HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN HASIL BELAJAR PENJASORKES SISWA SD NEGERI 006 SUNGAI SEGAJAH KECAMATAN KUBU JURNAL. Oleh AL AMIN

dokumen-dokumen yang mirip
KONTRIBUSI STATUS GIZI DENGAN HASIL BELAJAR PENJASORKES SISWA PUTERA KELAS V SD NEGERI002 KINALI KECAMATAN KUANTAN MUDIK JURNAL

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN HASIL BELAJAR PENJASORKES SISWA KELAS V SDN 004 PULAU BIRANDANG KECAMATAN KAMPAR TIMUR JURNAL OLEH : ROSNAH

HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLING SEPAKBOLA PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMP NEGERI 2 KUBU JURNAL. Oleh SUPIAN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PUTRASD 039 AIR TERBIT KEC. TAPUNG KAB. KAMPAR JURNAL. Oleh AYU HERIZON

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA SD NEGERI 004 TELUK NILAP KECAMATAN KUBU BABUSSLAM JURNAL. Oleh JUNI RAFIANTO

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN HASIL PEMBELAJARAN PENJASORKES SISWA KELAS V SDN 007 PILAU BIRANDANG KECAMATAN KAMPAR TIMUR KABUPATEN KAMPAR JURNAL

HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJR PENDIDIKAN JASMANI SISWA KELAS IV SDN 008 TERATAK AIR HITAM KECAMATAN SENTAJO RAYA JURNAL

TINGKAT KESEGARAN JASAMANI SISWA KELAS V SDN 011 AIR EMAS KECAMATAN SINGINGIN JURNAL. Oleh DADANG SETIAWAN

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT TINGGI SISWA PUTRA KELAS V SDN 018 TELUK KENIDAI KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR JURNAL

MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA SMAN 1 TANAH PUTIH KECAMATAN TANAH PUTIH JURNAL

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN 001 AIRTIRIS KECAMATAN KAMPAR JURNAL

KONTRIBUSI KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLING BOLA PADA SEPAKBOLA DI SMAN 1 KECAMATAN INUMAN JURNAL. Oleh SUPRIADI

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENJASORKES SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUKOHARJO III PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN EKSPLOSIVE POWER OTOT LENGAN DAN BAHU DENGAN HASIL TOLAK PELURU SISWA KELAS VII SMPN 05 TELUK KUANTAN KECAMATAN KUANTAN TENGAH JURNAL

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SAMPING (CECHUITUI) PADA ATLET WUSHU KATEGORI SANSHOU FIK UNP

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA SMAN 1 BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI JURNAL. Oleh RAHMAYATUN

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN TERHADAPKEMAMPUAN CHEST PASS TIM BASKET SMAN 1 KUBU KECAMATAN KUBU JURNAL. Oleh JUNAIDI

TINJAUAN STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 05 AIR TAWAR BARAT KECAMATAN PADANG UTARA JURNAL

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JANGKIT SISWA PUTRA KELAS XI IPS 1 SMAN 1 KAMPAR JURNAL. Oleh RUSMAWATI

THE CONTRIBUTION OF WRIST AND SERVICE ACCURACY COORDINATION IN VOLLEY BALL FOR FEMALE TEAM OF ANJUNGAN JUNIOR PEKANBARU

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA DI SD NEGERI 015 PASAR BARU PANGEAN KABUPATEN KUANTAN SINGINGI JURNAL.

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA DI SMPN 1 BATU BERSURAT

ABSTRAK

JURNAL. Oleh YON MARYONO

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWI SMAN 4 TANAH PUTIH KECAMATAN TANAH PUTIH JURNAL. Oleh YESI EMIDA

HUBUNGAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA TIM SEPAK BOLA SMKN 5 PEKANBARU.

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

Hubungan Antara Gaya (Yundhi Arfianto) Kata kunci: Gaya Hidup sehat, Tingkat Kesegaran Jasmani, Kelas VIII

Perbedaan Persepsi Antara Siswa Sekolah Negeri Dan Swasta Terhadap Pembelajaran Guru Pendidikan Jasmani

Abstract

EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN SMASH

THE CORRELATION BETWEEM THE POWER OF THE LEG MUSCLE AND 100-METER SPRINT FOR THE TENTH GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL 9 PEKANBARU

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI

FAKROR PENYEBAB RENDAHNYA HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS VIII DI SMP N 31 PADANG

HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO ABSTRACT

HUBUNGAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN TERHADAP HASIL TEMBAKAN 30 M PADA ATLET PANAHAN PPLP DISPORA RIAU TAHUN 2016 JURNAL. Oleh MUSLIM

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh Qomaruddin

JURNAL. Oleh JOKO RIANTO

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

THE POWER ARM MUSCLES AND SHOULDES WITH THE RESULTS IN THE DISK ON THE STUDENT S CLASS IX OF THE AMERICAN JUNIOR DISTRICT 27 PEKANBAR

HUBUNGAN KOORDINASI MATA TANGAN DENGAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MINI SISWA KELAS V SDN 009 BANGKINANG JURNAL

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN LARI 60 METER SISWA KELAS VII SMPN 3 KECAMATAN SINGINGI JURNAL. Oleh JANDRI PALISON

Primary Teacher Education Faculty of Teacher Training and Education University of Riau

HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN PASSING BAWAH ATLET BOLAVOLI MINI DI SDN 34 PENEBAL KECAMATAN BENGKALIS JURNAL. Oleh AGUSRIZAL

