGAN BENCANA. bencana terdapat beberapa unit-unit organisasi atau stakeholders yang saling

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SURAT EDARAN Nomor: SE/ 06 / X /2015. tentang PENANGANAN UJARAN KEBENCIAN (HATE SPEECH)

KEBIJAKAN PERLINDUNGAN KHUSUS BAGI ANAK DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN ANAK, KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pada era reformasi adalah diangkatnya masalah kekerasan dalam rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN PENANGANAN KONFLIK 1

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAMBI

BAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengamanatkan bahwa

MITIGASI BENCANA BANJIR DI WILAYAH DKI JAKARTA BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Tris Eryando

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN LANGSUNG BERUPA UANG TUNAI BAGI KORBAN BENCANA

Kesehatan Masyarakat

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

No.1119, 2014 KEMENHAN. Krisis Kesehatan. Penanganan. Penanggulangan Bencana. Pedoman.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 88 TAHUN 2007

BAB V KESIMPULAN. negara berkembang tidak selalu mengalami kegagalan karena faktor-faktor

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

KEBIJAKAN PEMBERIAN DONASI

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN Genosida pada tahun 1994 sangat merugikan masyarakat. Adanya diskriminasi antar etnis yang telah berlangsung sejak lama merupakan salah satu penyebab terjadinya genosida di Rwanda selain alasan politik lainnya. Pembantaian pada tahun 1994 tersebut menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi semua pihak baik pemerintah maupun masyarakatnya. Banyaknya korban jiwa menyebabkan banyak orang yang kehilangan keluarganya, bahkan banyak anak-anak yang kemudian hidup sebagai yatim piatu. Beberapa diantaranya juga termasuk dalam kelompok rentan. Pembantaian yang dilakukan secara brutal kepada semua orang menyisakan kesedihan yang mendalam bagi keluarga mereka yang masih hidup. Korban genosida yang masih hidup, juga harus menerima segala dampak yang ditimbulkan oleh genosida yang terjadi. Bencana kelaparan terjadi dimana-mana, penyakit menular seperti kolera juga menjadi ancaman pasca genosida. Beberapa dari mereka yang menjadi korban kekerasan dan kejahatan harus hidup dengan HIV/AIDS, sementara banyak dari mereka yang masih belum mengetahui bahwa mereka terinfeksi HIV/AIDS dapat menularkan kepada orang lain secara tidak sengaja. 68

Keadaan lingkungan di Rwanda yang mengalami kerusakan parah, sistem dan fasilitas yang terkena dampak genosida membuat kegiatan ekonomi di Rwanda tidak dapat berjalan. Kondisi sumber daya manusia yang kurang akibat pembantaian juga menimbulkan efek yang serius. Semua aspek, lingkungan, kesehatan, pendidikan, ekonomi, pemerintahan, dan sosial di Rwanda tidak dapat berjalan dengan baik karena kurangnya sumber daya manusia, dan tidak adanya sistem yang mengatur seluruh aspek. Kondisi pemerintahan Rwanda yang juga terkena dampak yang sangat signifikan sangat mempengaruhi seluruh aspek human security lainnya, dimana pemerintah merupakan salah satu tonggak dalam suatu negara. Pemerintah Rwanda adalah wakil dari masyarakat di Rwanda yang bertugas untuk membuat, menjalankan, dan juga mengawasi suatu sistem, peraturan, undang-undang bagi seluruh aspek yang menyangkut hubungan negara dan masyarakat di Rwanda. Untuk menghadapi masalah-masalah yang ada aspek pemerintahan merupakan salah satu aspek yang harus segera dibenahi pasca genosida. Aspek human security lainnya, yang menjadi fokkus pembahasan dalam skripsi ini yaitu kesehatan dan pendidikan juga terkena dampak yang serius pasca genosida. HIV/AIDS adalah salah satu aspek yang mengancam Rwanda pasca genosida. Banyaknya penderita HIV/AIDS, harus segera ditangani karena bukan hanya dampak fisik yang diderita tetapi dampak mental juga perlu ditangani, terlebih mereka baru saja menyaksikan kejamnya genosida yang 69

