PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PUNCAK LAWANG DI KENAGARIAN LAWANG KECAMATAN MATUR KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT. Oleh:

dokumen-dokumen yang mirip
By : Mega Permata Sari*, Yeni Erita, M.Pd** dan Azhari Syarief, M.Si**

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DANAU KEMBAR DI KABUPATEN SOLOK

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

Public Perception In Maintenance Attractions Bung Hatta Forest Park in the Village Indarung Lubuk Kilangan District of the city of Padang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

TINJAUAN OBJEK WISATA AIR TERJUN TUJUH TINGKAT DI JORONG BANCAH NAGARI SIBAKUR KECAMATAN TANJUNG GADANG KABUPATEN SIJUNJUNG

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DALAM PERKEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI GANDORIAH DI KOTA PARIAMAN JURNAL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN AGRO WISATA KEBUN TEH DI KABUPATEN SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. maka peluang untuk menenangkan fikiran dengan berwisata menjadi pilihan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Potensi dan Upaya (Isti Rahmawati)

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

PENILAIAN POTENSI TAMAN WISATA WIRA GARDEN KELURAHAN BATU PUTUK TAHUN 2014 JURNAL. Oleh. Bety Tri Astuti ( )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. dengan pariwisata. Peran masyarakat lokal dalam hubungannya dengan citra sebuah destinasi

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memiliki keanekaragaman flora dan fauna dunia. Terdapat banyak tempat yang

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang berusaha memberikan pelayanan sehingga memuaskan wisatawan.

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

DAYA TARIK OBJEK WISATA GOA CIGAK DI KAMPUNG SURAU NAGARI GUNUNG SELASIH KECAMATAN PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

POTENSI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN GIANYAR

BAB V STRATEGI DAN REKOMENDASI. 5.1 Strategi Pengembangan Pariwisata di Kecamatan Badau

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat lah yang berinteraksi secara langsung dengan wisatawan.

KENDALA DAN UPAYA PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BONO DI SUNGAI KAMPAR KECAMATAN TELUK MERANTI KABUPATEN PELALAWAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

2016 KEMENARIKAN DAYA TARIK WISATA KAWASAN PANTAI UJUNG GENTENG KECAMATAN CIRACAP KABUPATEN SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING...

Oleh : Slamet Heri Winarno

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal ini dapat menggerakkan pertumbuhan industri pada sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi sebagai daya tarik wisata. Dalam perkembangan industri. pariwisata di Indonesia pun menyuguhkan berbagai macam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP KEBERADAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI OBJEK WISATA JAM GADANG BUKITTINGGI BAYU PERMANA PUTRA

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh Menteri Pariwisata kepada Kompas.com, bahwa berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang

PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA GOA JEPANG DI KECAMATAN MUARA SATU KOTA LHOKSEUMAWE. Siti Nidia Isnin 1, T. Fazil 2

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor industri yang berpotensi untuk. dikembangkan terhadap perekonomian suatu daerah. Berkembangnya sektor

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam kebudayaan, agama, suku yang berbeda-beda, dan kekayaan

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

FAKTOR-FAKTOR INTERNAL PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI LAKBAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA SEBAGAI OBJEK WISATA ANDALAN

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan kegiatan perekonomian yang telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pariwisata sudah menjadi salah satu industri pelayanan dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Pantai Sanur Kaja terletak di pesisir utara (Kaja) kawasan Sanur dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

PengembanganObjekWisataWahanaTelabangSaktiKecamatanKamangBaruKabup atensijunjung

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata sebagai sebuah sektor telah mengambil peran penting dalam membangun perekonomian

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG OBJEK WISATA KEBUN TEH PERSEROAN TERBATAS PERKEBUNAN NUSANTARA (PTPN) VI DANAU KEMBAR KABUPATEN SOLOK JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANORAMA TERTINGGAL DI KABUPATEN TANAH DATAR

ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KOTA MEDAN

TINJAUAN KUALITAS FASILITAS WISATA DI PANTAI GANDORIAH KOTA PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat Pakpak merupakan suatu kelompok masyarakat yang terdapat

FUNGSI PENGELOLA OBJEK WISATA PANTAI AIR MANIS KECAMATAN PADANG SELATAN KOTA PADANG. Oleh

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam

Wisata Alam di Kawasan Danau Buyan,Buleleng, Bali. BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I. Pendahuluan. Kepariwisataan yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

THE IMPLEMENTATION OF SAPTA PESONA RIMBO PANTI TOURIST AREA IN KECAMATAN PANTI KABUPATEN PASAMAN. By : Eli Minta* Bakaruddin**Ade Irma Suryani**