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN KOMUNIKASI GURU-SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE PADA SISWA PUTRA SDN 014 BERINGIN MAKMUR KECAMATAN KERUMUTAN KABUPATEN PELALAWAN

E-JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh : WENI YUNIARTI

HUBUNGAN KOORDINASI MATA DAN KAKI DENGAN KEMAMPUAN PASSING PADA PERMAINAN SEPAK TAKRAW SISWA SMPN 1 TELUK KUANTAN JURNAL

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh MARYATI FITRIA AKHYAR SUGIYANTO

PENERAPAN STRATEGI DELIVERY

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI 40 M DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA SMA NEGERI 1 KUBU JURNAL. Oleh AKMAL

Perbandingan Motivasi Belajar PJOK SMP Negeri Dan SMP Swasta

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh IMAM SUBIANTO NAZARUDIN WAHAB TAMBAT USMAN

The Efectiveness Of Learning Base Card Sort Game Method to PPKn Learning Result Of Students in Man 1 Mataram. Nurul Fitriyani

HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN DRIBBLING SEPAKBOLA PADA TIM SMA 2 RAMBAH HILIR KABUPATEN ROKAN HULU JURNAL. Oleh ASRI

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH SISWA PUTRA KELAS V SDN 013 SUKAMAJU KECAMATAN SINGINGI HILIR JURNAL

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM

JURNAL. Oleh ONY MARSAH

JURNAL. Oleh ABDUL RASYID

THE RELATIONSHIP ARM AND SHOULDER MUSCLE STRENGHT OVER UP SERVICE VOLLEY BALL RESULT AT MALE TEAM OF SMPN 10 TAPUNG KAMPAR REGENCY

EVALUASI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN REKREASI STKIP PGRI TRENGGALEK

PRESTASI BELAJAR IPA

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL. Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF

APPLICATION OF LEARNING INKUIRI LEARNING MODEL TO IMPROVE IPS LEARNING RESULT IN STUDENT CLASS IV SD NEGERI 15 PANGKALAN NYIRIH RUPAT

HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLING SEPAKBOLA PADA TIM SMPN 1 LOGAS TANAH DARAT KECAMATAN LOGAS TANAH DARAT JURNAL. Oleh IRAWADI

HUBUNGAN MOTIVASI INTERINSIK DAN EKSTERINSIK DENGAN HASIL RENANG SISWA SMK SWADHIPA NATAR. Jurnal. Oleh. Sutrisno Agus Setiadhi

HUBUNGAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KLATEN

HUBUNGAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA DADA 100 METER MAHASISWA PENDIDIKAN OLAHRAGA FKIP UNIVERSITAS RIAU

RATIH DEWI PUSPITASARI K

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG BAHAN AJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI (JURNAL) Oleh : RENI NOVIANTI

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN BAHU DENGAN HASIL FREE THROW PADA PERMAINAN TIM BOLA BASKET PUTRA SMAN 14 PEKANBARU

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP N 8 BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT LENGAN DAN BAHU DENGAN HASIL PUKULAN FOREHAND SMASH BULUTANGKIS PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMAN 1 SIMPANG KANAN JURNAL

Imam Mahadi Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PERBEDAAN HASIL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN SMARTPHONE (KASUS : SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 PAINAN)

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

PENGARUH PERSIAPAN MATERI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 19 PALU

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA PADA SISWA KELAS V SDN 005 BUKIT TIMAH DUMAI

JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 4 NO. 1 ISSN : Heriadon, T & Manurung, T MARET 2016 Halaman :

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI IPS DI SMA N 1 TEMBILAHAN HULU KABUPATEN INDRAGIRI HILIR JURNAL

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X JURUSAN AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG

PENGARUH DISIPLIN DAN FASILITAS SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA N 10 SIJUNJUNG

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR, KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA N 5 PADANG E-JURNAL

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL

Mitra Dhani Pinem*, Cicik Suriani

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs UNIT SEKOLAH BARU (USB) SAGULUNG BATAM

Transkripsi:

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN HASIL BELAJAR PENJASORKES SISWA SD NEGERI 006 SUNGAI SEGAJAH KECAMATAN KUBU JURNAL Oleh AL AMIN 1405166520 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU 2016

1 NUTRITION STATUS CORELATION WITH PENJASORKES LEARNING OUTCOMES STUDENTS SD NEGERI 006 SUNGAI SEGAJAH DISTIRCT KUBU Al Amin 1, Drs. Ramadi, S.Pd, M.Kes AIFO 2, Kristi Agust., M.Pd 3 amin_cool11@yahoo.com 1, mr.ramadi59@gmail.com 2, kristi.agust@yahoo.com 3 PHYSICAL EDUCATION HEALT AND RECREATION FACULTY OF TEACHER TRAINNING AND EDUCATION RIAU UNIVERSITY ABSTRACT, Background problem in this research is the low penjasorkes learning outcomes result on students SDN 006 Segajah Sungai Kubu district. From some students found scores did not reach KKM. This problem is evident from observations of researchers during the learning and exams, it is suspected because of the nutritional status held by students. Therefore, the purpose of this study was to determine the corelation between nutrition status with the penjasorkes learning outcomes of students of SDN 006 Sungai Segajah. This type of research is correlational comparing the measurement results of two different variables in order to determine the degree of correlation between these variables. As the independent variable (X) is the nutrition status, while the dependent variable (Y) is the penjasorkes learning outcomes result. The research data was obtained from measurements of height and weight of students, and the value of MID Penjasorkes. The sample in this study were students siswa-siswi class V SDN 006 Sungai Segajah totaling 34 (purposive sampling). Based on the research results can be concluded as follows: From the results obtained the nutritional status of 34 students of SD Negeri 006 Sungai Segajah District of Kubu shows that the nutritional status of 14 people or 41% of students have a normal nutritional status in the category. Penjasorkes learning outcomes of 34 students of SD Negeri 006 Segajah Sungai Kubu district that 10 people or 29% showing in the category enough. From the results obtained nutritional status are significant corealtion with penjasorkes learning outcomes SDN 006 Segajah Sungai Kubu district students, characterized by the results obtained by the rhitung 0.54> ttabel 0,339. Keywords : Nutrition Status, Penjasorkes, Learning Outcomes