terjadi. Bencana penyakit menular juga merupakan suatu ancaman, untuk menghadapinya, perlu adanya sistem, infrastruktur, dan juga sumber daya manusia yang cukup. Di Rwanda masalah kesehatan merpakan masalah yang serius karena pasca genosida kondisi aspek kesehatan mengalami penurunan yang begitu signifikan. Banyaknya sumber daya manusia seperti dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya yang meninggal akibat genosida membuat kondisi aspek kesehatan semakin parah, faktor lainnya juga karena fasilitas kesehatan pasca genosida yang rusak. Genosida di Rwanda membawa dampak yang negatif di segala bidang dalam aspek human security. Berbagai macam masalah timbul pasca genosida berakhir. Untuk menangani masalah yang ada, pemerintah dan masyarakat membutuhkan bantuan dari pihak-pihak lain. PPB telah membantu Rwanda dengan berbagai macam intervensi positif dari tahun ke tahun. PPB juga telah mengerahkan semua badan dan unit yang dibutuhkan untuk melakukan rekonstruksi di Rwanda. Peningkatan dan pencapaian yang positif dan signifikan pada berbagai bidang dalam aspek human security adalah sebagai bukti bahwa rezim UNDAF 2008-2012 berjalan dengan efektif. Berbagai macam prestasi telah diraih oleh Rwanda selama rezim UNDAF 2008-2012 berjalan di Rwanda. Rezim UNDAF 2008-2012 telah berhasil membantu pemerintah 70

Rwanda dalam mengatasi masalah yang ada pada tiap aspek human security di Rwanda yang muncul sejak genosida tahun 1994 berakhir. Efektivitas rezim UNDAF 2008-2012 juga dipengaruhi oleh pihakpihak lain yang terlibat. Kerjasama antara tim PBB di Rwanda, NGO dan Rwanda baik pemerintah maupun masyarakatnya dapat dikatakan berhasil membangun kembali Rwanda dari keterpurukan pasca genosida. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari pencapaian target pada masing-masing bidang. Kolaborasi yang baik dimana berbagai pihak saling mendukung satu sama lain adalah salah satu kunci dari setiap perkembangan yang ada. Tercapainya positive peace melalui bantuan yang diberikan oleh PBB terutama UNDAF 2008-2012, dan kerjasama dengan pemerintah maupun masyarakat Rwanda menunjukan bahwa intervensi di Rwanda berjalan efektif. Pasca genosida yang terjadi di Rwanda, sebelumnya konflik antar etnis Hutu dan Tutsi sudah terjadi berulang kali di Rwanda. Berbeda dengan konflik-konflik sebelumnya, pasca genosida di Rwanda, konflik etnis sampai pada saat ini tidak kembali terjadi. Hal ini juga ditandai dengan kondisi politik di Rwanda yang relatif stabil. Para pelaku kejahatan genosida di Rwanda telah diadili melalui pengadilan nasional, dan pengadilan internasional yang khusus dibentuk PBB untuk menangani kasus genosida di Rwanda. 71

Masyarakat Rwanda, khususnya etnis Hutu dan Tutsi sampai pada saat ini dapat hidup berdampingan dalam suatu perdamaian. Pasca terjadinya genosida, masyarakat juga mempunyai inisiatif untuk membuat pengadilan sederhana sebagai pengadilan bagi pelaku kejahatan ringan saat genosida. Masyarakat dapat dengan bijaksana menerima keputusan pengadilan. Kebijaksanaan masyarakat ini dapat dilihat melalui komitmen masyarakat untuk bangkit dari keterpurukan pasca genosida bukan untuk melakukan usaha pembalasan. Wujud nyata komitmen masyarakat salah satunya adalah dengan mendukung program dan sistem yang dibuat oleh pemerintah, PBB melalui UNDAF 2008-2012, dan pihak lainnya. Partipasi dan semangat masyarakat yang besar ditandai dengan sistem yang berjalan sangat baik di Rwanda yang juga selalu mengalami peningkatan dan perbaikan setiap tahunnya. Meningkatnya indeks human security pada masing-masing aspek juga merupakan indikasi lainnya. 72