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan mengaktifkan sektor lain di negara penerima wisatawan. Sebagai industri

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

Transkripsi:

0

1 PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PUNCAK LAWANG DI KENAGARIAN LAWANG KECAMATAN MATUR KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT Oleh: Rosi Susanti* Slamet Rianto** Rika Despica** Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat* Dosen Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat** ABSTRACT This study aims to determine the development of attractions Puncak Lawang Lawang Kenagarian Matur Agam District of West Sumatra. The research questions are: 1) What are the potential that could be developed in Attractions Puncak Lawang in Kenagarian Lawang Subdistrict Matur Agam regency of West Sumatra, 2) What are the constraints faced in Development of Attractions Puncak Lawang in Kenagarian Lawang Subdistrict Matur District Agam West Sumatra, 3) What are the efforts made by the government and the community in the development of Puncak Lawang Attractions in District Matur Agam regency of West Sumatra. This research is qualitative. Determination of informants obtained by purposive sampling technique. The research location is in Kenagarian Lawang Matur Agam District of West Sumatra. Informants in this study is the Head of Culture and Tourism, Head, Wali Nagari, Community Leaders, and Visitor Attractions. Data collection techniques used is by observation, interview, documentation, and writing. Based on the results of field studies show that the potential of the attractions Puncak Lawang is has a natural beauty that is still very natural, the paragliding, which was known to foreign countries, and their economic potential. Constraints faced in the development of Puncak Lawang Attractions This is the case of land ownership that can not be overcome until now. Besides government funding for the development of attractions is stopped due Attractions Puncak Lawang is not owned by the government. Efforts made by the government in developing Attractions Puncak Lawang is already Attractions Puncak Lawang enter this into the profile area attractions Agam, and the government has also been promoting the attractions through the media. Keywords: Development, Attractions PENDAHULUAN Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya di sektor pariwisata. Pembangunan bidang pariwisata diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, karena sektor pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan di bidang ekonomi. Kegiatan pariwisata merupakan salah satu sektor non migas yang diharapkan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian negara. Usaha mengembangkan dunia pariwisata Indonesia ini didukung dengan UU nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan yang menyebutkan wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik

2 wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara (www.parekraf.go.id/.../4636_1364- UUT..., diakses tanggal 14 Oktober 2014). Citra pariwisata Indonesia menurut pandangan wisatawan mancanegara yang pernah mengunjungi Indonesia memperoleh kesan dan faktor yang positif dan negatif. Faktor positifnya yaitu: 1) penduduk yang ramah, 2) keadaan iklim yang baaik. Sedangkan faktor negatifnya yaitu: 1) kurang bersihnya daerah pariwisata, 2) sukarnya berkomunikasi, 3) kurangnya pelayanan dalam bidang komunikasi. Artinya masih banyak kekurangan-kekurangan dalam unsur kepariwisataan yang dinilai negatif oleh wisatawan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya penataan dan pembenahan pada tujuh faktor yang dianggap penting dalam meningkatkan daya tarik wisatawan yaitu sapta pesona. Dalam rangka mewujudkan upaya pengembangan objek wisata sapta pesona terdiri dari tujuh unsur yakni: aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah-tamah, dan kenangan. Langkah pertama yang dilakukan adalah penyatuan gerak langkah dan tindakan dengan memusatkan konsep berpikir dan titik pandang yang sama yaitu mewujudkan sapta pesona di daerah tujuan wisata yang dikunjungi pariwisata. Itu merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas objek wisata. Suwantoro (1997 dalam Lora 2012) Puncak Lawang ini cukup banyak dikunjungi oleh wisatawan, untuk menikmati indahnya pemandangan ke arah Danau Maninjau dan ke arah hamparan perkebunan tebu masyarakat. Dalam perjalanan menuju Puncak Lawang yang berhawa sejuk dan nyaman ini dapat pula disaksikan penggilingan tebu masyarakat secara tradisional dengan menggunakan tenaga kerbau serta merendang kacang goreng yang cukup menarik. Di samping itu pada saat tertentu diadakan atraksi terjun layang yang sangat menarik dan mempesona (Bakaruddin 2008:129). Berdasarkan observasi, objek wisata Puncak Lawang ini banyak potensi yang bisa dikembangkan berupa keindahan yang alami, membangun penginapan, mendirikan cafe, dan masyarakat sekitar bisa berjualan di kawasan objek wisata untuk meningkatkan perekonomian. Pemerintah sangat diharapkan untuk membantu pengembangan objek wisata Puncak Lawang dengan membangun jalan menuju ke objek wisata, mempromosikan, dan membangun sarana dan prasarana yang memadai dalam kepariwisataan. Objek Wisata Puncak Lawang ini banyak sekali unsur penghambat atau kendala yang ditemui dalam usaha pengembangannya sehingga fasilitas yang dibutuhkan dalam usaha pengembangannya juga tidak ditemui pada objek wisata tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengembangan Objek Wisata Puncak Lawang di Kenagarian Lawang Sumatera Barat. Sejauh mana upaya pengembangan objek wisata tersebut akan diungkapkan dalam penelitian ini dengan judul : Pengembangan Objek Wisata Puncak Lawang di Kenagarian Lawang Sumatera Barat. METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan latar belakang masalah, fokus penelitian dan tujuan penelitian kualitatif dengan tujuan mencari informasi sebanyak mungkin melalui informan dan pengamatan dilapangan. Teknik penelitian ini dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi di lapangan sehingga dapat dicapai tujuan penelitian. Penelitian ini dilakukan di Kenagarian Lawang Kecamatan Matur Kabupaten Agam Sumatera Barat. Pemilihan sampel ini menggunakan metode purposive sampling (penunjukan) yaitu penelitian sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu.