2 HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN HASIL BELAJAR PENJASORKES SISWA SD NEGERI 006 SUNGAI SEGAJAH KECAMATAN KUBU Al Amin 1, Drs. Ramadi., S.Pd., M.Kes AIFO 2, Kristi Agust, M.Pd 3 amin_cool11@yahoo.com 1, mr.ramadi59 @gamil.com 2, kristi.agust@yahoo.com 3 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU ABSTRAK, Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar penjasorkes SDN 006 Sungai Segajah Kecamatan Kubu. Dari beberapa siswa ditemukan mendapatkan nilai yang tidak mencapai KKM. Permasalahan ini terlihat dari observasi peneliti pada saat pembelajaran dan ujian, hal ini diduga karena faktor status gizi yang dimiliki oleh siswa. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan status gizi dengan hasil belajar penjasorkes siswa SDN 006 Sungai Segajah. Jenis penelitian ini adalah korelasional membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel ini. Sebagai variabel bebas (X) adalah status gizi, sedangkan variabel terikat (Y) adalah hasil belajar penjasorkes. Data penelitian ini diperoleh dari hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan siswa, dan nilai MID Penjasorkes. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswai kelas V SDN 006 Sungai Sgeajah yang berjumlah 34 orang (purposive sampling). Berdasarkan dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Dari hasil yang diperoleh status gizi dari 34 orang siswa SD Negeri 006 Sungai Segajah Kecamatan Kubumenunjukkan bahwa status gizi 14 orang atau 41% siswa mempunyai status gizi dalam kategori normal. Hasil belajar penjasorkes dari 34 orang siswa SD Negeri 006 Sungai Segajah Kecamatan Kubu bahwa 10 orang atau sebesar 29% menunjukkan dalam kategori cukup. Dari hasil yang diperoleh status gizi terdapat hubungan signifikan dengan hasil belajar penjasorkes siswa SD Negeri 006 Sungai Segajah Kecamatan Kubu, ditandai dengan hasil yang diperoleh yaitu r hitung 0,54 > t tabel 0,339. Kata kunci: Status Gizi, Hasil Belajar Penjasorkes

3 PENDAHULUAN Proses pembelajaran di segala jenjang dan jenis pendidikan pada intinya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia di berbagai aspek. Dalam Undang-Undang No 20 (2003:7) tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Berdasarkan kutipan di atas, jelaslah bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut salah satunya adalah melalui pendidikan di Sekolah Dasar dengan mengikuti proses belajar selama enam tahun. Diantara pendidikan yang harus diajarkan pada peserta didik adalah mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Pembelajaran pendidikan jasmani di tingkat pendidikan Dasar dan Menengah kurikulum 2006 antara lain difokuskan pada, Pengembangan aspek kebugaran dan kesegaran jasmani dan keterampilan gerak. Berdasarkan kutipan di atas, dalam pembelajaran pendidikan Jasmani olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) di atas dapat dikatakan bahwa pengembangan aspek kebugaran dan keterampilan gerak merupakan komponen utama dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan adanya ke dua aspek ini (aspek kebugaran dan keterampilan gerak), maka siswa akan bersemangat dalam melaksanakan aktifitas olahraga di sekolah. Selanjutnya Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP, 2007:296) mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan bertujuan untuk: Mengembangkan keterampilan pengelolahan diri dalam upaya pengembangan dan peliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olah raga yang terpilih, meningkatkan pertumbuhan fisik, keterampilan gerak dasar, memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, keterampilan, serta memiliki sikap yang positif Berpedoman pada kutipan di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa betapa pentingnya pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan tersebut bagi peserta didik, terutama sekali adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik dalam berbagai keterampilan olahraga yang digemarinya dan mampu memelihara kesegaran jasmani dan menanamkan pola hidup sehat serta nilai-nilai seperti sportifitas, bekerjasama. Di samping itu juga untuk meningkatkan aktivitas gerak dan pertumbuhan fisik. Dalam proses belajar dan pembelajaran penjasorkes ini terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Belajar merupakan peristiwa sehari-hari disekolah, dapat juga dikatakan merupakan suatu aktifitas yang dilakukan secara sadar atau mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari,sehingga terjadilah perubahan dalam diri individu. Artinya belajar dikatakan berhasil bila terjadi

4 perubahan dalam diri individu. Sedangkan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar adalah hasil belajar. Hasil belajar menurut menurut Dimyati (2006:4) dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1) dampak pengajaran adalah hasil yang yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor. 2) dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang lain, suatu tranfer belajar. Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah dampak pengajaran yaitu hasil yang yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor siswa mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Di SDN 006 Sungai Segajah Kecamatan Kubu dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, bertindak mengajar atau membelajarkan siswa dan engevaluasi hasil belajar yang berupa dampak pengajaran. Mencapai hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan bagi siswa tentunya banyak faktor yang mempengaruhinya. Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain adalah motivasi siswa dalam belajar, kemampuan dan kreaktivitasan guru dalam mengajar, lingkungan belajar, sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pembelajaran, media dan metode yang dipakai guru dalam pembelajaran, perhatian dan pengawasan orang tua atau wali murid, status gizi dan tingkat kesegaran jasmani siswa juga dapat mempengaruhi hasil belajar. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan dan informasi dari guru penjasorkes di SDN 006 Sungai Segajah Kecamatan Kubu, ternyata masih banyak siswa yang hasil belajar penjasorkesnya rendah. Hal ini dilihat dan berpedoman pada hasil belajar penjasorkes siswa yang mana nilai KKM adalah 85. Rendahnya hasil belajar penjasorkes siswa ini mungkin diduga disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah konsumsi makanan siswa sehingga mempengaruhi gizi yang dimiliki, tingkat kesegaran jasmani, motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran penjasorkes, penulis temui banyak siswa yang kurang bersemagat saat melaksanakan proses pembelajaran di sekolah. Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar penjasorkes siswa yaitu kondisi lingkungan langkah pertama yang harus kita perhatikan di sekolah adalah faktor lingkungan, lingkungan yang bersih akan membuat siswa/siswi betah dan naman belajar di sekolah dan kreaktifitasan dan kemampuan guru dalam mengajar, perhatian dan pengawasan orang tua terhadap kegiatan anaknya, latar belakang sosial ekonomi, metode dan media mengajar yang dipakai guru, dan status gizi siswa. Siswa yang akan melakukan Pembelajaran Penjasorkes di sekolah perlu mengkonsumsi makanan yang bergizi, sebelum pergi sekolah, yang terbaik untuk seseorang anak adalah makan-makanan yang banyak mengandung zat-zat gizi. Apabila seorang siswa memiliki gizi tidak seimbang. Wedya (1991:3) mengatakan bahwa gizi buruk dapat menghambat motivasi kesungguhan dan kesanggupan belajar, bahkan menyebabkan anak bersifat apatis, kelelahan fisik serta mental. Dari uraian di atas, banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar penjasorkes siswa di SDN 006 Sungai Segajah Kecamatan Kubu. Pada kesempatan ini penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan maksud nantinya dapat mencarikan solusinya dalam mengatasi permasalahan rendahnya

hasil belajar penjasorkes siswa. Dengan demikian judul penelitian ini adalah Hubungan Status Gizi Dengan Hasil Belajar Penjasorkes Siswa SDN 006 Sungai Segajah Kecamatan Kubu. Khumadi, (1994:5) menjelaskan bahwa: Zat gizi itu adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dimakan oleh kita. Tiap-tiap makanan yang dimakan oleh kita mempunyai nilai yang sangat penting bagi tubuh. Selanjutnya Sunita (2001:3) Mengungkapkan Ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan. Nilai gizi tersebut bergantung dari jenis dan bahan makanannya. Khumadi (1994:5) mengemukakan fungsi umum gizi yang diperlukan oleh seseorang mempunyai beberapa fungsi : Untuk memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan terutama bagi mereka yang masih dalam pertumbuhan dan juga untuk memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari. Misalnya saja bagi anak-anak usia sekolah dasar yang banyak melakukan kegiatan atau aktivitas bermain, membutuhkan energi yang diperoleh dari mengkosumsi makanan-makanan yang mengandung zat gizi. Berdasarkan kutipan yang telah dikemukakan di halaman sebelumnya, maka dijelaskan bahwa zat gizi yang dikosumsi adalah untuk memelihara tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya penggantian sel-sel yang rusak sebagai zat pelindung dalam tubuh dengan menjaga keseimbangan cairan tubuh, apabila dalam mekanisme kerja organ tubuh terpengaruhi dengan baik, maka akan berpengaruh positif terhadap kemampuan dan kesehatan tubuh, seperti memiliki daya pikir dan daya untuk kegiatan fisik sehari-hari cukup tinggi. Gizi yang baik terkandung dalam setiap jenis makanan tidak sama, karena jenis-jenis makanan itu ada yang mengandung gizi yang tinggi dan ada juga yang mengandung gizi yang rendah. Khumadi, (1994:5) menjelaskan bahwa: Zat gizi itu adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dimakan oleh kita. Tiap-tiap makanan yang dimakan oleh kita mempunyai nilai yang sangat penting bagi tubuh. Selanjutnya Sunita (2001:3) Mengungkapkan Ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan. Nilai gizi tersebut bergantung dari jenis dan bahan makanannya. Khumadi (1994:5) mengemukakan fungsi umum gizi yang diperlukan oleh seseorang mempunyai beberapa fungsi : Untuk memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan terutama bagi mereka yang masih dalam pertumbuhan dan juga untuk memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari. Misalnya saja bagi anak-anak usia sekolah dasar yang banyak melakukan kegiatan atau aktivitas bermain, membutuhkan energi yang diperoleh dari mengkosumsi makanan-makanan yang mengandung zat gizi. Berdasarkan kutipan yang telah dikemukakan di halaman sebelumnya, maka dijelaskan bahwa zat gizi yang dikosumsi adalah untuk memelihara tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya penggantian sel-sel yang rusak sebagai zat pelindung dalam tubuh dengan menjaga keseimbangan cairan tubuh, apabila dalam mekanisme kerja organ tubuh terpengaruhi dengan baik, 5