3 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data atau informasi, membahas dan menganalisa tentang kondisi transportasi, akomodasi dan promosi di Kenagarian Lawang Sumatera Barat. Pertama, Objek Wisata Puncak Lawang termasuk objek wisata alam yang mana menyuguhkan keindahan alam yang masih alami sekali. Berwisata ke objek wisata alam merupakan bentuk perjalanan ke suatu tempat yang mana guna menyaksikan keindahan alam dengan melakukan kegiatan-kegiatan tertentu baik yang memerlukan maupun hanya sekedar melihat dan menikmati keindahan alamnya saja. Objek wisata tersebut belum tentu menjadi daya tarik wisata jika wujud dan suasananya monoton tanpa ada variasi karena wujud suasana yang variatif adalah daya tarik utama bagi wisatawan Wahyono (dalam Safta 2012). Objek Wisata Puncak Lawang ini cukup berpotensi untuk dikembangkan menjadi tempat pariwisata, karena keindahan alamnya masih alami sekali, disana dapat di bangun perhotelan, restoran, cafe, taman bunga, dan menambahkan arena permainan yang melihatkan keindahan alamnya. Objek Wisata Puncak Lawang ini sudah di kenal mancanegara, maka potensi yang bisa di kembangkan itu sangatlah membantu dan menjadikan para wisatawan betah untuk berlama-lama pada Objek Wisata Puncak Lawang tersebut. Suatu tempat yang bisa dikatakan objek wisata adalah apabila disana keindahan-keindahan yang tidak dapat di temukan di daerah lain. Di Objek Wisata Puncak Lawang terdapat keindahan alam yang tidak dapat di temukan di objek wisata lainnya yaitu pada objek wisata ini kita bisa melihat luasnya hamparan Danau Maninjau dan keindahan alamnya yang masih asli sekali. Keindahan alam yang dimiliki oleh Objek Wisata Puncak Lawang dapat di jadikan sebagai suatu tempat wisata yang menjanjikan untuk kemudian harinya dan dapat menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi daerah setempat apabila dikembangkan dengan baik. Jadi para wisatawan selain untuk menyaksikan indahnya alam dapat juga duduk di cafe, bermain di taman bunga dan menikmati arena permainan yang ada di objek wisata tersebut. Kedua, Objek Wisata Puncak Lawang merupakan salah satu puncak yang berada di Kenagarian Lawang Sumatera Barat. Dalam upaya pengembangan banyak mengalami berbagai hambatan. Setelah penulis melakukan penelitian kelapangan dan beberapa informasi yang penulis dapatkan, hambatan-hambatan yang ditemui dalam pengembangan Objek Wisata Puncak Lawang antara lain: 1) Kasus Kepemilikan Tanah Kasus tanah yang ada pada Objek Wisata Puncak Lawang ini sampai sekarang belum bisa di atasi. Berdasarkan wawancara penulis dengan masyarakat, tanah Objek Wisata Puncak Lawang ini memang punya ulayat. Dan berdasarkan wawancara penulis dengan Dinas Pariwisata, yang jadi hambatan bagi Dinas Pariwisata hanya karena tanah Objek Wisata Puncak Lawang bukan milik pemerintah sehingga alokasi dana dari pemerintah di hentikan dan Dinas Pariwisata sempat bermasalah karena perbedaan pendapat sehingga diselesaikan dengan jalur hukum. 2) Belum Teralokasinya Dana Untuk Pengembangkan Objek Wisata Puncak Lawang Pengembangan objek wisata dibutuhkan dana yang cukup besar untuk mengembangkan Objek Wisata Puncak