maka akan berpengaruh positif terhadap kemampuan dan kesehatan tubuh, seperti memiliki daya pikir dan daya untuk kegiatan fisik sehari-hari cukup tinggi. Gizi yang baik terkandung dalam setiap jenis makanan tidak sama, karena jenis-jenis makanan itu ada yang mengandung gizi yang tinggi dan ada juga yang mengandung gizi yang rendah. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Elida Prayitno (1973:35) mengatakan: Hasil belajar yaitu sesuatu yang diperoleh, dikuasai atau merupakan hasil dari adanya belajar. Hasil belajar dapat memberikan informasi kepada lembaga dan kepada siswa itu sendiri, bagaimana dan sampai dimana penguasaan bahan serta kemampuan yang diapai siswa tentang materi pelajaran yang diberikan. Sementara Sardiman, (2007:26) mengatakan bahwa hasil belajar tersebut meliputi: a) hal ikhwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif), b) hal ikhwal personal, kepribadian atau sikap (afektif), c) hal ikhwal kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotorik). Hasil belajar merupakan tolak ukur yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran. Hasil belajar siswa itu dapat diperoleh dengan mengadakan evaluasi itu merupakan bagian dari kegiatan belajar mengajar. Seseorang dapat dikatakan berhasil dalam belajar apabila terjado perubahan tingkah laku di dalam dirinya, baik dalam bentuk pengetahuan dan keteampilan maupun dalam bentuk sikap dan nilai positif. Menurut Slamento (1995:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Wtherington dalam Sukmadita (2003:155) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru berbentuk keterampilan, sikap kebiasaan pengetahuan dan Kecamatanakapan. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Higrard dan Bower dalam Purwanto (2003:84) menyatakan bahwa : Belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar Kecamatanendrungan respon pembawaaan, kematangan, atau keadaan-keadaan seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya). Dari pendapat di atas maka dapat disampaikan bahwa belajar adalah situasi stimulus dengan ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga tingkah laku dari waktu sebelum ia mengalami situasi ke waktu sesudah ia mengalami situasi yang lain. Perubahan yang terjadi dalam diri siswa banyak sekali, baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti dari belajar. Perubahan yang terjadi dalam belajar akan menyebabkan perubahan berikutnya, perubahan ini disebut hasil belajar. 6

7 Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam belajar dapat diukur dengan menggunakan tes. Tes hasil belajar ini digunakan untuk melihat hasil belajar yang dicapai siswa dalam mempelajari suatu mata pelajaan yang diajarkan di sekolah. Dalam perguruan tinggi nilai dilambangkan dengan huruf A, B, C, D dan E sedangkan pendidikan dasar dan menengah dilambangkan dengan angka-angka atau huruf seperti 0-10. METODE PENELITIAN Adapun jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan hasil belajara penjasorkes siswa SDN 006 Sungai Segajah Kecamatan Kubu. Korelasional adalah suatu penelitian yang dirancang untuk meningkatkan hubungan variablevariable yang berbeda dalam suatu populasi dan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontriibusi antara variable bebas dan variable terikat (Arikunto, 2006 : 131). Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada SDN 006 Sungai Segajah, sedangkan waktu penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei tahun 2016. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V SDN 006 Sungai Segajah yang berjumlah 34 orang menggunakan teknik purposive sampling. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengukuran tinggi dan berat badan siswa serta nilai MID semester penjasorkes. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Sesuai dengan variabel penelitian yang dikelompokkan menjadi dua kelompok data. Pertama adalah data tentang status status gizi dan kedua berupa data hasil belajar Penjasorkes siswa SD Negeri 006 Sungai Segajah Kecamatan Kubu 1. Status gizi a. Status gizi siswa putera Hasil dari pelaksanaan tes status gizi pada 13 orang siswa putera didapatkan jumlah nilai tertinggi 30,26 dan jumlah nilai terendah 15,24. Ratarata nilai 19,15, median 18,38, dan standar deviasi 3,75. Gambaran data untuk hasil tes siswa putera secara umum dapat dilihat pada lampiran 6. Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi status gizi putera dapat dilihat pada tabel berikut ini:

8 Tabel. 1 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Status gizi Siswa Putera No Kelas interval Frekuensi Frekuensi (jumlah nilai) absolut relatif % Klasifikasi 1 <17,0 3 23,08 Kurus sekali 2 17,0-18,5 4 30,77 Kurus 3 18,5-25,0 5 38,46 Normal 4 25,0-27,0 0 0 Gemuk 5 >27,0 1 7,69 Obesitas Jumlah 13 100 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 13 orang siswa yang melakukan tes status gizi, 3 orang (23,08%) berada pada perolehan (<17,0) tergolong pada kategori kurus sekali, 4 orang (30,77%) berada pada perolehan (17,0-18,5) tergolong pada kategori kurus, 5 orang (42,31) berada pada perolehan (18,5-25,0) tergolong pada kategori normal, 1 orang (7,69) berada pada perolehan (>27,0) tergolong pada kategori obesitas, sedangkan untuk kategori gemuk tidak ada. Untuk lebih jelasnya lihat pada histogram: 40 30 23.08 30.77 38.46 20 10 0 7.69 0 <17.0 17.0-18.5 18.5-25.0 25.0-27.0 >27.0 Gambar 1. Histogram status gizi siswa putera b. Status gizi siswa puteri Hasil dari pelaksanaan tes status gizi pada 21 orang siswa puteri didapatkan jumlah nilai tertinggi 28,89 dan jumlah nilai terendah 14,7. Ratarata nilai 18,82, median 18,31, dan standar deviasi 2,95. Gambaran data untuk hasil tes siswa puteri secara umum dapat dilihat pada lampiran 7. Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi status gizi puteri dapat dilihat pada tabel berikut ini:

9 Tabel. 2 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Status gizi Siswa Puteri No Kelas interval Frekuensi Frekuensi (jumlah nilai) absolut relatif % Klasifikasi 1 <17,0 4 19,05 Kurus sekali 2 17,0-18,5 7 33,33 Kurus 3 18,5-25,0 9 42,86 Normal 4 25,0-27,0 0 0 Gemuk 5 >27,0 1 4,76 Obesitas Jumlah 21 100 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 21 orang siswa yang melakukan tes status gizi, 4 orang (19,05%) berada pada perolehan (<17,0) tergolong pada kategori kurus sekali, 7 orang (33,33%) berada pada perolehan (17,0-18,5) tergolong pada kategori kurus, 9 orang (42,86%) berada pada perolehan (18,5-25,0) tergolong pada kategori normal, 1 orang (4,76%) berada pada perolehan (>27,0) tergolong pada kategori obesitas, sedangkan untuk kategori gemuk tidak ada. Untuk lebih jelasnya lihat pada histogram: 50 40 30 20 10 0 42.86 33.3 19.05 0 4.76 <17.0 17.0-18.5 18.5-25.0 25.0-27.0 >27.0 Gambar 2. Histogram status gizi siswa puteri 2. Hasil Belajar Perolehan nilai hasil belajar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan siswa SD Negeri 006 Sungai Segajah Kecamatan Kubu diperoleh melalui rapor siswa yang diterima pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016. a. Hasil belajar Penjasorkes putera Dari 13 orang siswa putera diperoleh hasil belajar tertinggi yaitu dengan nilai 90 dan hasil belajar terendah dengan perolehan nilai 70. Hasil belajar putera memiliki rata-rata sebesar 78,62, median 79, dan standar deviasi 6,19. Secara umum gambaran hasil belajar siswa putera dapat dilihat pada lampiran 6. Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi hasil belajar penjasorkes siswa putera dapat dilihat pada tabel berikut ini:

10 Tabel. 3 Distribusi Hasil Belajar Penjasorkes Siswa Putera No Kelas interval Frekuensi Frekuensi (jumlah nilai) absolut Relatif % 1 70-74 3 23,08 2 75-79 4 30,77 3 80-84 3 23,08 4 85-89 2 15,38 5 90-94 1 7,69 Jumlah 13 100 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dari 13 orang siswa putera, 3 orang (23,08%) memiliki perolehan hasil belajar Penjasorkes (70-74), 4 orang (30,77%) memiliki perolehan hasil belajar Penjasorkes (75-79), 3 orang (23,08%) memiliki perolehan hasil belajar Penjasorkes (80-84), 2 orang (15,38%) memiliki perolehan hasil belajar Penjasorkes (85-89), 1 orang (7,69%) memiliki perolehan hasil belajar Penjasorkes (90-94), untuk lebih jelasnya lihat pada histogram berikut: 40 30 20 10 0 30.77 23.08 23.08 15.38 7.69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-94 Gambar 3. Histogram hasil belajar penjasorkes siswa putera b. Hasil belajar Penjasorkes siswa puteri Dari 21 orang siswa puteri diperoleh hasil belajar tertinggi yaitu dengan nilai 85 dan hasil belajar terendah dengan perolehan nilai 70. Hasil belajar puteri memiliki rata-rata sebesar 75,95, median 75 dan standar deviasi 5,39. Gambaran hasil belajar siswa puteri secara umum dapat dilihat pada lampiran 7. Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi hasil belajar penjasorkes siswa puteri dapat dilihat pada tabel berikut ini :

11 Tabel. 4 Distribusi Hasil Belajar Penjasorkes Siswa Puteri No Kelas interval Frekuensi Frekuensi (jumlah nilai) absolut Relatif % 1 70-72 7 33,33 2 73-75 5 23,81 3 76-79 1 4,76 4 80-82 5 23,81 5 83-85 3 14,29 Jumlah 21 100 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dari 21 orang siswa putera, 7 orang (33,33%) memiliki perolehan hasil belajar Penjasorkes (70-72), 5 orang (23,81%) memiliki perolehan hasil belajar Penjasorkes (73-75), 1 orang (4,76%) memiliki perolehan hasil belajar Penjasorkes (76-78), 5 orang (23,81%) memiliki perolehan hasil belajar Penjasorkes (80-82), 3 orang (14,29%) memiliki perolehan hasil belajar Penjasorkes (83-85), untuk lebih jelasnya lihat pada histogram berikut: 40 33.33 23.81 23.81 20 4.76 14.29 0 Gambar 4. Histogram hasil belajar penjasorkes siswa puteri B. Pengujian Persyaratan Analisis 70-72 73-75 76-79 80-82 83-85 a. Uji Normalitas Data 1 Uji Normalitas siswa putera Tabel 5. Uji normalitas data status gizi dan hasil belajar penjasorkes siswa putera dengan uji lilliefors No Variabel Lo Lt Keterangan 1 Status gizi 0,2254 0,234 Normal 2 Hasil belajar 0,2025 0,234 Normal Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil Lo lebih kecil dari Lt, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