4 Lawang ini. Pemerintah harus mengalokasikan dana yang besar, memberikan perhatian dalam mengembangkan objek wisata tersebut, dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat, melengkapi sarana prasarana yang di butuhkan, menyediakan semua perlengkapan dan fasilitas untuk objek wisata. Kesuksesan dalam pembangunan pariwisata diperlukan pemahaman baik dari sisi pemerintah selaku regulator maupun dari sisi pengusaha selaku pelaku bisnis. Pemerintah tentu harus memperhatikan dann memastikan bahwa pembangunan pariwisata itu akan mampu memberikan keuntungan sekaligus menekan biaya sosial ekonomi serta dampak lingkungan sekecil mungkin (Pitana dan Diarta:2009). Pengembangan Objek Wisata Puncak Lawang ini tentu saja dapat membantu pemerintah dalam membuka lapangan pekerjaan yang layak dan baik sekali untuk masyarakat di sekitar Objek Wisata Puncak Lawang, pemuda dan masyarakat di Kenagarian Lawang dapat bekerja di objek wisata tersebut. Ketiga, Objek Wisata Puncak Lawang merupakan salah satu tempat paralayang untuk melakukan take off baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia. Dalam Pengembangan Objek Wisata Puncak Lawang harus ada upaya-upaya yang dilakukan antara lain: a) Meningkatkan Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari pengembangan objek wisata, karena dengan lengkapnya sarana dan prasarana akan menambah minat wisatawan untuk berkunjung ke Daerah Tujuan Wisata (DTW). Menurut Muljadi (2009:13) prasarana adalah semua fasilitas yang mendukung agar sarana pariwisata dapat hidup dan berkembang serta dapat memberikan pelayanan pada wisatawan guna memenuhi kebutuhan mereka yang beraneka ragam. Sedangkan sarana adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung atau tidak langsung dan kelangsungan hidupnya, tergantung dari wisatawan yang datang. Usaha pengembangan Objek Wisata Puncak Lawang ini maka daerah ini harus melakukan perbaikan sarana dan prasarana sebagai berikut: 1. Membangun Tempat Parkir Objek Wisata Puncak Lawang merupakan objek wisata yang terletak lumayan jauh dari pusat kota. Angkutan umum yang langsung sampai ke Objek Wisata Puncak Lawang belum ada sehingga pengunjung lebih sering menggunakan kendaraan pribadi untuk menuju daerah objek wisata ini. Objek wisata ini parkirannya ada di atas dan ada di bawah. Pengunjung yang datang kadang meletakkan kendaraannya di pinggir jalan saja dari pada parkiran yang berada di bawah. 2. Membangun Restoran/warung/kedai Objek Wisata Puncak Lawang ini sudah ada kedai. Walaupun kedai sudah ada, para wisatawan terkadang masih membawa makanan dari luar atau dari rumah masing-masing untuk di makan di tempat wisata tersebut. Kedai di sini tidak terlalu banyak dan tidak menyediakan banyak makanan yang di jual. Sebaiknya pada kawasan Objek Wisata Puncak Lawang ini ditambah restoran/warung/kedai agar para pengunjung tidak perlu membawa bekal dari luar atau dari rumah lagi. 3. Mushala/masjid Objek Wisata Puncak Lawang ini cuma ada 1 Mushala dan pengunjung yang datang bisa shalat di Mushala tersebut.

5 b) Meningkatkan Aksesibilitas Menuju Objek Wisata Puncak Lawang Jalan untuk menuju Objek Wisata Puncak Lawang ini sudah bagus sudah beraspal, namun masih ada semak yang menjorok ke jalan. Sebaiknya jalan menuju Objek Wisata Puncak Lawang ini di bersihkan agar pengunjung leluasa melihat pemandangan selama dalam perjalanan menuju objek wisata ini. c) Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Kenagarian Lawang Pembangunan pariwisata, Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu kunci yang menentukan laju perkembangan pengembangan di suatu kawasan atau daerah. Oleh karena itu SDM yang dimiliki oleh kelurahan Matur perlu dikelola secara tepat sesuai dengan karakteristiknya. Agar Objek Wisata Puncak Lawang bisa terkelolo dengan baik oleh masyarakat setempat. d) Meningkatkkan Promosi Produk Wisata Berdasarkan wawancara penulis dengan Bapak Camat, Bapak Wali Nagari, dan juga Dinas Pariwisata, bahwasanyan objek wisata ini sudah dipromosikan melalui media masa. Upaya pengembangan objek wisata sangat ditentukan sekali oleh kemampuan dari pihak-pihak pengelola wisata daerah yang bersangkutan, dengan kata lain berhasil atau tidaknya suatu daerah dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata ditentukan oleh pihak pengelola dan sikap masyarakat (Yoeti:1996). Peningkatan hasil produk wisata yang baik dituntut adanya pengelolaan dan pelaksanaan yang professional dalam mengembangkan pariwisata, dengan kata lain tidak terlepas dari kerjasama yang baik dari semua pihak yang terbaik. Untuk itu dalam pengembangan Objek Wisata Puncak Lawang ini perlu adanya kerjasama pihak yang terkait agar Objek Wisata Puncak Lawang ini bisa menjadi objek wisata yang bagus dan banyak dikunjungi oleh para wisatawan. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang di peroleh dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Potensi yang dimiliki oleh Objek Wisata Puncak Lawang ini adalah potensi pariwisata yang telah di akui di tingkat daerah dan wisatawan yang telah pernah mengunjungi Objek Wisata Puncak Lawang. Daya tarik yang dimiliki oleh Objek Wisata Puncak Lawang adalah keindahan alam yang dimilikinya dengan daerah yang sejuk dan masih alami sekali, yang terletak pada daerah ketinggian di tengah hutan yang masih asli sekali, dan adanya tempat take off paralayang yang sudah dikenal mancanegara. 2. Kendala yang dihadapi dalam pengembangan Objek Wisata Puncak Lawang ini adalah adanya khasus tanah yang sampai sekarang belum bisa di atasi, dan belum adanya investor yang mau mengembangkan objek wisata tersebut. Selain itu dana dari pemerintah untuk pengembangan Objek Wisata Puncak Lawang ini untuk sekarang di hentikan, karena tanah Objek Wisata Puncak Lawang ini bukan milik pemerintah. 3. Upaya yang telah dilakukan oleh unsur-unsur kepariwisataan (pemerintah, swasta, dan masyarakat) dalam Pengembangan Objek Wisata Puncak Lawang adalah pemerintah sudah memasukan Objek Wisata Puncak Lawang ini ke dalam Profil Kawasan Objek Wisata Kabupaten Agam Sumatera Barat, dan pemerintah juga sudah mempromosikan Objek Wisata tersebut melalui media masa.

6 Beberapa saran yang dapat diajukan berdasarkan hasil penelitian ini adalah: 1. Pemerintah dan masyarakat harus tahu akan kekayaan potensi alam yang ada di daerah Kenagarian Lawang agar diberdayakan dan ditingkatkan perayaan untuk menunjang pembangunan pariwisata di Kabupaten Agam. 2. Untuk Masyarakat dan Pemerintah seharusnya menyelesaikan kasus tanah serta mencari jalan keluarnya. Antara pemerintah dan masyarakat sebaiknya bekerjasama agar objek wisata tersebut mendapatkan dana dari pemerintah, jadi dana untuk pengembangan objek wisata tersebut tidak hanya dari swadaya masyarakat saja akan tetapi juga dari dana pemerintah. 3. Agar peningkatan hasil produk wisata baik pengelolaan dan pelaksanaan yang professional harus dilakukan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata, dengan kata lain tidak terlepas dari kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait. DAFTAR PUSTAKA A. J. Muljadi. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada. Bakaruddin, 2008. Perkembangan dan Permasalahan Kepariwisataan. Padang: UNP Pres. Lora, Defi. 2012. Rencana Pengembangan Objek Wisata Pemandian Air Dingin Lubuk Minturun Kota Padang. Artikel. Jurusan Program Pasca Sarjana Universitas Andalas Padanng. Pitana, I Gde dan Diarta I, Ketut S. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset. Syafta, Selfi. 2012. Pengembangan Objek Wisata Sarasah Sikayan Balumuik di Kelurahan Limau Manis Selatan Kecamatan Pauh Kota Padang. (skripsi). Padang, STKIP PGRI. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9, 2009. Kepariwisataan. Jakarta (www.parekraf.go.id/.../4636_1364 -UUT..., (14 Oktober 2014). Yoety, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.