12 2 Uji Normalitas siswa puteri Tabel 6. Uji normalitas data status gizi dan hasil belajar penjasorkes siswa puteri dengan uji lilliefors No Variabel Lo Lt Keterangan 1 Status gizi 0,1748 0,190 N0rmal 2 Hasil belajar 0,1190 0,190 Normal Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil Lo lebih kecil dari Lt, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. C. Pengujian Hipotesis a. Penguji Hipotesis siswa putera Pengujian hipotesis siswa putera yaitu terdapat hubungan antara status gizi terhadap hasil belajar penjasorkes. Di mana r hitung (0,88) > r tabel (0,553) berarti Ho ditolak dan Ha di terima. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signfikan antara status gizi terhadap hasil belajar penjasorkes siswa putera SD Negeri 006 Sungai Segajah Kecamatan Kubu Tabel 7. Analisis Korelasi Antara status gizi dengan hasil belajar siswa putera r tabel Kesimpulan N = 0.05 r hitung 13 0,88 0,553 Ho ditolak Ket: dk = derajat kebebasan Hasil analisis korelasi menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan hasil belajar penjasorkes pada taraf signifikan α= 0.05. Uji signifikan variabel X dengan Y Dengan a = 0,05 dan dk = n - 2, diperoleh nilai t tab = 1,796, yaitu dari 1- α atau 0,95 sebagai dk pembilang dan n-2 (11) sebagai dk penyebut. Kriteria pengujian adalah: jika t hitung > t tabel, Ho yang menyatakan tidak terdapat hubungan antara variabel ditolak. Sebaliknya jika t hitung < t tabel Ho diterima. Oleh karena t hitung (6,08) > t tabel (1,796) maka Ho ditolak, dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan hasil belajar penjasoerkes siswa putera SD Negeri 006 Sungai Segajah Kecamatan Kubu

13 b. Penguji Hipotesis siswa puteri Pengujian hipotesis siswa puteri yaitu tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan hasil belajar penjasorkes. Di mana r hitung (0,56) >r tabel (0,433) berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signfikan antara status gizi dengan hasil belajar penjasorkes siswa puteri SD Negeri 006 Sungai Segajah Kecamatan Kubu Tabel 8. Analisis Korelasi Antara status gizi dengan hasil belajar siswa puteri r tabel Kesimpulan N r hitung 21 0,56 0,433 Ho ditolak Ket: dk = derajat kebebasan Hasil analisis korelasi menyatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan hasil belajar penjasorkes pada taraf signifikan α= 0.05. Uji signifikan variabel X dengan Y Dengan a = 0,05 dan dk = n - 2, diperoleh nilai t tab = 1,73, yaitu dari 1- α atau 0,95 sebagai dk pembilang dan n-2 (19) sebagai dk penyebut. Kriteria pengujian adalah: jika t hitung > t tabel, Ho yang menyatakan tidak terdapat hubungan antara variabel ditolak. Sebaliknya jika t hitung < t tabel Ho diterima. Oleh karena t hitung (2,94) > t tabel (1,73) maka Ho ditolak, dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan hasil belajar penjasoerkes siswa SD Negeri 006 Sungai Segajah Kecamatan Kubu Pengujian hipotesis siswa SD Negeri 006 Sungai Segajah Kecamatan Kubu Pengujian hipotesis siswa SMPN SD Negeri 006 Sungai Segajah Kecamatan Kubu yaitu tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan hasil belajar penjasorkes. Di mana r hitung (0,54) >r tabel (0,339) berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signfikan antara status gizi dengan hasil belajar penjasorkes siswa SD Negeri 006 Sungai Segajah Kecamatan Kubu Tabel 9. Analisis Korelasi Antara status gizi dengan hasil belajar siswa puteri N r hitung r tabel Kesimpulan 34 0,54 0,339 Ho ditolak

14 Ket: dk = derajat kebebasan Hasil analisis korelasi menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan hasil belajar penjasorkes SD Negeri 006 Sungai Segajah Kecamatan Kubu pada taraf signifikan α= 0.05. Uji signifikan variabel X dengan Y Dengan α = 0,05 dan dk = n - 2, diperoleh nilai t tab = 1,697, yaitu dari 1- α atau 0,95 sebagai dk pembilang dan n-2 (32) sebagai dk penyebut. Kriteria pengujian adalah: jika t hitung > t tabel, Ho yang menyatakan tidak terdapat hubungan antara variabel ditolak. Sebaliknya jika t hitung < t tabel Ho diterima. Oleh karena t hitung (3,63) > t tabel (1,697) maka Ho ditolak, dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan hasil belajar penjasoerkes siswa SD Negeri 006 Sungai Segajah Kecamatan Kubu D. Pembahasan Khumadi (1994:6) mengemukakan bahwa Status Gizi adalah keadaan seseorang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan zatzat gizi dari makanan dalam jangka waktu yang lama. Bobot (berat) adalah salah satu parameter penting dalam menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan Status Gizi. Untuk semua kelompok umur, jenis kelamin, keadaan gizi sehat terletak pada selang angka yang menggambarkan 3 macam penampilan fisik, yaitu: gemuk, ideal, dan kurus. Apabila lebih tinggi dari batas gemuk tidak termasuk dalam Status Gizi sehat dan digolongkan dalam status gizi lebih (obesitas). Lebih dari batas angka kurus juga tidak termasuk Status Gizi sehat dan digolongkan sebagai keadaan gizi kurang. Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa, Gizi yang baik terkandung dalam setiap jenis makanan itu tidak sama, karena jenis-jenis makanan itu ada yang mengandung gizi yang tinggi dan ada juga yang mengandung gizi yang rendah. Seseorang dapat dikatakan berhasil dalam belajar apabila terjadi perubahan tingkah laku dalam dirinya, baik dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan maupun dalam bentuk sikap dan nilai positif. Menurut Wetherington dalam Sukmadinata (2003 : 155) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru berbentuk keterampilan, sikap kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu situasi stimulus bersama dengan ingatan mempengaruhi pola pikir siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu sampai sesudah ia mengalami situasi itu. Perubahan yang terjadi dalam diri siswa banyak sekali, baik sifat maupun jenisnya karena setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti

15 belajar. Perubahan yang terjadi dalam belajar akan menyebabkan perubahan yang berikutnya, perubahan itu disebut hasil belajar. Untuk mengetahui hubungan dari kedua variabel dapat dikatakan bahwa tingkat keberhasilan belajar Penjasorkes dapat diukur Status Gizinya. Artinya, siswa yang Status Gizinya tinggi cenderung Hasil Belajarnya juga tinggi. Di sekolah Hasil Belajar dalam mata pelajaran dilambangkan dengan angka-angka atau huruf dan tertera di rapor siswa. Perhitungan korelasi antara status gizi (X) dengan hasil belajar penjasorkes (Y) menggunakan rumus korelasi product moment. Kriteria pengujian jika r hitung > r tabel, maka terdapat hubungan yang signifikan dan sebaliknya (Sudjana 2002:369). Dari hasil perhitungan korelasi antara kelincahan dengan tendangan maegeri diperoleh r hitung 0,54 sedangkan t tabel 39. Berarti dalam hal ini terdapat hubungan antara status gizi dengan hasil belajar penjasorkes, untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran 13. Keberhasilan belajar dipengaruhi banyak faktor. Salah satu faktor tersebut dapat bersumber dari diri dan dari luar dirinya, misalnya dari Status Gizi mereka. Anak-anak yang memiliki gizi yang baik, tentu akan dapat mengikuti pembelajaran Penjasorkes dengan baik dan Hasil Belajarnya akan tinggi. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 34 orang siswa SD Negeri 006 Sungai Segajah Kecamatan Kubu menunjukkan bahwa status gizi 14 orang atau 41% siswa mempunyai status gizi dalam kategori normal, sedangkan hasil belajar siswa 10 orang atau sebesar 29% dalam kategori cukup, Hasil ini menunjukkan bahwa umumnya siswa SD Negeri 006 Sungai Segajah Kecamatan Kubu yang mempunyai status gizi yang normal sedangkan hasil belajar penjasorkes siswa cukup baik. Dari pembahasan di atas jelas bahwa baik gizi siswa maka baik pula hasil belajar penjasorkes siswa khususnya siswa SD Negeri 006 Sungai Segajah Kecamatan Kubu yang mempunyai status gizi yang normal sedangkan hasil belajar penjasorkes siswa cukup baik. SIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpulan Dari hasil yang diperoleh status gizi terdapat hubungan signifikan dengan hasil belajar penjasorkes siswa SD Negeri 006 Sungai Segajah Kecamatan Kubu, ditandai dengan hasil yang diperoleh yaitu r hitung 0,54 > t tabel 0,339 Rekomendasi Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan saran-saran yang dapat membantu mengatasi masalah yang ditemui dalam penelitian tentang hubungan status gizi dengan hasil belajar penjasorkes siswa SD Negeri 006 Sungai Segajah Kecamatan Kubu. Sekolah dapat memperhatikan status gizi siswa agar siswa mendapatkan hasil belajar penjasorkes yang baik. Siswa agar memperhatkan gizi untuk mendapatkan hasil belajar penjasorkes yang

16 baik. Siswa agar dapat memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar penjasorkes. Bagi para peneliti disarankan untuk dapat mengkaji faktorfaktor lain yang berhubungan dengan hasil belajar penjasorkes. DAFTAR PUSTAKA Alamtsier, Sunita. 2005. Prinsip Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1994 : Gizi Olahraga Sehat, Bugar dan Berprestasi Jakarta Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Depdikbud. 1993. Psikologi Pendidikan, Jakarta : Depdikbud. Dimyati, 2006. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineke Cipta. Khumadi. 1994. Bahan Pangan dan Olahan, Jakarta : Balai Pustaka Purwanto. 2003. Menjadi Guru yang Profesional. Bandung: PT. Renaya Roesdakarya. Slamento. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Jakarta : PT. Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto. 1990. Prosedur Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta. Undang-undang Republik Indonesia No. 20, Tahun 2003. Tentang Sistim Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdikbud.