PEDOMAN PRAKTIKUM MATA KULIAH KERJA BANGKU DAN PERKAKAS (CII128) JURUSAN MESIN OTOMOTIF POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 2017

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL PRAKTIK KERJA BANGKU

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR KERJA BANGKU

PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO

Job Sheet. Kerja Bangku MES 6319

commit to user BAB II DASAR TEORI

JANGKA SORONG I. DASAR TEORI

ALAT UKUR PRESISI 1. JANGKA SORONG Jangka sorong Kegunaan jangka sorong Mengukur Diameter Luar Benda Mengukur Diameter Dalam Benda

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Ruang Lingkup Penggunaan mesin sekrap Penggunaan alat-alat perkakas tangan

Keg. Pembelajaran 2 : Praktik Mekanik dan Tindakan Keselamatan Kerja di Bengkel

Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian 0.01 mm

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI MEKANIK JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya.

metrik adalah pada satuan waktu, dimana keduanya menggunakan besaran detik, menit dan jam untuk satu satuan waktu.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 7 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGGERGAJI ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. identifikasi dari masing-masing komponen Mesin Pemoles pada casing

PENGERTIAN, FUNGSI, CARA, DAN JENIS RAGUM Dalam DUNIA INDUSTRI

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

BAB II PENDEKATAN MASALAH

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

ALAT UKUR DAN PENANDA DALAM KERJA BANGKU

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab VI Pengukuran Kelurusan, Kesikuan, Keparalellan, Dan Kedataran BAB VI

MESIN BOR. Gambar Chamfer

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. kerja. Identifikasi ini berupa gambar kerja dari perancang yang ditujukan kepada

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

Palu Besi. Rivet 3. Penggaris Busur 4.

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM

SOAL LATIHAN 6 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGEBOR DAN MELUASKAN) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

a. Macam-macam palu yang kita jumpai : - Palu pena kepala bulat - Palu pena kepala lurus atau silang - Palu keling

3. Mesin Bor. Gambar 3.1 Mesin bor

MODUL 11 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (ALAT BANTU KERJA LI STRI K) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PELAT

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

LAMPIARN 1.4 TEST UJI COBA INSTRUMEN. Mata Pelajaran Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu. : 60 menit Sifat Ujian


MENGUKUR DENGAN MIKROMETER

MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

PRAKTIKUM 1 KALIBRASI DAN PEMAKAIAN JANGKA SORONG

Materi Kuliah PROSES GERINDA. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

Menentukan Peralatan Bantu Kerja Dengan Mesin Frais

BAB III METODE PEMBUATAN

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis

c. besar c. besar Figure 1

MODUL 8 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MEMAHAT) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MENGUKUR DENGAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR)

SOAL PEKERJAAN DASAR TEKNIK OTOMOTIF

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab III Pengukuran Sudut

GERGAJI TANGAN PADA KERJA BANGKU

MODUL PROSES PEMESINAN I SEKSI MESIN BUBUT. Oleh : Purgiyanto

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

2.6. Mesin Router Atas

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain:

MODUL PROSES PEMESINAN LANJUT

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

BAB III CARA PEMBUATAN ALAT TRACKE R BEARING. Rahang penahan berfungsi sebagai rumah atau sarang dari bagian komponen lain

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET PROSES PEMESINAN KOMPLEKS

Lembar Kegiatan Siswa

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014)

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

MAKALAH MIKROMETER SEKRUP Leave a comment

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

MENGGUNTING PELAT TIPIS

Alat ukur sudut. Alat ukur sudut langsung

BAB III METODE PEMBUATAN

BAB 1. ALAT UKUR. Gambar 1. 1 Mistar ukur

SOAL LATIHAN 4 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

PRAKTEK PEMBENTUKAN BAHAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PROSES PERMESINAN. (Part 2) Learning Outcomes. Outline Materi. Prosman Pengebor horisontal JENIS MESIN GURDI

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR

MEMBUAT ULIR DENGAN TANGAN

Panduan Keselamatan dan Pengoperasian

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

JOB SHEET I. KOMPETENSI

MENGGUNAKAN MESIN UNTUK OPERASI DASAR

ALAT UKUR & SST (Special Service Tools)

Transkripsi:

MATA KULIAH (CII128) Oleh: Kurnia Dwi Artika, ST., MT NIK.110905058 JURUSAN MESIN OTOMOTIF POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 2017 Disahkan Oleh: Dilarang keras memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari Jurusan Mesin Otomotif Politeknik Negeri Tanah Laut Diperiksa Oleh:

Praktikum ke 1 Pokok/Sub Bahasan Pengukuran Dasar Waktu Hari, Tanggal Tempat Workshop 1. Tujuan Tujuan dari diadakannya praktikum adalah sebagai berikut: a. Dapat melakukan pemeriksaan dimensi benda kerja secara detail dan benar; b. Dapat menggunakan alat ukur dengan baik dan benar, secara langsung maupun tidak langsung dalam metode pengukuran; c. Dapat memilih alat ukur sesuai kebutuhan; d. Dapat melakukan kalibrasi berbagai alat ukur dengan benar; e. Dapat membaca dan mengkonversi berbagai satuan panjang, luas dan volume; serta f. Mampu melakukan pengukuran langsung dan tak langsung. 2. Dasar Teori PENGGARIS SIKU (SKETCHMATH) Alat ini digunakan untuk menyiku ketelitian luar dan dalam dari benda kerja, ukuran panjangnya 30 cm terbuat dari bahan baja dengan skala satuan mm, cm dan inch. Dengan sudut 90 o yang utama dan 45 o untuk pengukuran kemiringan sudut bidang potong. Selain itu alat ini juga digunakan sebagai alat ukur kerataan benda kerja setelah pengikiran atau proses gerinda. Gambar 1.1 Cara Pengukuran dan Kalibrasi Siku-sudut POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 2

Seperti pada Gambar 1.1 (Hidayat, 2008), Kalibrasi Penggaris Siku dengan cara sederhana untuk memeriksa apakah penggaris siku anda masih benar-benar bersudut 90. Gunakan sebatang kayu yang sudah diserut halus dan pastikan bahwa kayu tersebut LURUS. Buat satu garis melintang pada salah satu sisinya dengan posisi penggaris siku di sebelah kiri. Garis melintang tersebut harus dibuat berdasarkan sisi luar. Kemudian putar penggaris siku (mirror) dengan poros masih pada sisi kayu yang sama dan letakkan sisi luar penggaris siku pada garis yang tadi dibuat. Atau digesergeser kepala penggaris yang tebal sejajar/bersinggungan dengan benda kerja yang akan diukur siku/kemiringannya. Apabila garis tersebut bersinggungan atau melintang sisi luar penggaris siku, berarti alat kerja tersebut tidak lagi memiliki sudut yang baik. Apabila garis tersebut sejajar berarti penggaris siku anda masih baik dan bisa digunakan. Siku Ukur ada dua jenis, yaitu dengan alat pengukur derajat sudut dan tanpa alat pengukur derajat sudut. Untuk tanpa pengukur derajat berbentu segitiga dan yang tanpa pengukur derajat sudut berbentuk L. Alat ini biasanya tersedia dari bahan aluminium dan stainles steel dan juga dari bahan plastik. Siku Ukur dari bahan aluminium dan stainles steel adalah alat yang paling baik diperguankan karena tahan lama dan tidak mudah pecah. Siku Ukur yang terbuat dari plastik sedikit lebih murah, tetapi tidak terlalu tahan terhadap benturan sehingga mudah pecah. MISTAR (PENGGARIS) Mistar atau penggaris adalah alat ukur panjang yang sering digunakan, atau bisa sebagai penanda dalam pemotongan, menggambar mal dan lainnya. Alat ukur ini memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar memiliki ketelitian pengukuran setengah dari skala terkecilnya yaitu 0,5 mm, ada yang berukuran 30 cm, 60 cm, dan 100 cm. Pada saat melakukan pengukuran dengan mistar, arah pandangan harus tegak lurus dengan dengan skala pada mistar dan benda yang diukur. Jika tidak tegak lurus maka akan menyebabkan kesalahan dalam pengukurannya, bisa lebih besar atau lebih kecil dari ukuran aslinya. Jenis-jenis mistar adalah mistar rol, meteran lipat, dan pita. Unruk bahan ada yang dari plastik, logam, fiber, dan kayu. Adapun contoh pengukuran dengan mistar adalah seperti pada Gambar 1.2 berikut ini (Anashir, 2013). POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 3

Gambar 1.2 Metode Pengukuran Mistar DIAL GAUGE (DIAL INDICATOR) Gambar 1.3 Dial Indicator Dial gauge seperti pada Gambar 1.3, digunakan untuk mengukur kebengkokan poros, run out, dan backlash. Dengan ketelitian : 0,01 m. Apabila jarum panjang membuat satu putaran penuh (100 strip), maka jarum pendek bergerak 1 strip (1 mm) MICROMETER Gambar 1.4 Micrometer POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 4

Adapun bagian-bagian micrometer secara umum seperti pada Gambar 1.4 (Anashir, 2013), dan menurut bentuknya micrometer dibagi menjadi dua macam, seperti pada Gambar 1.5, yaitu: 1. Outside micrometer : Mengukur diameter luar 2. Inside micrometer : Mengukur diameter dalam Kedua alat ini memiliki ketelitian 0,01 mm. Satu putaran thimble terdiri dari 50 strip (0,5 mm). Gambar 1.5 Jenis Micrometer Kalibrasi Micrometer 1. Memeriksa tanda 0 Bersihkan anvil dan spindle dengan kain bersih. Putar rachet stopper sampai anvil dan spindle bersentuhan, dan putar stopper 2 atau 3 kali putaran untuk lebih meyakinkan. Micrometer telah dikalibrasikan dengan benar jika 0 thimble lurus dengan garis pada outer sleeve seperti pada Gambar 1.6. Gambar 1.6 Pemeriksaan 0 (nol) dial POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 5

2. Menyetel tanda 0 Gambar 1.7 Penyetelan nol dial Adapun cara penyetelannya adalah: a. Jika kesalahannya 0,02 mm atau kurang. Kunci spindle dengan lock clamp. Kemudian putar outer sleeve sampai tanda 0 thimble lurus dengan garis, dan periksa kembali tanda 0. b. Jika kesalahannya melebihi 0,02 mm. Kunci spindle dengan lock clamp, kendorkan stopper sam-pai thimble bebas, luruskan tanda 0 thimble dengan garis pada outer sleeve, dan kencang-kan kembali rachet stopper, dan periksa kembali tanda 0. Membaca Hasil Pengukuran Jarak strip di atas garis pada outer sleeve adalah 1 mm, dan jarak strip di bawah garis adalah 0,5 mm. Dan nilai 1 strip pada thimble adalah 0,01 mm. Nilai hasil ukur ialah jumlah pembaca-an ketiga skala tersebut. Seperti pada Gambar 1.8 berikut ini. Gambar 1.8 Membaca Hasil Pengukuran POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 6

Contoh dan Test Pengukuran, seperti pada Gambar 1.9, didapat hasil pengamatan/ pembacaan skala sebagai berikut: Gambar 1.9 Contoh Hasil Pengukuran Pembacaan skala di atas garis : 7,00 mm Pembacaan skala di bawah garis : 0,50 mm Pembacaan skala thimble : 0,15 mm + Hasil ukur = 7,65 mm Mikrometer sekrup biasa digunakan untuk mengukur benda-benda yang tipis, seperti tebal kertas dan diameter rambut. Mikrometer sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu selubung (poros tetap) dan selubung luar (poros ulir). Skala panjang pada poros tetap merupakan skala utama, sedangkan pada poros ulir merupakan skala nonius. Skala utama mikrometer sekrup mempunyai skala dalam mm, sedangkan skala noniusnya terbagi dalam 50 bagian. Satu bagian pada skala nonius mempunyai nilai 1/50 0,5 mm atau 0,01 mm. Jadi, mikrometer sekrup memiliki ketelitian yang lebih tinggi dari dua alat yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu 0,01 mm Pada mikrometer sekrup pada Gambar 1.4, ditunjukkan bahwa: sku = 9 skala (skala utama) skn = 43 skala (skala nonius) maka panjang benda yang diukur dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut: Panjang benda = (sku. 0,5 + skn. 0,01) mm = (9. 0,5 + 43. 0,01) mm = (4,5 + 0,43) mm = 4,93 mm POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 7

VERNIER CALIPER (JANGKA SORONG) Jangka sorong juga merupakan alat pengukur panjang dan biasa digunakan untuk mengukur diameter suatu benda. Penemu jangka sorong adalah seorang ahli teknik berkebangsaan Prancis, Pierre Vernier. Jangka sorong terdiri dari dua bagian, yaitu rahang tetap dan geser (sorong). Skala panjang yang terdapat pada rahang tetap adalah skala utama, sedangkan skala pendek pada rahang geser adalah skala nonius atau vernier, diambil dari nama penemunya. Skala utama memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius memiliki panjang 9 mm dan dibagi 10 skala. Sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. (Anashir, 2013) Jangka sorong seperti pada Gambar 1.10, merupakan alat ukur yang penting untuk tukang kayu. Jangka ini memberikan pengukuran yang tepat pada pengukuran panjang, tebal dan diameter suatu benda kerja. Dengan jarum pengukur lubang dapat dengan tepat diukur kedalaman lubang. Rahang sorong yang dilengkapi dengan nonius, memungkinkan pembacaan dalam perseribu milimeter. Jangka sorong adalah perlengkapan presisi (tepat). Maka dari itu, jangka sorong harus diperlakukan dengan tertib pada pemakaian maupun penyimpanannya. Gambar 1.10 Jangka Sorong POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 8

Vernier caliper digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, dan mengukur kedalaman. Ketelitiannya adalah 0,05 mm Prinsip Pengukuran Gambar 1.11 Prinsip Pengukuran Jika skala vernier digerakkan ke kanan sampai angka 1 lurus dengan salah satu strip skala utama seperti gambar di samping, hasilnya terdapat celah 0,1 mm. Ataupun jika skala vernier digerakkan ke kanan sampai angka 5 lurus dengan salah satu strip skala utama seperti gambar di samping, hasilnya terdapat celah 0,5 mm Membaca Hasil Pengukuran Gambar 1.12 Membaca Hasil Pengukuran Seperti gambar di atas, nilai di depan koma diambil dari penunjukkan angka 0 vernier, yaitu 25 mm sedangkan angka di belakang koma diambil dari titik dimana kedua garis skala vernier dan skala utama bertemu yaitu 7 jadi pembacaan adalah 25,7 mm POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 9

Menangani Vernier Caliper a. Sebelum pengukuran bersihkan vernier caliper dan benda yang akan di ukur b. Perhatikan cara-cara pengukuran seperti pada Gambar 1.13 berikut: Gambar 1.13 Cara-cara Pengukuran Jangka sorong atau yang biasa disebut dengan vernier caliper menurut Pramono (2013) Dengan menggunakan jangka sorong / vernier caliper kita mendapatkan kontrol ukuran dan dimensi yang presisi dan akurat karena alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter. Gambar 1.14 Bagian-bagian Jangka Sorong Bagian-bagian jangka sorong pada Gambar 2.14 adalah sebagai berikut: 1. Gigi luar Bagian ini berfungsi untuk mengukur bagian suatu benda dengan cara diapit. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 10

2. Gigi dalam PEDOMAN PRAKTIKUM Bagian ini berfungsi untuk mengukur sisi dalam suatu benda dengan cara diulur (misalnya: lubang pipa) 3. Pengukur kedalaman Bagian ini berfungsi untuk mengukur suatu lubang / celah suatu benda dengan cara menancapkan bagian pengukur. Bagian ini terletak didalam pemegang. 4. Ukuran utama Bagian ini berfungsi untuk membaca hasil pengukuran dalam satuan cm untuk versi yang analog. 5. Ukuran sekunder Sama dengan ukuran utama tetapi dengan satuan inch. 6. Patokan pembacaan skala utama. Berfungsi sebagai patokan pembacaan skala dengan satuan cm. 7. Patokan pembacaan skala sekunder (inch) Berfungsi sebagai patokan pembacaan skala dengan satuan inch. 8. Pengunci Untuk menghentikan atau melancarkan geseran pengukuran. Pramono (2013) mengatakan Jangka sorong adalah alat ukur yang memiliki ketelitian dapat mencapai seperseratus milimeter. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorong di bawah 30 cm dan 0.01mm untuk yang di atas 30 cm Cara Menggunakan jangka sorong : 1. Jepit benda pada rahang jangka sorong dan pastikan mengunci jepitan agar nilai ukur tetap. 2. Perhatikan dan baca skala pada batang jangka, lihatlah angka yang dicapai oleh benda ukur yang tentunya dibatasi oleh nilai nol pada skala nonius. 3. Lihat garis skala pada nonius, cari skala utama dan skala nonius yang berhimpit POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 11

CYLINDER GAUGE Gambar 1.14 Cylider Gauge Cylinder gauge adalah alat untuk mengukur diameter silinder, dengan ketelitian 0,01 mm, seperti pada Gambar 1.14. Cara Pemilihan Replacement Rod dan Washer: a. Ukur diameter silinder dengan vernier caliper b. Lihat angka dibelakang koma, apakah lebih besar atau lebih kecil dari 0,5 mm Contoh : 1. Bila hasil pengukuran : 52,30 mm, pilihlah sebagai berikut : Replacement rod : 50 mm Replacement washer : 2 mm 2. Bila hasil pengukuran : 52,70 mm, pilihlah sebagai berikut : Replacement rod : 50 mm Replacement washer : 3 mm POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 12

Metoda Pengukuran Gambar 1.15 Metode Pengukuran Adapun metode pengukuran seperti pada Gambar 1.15, langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Ukur diameter silinder dengan vernier caliper. Pilihlah re-placement rod dan washer yang sesuai, dan pasangkan pada silinder gauge. Bila hasil pengukuran diameter adalah 91,00 mm, gunakan replacement rod 90 mm dan replacement washer 1 mm 2. Set micrometer pada 91 mm (seperti hasil ukur di atas), masukkan replacement rod dan measuring point kedalam micrometer, dan dial gauge diset ke 0 3. Masukkan cylinder gauge pada posisi diagonal ke da-lam silinder, gerakkan cylin-der gauge sampai diperoleh hasil pembacaan terkecil. Bila hasil pembacaan adalah 0,08 mm sebelum 0, berarti dia-meter silinder adalah 0,08 mm lebih besar dari 91 mm. Karena itu diameter silinder adalah 91,08 mm (91,00 + 0,08 mm) POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 13

CALIPER GAUGE Gambar 1.16 Caliper Gauge Caliper gauge seperti pada Gambar 1.16, adalah alat ukur yang menggunakan dial gauge. Ada 2 tipe caliper gauge yaitu inside caliper dan outside caliper yang umum digunakan untuk mengukur komponen automotif adalah inside caliper gauge. Metode pengukuran Adapun metode pengukuran dengan menggunakan caliper Gauge adalah seperti pada Gambar 1.17, dan langkah-langkah setting skala pengukuran. Gambar 1.17 Metode Pengukuran Langkah-langkah dalam pengukuran adalah sebagai berikut: 1. Ukurlah diameter dalam dengan vernier caliper. Katakanlah hasil-nya 8,40 mm, selanjutnya set micrometer ke angka yang mendekati hasil ukur dari vernier caliper dan kelipatan dari 0,5 mm yaitu 8,50 mm POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 14

3. Alat PEDOMAN PRAKTIKUM 2. Tempatkan kaki-kaki caliper diantara anvil dan spindle micro-meter. Gerakkan caliper sampai mendapat angka terkecil. Kemudian set dial gauge ke 0 3. Tekan tombol caliper gauge dan masukkan lug pada diameter dalam benda yang akan diukur dan bebaskan tombol. Gerakkan caliper sampai didapat pembacaan terkecil. Jika pembacaan menunjukkan 0,08 mm, berarti diameter dalam adalah 8,42 mm (8,50 0,08 mm). Semua peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Meja rata (marking out table) 2. Jangka bengkok (hermaphrodite) 3. Busur derajat (protractor) 4. Siku (square right angle) 5. Jangka sorong (vernier caliper) 6. Mikrometer luar (outside micrometer) 4. Bahan Bahan yang digunakan adalah besi balok pejal 30 mm x 30 mm x 100 mm, dan pelat baja tebal 2 mm. 5. Keselamatan Kerja Segala kelengkapan yang dipakai saat praktikum adalah: 1. Biasakan meletakkan alat-alat ukur & alat kerja tidak ditumpuk 2. Biasakan meletakkan alat-alat ukur & alat kerja pada tempat yang aman 3. Gunakan semua peralatan praktik sesuai fungsinya 6. Gambar Kerja Adapun petunjuk pengukuran pada Gambar 1.18 dan Gambar 1.19 berikut inii: - Pengukuran Dimensi Benda kerja (plat, lembaran, poros, dan balok) POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 15

Gambar 1.18 Proses Pengukuran 1 - Pengukuran run out Gambar 1.19 Proses Pengukuran 2 Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengukuran run out adalah: 1. Bersihkan benda yang akan diukur 2. Letakkan V-block pada tempat yang rata dan letakkan poros (cam shaft) di atas V-block 3. Sentuhkan spindle dial gauge pada permukaan poros dan pastikan spindle tegak lurus dengan poros 4. Putar poros perlahan-lahan, dan bacalah jumlah gerakan pointer 5. Hasil pengukuran adalah 0,08 mm POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 16

7. Langkah Kerja Adapun langkah-langkah dalam praktikum adalah sebagai berikut: 1. menyusun dahulu prosedur kerja secara lengkap dan rinci 2. Siapkan benda kerja dan chek alat-alat yang diperlukan untuk pekerjan ini. 3. Siapkan lembar data data Pengukuran dimensi (berisi; kolom nomor step A sd Z, data pengukuran dengan: (1) Jangka bengkok & Jangka sorong, (2) Jangka sorong, (3) Mikrometer luar, (4) Height gauge) 4. Siapkan juga lembar data data kontrol terhadap Kesikuan pada keempat bidang dasar bagian luar stepped block dg alat Siku & Busur derajat. 5. Lakukan masing-masing pengukuran dimensi & kontrol kesikuan bidang pada benda kerja/obyek praktik secara hati hati, teliti, dan cermat benar dengan waktu tersedia. 6. Catat setiap data data hasil pengukuran dimensi & kontrol kesikuan 7. Segera serahkan hasil kerja anda dan minta penilaian kepada instruktur/dosen yang bertugas 8. Pertanyaan 1. Bagaimana mengukur kedalaman benda kerja? 2. Bagaimana menghitung 2 digit dibelakang koma dari jangka sorong? 3. Bagaimana cara membuat material siku? 4. Hitung nilai error dari rata-rata pengamatan? 5. Apa perbedaan dari masing-masing alat pengukuran yang ada? 6. Bagaimana cara pengukuran micro meter? Berapa nilai ketelitiannya? 9. Daftar Pustaka a. Wagiran. 2011. Modul Praktikum Kerja Bangku. Yogyakarta: UNY. b. Anashir. 2013. ALat Ukur Mistar. (http://edu.anashir.com/2013/11/alatukur-panjang-mistar-jangka-sorong.html, diakses 15 Juli 2016) c. Hidayat, Eko.Wahyu. 2008. Memilih Penggaris Siku. DIY. (http://www.tentangkayu.com/2008/04/memilih-penggaris-siku.html, diakses 14 Juli 2016) POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 17

Praktikum ke 2 Pokok/Sub Bahasan Penggunaan dan perawatan alat LK3 Waktu Hari, Tanggal Tempat Workshop MO 1. Tujuan Tujuan dari diadakannya praktikum adalah sebagai berikut: a. Dapat melakukan pengelolaan dan penataan lingkungan; b. Dapat mengetahui area berbahaya dan area aman; c. Dapat membaca simbol-simbol K3 dengan baik dan benar; d. Dapat melakukan penanganan kecelakaan kerja; e. Dapat menggunakan alat peindung diri dengan baik dan benar, sesuai dengan area kerja; f. Melakukan perawatan terhadap alat K3; g. Mengetahui prosedur dalam LK3; h. Melatih menggunakan peralatan K3. 2. Dasar Teori Kesehatan Dan Keselamatan Kerja memiliki beberapa defenisi, yaitu; Secara Etimologis : Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat dan agar setiap sumber produksi perlu dipakai dan digunakan secara aman dan efisien. Secara Filosofi : Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin kelestarian tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya beserta hasil karya dan budaya dalam upaya mencapai adil, makmur dan sejahtera. Secara Keilmuan : Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang mempelajari tentang cara penanggulangan kecelakaan di tempat kerja. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 18

Menurut Mangkunegara (2002, p.163) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. Di era globalisasi menuntut pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di setiap tempat kerja termasuk di sector kesehatan. Pengembangan dan peningkatan K3 disektor kesehatan dalam rangka menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan efesiensi K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang Pada proses praktik terdapat hal-hal yang perlu di perhatikan seorang engineer dan semua pihak yang terkait didalamnya terutama dalam keselamatan kesehatan kerjanya, hal-hal tersebut diantaranya Menggunakan sarung tangan Menggunakan wearpack (jaz praktik) Menggunakan kacamata pelindung Menggunakan sepatu Menggunakan ear plug Dalam menerapkan K3 dalam bekerja ada 3 hal penting yang harus diperhatikan terutama dalam praktikum kerja bangku, yaitu: 1. Pekerja 2. Menggunakan pakaian kerja (wearpack) sebelum memulai praktek. 3. Memakai masker POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 19

4. Memakai sepatu. 5. Jangan bersendau gurau pada saat praktek kerja bangku. 6. Tidak berkeliaran saat praktek berlangsung. 7. Ketika ingin mengambil alat, usahakan meminta izin kepada petugas alat. 8. Memakai sarung sarung tangan agar kikir tidak licin. 9. Bersihkan tempat kerja setiap selesai praktek. 10. Alat dan benda kerja 11. Jangan meletakkan kikir dengan cara ditumpuk. 12. Jangan menjepit kikir. 13. Setiap selesai mengikir alat beserta ragum dibersihkan. 14. Sesekali ragum diberi pelumas. 15. Ketika menempatkan alat-alat kerja usahakan sesuai dengan jenisnya. 16. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya. 17. Ketika Benda Kerja dijepit menggunakan ragum berilah lapisan / kain agar benda kerja tidak rusak. 18. Jangan mengikir dengan penekanan yang tidak rata. 19. Untuk menghaluskan benda kerja jangan di gerinda. 20. Lingkungan/tempat kerja 21. Membersihkan tempat kerja setiap selesai melakukan pengikiran 22. Menjaga agar lingkungan tempat kerja tidak tercemar terutama pencemaran udara dari debu besi hasil penerjaan 3. Alat Semua peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Kain majun 2. Kuwas pembersih 3. Sapu lantai & penampung kotoran 4. Minyak kerosin/ minyak solar 5. Oli pelumas 6. Penetes/ penyemprot pelumas POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 20

Obyek perawatan : PEDOMAN PRAKTIKUM 7. Peralatan bantu praktik kerja bangku/bengkel mesin; Ragum ragum; Meja kerja; Mesin bor, dan peralatan bengkel mesin lainnya. 8. Peralatan K3, meliputi: Simbol 2 peringatan K3; Kaca mata; Sarung tangan Sepatu Kerja; Baju kerja; Gambar contoh pemakaian baju kerja benar dan salah; Lampu penerangan. 4. Bahan Bahan atau material yang digunakan adalah sebagai petunjuk atau pengaman dalam kegiatan praktikum. 5. Keselamatan Kerja Segala kelengkapan yang dipakai saat praktikum adalah: 1. Biasakan meletakkan alat-alat ukur & alat kerja tidak ditumpuk 2. Biasakan meletakkan alat-alat ukur & alat kerja pada tempat yang aman 3. Gunakan semua peralatan praktik sesuai fungsinya 6. Gambar Kerja Adapun petunjuk kerjanya berikut ini: 1. Memakai alat APD 2. Memakai sepatu safety 3. Menggunakan helm 4. Menggunakan sarung tangan 5. Membawa alat pembersih: sapu, kuas, dll. 6. Mengikuti petunjuk gambar yang ada di area praktikum. 7. Mengikuti SOP mesin yang akan digunakan 8. Mencatat simbol-simbol penting yang ada di sekitar area praktikum 9. Menata dan merapikan alat dan bahan yang ada di workshop 10. Menyusun peralatan dan memberikan kode alat sesuai dengan jenisnya 11. Membuat simbol-simbol bahaya, aman, dan hati-hati pada area atau alat disekitar workshop. 7. Langkah Kerja Adapun langkah-langkah dalam praktikum adalah sebagai berikut: POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 21

1. menyusun dahulu prosedur kerja secara lengkap dan rinci 2. Siapkan benda kerja dan chek alat-alat yang diperlukan untuk pekerjan ini. 3. Siapkan lembar data data Pengukuran dimensi (berisi; kolom nomor step A sd Z, data pengukuran dengan: (1) Jangka bengkok & Jangka sorong, (2) Jangka sorong, (3) Mikrometer luar, (4) Height gauge) 4. Siapkan juga lembar data data kontrol terhadap Kesikuan pada keempat bidang dasar bagian luar stepped block dg alat Siku & Busur derajat. 5. Lakukan masing-masing pengukuran dimensi & kontrol kesikuan bidang pada benda kerja/obyek praktik secara hati hati, teliti, dan cermat benar dengan waktu tersedia. 6. Catat setiap data data hasil pengukuran dimensi & kontrol kesikuan 7. Segera serahkan hasil kerja anda dan minta penilaian kepada 8. Pertanyaan instruktur/dosen yang bertugas 1. Apa itu LK3? Dan apa fungsinya? 2. Bagaimana cara memanajemen workshop? 3. Simbol-simbol apa saja yang digunakan di area kerja? 4. Apa saja yang dipersiapkan dalam workshop supaya memenuhi LK3? 5. Kenapa harus ada LK3 pada area kerja? Beri contohnya? 9. Daftar Pustaka a. Wagiran, 2011. Modul Praktikum Kerja Bangku. Yogyakarta: UNY. b. Luthfi, R.M. 2015. Laporan Praktikum Pembentukan Dasar. Univ. Negeri Semarang: FT Mesin, PS Pendidikan TM. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 22

Praktikum ke 3 Pokok/Sub Bahasan Waktu Hari, Tanggal Tempat 1. Tujuan Penggunaan Stempel/mal Huruf Workshop Tujuan dari diadakannya praktikum adalah sebagai berikut: a. Dapat membuat nama pada plat baja dengan lurus dan rapi; b. Dapat menggunakan alat stamping dengan baik; c. Mengetahui posisi stamping yang benar; d. Dapat menggunakan palu dengan baik saat melakukan stamping. 2. Dasar Teori MAL HURUF Mal huruf digunakan untuk proses stempling yaitu member nomor atau huruf pada benda kerja. Dalam proses seteampel ini harus extra hati-hati karena dilakukan dengan satu kali pukulan saja, kenapa? karena apabila kita melakukan pemukulan berulang kali maka posisinya akan berubah dan huruf atau angka akan hancur. Gambar 2.1 Stamping Huruf 3. Alat Semua peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut: POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 23

1. Meja rata (marking out table) 2. Jangka bengkok (hermaphrodite) 3. Busur derajat (protractor) 4. Siku (square right angle) 5. Jangka sorong (vernier caliper) 6. Mikrometer luar (outside micrometer) 4. Bahan Bahan yang digunakan adalah besi balok pejal 30 mm x 30 mm x 100 mm, dan pelat baja tebal 2 mm. 5. Keselamatan Kerja Segala kelengkapan yang dipakai saat praktikum adalah: 1. Biasakan meletakkan alat-alat ukur & alat kerja tidak ditumpuk 2. Biasakan meletakkan alat-alat ukur & alat kerja pada tempat yang aman 3. Gunakan semua peralatan praktik sesuai fungsinya 6. Gambar Kerja Adapun petunjuk pengukuran berikut ini: 1. Membuat nama kelompok masing-masing di pojok kiri atas. 2. Membuat nama pribadi. 3. Membuat nama jurusan. Nama: xxxxxxx Kelompok: enam Jurusan: mesin otomotif 7. Langkah Kerja Adapun langkah-langkah dalam praktikum adalah sebagai berikut: 1. menyusun dahulu prosedur kerja secara lengkap dan rinci POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 24

2. Siapkan benda kerja dan chek alat-alat yang diperlukan untuk pekerjan ini. 3. Siapkan lembar data data Pengukuran dimensi yaitu: kolom nama, kelompok dan jurusan. 4. Siapkan juga lembar data data kontrol terhadap Kesikuan pada keempat bidang dasar bagian luar stepped block dg alat Siku & Busur derajat. 5. Lakukan masing-masing pengukuran dimensi & kontrol kesikuan bidang pada benda kerja/obyek praktik secara hati hati, teliti, dan cermat benar dengan waktu tersedia. 6. Perhatikan posisi dalam memukul stamping harus tegak lurus dengan bidang stamping 7. Jika sudah tepat dan akuran, palu secara bertahap atau perlahan-lahan sampai muncul huruf yang tercetak di plat atau material. 8. Miringkan untuk melihat hasilnya, namun jika belum ada hasil/kurang 8. Pertanyaan terbaca hurufnya (dangkal) maka kembali diulang untuk pemukulan stamping dengan palu secara vertikal. 1. Bagaimana membuat nama secara beraturan? 2. Bagaimana posisi palu dan stamping dalam membuat/mencetak nama pada plat? 3. Apa yang diperlukan untuk melakukan stamping? 4. Berapa kali pukulan palu, sehingga stamping mampu membuat/mencetak nama pada material baja, aluminium dan besi? 5. Ada berapa bentuk stamping? Dan berapa saja ukuran hurufnya (pt)? 9. Daftar Pustaka a. Wagiran, 2011. Modul Praktikum Kerja Bangku. Yogyakarta: UNY. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 25

Praktikum ke 4 Pokok/Sub Bahasan Penggunaan Stempel Angka Waktu Hari, Tanggal Tempat Workshop 1. Tujuan Tujuan dari diadakannya praktikum adalah sebagai berikut: a. Dapat melakukan pemeriksaan dimensi benda kerja secara detail dan benar. b. Dapat menggunakan alat ukur dengan baik dan benar, secara langsung maupun tidak langsung dalam metode pengukuran. c. Dapat memilih alat ukur sesuai kebutuhan 2. Dasar Teori Menggambar (Penggores, Penitik dan Stampel angka) Dalam teknik menggambar atau bisa disebut menandai bidang kerja agar tidak salah dalam melakukan pengerjaan selanjutnya ada 3 macam alat yang bisa digunakan yaitu penggores, penitik dan stempel angka. 1. Penggores Menurut Pahlevianto (2011) Penggores adalah alat yang berfungsi untuk memberi garis atau goresan pada benda kerja. Penggores memiliki bentuk runcing pada ujung-ujungnya, pada umumnya penggores memiliki dua bentuk ujung yang berbeda. Penggores terbuat dari bahan baja yang kuat bahkan lebih kuat dari pada benda kerja yang akan di gores. Penggores berfungsi seperti pensil yang akan di gunakan untuk menggambar di atas kertas. Cara menggunakan penggores ini adalah dengan menggoreskan ujung runcing penggores terhadap permukaan benda kerja yang di tandai atau digambar. 2. Penitik Penitik memiliki bentuk mirip sebuah obeng dan memiliki ujung runcing. Bahan penyusun dari penitik ini adalah dari baja karbon kuat yang lebih kuat dari bahan yang akan di beri tanda. Fungsi dari penitik ini adalah untuk POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 26

memberikan tanda pada benda kerja yang akan dibor. Selain itu penitik juga berfungsi untuk memberikan lubang kecil pada benda kerja yang akan dibor sehingga mata bor yang akan digunakan untuk mengebor tidak akan meleset atau tidak tepat sasaran. Cara menggunakan penitik adalah : 1. Tempatkan ujung runcing penitik pada posisi benda kerja yang akan dibor atau ditandai. 2. Posisikan penitik pada posisi tegak lurus agar tanda yang akan dibuat tidak miring. 3. Setelah penitik dirasa telah tepat maka pukul ujung atas penitik dengan palu. 4. Pemukulan tersebut harus dilakukan dengan sekali pukul namun keras, apabila pemukulan dilakukan berulang-ulang dikhawatirkan akan membuat lebih dari satu tanda. 3. Stampel Angka Stampel angka menurut Pahlevianto (2011) Alat ini dibuat dari bahan baja perkakas yang dikeraskan, digunakan untuk memberi tanda berupa huruf dan angka maupun symbol pada logam atau bahan yang tidak dikeraskan stampel angka ini memiliki bermacam-macam ukuran mulai dari 0,5 mm sampai 5,0 mm. Fungsi dari alat ini adalah untuk memberikan tanda berupa nomor pada benda kerja. Cara menggunakan stempel angka ini sama dengan cara menggunakan penitik yaitu dengan dipukul satu kali. Alat ini dibuat dari bahan baja perkakas yang dikeraskan, digunakan untuk memberi tanda berupa huruf dan angka maupun symbol pada logam atau bahan yang tidak dikeraskan. Cap huruf dan nomor dapat diperoleh dalam set yang berbeda- beda ukuran yang terdiri dari: 0,5; 0,75; 1,0; 1,5; 2,0; 2,5; 3,0; 4,0; 5,0 mm; dst. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 27

Gambar 2.1 Stamping Angka PALU Palu dipergunakan untuk memukul benda kerja pada pekerjaan memahat, mengeling, membengkok, memukul benda kerja, dll. Menurut bentuknya palu dibedakan dalam beberapa jenis yaitu palu penmukanya bulat dan bentuk kepalanya lancip, palu konde bentuk muka bulat dan puncaknya seperti bola, palu permukaan segi empat dan puncaknya lancip serta palu tembaga. Berdasarkan jenisnya palu dibedakan menjadi: a. Palu konde, jenis-jenisnya, antara lain: palu pen searah (straight hammer), palu konde (ball pan hammer), dan palu pen melintang (cross hammer). b. Palu lunak, digunakan untuk meratakan, membentuk pelat dengan tanpa ada bekas pemukulan pada permukaan pelat. Kepala palu lunak terbuat dari bahan plastik, kayu, karet, kulit, tembaga, timah, dll. 1) Palu kayu, digunakan untuk membentuk pelat dari bahan stainless steel atau galvanis. 2) Palu plastik dan karet, digunakan untuk menghasilkan bentuk dengan sedikit bekas pemukulan pada permukaan pelat alumunium atau tembaga. 3) Palu kulit, digunakan pada pembentukan pelat-pelat lunak yang relatif tebal. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 28

c. Palu pembentuk, dirancang untuk keperluan tertentu. Macam-macam palu pembentuk beserta fungsinya adalah: 1) Palu pengeling, digunakan untuk membentuk kepala paku keling. 2) Palu pelipat, digunakan untuk merapatkan ujung pelat dan pada pekerjaan pengawatan tepi. 3) Palu pelengkung, digunakan untuk membuat cekungan pada pelat 4) Palu peregang, digunakan untuk meregang atau memperpanjang pelat. 5) Palu penipis, digunakan untuk menipiskan ketebalan pelat. 6) Palu perata, digunakan untuk pekerjaan penyelesaian. Perawatan Palu a) Sebelum menggunakan palu periksa kondisi palu terlebih dahulu. b) Bersihkan palu sebelum digunakan. Tangkai pemegang tidak boleh licin karena oli, gemuk atau bahan licin lainnya. c) Gunakan kaca mata pada saat menggunakan palu karena serpihan-serpihan kecil dari benda yang dipukul sewaktu-waktu dapat melesat mengenai mata. d) Untuk pemukulan ringan, gerakan palu sebatas pergelangan. e) Untuk pekerjaan sedang gerakan tangan sebatas siku. f) Untuk pekerjaan berat dan menggunakan palu besar, tangan bergerak hingga sebatas bahu agar pukulan kuat dan keras. Kadang-kadang kedua tangan digunakan memegang palu yang besar dan panjang pada pekerjaan khusus seperti menempa, memecah batu dll. 3. Alat Semua peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Meja rata (marking out table) 2. Palu 3. Busur derajat (protractor) 4. Siku (square right angle) 5. Jangka sorong (vernier caliper) POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 29

4. Bahan Bahan yang digunakan adalah besi balok pejal 30 mm x 30 mm x 100 mm, dan pelat baja tebal 2 mm. 5. Keselamatan Kerja Segala kelengkapan yang dipakai saat praktikum adalah: 1. Biasakan meletakkan alat-alat ukur & alat kerja tidak ditumpuk 2. Biasakan meletakkan alat-alat ukur & alat kerja pada tempat yang aman 3. Gunakan semua peralatan praktik sesuai fungsinya 6. Gambar Kerja Adapun petunjuk pengukuran berikut ini: NIM: C133000998 Tanggal Lahir: 20-09-2019 Tahun Ajaran: 2016/2017 7. Langkah Kerja Adapun langkah-langkah dalam praktikum adalah sebagai berikut: 1. menyusun dahulu prosedur kerja secara lengkap dan rinci 2. Siapkan benda kerja dan chek alat-alat yang diperlukan untuk pekerjan ini. 3. Siapkan lembar data data Pengukuran dimensi (berisi; kolom nomor step A sd Z, data pengukuran dengan: (1) Jangka bengkok & Jangka sorong, (2) Jangka sorong, (3) Mikrometer luar, (4) Height gauge) 4. Siapkan juga lembar data data kontrol terhadap Kesikuan pada keempat bidang dasar bagian luar stepped block dg alat Siku & Busur derajat. 5. Lakukan masing-masing pengukuran dimensi & kontrol kesikuan bidang pada benda kerja/obyek praktik secara hati hati, teliti, dan cermat benar dengan waktu tersedia. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 30

6. Catat setiap data data hasil pengukuran dimensi & kontrol kesikuan 7. Segera serahkan hasil kerja anda dan minta penilaian kepada 8. Pertanyaan instruktur/dosen yang bertugas 1. Bagaimana membuat/menyusun angka pada permukaan benda kerja? 2. Bagaimana menggunakan stamping angka? 3. Bagaimana cara membuat angka hasil stamping lurus? 4. Bagaimana posisi palu dan stamping dalam mencetak angka? 5. Apa perbedaan dari masing-masing alat stamping angka dan huruf? (misal: tingkat kesukaran dan lainnya) 9. Daftar Pustaka a. Wagiran, 2011. Modul Praktikum Kerja Bangku. Yogyakarta: UNY. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 31

Praktikum ke 5 Pokok/Sub Bahasan Penggunaan Kikir Rata dan Ragum Waktu Hari, Tanggal Tempat workshop 1. Tujuan Tujuan dari diadakannya praktikum adalah sebagai berikut: a. Dapat melakukan pemeriksaan dimensi benda kerja secara detail dan benar; b. Dapat menggunakan alat kikir dengan benar; c. Dapat menggunakan ragum dengan benar; d. Dapat mengikir dengan tingkat presisi yang tepat dengan dimensi yang diinginkan; e. Dapat menyetel ragum sesuai dengan dimensi benda kerja; f. Dapat mengetahui berbagai jenis dan fungsi ragum; g. Dapat mengetahui berbagai jenis dan fungsi kikir; 2. Dasar Teori Ragum (catok penjepit) Ragum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang akan dikikir, dipahat, digergaji, ditap, dll. Dengan memutar tangkai (handle) ragum, Maka mulut ragum akan menjepit/membuka/melepas benda kerja yang sedang dikerjakan. Bibir mulut ragum harus dijaga jangan sampai rusak akibat terpahat, terkikir dan lain sebagainya Dalam sebuah ragum terdapat bagian-bagian antara lain : 1. Rahang gerak 2. Rahang tetap 3. Tangkai Cara penggunaan Ragum yaitu: a. Memilih tinggi ragum yang sesuai Cara memilih ragum yang sesuai dengan tinggi badan kita : POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 32

1. berdiri tegak di ragum 2. tempelkan kepalan tangan pada dagu 3. sikut harus berada diatas mulut ragum dan apabila lengan kita ayunkan, sikut jangan sampai menyentuh bibir mulut ragum. b. Menjepit benda kerja pada ragum Bila kita menjepit bernda kerja pada ragum, benda kerja yang keluar dari mulut ragum janganlah terlalu tinggi, terrutama apabila bahan benda kerja itu terbuat dari logam tipis.bila memungkinkan perbandingan bahan yang keluar dari mulut ragum harus lebih kecil daripada bagian yang terjepit. Gunakan pelat pelapis untuk menjepit benda kerja, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan akibat dari jepitan gigi ragum.pelat pelapis bisa dibuat dari bahan plat tipis yang rata, plat siku dll. c. Posisi badan dan kaki Kikir ditekan dan pada waktu didorong ke depan dengan tekanan dari tangan kiri yang seimbang,sedangkan pada waktu kikir ditarik ke belakang harus bebas dari tekanan namum tidak berarti kikir harus diangkat dari permukaan benda kerja.kedudukan kaki pada pada saat mengikir kedua telapak kaki seolah-olah membentuk sudut kurang 45. Ragum adalat alat yang digunakan untuk menjepit banda kerja pada waktu pekerjaan mekanik, seperti mengikir, memahat, memotong, dll. Pada penggunaanya ragum umumnya terbuat dari besi tuang, kenyal atau tempa yang dipasang pada bangku kerja dengan kuat. Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar,artinya penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja.dengan demikian ragum harus lebih kuat dari benda kerja yang dijepitnya.untuk menghasilkan penjepitan yang kuat maka pada mulut ragum/rahangnya dipasangkan baja berigi sehingga benda kerja dapat dijepit dengan kuat. Rahang-rahang ragum digerakkan oleh batang ulir yang dipasangkan pada rumah ulir. Apabila batang ulir digerakkan/diputar searah jarum jam, maka rahang ragum akan menutup,tetapi bila diputar berlawanan dengan arah jarum jam maka rahang ragum akan membuka. Dalam penjepitan benda kerja tidak diharapkan permukaan benda kerja POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 33

mengalami kerusakan atau cacat karena jepitan rahang ragum.guna mengatasi hal itu, maka pada saat melakukan penjepitan benda kerja dengan ragum hendaknya rahang ragum dilapisi dengan pelapis.pelapis tersebut terbuat dari bahan yang lunak seperti baja lunak,pelat tembaga,karet pejal dan pelat seng yang tebal. Batang ulir dan rumah ragum harus selalu diperiksa dari proses pelumasan.pada ditinggalkan rahang ragum harus selalu dalam keadaan tertutup.ragum bukanlah merupakan landasan sehingga tidak diperkenankan untuk melakukan pemukulan benda kerja dengan dengan ragum sebagai landasan. Hal-hal yang pelu diperhatikan atau yang perlu dipedomani dalam penjepitan benda kerja pada ragum adalah sebagai berikut: 1. Gunakan pelapis rahang ragum untuk mencegah benda kerja agar tidak rusak permukaannya. 2. Penjepitan benda kerja harus rata, artinya permukaan benda kerja yang keluar dari rahang ragum harus lurus dan sejajar dengan rahang ragum. 3. Untuk penjepitan benda kerja yang berlubang seperti pipa yang tipis digunakan bahan tambahan lain yang dimasukkan ke dalam pipa, sehingga pipa yang dijepit tidak akan mengalami kerusakan/berubah bentuk. 4. Untuk penjepitan benda kerja yang tipis (pelat tipis) gunakan landasan dari kayu. Landasan tersebut dijepit pada rahang ragum. Pemasangan ragum pada meja kerja harus disesuaikan dengan tinggi pekerja yang akan bekerja.sebagai patokan adalah apabila ragum dipasang pada meja kerja, maka tinggi mulut ragum harus sebatas siku dari pekerja pada posisi berdiri sempurna. Ketinggian pemasangan ragum pada meja kerja sangat berpengaruh dalam pelaksanaan pekerjaan.sebagai pedoman pengaturan tinggi rendahnya penjepitan benda kerja pada ragum adalah sebagai berikut: 1. Untuk pekerjaan yang tidak memerlukan gaya yang besar seperti pada pekerjaan akhir, benda kerja dapat di jepit lebih tinggi,artinya permukaan benda kerja yang keluar dari rahang ragum lebih tinggi 2. Untuk pekerjaan yang memerlukan gaya yang besar seperti memahat, menggergaji, mengikir,mengetap dan menyenai maka kedudukan benda kerja harus serendah mungkin berada di atas rahang ragum. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 34

3. Untuk penjepitan pipa-pipa sebaiknya digunakan pelapis rahang,dimana bentuk pelapis rahang tersebut hendaknya masing-masing berbentuk setengah lingkaran.bahan pelapis biasanya bisa dari kayu atau dari bahan yang lunak sehingga tidak akan merusak penampang pipa. Mengikir Gambar 2.1 Bagian-bagian Kikir Adapun bagian-bagian kikir terdiri dari badan kikir: ujung, sisi dan muka, puncak dan pegangan kikir, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1. Menurut Eko (2012) Pengikiran ialah operasi yang menggunakan alat berupa kikir. Biasa dilakukan untuk mengurangi ketebalan benda kerja, membentuk, meratakan, hingga menghaluskan benda kerja. Bisa dikatakan bahwa mengikir berfungsi untuk meratakan, membuat siku, bahkan menghaluskan permukaan bidang kerja. Mengikir adalah mengurangi jumlah partikel-partikel benda kerja dengan menggesekkan kikir pada permukaan benda kerja agar terbentuk atau agar sesuai dengan target pencapaian. Alat yang dipergunakan dalam mengikir disebut kikir. Ada banyak sekali alat-alat kikir yang tersedia di pasar dengan fungsi yang berbeda-beda pula. Seperti pada Gambar 2.2, adalah macam-macam alat kikir beserta fungsinya: 1. Kikir blok tebal Tebal seluruh permukaan kikir sama, berbentuk persegi panjang dan lebar ujungnya berkurang daripada pangkalnya. Fungsinya untuk meratakan benda kerja dan membuat benda kerja lebih siku. 2. Kikir setengah bulat Di satu bagian memiliki bentuk persegi empat rata dan pada bagian sebaliknya membentuk setengah lingkaran. Fungsi dari kikir ini adalah POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 35

untuk meratakan, menghaluskan dan membuat bidang cekung pada benda kerja. 3. Kikir segi empat Memiliki empat sisi dan membentuk persegi empat. Fungsinya untuk meratakan permukaan dan menyiku antara satu bidang dengan bidang yang lainnya. 4. Kikir bulat Bentuknya bulat seperti tabung dan ujungnya semakin mengecil. Berfungsi untuk menghaluskan permukaan bidang yang berbentuk lingkaran atau cekungan serta untuk menambah ukuran diameter lubang bidang. 5. Kikir segi tiga Memiliki tiga sisi yang membentuk segi tiga dan pada ujungnya lebih mengecil daripada pangkalnya. Berfungsi untuk mengikir bidang yang memiliki sudut 60 atau lebih besar. 6. Kikir pisau Memiliki bentuk seperti pisau, terdapat tiga sisi dan di salah satu sisi membentuk sudut lancip. Fungsinya adalah untuk meratakan permukaan bidang yang memiliki sudut 60 atau bahkan yang lebih kecil. Gambar 2.2 Macam-macam kikir POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 36

Cara mengikir yang baik, seperti pada Gambar 2.3 adalah sebagai berikut: 1. Posisi badan di sebelah kiri ragum, dengan lutut dibentangkan dan jarak antara kaki seukuran panjang kikir, sementara sudut antara poros ragum dan kaki kiri membentuk sudut 30 sementara kaki kanan membentuk sudut 75. 2. Saat melakukan pengikiran badan dicondongkan ke depan, kaki kanan lurus dan lutut kiri dibengkokkan. 3. Tangan kanan memegang kikir dengan kuat dengan ibu jari berada di atas gagang dan jari lainnya di bawah gagang kikir. Sementara tangan kiri diletakkan di ujung kikir dengan posisi telapak tangan dan ibu jari di atas kikir dan jari-jari yang lain berada di luar kikir namun tidak menggenggamnya. Tekanan yang diberikan kepada kikir haruslah sama antara tangan kanan dan tangan kiri agar hasil pengikiran bisa rata. Gambar 2.3 Posisi Mengikir yang Baik Sikat Kawat Merupakan sebuah alat yang terbuat dari kawat-kawat besi dalam kerja bangku yang berfungsi sebagai pembersih karat dan geram peralatan kerja bangku seperti pembersih yang efektif gigi kikir yang terselip geram, sehinga proses penyayatan kurang maksimal dan juga menahan/pembersih geram yang panas pada saat pengeboran agar tidak terpental ke operator dan juga menghindari masuknya geram kedalam lubang benda kerja yang telah dibor. Sikat kawat digunakan untuk membersihkan kikir yang telah banyak terkotori oleh serbuk-serbuk besi pada saat pengikiran. Seperti pada Gambar 2.4. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 37

Gambar 2.4 Sikat Kawat 3. Alat Semua peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Meja rata (marking out table) 3. Busur derajat (protractor) 4. Siku (square right angle) 5. Jangka sorong (vernier caliper) 4. Bahan Bahan yang digunakan adalah besi balok pejal 30 mm x 30 mm x 100 mm, dan pelat baja tebal 2 mm. 5. Keselamatan Kerja Segala kelengkapan yang dipakai saat praktikum adalah: 1. Biasakan meletakkan alat-alat ukur & alat kerja tidak ditumpuk 2. Biasakan meletakkan alat-alat ukur & alat kerja pada tempat yang aman 3. Gunakan semua peralatan praktik sesuai fungsinya 6. Gambar Kerja Adapun petunjuk pengerjaan kikir seperti berikut ini: POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 38

7. Langkah Kerja Adapun langkah-langkah dalam praktikum adalah sebagai berikut: Cara memegang kikir Tangan kanan : Peganglah tangkai kikir dengan posisi ibu jari di atas pegangan dan jari lainnya di bawah pegangan. Tangan kiri :Tempatkan ibu jari pada ujung kikir dan jarijari yang lain sedikit ditekukan akan tetapi tidak sampai memegang atau menggenggam. Menggunakan kikir yang kecil dengan gerakan yang tidak terlalu kuatdan pegang kikir dengan tangan kanan dan ujung kikir dipegang olehibu jari dan jari-jari lainnya. Cara kerja: Pada usapan pertama yaitu usapan maju tekanan kedua tangan maksimum dan fungsi tubuh mendorong kedepan.dan pada saat usapan kedua yaitu kebelakang tekanan minimum. Tekanan pada kikir tergantung pada ukuran kikir dan benda kerja yang dikikir. Adapun persiapan yang dilakukan adalah: Siapkan benda kerja dan alat-alat yang digunakan. Gunakan pakaian pengaman dan kaos tangan sebagai pelindung tangan. Jepit benda kerja dengan ragum, dengan ¾ bagian benda terjepit. Kemudian lakukan pengikiran dengan arah usapan maju tekanan penuh dan pada saat usapan mundur tekanan minimum. Ini berguna untuk memaksimalkan pengikiran dan memperpanjang umur kikir. Perlu kita perhatikan Posisi tubuh Selama mengikir, berdiri di sisi sebelah kiri ragum dengan kaki tetap tidak berubah. Kaki harus terbentang dengan menyesuaikan panjang kikir. Sudut antara poros ragum dan kaki mendekati 30 untuk kaki kiri dan 75 untuk kaki kanan. Dan gerakan pengikiran diikuti seleruh bagian tubuh bukan tanganya saja yang bergerak. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 39

Gambar 7.1 Cara Mengikir 8. Pertanyaan 1. Bagaimana cara mengikir benda kerja? 2. Bagaimana hasil dari pengikiran yang dilakukan? Berapa mm toleransi yang diberikan dalam pengikiran? 3. Bagaimana cara menggunakan ragum? 4. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam proses mengikir? 5. Kenapa benda kerja harus di pegang dengan ragum? 6. Apa yang perlu diperhatikan dalam pengencangan ragum? 7. Ada berapa tingkat kekasaran kikir? Sebut dan jelaskan! 8. Gambarkan bentuk-bentuk kikir dan aplikasi penggunannya! 9. Daftar Pustaka a. Wagiran, 2011. Modul Praktikum Kerja Bangku. Yogyakarta: UNY. b.. 2013. Laporan Praktikum Proses Produksi. FTI Univ. Borobudur: JKT POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 40

Praktikum ke 6 Pokok/Sub Bahasan Penggunaan Gergaji (memotong) Waktu Hari, Tanggal Tempat workshop 1. Tujuan Tujuan dari diadakannya praktikum adalah sebagai berikut: a. Dapat melakukan proses pemotongan (menggergaji) secara benar dan tepat; b. Dapat mengetahui posisi yang tepat dalam menggergaji; c. Dapat menggunakan alat gergaji potong dengan baik; d. Dapat mengetahui spesifikasi gergaji dan cara penggunaanya yang sesuai material/benda kerja. 2. Dasar Teori GERGAJI TANGAN Menggergaji benda kerja yang terbuat dari logam atau besi berbeda dengan menggergaji benda yang lebih lunak seperti kayu. Selain itu gergaji yang digunakan untuk menggergaji besi berbeda pula dengan gergaji pada umumnya. Terdapat beberapa bagian dari gergaji, adalah sebagai berikut: 1. Daun gergaji tangan Daun gergaji tangan merupakan alat pemotong dan pembuat alur yang sederhana, bagian sisinya terdapat gigi-gigi pemotong yang dikeraskan. Bahan daun gergaji pada umumnya terbuat dari baja perkakas (tool steel), baja kecepatan tinggi (HSS high speed steel) dan baja tungsten (tungsten steel). 2. Pemilihan Daun Gergaji Berdasarkan Spesifikasi Spesifikasi daun gergaji tangan meliputi jenis, bukaan gigi, jumlah gigi tiap panjang 1 inchi dan panjang daun gergaji ditentukan oleh jarak sumbu lubang. Contoh penulisan spesifikasi daun gergaji secara lengkap : Single cut-straight set-18t-12". Seperti pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2 berikut ini. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 41

Tabel 2.1. Jenis daun gergaji berikut fungsinya No. Jumlah gigi tiap inchi Jenis bahan Pemakaian Tebal bahan minimum 1. 14 Lunak 5.5 mm 2. 18 Lunak sd 4.2 mm sedang 3. 24 Sedang sd 3,2 mm keras 4. 32 Keras 2,4 mm Tabel 2.2 Bentuk Daun Gergaji 3. Kecepatan langkah menggergaji Kecepatan langkah menggergaji bisa dianggap sama dengan kecepatan langkah mengikir untuk ukuran panjang yang sama. Hal ini dapat dipahami karena jenis bahan daun gergaji sama dengan jenis bahan kikir, yaitu dari baja karbon. Jadi kecepatan langkah untuk menggergaji baja lunak adalah sekitar 40 langkah permenit. 4. Pemasangan daun gergaji Dalam pemakaiannya, daun gergaji dipasang pada sengkang. Posisi pemasangan daun gergaji dapat disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan. Ketentuan pemasangan daun gergaji adalah sebagai berikut : a. Gigi gergaji harus menghadap ke muka POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 42

b. Ketegangannya harus cukup, sehingga tidak terjadi lekukan pada waktu dipakai. 5. Pemegangan dan penekanan gergaji Cara menggergaji hampir mirip dengan cara mengikir, yang berbeda adalah cara pemegangan. Untuk pemotongan yang berat, tekanan gergaji cukup besar, namun untuk pemotongan yang perlu lurus hasilnya, tekanan gergaji harus ringan. Gergaji yang digunakan untuk memotong bahan-bahan besi biasanya disebut dengan gergaji besi. Konstruksi dari gergaji besi ini terdiri dari bingkai atau frame gergaji yang terbuat dari pipa besi yang keras dan kuat. Pada daun gergaji terdapat tempat untuk mengaitkan gerigi pemotong. Jumlah dari gerigi pemotong juga harus diperhatikan saat melakukan penggergajian. Cara menggunakan gergaji adalah : 1. Sebelum melakukan kegiatan penggergajian tandai terlebih dahulu benda kerja yang akan digergaji menggunakan penggores. 2. Taruh gerigi gergaji tepat pada garis tanda yang telah dibuat 3. Setelah tepat maka lakukan penggergajian dengan mendorong dan menarik gerigi gergaji secara perlahan-lahan terlebih dahulu agar tidak meleset dari tanda 4. Setelah gerigi gergaji telah mencapai setengah dari proses penggergajian maka gerakan gergaji bisa dipercepat namun harus tetap melihat kelurusan dari proses penggergajian tersebut. 5. Apabila gerakan penggergajian terasa berat maka bisa ditambahkan cairan pelicin seperti air sabun agar proses penggergajian bisa lebih ringan. Namun, sekarang proses penggergajian dalam produksi sudah tidak banyak dipakai, menurut Comet Go (2013) Namun ketika proses produksi, sering juga pemotongan ini dilakukan dengan mesin gerinda potong, gergaji mesin, ataupun LPG blender. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 43

6. Langkah penggergajian a. Membuat alur Tinggi mulut catok/ragum sama seperti pada waktu mengikir, bagian yang digergaji harus sedekat mungkin dengan mulut catok/ragum. Pada permulaan menggergaji, tahan sisi gergaji dengan ibu jari. Namun untuk pemotongan yang dianggap presisi, sebelum digergaji benda kerja harus ditandai terlebih dahulu dengan kikir segitiga sebagai jalan awal penggergajian. b. Awal penggergajian Sebagai awal penggergajian kedudukan gergaji, menyudut ± 30º, selanjutnya gergajilah bagian sisi terlebih dahulu yang lambat laun sudutnya makin kecil. c. Pemotongan benda kerja Potonglah benda kerja pada bagian yang dekat dengan mulut d. Bahan lebih lebar Bila bahan yang akan digergaji melebihi lebar sengkang gergaji, maka pemasangan daun gergaji harus diputar 90º. Gambar 2.1 Cara Pemotongan menggunakan Gergaji Tinggi mulut catok/ragum sama aeperti pada waktu mengikir, bagian yang digergaji harus sedekat mungkin dengan mulut catok/ragum. Seperti pada Gambar 2.1, permulaan dalam menggergaji, yaitu tahan sisi gergaji dengan ibu jari (a). Untuk pemotongan yang POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 44

dianggap presisi(b), sebelum digergaji benda kerja harus ditandai dulu sebagai jalan awal penggergajian. 7. Pemeliharaan gergaji Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses pemotongan adalah sebagai berikut: a. Tebal minimal bahan yang dipotong adalah 2 x pitch gigi (tiga gigi harus selalu berada pada daerah pemotongan). Hal ini diperlukan untuk menghindari gigi rontok. b. Perhatikan pada waktu pemasangan, arah gigi harus menghadap ke depan c. Pengencangan tidak membuat sengkang menjadi bengkok namun daun gergaji terikat dengan kuat dan aman d. Setelah digunakan, sengkang gergaji dikendorkan dengan cara mengendorkan mur pengencang. e. Untuk pemotongan yang dianggap presisi atau perlu lurus, penekanan gergaji diatur cukup ringan dan diawali dengan kikir segitiga. 3. Alat Semua peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Ragum (chuck) 2. Busur derajat (protractor) 3. Siku (square right angle) 4. Jangka sorong (vernier caliper) 5. Penggaris baja 6. Tang 4. Bahan Bahan yang digunakan adalah besi balok pejal 30 mm x 30 mm x 100 mm, dan pelat baja tebal 2 mm. 5. Keselamatan Kerja Segala kelengkapan yang dipakai saat praktikum adalah: POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 45

1. Biasakan meletakkan alat-alat ukur & alat kerja tidak ditumpuk 2. Biasakan meletakkan alat-alat ukur & alat kerja pada tempat yang aman 3. Gunakan semua peralatan praktik sesuai fungsinya 4. Helm 5. Sarung tangan 6. Masker 7. Kaca mata 6. Gambar Kerja Adapun petunjuk pemotongan benda kerja seperti berikut ini: Gambar 6.1 Gambar Benda Kerja Gambar 6.2 Cara Memotong dengan Gergaji 7. Langkah Kerja Adapun langkah-langkah dalam praktikum adalah sebagai berikut: 1. Pegang logam yang hendak dipotong dengan baik dan tegak lurus. 2. Buka dan kencangkan pengapit ragum dengan batang logam secara perlahan, ataupun disekat dengan kayu apabila hendak memotong logam yang tipis. 3. Proses pemotongan secara perlahan. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 46

4. Menggunakan ibu jari sebagai panduan dalam melakukan pemotong. 5. Apabila sudah kelihatan tanda, lakukan pemotongan/goresan yang lebih panjang dan tetap. 6. Kelajuan pemotongan untuk gergaji biasa ialah lebih kurang 40 goresan/tekanan permenitnya. 7. Apabila pemotongan hampir selesai, dorong ujung yang tergantung dengan sebelah tangan. 8. Saat memotong, tekan dan tolak pada bingkai. Apabila lengket atau keras, angkat gergaji sedikit tetapi jangan ditarik kerana ini akan menumpulkan mata gergaji 8. Pertanyaan 1. Bagaimana cara menggergaji supaya lurus? 2. Bagaimana posisi yang tepat dalam menggergaji? 3. Bagaimana cara membuat material siku? 4. Apa yang perlu diperhatikan sebelum menggergaji benda kerja? 5. Apa yang perlu diperhatikan setelah menggergaji benda kerja? 9. Daftar Pustaka a. Wagiran, 2011. Modul Praktikum Kerja Bangku. Yogyakarta: UNY. b. Al-Faiq, M. 2014. Gergaji Tangan. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 47

Praktikum ke 7 Pokok/Sub Bahasan Memotong (gunting) plat Waktu Hari, Tanggal Tempat workshop 1. Tujuan Tujuan dari diadakannya praktikum adalah sebagai berikut: a. Dapat melakukan pemeriksaan dimensi benda kerja secara detail dan benar. b. Dapat menggunakan alat ukur dengan baik dan benar, secara langsung maupun tidak langsung dalam metode pengukuran. c. Dapat memilih alat ukur sesuai kebutuhan d. Dapat menggunakan gunting potong lembaran baja/aluminium dengan benar. e. Dapat mengetahui posisi pengguntingan yang tepat dan mudah. f. Mampu memotong plt dengan lurus dan baik. 2. Dasar Teori GUNTING Fungsi gunting tangan adalah untuk memotong plat logam yang tipis. Gunting tangan sangat praktis untuk memotong plat-plat yang sangat tipis. Gunting tangan dapat dipakai untuk memotong berbagai bentuk seperti memotong lurus, lengkung, dan menyudut. Hasil pemotongannya baik dan dapat tepat dengan ukuran. Gunting tangan dibedakan menurut bentuk bibir potongannya yaitu lurus, lengkung, atau universal. Pada pembuatan komponen, gunting tangan digunakan pada pemotongan melengkung atau pemotongan yang tidak bisa dilakukan dengan gunting guillotine. Cara memotong dengan gunting tangan, seperti pada Gambar 2.1 (b) : 1) Peganglah bahan dengan tangan kiri, cukup jauh dari bibir gunting. 2) Bibir gunting dibuat tegak lurus terhadap bahan dan tepat pada garis lukis. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 48

3) Jari manis tangan kanan letakkan diantara kedua tangkai gunting untuk menahan agar bibir yang terkatup seluruhnya akan merusak hasil pemotongan. 4) Katup bibir dengan menekan tangkainya bibir jangan terkatup seluruhnya akan merusak hasil pemotongan. 5) Bila menggunting bentuk-bentuk lingkaran atau garis lengkung pergunakanlah gunting dengan bibir lengkung atau universal. (a) (b) Gambar 2.1 Macam-macam Gunting Seperti pada Gambar 2.1 (a) Gunting Tuas atau Gunting Bangku Gunting ini digunakan untuk memotong pelat tebal yang tidak dapat dikerjakan dengan gunting tangan dan mesin potong. Penggunaan gunting tuas ini tidak jauh berbeda dengan penggunaan gunting tangan Jangka Sorong Jangka sorong merupakan alat ukur yang penting untuk tukang kayu. Jangka ini memberikan pengukuran yang tepat pada pengukuran panjang, tebal dan diameter suatubenda kerja. Dengan jarum pengukur lubang dapat dengan tepat diukur kedalaman lubang. Rahang sorong yang dilengkapi dengan nonius, memungkinkan pembacaan dalam perseribu milimeter.jangka sorong adalah perlengkapan presisi (tepat). Maka dari itu, POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 49

jangka sorong harus diperlakukan dengan tertib pada pemakaian maupun penyimpanannya. Penggaris Siku Alat ini digunakan untuk menyiku ketelitian dari benda kerja, ukuran panjangnya 30 cm terbuat dari bahan baja. Selain itu alat ini juga digunakan sebagai alat ukur kerataan benda kerja setelah pengikiran. Mistar Baja Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran pendek, selain itu juga dapat dipakai untuk membimbing penggoresan dalam melukis batangan pada pelat yang digunakan, ukuran panjang dari mistar baja ini bermacam-macam, ada yang berukuran 30 cm, 60 cm, dan 100 cm. Mistar Gulung Mistar gulung atau meteran pada Gambar 2.2, adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur benda kerja yang panjangnya melebihi ukuran mistar baja atau dapat dikatakan untuk mengukur benda-benda yang berdimensi besar (Ambiyar,2008:241). Mistar gulung terbuat dari baja yang lebih tipis dari mistar baja, sifatnyalemas/melentur sehingga dapat digunakan untuk mengukur bagian-bagian yang cembung dan menyudut (Daryanto, 1988: 1). Mistar gulung mempunyai variasipanjang yang bermacam macam, mulai dari panjang 2 meter sampai 50 meter. Gambar 2.2 Mistar Gulung 3. Alat Semua peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Meja rata (marking out table) 3. Busur derajat (protractor) POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 50

4. Siku (square right angle) 5. Jangka sorong (vernier caliper) 6. MIstar baja 7. Meteran/ mistar pita 8. Gunting Baja 9. penggores 4. Bahan Bahan yang digunakan adalah pelat baja dengan dimensi PLT: 20 mm x 30 mm x 2 mm.. 5. Keselamatan Kerja Segala kelengkapan yang dipakai saat praktikum adalah: 1. Biasakan meletakkan alat-alat ukur & alat kerja tidak ditumpuk 2. Biasakan meletakkan alat-alat ukur & alat kerja pada tempat yang aman 3. Gunakan semua peralatan praktik sesuai fungsinya 6. Gambar Kerja Adapun petunjuk pemotongan benda kerja berikut ini: 7. Langkah Kerja Adapun langkah-langkah dalam praktikum adalah sebagai berikut: 1. menyusun dahulu prosedur kerja secara lengkap dan rinci 2. Siapkan benda kerja dan chek alat-alat yang diperlukan untuk pekerjan ini. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 51

3. Siapkan lembar data data Pengukuran dimensi (berisi; kolom nomor step A sd Z, data pengukuran dengan: (1) Jangka bengkok & Jangka sorong, (2) Jangka sorong, (3) Mikrometer luar, (4) Height gauge) 4. Siapkan juga lembar data data kontrol terhadap Kesikuan pada keempat bidang dasar bagian luar stepped block dg alat Siku & Busur derajat. 5. Lakukan masing-masing pengukuran dimensi & kontrol kesikuan bidang pada benda kerja/obyek praktik secara hati hati, teliti, dan cermat benar dengan waktu tersedia. 6. Catat setiap data data hasil pengukuran dimensi & kontrol kesikuan 7. Segera serahkan hasil kerja anda dan minta penilaian kepada 8. Pertanyaan instruktur/dosen yang bertugas 1. Bagaimana membuat mal agar pemotongan lurus? 2. Bagaimana cara memotong yang baik? 3. Hal apa saja yang diperlukan dalam proses pemotongan dengan gunting? 4. Berapa toleransi yang diberikan agar lebar pemotongan tidak oversize dan undersize? 5. Berapa ketebalan BK yang mampu dipotong dengan gunting? 6. Bagaimana tingkat kesulitan dalam pemotongan lingkaran? Kotak? Segiriga?atau lengkung tak beraturan? Jelaskan masing-masing? 9. Daftar Pustaka a. Wagiran, 2011. Modul Praktikum Kerja Bangku. Yogyakarta: UNY. b. Daryanto. 1988. Teknologi Bengkel Mesin. Tarsito: Bandung. c. Ambiyar. 2008. Teknik Pembentukan Plat. Jakarta. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 52

Praktikum ke 8 Pokok/Sub Bahasan Memahat Waktu Hari, Tanggal Tempat workshop 1. Tujuan Tujuan dari diadakannya praktikum adalah sebagai berikut: a. Dapat melakukan pemeriksaan dimensi benda kerja secara detail dan benar. b. Dapat menggunakan alat tatah dengan palu (manual). c. Dapat memilih tatah yang sesuai dengan kebutuhan. d. Dapat mengetahui jenis-jenis tatah (pasrah) konvensional dan mesin. e. Dapat mengetahui cara penggunaan tatah yang baik dan benar. 2. Dasar Teori PAHAT (TATAH) Pada pekerjaan tukang logam, pengerjaan memotong yang dilakukan dengan mempergunakan pahat atau palu disebut memahat. Untuk memahat sebuah benda kerja yang dijepit pada ragung, hendaklah memegang pahat dan palu pada posisi badan mengikuti ketentuan-ketentuan yang diharuskan. Setiap saat setelah dipukul, diungkitkan ke atas sehingga berbentuk sudut antara, sehingga medan potong akan bertambah panjang, karena tambahan tenaga diperlukan untuk memotong bahan. Cara memahat sepotong pelat logam yang dijepit pada ragum dengan tebal tidak lebih dari 4 mm. pada pengerjaan seperti ini harus diperhatikan agar mulut ragum jangan sampai rusak. Cara pengerjaan memahat pelat yang lebar dan berliku-liku dengan mempergunakan pahat pelat yang mempunyai mata pemotong bulat. Cara memotong pelat logam tipis dengan pahat, hendaknya di bawah pelat yang akan dipotong diberi bantalan kayu atau logam lunak. Agar tidak mengalami kerusakan, sebaiknya buatlah terlebih dahulu lubang-lubang diluar garis batas POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 53

pemotongan dan mata pemotong dari pahat dimiringkan terhadap permukaan bahan dengan mengikuti garis pemotongan. Cara memahat bagian-bagian bidang yang luas dengan pahat pelat, dengan memiringkan pemahatan terlebih dahulu bulatlah alur-alur dengan pahat toreh/alur. Bilamana pemahatan hamper sampai pada bagian tepi, pemotongan janganlah diteruskan, hendaknya pemahatan dilanjutkan setelah kedudukan benda kerja diputar, hal ini agar mencegah patahnya bahian ujung dari benda kerja. Cara membuat alur sejajar ada benda kerja dengan mempergunakan pahat alur. Cara membuat alur spi pada logam bundar dengan mempergunakan pahat alur. Serta cara membuat alur sejajar dengan mempergunakan pahat potong. Cara menggunakan pahat alur minyak pada bagian dalam bantalan poros. Cara memotong bagian bahan yang akan terbuang di antara lubang-lubang bekas pengeboran dengan menggunakan pahat dam. Cara membuat alur dan saluran minyak pada bantalan poros, metal dan bosh dengan mempergunakan pahat kuku. Cara menghaluskan sudut bagian dalam dengan mempergunakan pahat diamond. Gambar 2.1 Bentuk tatah/pahat Di buat dengan ukuran panjang 100 mm ke atas lebarnya 6 sampai 25 mm, pahat rata ini berguna untuk macam-macam pekerjaan sheet, pelat dan POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 54

logam-logam tuangan seperti pada gambar 2.1. Pelat dan sheet bisa dipotong miring, caranya adalah pahat di pegang miring supaya bisa menggunting dan sudutnya harus bisa menjaga supaya pahat tidak meleset dari pemotongan. Pahat ini bisa di gunakan untuk pemotongan dingin di atas paron dan untuk menghilangkan serpihan-serpihan bekas pengeboran tembus.. Di buat dengan bentuk pisau potong yang lebar supaya kuat dan tipis, digunakanuntuk membuat alur-alur di mana cara lain tidak bisa di jalankan dengan mudah. Contohnya seperti pada Gambar 2.2 Gambar 2.2 Posisi dalam tatah Pahat Berujung Intan dan Setengah Bulat. Kedua pahat ini kegunaannya serupa untuk membuat jalan minyak pada bantalan dan pekerjaan kecil lainnya yang sulit untuk di kerjakan dengan mesin. Pahat ini kadang-kadang di gunakan untuk pekerjaan yang sulit yaitu membantu pembuatan lubang pengeboran yang keras yang di mulai dari tengah. Jangka sorong Jangka sorong merupakan alat ukur yang penting untuk tukang kayu. Jangka ini memberikan pengukuran yang tepat pada pengukuran panjang, tebal dan diameter suatubenda kerja. Dengan jarum pengukur lubang dapat dengan tepat diukur kedalaman lubang. Rahang sorong yang dilengkapi dengan nonius, memungkinkan pembacaan dalam perseribu milimeter.jangka sorong adalah perlengkapan presisi (tepat). Maka dari itu, POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 55

3. Alat PEDOMAN PRAKTIKUM jangka sorong harus diperlakukan dengan tertib pada pemakaian maupun penyimpanannya. Penggaris Siku Alat ini digunakan untuk menyiku ketelitian dari benda kerja, ukuran panjangnya 30 cm terbuat dari bahan baja. Selain itu alat ini juga digunakan sebagai alat ukur kerataan benda kerja setelah pengikiran. Mistar Baja Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran pendek, selain itu juga dapat dipakai untuk membimbing penggoresan dalam melukis batangan pada pelat yang digunakan, ukuran panjang dari mistar baja ini bermacam-macam, ada yang berukuran 30 cm, 60 cm, dan 100 cm. Semua peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Meja rata (marking out table) 2. Jangka bengkok (hermaphrodite) 3. Busur derajat (protractor) 4. Siku (square right angle) 5. Jangka sorong (vernier caliper) 6. Ragum/catok 4. Bahan Bahan yang digunakan adalah besi balok pejal 30 mm x 30 mm x 100 mm, dan pelat baja tebal 2 mm. 5. Keselamatan Kerja Segala kelengkapan yang dipakai saat praktikum adalah: 1. Biasakan meletakkan alat-alat ukur & alat kerja tidak ditumpuk 2. Biasakan meletakkan alat-alat ukur & alat kerja pada tempat yang aman 3. Gunakan semua peralatan praktik sesuai fungsinya POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 56

6. Gambar Kerja Adapun petunjuk pengukuran berikut ini: 7. Langkah Kerja Adapun langkah-langkah dalam praktikum adalah sebagai berikut: 1. menyusun dahulu prosedur kerja secara lengkap dan rinci 2. Siapkan benda kerja dan chek alat-alat yang diperlukan untuk pekerjan ini. 3. Gunakan palu karet atau palu lunak untuk memukul batang tatah. 4. Secara perlahan-lahan tatah diarahkan miring 45 o agar supaya dapat bekerja dengan baik dalam proses pengurangan material. 5. Pilih tatah yang pas dengan lebar alur yang akan dibuat. 6. Dalam menatah jangan sekaligus, karena akan merusak tatah dan benda kerja akan kasar permukaanya. 7. Setelah selesai di tatah maka di amplas atau digerinda atau dengan menggunakan kikir, agar sesuai dimensinya. 8. Segera serahkan hasil kerja anda dan minta penilaian kepada instruktur/dosen yang bertugas 8. Pertanyaan 1. Bagaimana mengukur kedalaman profil/alur tatah benda kerja? 2. Bagaimana posisi tatah yang benar? 3. Bagaimana supaya permukaan tatah halus? 4. Pemilihan tatah disesuaikan dengan alur atau lebih kecil, kenapa? 5. Apa perbedaan dari masing-masing alat tatah yang ada? Dan fungsinya? 9. Daftar Pustaka a. Wagiran, 2011. Modul Praktikum Kerja Bangku. Yogyakarta: UNY. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 57

Praktikum ke 9 Pokok/Sub Bahasan Mengebor dan Reamer Waktu Hari, Tanggal Tempat workshop 1. Tujuan Tujuan dari diadakannya praktikum adalah sebagai berikut: a. Dapat membuat lubang dan membesarkannya; b. Dapat menggunakan alat bor dengan baik; c. Dapat memilih alat bor yang sesuai dimensi mata bor/lubang; d. Dapat mengetahui jenis-jenis mata bor; e. Dapat mengetahui posisi pengeboran yang tepat; f. Dapat melakukan penitik dan pusat bor dengan benar, tanpa meleset. 2. Dasar Teori Mengebor Mengebor merupakan kegiatan yang bertujuan untuk membuat lubang pada benda kerja dengan diameter tertentu menggunakan mesin bor atau mesin bubut. Ada dua macam mesin bor yang bisa digunakan yaitu mesin bor tangan dan mesin bor duduk atau bor meja (Milling, Drilling). Cara penggunaan mesin mesin bor duduk atau mesin bor meja (Milling, Drilling) adalah 1. Setelah benda yang akan dibor diberi tanda dengan penitik maka jepitlah benda menggunakan ragum yang terdapat di meja bor dengan kencang dan rapat. 2. Pastikan mata bor yang akan digunakan telah sesuai dan terpasang dengan benar dan kencang. 3. Posisikan benda kerja yang telah dijepit ragum tadi lurus dengan mata bor dengan menempelkan ujung dari mata bor terhadap lubang penanda dari penitik. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 58

4. Setelah dirasa sudah tepat, nyalakan mesin bor untuk memulai proses pengeboran. 5. Saat mata bor mulai melubangi benda kerja tekan perlahan-lahan dan angkat kembali mata bor kemudian tekan kembali mata bor, ulangi hingga berlubang atau hingga sesuai dengan ketentuan. 6. Setelah selesai maka matikan mesin bor dan lepaskan benda kerja dari ragum. Saat mengebor harus diperhatikan mata bor dan benda kerja. Karena kebanyakan pada saat mengebor terjadi kejadian mata bor yang patah karena tekanan yang diberikan terlalu besar. Selain itu banyak juga yang terjadi seperti pengeboran yang tidak lurus dengan tanda yang telah diberikan. Mengebor adalah pekerjaan membuat lubang dengan menggunakan mesin bor. Pekerjaan logam pada bengkel - bengkel biasanya mempergunakan beberapa jenis mesin bor, seperti mesin bor bangku, mesin bor tiang dan menggunakan jenis mesin bor pistol atau mesin bor dada. Agar pemakanan permulaan tidak miring atau meleset maka pada bagian yang akan dibor dibuat titik pusat. Sebelum mengebor benda kerja, yang harus diperhatikan yaitu : a) Kelengkapan kelengkapan mesin bor b) Jenis bahan yang akan dibor c) Ukuran garis tengah bor d) Arah putaran dan kecepatan putaran mesin bor e) Keselamatan kerja Cara mengebor benda kerja yaitu benda kerja dijepit menggunakan ragum mesin bor. Untuk benda kerja yang telah rata dan mendatar, dengan ukuran tebalnya lebih pendek daripada tinggi mulut ragum bor, dibagian bawah benda kerja ditahan dengan bantalan yang rata dan sejajar (paralel). Agar ragum bor tidak turut bergerak, ragum tersebut diikat dengan mur-baut pada meja bor. Untuk pengerjaan mengebor tembus pada benda kerja yang diletakkan pada alas meja bor, agar diperhatikan bahwa ketika bor telah menembus benda POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 59

pekerjaan, maka mata pemotong bor jangan sampai menyayat permukaan daripada meja bor. Dalam hal yang demikian kedudukan pada waktu penjepitan benda kerja harus betul-betul presisi, sudut mata pemotong bor dengan titik pusat lubang yang akan dibor sepusat dengan titik lubang meja bor. Pada pengeboran bahan memerlukan pendinginan. Fungsi dari pendinginan ini adalah untuk menghindarkan agar bor tidak aus akibat panas yang timbul dari gesekan antar bor/penggerek dengan benda kerja. Mesin bor digunakan sebagai alat pembuat lubang atau alur yang efisien, sebagai pisau penyayat pada mesin bor ini dinamakan mata bor yang mempunyai ukuran diameter bermacam-macam. Mesin bor termasuk perkakas dengan gerak utama berputar, fungsi pokok mesin ini ialah membentuk lubang pada benda kerja dengan mempergunakan bor sebagai alatnya. Pada dasarnya pengerjaan mengebor dengan menggunakan mata bor terdiri dari dua gerakan untuk melubangi benda kerja, yaitu gerakan rotasi atau putaran dan gerakan ingsutan yang lurus mendorong. Untuk mengebor lubang-lubang selalu dipakai bor spiral. Cara penggunaan : untuk menggunakanya dengan memasang mata bor pada kepala mesin bor dan mengaktifkan saklar pada mesin bor. Perawatan : Perawatan mesin bor dan mata bor adalah den Alat compressor gan membersihkanya dari serbuk atau kotoran setelah selesai dan memberikan sedikit pelumas pada mata bor. Jangka sorong Jangka sorong merupakan alat ukur yang penting untuk tukang kayu. Jangka ini memberikan pengukuran yang tepat pada pengukuran panjang, tebal dan diameter suatubenda kerja. Dengan jarum pengukur lubang dapat dengan tepat diukur kedalaman lubang. Rahang sorong yang dilengkapi dengan nonius, memungkinkan pembacaan dalam perseribu milimeter.jangka sorong adalah perlengkapan presisi (tepat). Maka dari itu, jangka sorong harus diperlakukan dengan tertib pada pemakaian maupun penyimpanannya. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 60

Penggaris Siku Alat ini digunakan untuk menyiku ketelitian dari benda kerja, ukuran panjangnya 30 cm terbuat dari bahan baja. Selain itu alat ini juga digunakan sebagai alat ukur kerataan benda kerja setelah pengikiran. Mistar Baja Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran pendek, selain itu juga dapat dipakai untuk membimbing penggoresan dalam melukis batangan pada pelat yang digunakan, ukuran panjang dari mistar baja ini bermacam-macam, ada yang berukuran 30 cm, 60 cm, dan 100 cm. 3. Alat Semua peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Meja rata (marking out table) 2. Ragum 3. Busur derajat (protractor) 4. Siku (square right angle) 5. Jangka sorong (vernier caliper) 6. Penitik 7. Penggores 8. Palu 4. Bahan Bahan yang digunakan adalah besi balok pejal PLT: 100 mm x 30 mm x 30 mm, dan pelat baja tebal 2 mm. 5. Keselamatan Kerja Segala kelengkapan yang dipakai saat praktikum adalah: 1. Biasakan meletakkan alat-alat ukur & alat kerja tidak ditumpuk 2. Biasakan meletakkan alat-alat ukur & alat kerja pada tempat yang aman 3. Gunakan semua peralatan praktik sesuai fungsinya POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 61

6. Gambar Kerja Adapun petunjuk pengukuran berikut ini: 7. Langkah Kerja Adapun langkah-langkah dalam praktikum adalah sebagai berikut: 1. menyusun dahulu prosedur kerja secara lengkap dan rinci 2. Siapkan benda kerja dan chek alat-alat yang diperlukan untuk pekerjan ini. 3. Siapkan lembar kolom data data Pengukuran dimensi 4. Pemasangan mata bor pada bor sesuai dimensi diameter lubang, dengan pengencangan collet ujung bor. 5. Pengencangan benda kerja (BK) pada ragum sebelum dilakukan pengeboran. 6. Perhatikan arah putaran bor dan posisi pengeboran harus tegak lurus bidang bor. 7. Buat tanda penitik pada pusat lingkaran/lubang yang akan dibuat. 8. Lihat kembali apakah lubang tembus atau lubang separuh/tertutup. 9. Ukur kedalaman dan diameter lubang dengan jangka sorong. 10. Catat hasil kesemua lubang dan bandingkan dengan diameter mata bor. 11. Ulangi prosesnya secara tepat dan benar. 12. Lakukan secara bergantian dalam satu kelompok. 13. Segera serahkan hasil kerja anda dan minta penilaian kepada instruktur/dosen yang bertugas 8. Pertanyaan 1. Bagaimana mengukur kedalam dan diameter benda kerja? 2. Bagaimana supaya lubang tidak bergeser dan besarnya sesuai dengan mata bor? POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 62

3. Bagaimana cara membuat lubang tegak lurus dan tidak miring? 4. Bagaimana sebaiknya membuat lubang yang besar namun terarah tegak lurus? 5. Apa perbedaan bor (drill) dan pembesaran(reamer)? 6. Hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pengeboran? (misal berbeda materil, dimensi, kemiringan/sudut, model/tipe mata bor) 9. Daftar Pustaka a. Wagiran, 2011. Modul Praktikum Kerja Bangku. Yogyakarta: UNY. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 63

Praktikum ke 10 Pokok/Sub Bahasan Mengasah tools Waktu Hari, Tanggal Tempat workshop 1. Tujuan Tujuan dari diadakannya praktikum adalah sebagai berikut: a. Dapat melakukan pemeriksaan dimensi benda kerja secara detail dan benar. b. Dapat menggunakan alat asah dengan benar c. Dapat memilih alat asah sesuai kebutuhan d. Mengetahui metode mengasah tool dengan baik dan benar 2. Dasar Teori Jangka Sorong Jangka sorong merupakan alat ukur yang penting untuk tukang kayu. Jangka ini memberikan pengukuran yang tepat pada pengukuran panjang, tebal dan diameter suatubenda kerja. Dengan jarum pengukur lubang dapat dengan tepat diukur kedalaman lubang. Rahang sorong yang dilengkapi dengan nonius, memungkinkan pembacaan dalam perseribu milimeter.jangka sorong adalah perlengkapan presisi (tepat). Maka dari itu, jangka sorong harus diperlakukan dengan tertib pada pemakaian maupun penyimpanannya. Penggaris Siku Alat ini digunakan untuk menyiku ketelitian dari benda kerja, ukuran panjangnya 30 cm terbuat dari bahan baja. Selain itu alat ini juga digunakan sebagai alat ukur kerataan benda kerja setelah pengikiran. Mistar Baja Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran pendek, selain itu juga dapat dipakai untuk membimbing penggoresan dalam POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 64

3. Alat PEDOMAN PRAKTIKUM melukis batangan pada pelat yang digunakan, ukuran panjang dari mistar baja ini bermacam-macam, ada yang berukuran 30 cm, 60 cm, dan 100 cm. Semua peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Meja rata (marking out table) 2. Jangka bengkok (hermaphrodite) 3. Busur derajat (protractor) 4. Siku (square right angle) 5. Jangka sorong (vernier caliper) 6. Mikrometer luar (outside micrometer) 7. Alat pengasah 4. Bahan Bahan yang digunakan adalah besi balok pejal 30 mm x 30 mm x 100 mm, dan pelat baja tebal 2 mm. 5. Keselamatan Kerja Segala kelengkapan yang dipakai saat praktikum adalah: 1. Biasakan meletakkan alat-alat ukur & alat kerja tidak ditumpuk 2. Biasakan meletakkan alat-alat ukur & alat kerja pada tempat yang aman 3. Gunakan semua peralatan praktik sesuai fungsinya 6. Gambar Kerja Adapun petunjuk pengukuran benda kerja sesuai dengan SOP yang ada. 7. Langkah Kerja Adapun langkah-langkah dalam praktikum adalah sebagai berikut: 1. menyusun dahulu prosedur kerja secara lengkap dan rinci 2. Siapkan benda kerja dan chek alat-alat yang diperlukan untuk pekerjan ini. 3. Siapkan lembar data data Pengukuran dimensi (berisi; kolom nomor step A sd Z, data pengukuran dengan: (1) Jangka bengkok & Jangka sorong, (2) Jangka sorong, (3) Mikrometer luar, (4) Height gauge) 4. Siapkan juga lembar data data kontrol terhadap Kesikuan pada keempat bidang dasar bagian luar stepped block dg alat Siku & Busur derajat. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 65

5. Lakukan masing-masing pengukuran dimensi & kontrol kesikuan bidang pada benda kerja/obyek praktik secara hati hati, teliti, dan cermat benar dengan waktu tersedia. 6. Catat setiap data data hasil pengukuran dimensi & kontrol kesikuan 7. Segera serahkan hasil kerja anda dan minta penilaian kepada 8. Pertanyaan instruktur/dosen yang bertugas 1. Bagaimana cara atau metode mengasah tools yang baik dan benar? 2. Bagaimana cara mengasah gergaji? 3. Bagaimana cara mengasah pisau? 4. Bagaimana car mengasah kikir? 5. Apa perbedaan dari masing-masing alat asah? 6. Kenapa peralatan harus diasah? Jelaskan? 9. Daftar Pustaka a. Wagiran, 2011. Modul Praktikum Kerja Bangku. Yogyakarta: UNY. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 66

Praktikum ke 11 Pokok/Sub Bahasan Mengetap dan SNEY Waktu Hari, Tanggal Tempat workshop 1. Tujuan Tujuan dari diadakannya praktikum adalah sebagai berikut: a. Dapat membuat ulir dalam dan ulir luar dengan baik; b. Dapat memperbesar lubang dengan toleransi tertentu; c. Dapat menggunakan alat tap dan reamer dengan baik dan benar; d. Dapat mengetahui cara menge-tap dan me-sney benda kerja 2. Dasar Teori TAP Merupakan alat yang digunakan dalam kerja bangku sebagai peralatan produksi yang berfungsi sebagai pembuat ulir dalam/ drat. dalam praktikum kerja bangku tap yang digunakan adalah tap tangan yang terbuat dari baja karbon yang dikeraskan. Tap tangan biasanya terdiri dari tiga buah dalam satu set untuk diameter 5 mm. tap yang pertamakali digunakan mempunyai bentuk tirus (intermediate tap) diujungnya, untuk mempermudah penyayatan. bentuk ulir yang dihasilkan hanya 55% dari bentuk ulir sesnugguhnya. tap nomor 2 (tapper tap) bentuk tirus lebih pendek dari tap nomor 1dan dipakai setelah tap no 1 dengan penyayatan 25% kemudian menggunakan tap nomor 3 (botoming tap) bentuk tirus ujungnya sangat pendek sehingga dapat dipakai untuk mencapai bagian dasar untuk lubang tak tembus. Menurut Zuingly (2011) Alat yang dipakai untuk membuat ulir dalam dengan tangan dinamakan TAP dalam hal ini disebut saja tap tangan untuk membedakan penggunaannya dengan yang dipakai mesin. Setelah benda kerja POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 67

di bor dan berlubang maka untuk membuat ulir di dalam lubang yang selesai di bor bisa menggunakan alat tap ini. Cara penggunaannya : 1. Pastikan ukuran tap dan lubang hasil bor sesuai. 2. Pasang benda kerja pada ragum, usahakan tidak miring dan terpasang kencang. 3. Pasang batang tap terhadap pemegang tap, pastikan telah terpasang dengan benar dan terpasang rapat. 4. Tancapkan ujung batang tap terhadap lubang pada benda kerja 5. Setelah dikira posisi tap lurus maka proses pengetapan bisa mulai 6. Pegang pemegang tap pada masing-masing batangnya, usahakan tekanan yang diberikan oleh tangan kiri dan tangan kanan besarnya sama. 7. Putar tap searah jarum jam perlahan lahan dengan momen setiap satu putaran ke kanan maka harus diulangi dengan setengah putaran ke kiri. 8. Begitu seterusnya dilakukan hingga ulir dalam mencapai ketentuan. 9. Dalam proses pengetapan apabila putaran terasa berat maka bisa diberi cairan sabun untuk meringankan putaran tap. Gambar 2.1 Pemegang TAP Tiap satu set, tap terdiri dari 3 buah yaitu tap no.1 (Intermediate tap) mata potongnya tirus digunakan untuk pengetapan langkah awal, kemudian dilanjutkan dengan tap no. 2 (Tapper tap) untuk pembentukan ulir, sedangkan tap no. 3 (Botoming tap) dipergunakan untuk penyelesaian. Sebelum melakukan pengetapan, benda kerja harus dibor terlebih dahulu dengan ukuran diameter bor tertentu. Penentuan diameter lubang bor untuk tap ditentukan dengan rumus: D = D' K Dimana : POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 68

D = Diameter bor (mm/inchi) D = Diameter nominal ulir (mm/inchi) K = Kisar (gang) Contoh : a. Diameter lubang bor untuk mur M10 x 1,5 adalah 10 1,5 = 8,5 mm b. Diameter lubang bor untuk mur W3/8 x 16 adalah 3/8 1/16 = 5/16 Untuk melakukan penguliran dengan menggunakan tap diperlukan alat bantu yaitu tangkai tap/pemutar tap. Ukuran dari tangkai tap sangat tergantung pada besar diameter tap yang akan digunakan. Untuk itu tap dibuat bervariasi dari ukuran kecil sampai besar. Langkah kerja pembuatan ulir dengan tap adalah sebagai berikut : Jepit benda kerja pada ragum secara benar dan kuat Pasang tap konis pada tangkai tap Tempatkan mata tap tegak lurus pada lubang (periksa dengan menggunakan siku-siku) Tekan hingga masuk dalam lubang kemudian putar tangkai tap ke kanan (searah dengan putaran jarum jam). Pemutaran harus tegak lurus. Pemutaran kira-kira sebesar 90 0, kemudian putar kembali ke arah kiri. Maksud pemutaran kembali adalah untuk memotong beram yang belum terpotong dan memberikan kesempatan beram-beram hasil pemotongan keluar dari lubang Berikan pelumasan selama prose pengetapan, kecuali untuk pengetapan bahan dari besi Lakukan pengetapan hingga selesai, kemudian ulangi langkah pengetapan dengan menggunakan tap antara. Setelah selesai ulangi langkah pengetapan dengan menggunakan tapa rata/finishing. SENAI (SNEY) Snai adalah alat yang berfungsi untuk membuat alur pada benda hasil pengeboran atau membuat ulir sekrup luar. Yang terbuat dari bahan baja karbon POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 69

tinggi. Penyayatan ulir luar digunakan untuk membuat/memotong ulir luar pada besi atau pipa. Sney hampir sama dengan tap. Sney merupakan alat yang digunakan untuk membuat ulir luar. Bahan penyusun sney adalah baja karbon yang sangat keras dan kuat. Sney berfungsi untuk membuat baut sebagai pasangan dari benda kerja yang telah di tap. Menurut Comet Go (2013) Kebanyakan snei hanya digunakan untuk membuat baut ukuran kecil, karena pembuatan baut kecil sulit dilakukan pada penguliran mesin bubut karena ditakutkan benda kerja patah. Cara penggunaan sney: 1. Persiapkan bahan (batang besi berbentuk tabung panjang) yang akan di sney, usahakan ukuran dari bahan tersebut tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. 2. Jepitlah bahan ke ragum secara lurus menghadap ke atas 3. Tancapkan lubang sney ke ujung bahan, berilah sedikit cairan sabun agar putaran sney bisa lebih ringan. 4. Lakukan hal-hal yang sama pada langkah berikutnya seperti halnya saat melakukan tap. 5. Terakhir perkirakan seberapa panjang ulir yang dibutuhkan, jangan sampai lebih ataupun kurang. Gambar 2.2 Reamer dan Tap POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 70

Jenis-jenis Snei secara umum adalah sebagai berikut: a. Snei pejal PEDOMAN PRAKTIKUM Snei jenis ini seperti pada Gambar 2.3, berbentuk segi enam atau bulat. Untuk memudahkan dalam penguliran awal maka pada snei jenis ini tidak seluruh mata potongnya sama besar, tetapi sedikit tirus pada bagian mata pemotong awal. Dengan demikian benda kerja dapat masuk ke dalam snei sedikit mudah. Gambar 2.3 Snei Pejal b. Snei Bercelah (Split die) Snei seperti pada Gambar 2.4 banyak digunakan untuk pembuatan ulir luar, karena ia memiliki kelebihan dari pada snei pejal. Kelebihan tersebut antara lain besar diameternya dapat diperbesar dan diperkecil sampai ukuran standarnya. Dengan demikian pada waktu penguliran pendahuluan diameternya diperbesar dan pada waktu finishing diameternya dikembalikan pada ukuran standarnya. Pengaturan tersebut dengan menggunakan baut penyetel. Gambar 2.4 Snei Bercelah Untuk membuat ulir dengan menggunakan snei dibutuhkan alat bantu yaitu pemegang snei. Pada pemegeng snei ini dilengkapi dengan baut-baut pengikat, agar snei tidak ikut berputar saat melakukan pemotongan/penguliran POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 71

Langkah kerja pembuatan ulir dengan snei adalah sebagai berikut: Persiapkan benda kerja dan jepit pada ragum secara tegak lurus. Pasang snei pada pemegangnya dan kuncikan baut pengikatnya. Tempatkan snei pada benda kerja dengan posisi datar, kemudian tekankan snei hingga benda kerja masuk pada snei. Lakukan penekanan sambil snei diputarkan searah dengan arah jarum jam. Pemutaran atau pemakanan kira-kira 60 0, kemudian dikembalikan pada posisi semula. Pemutaran kembali dimaksudkan untuk memotong beram dan membersihkan ulir yang telah terbuat serta memberikan kesempatan beram keluar dari snei. Lakukan pekerjaan langkah di atas secara terus menerus dan berikan minyak pelumas untuk mendingingkan snei dan untuk membantu mengeluarkan beram. Untuk pembuatan ulir dengan snei bercelah, maka ulangi kembali penguliran dengan terlebih dahulu menyetel kembali lebar pembukaan snei. Demikian seterusnya sampai ukuran snei kembali pada ukuran standarnya. Periksa hasil snei dengan menggunakan mal ulir, seterusnya bersihkan ulir dan snei. SNEY dan TAP Sney dan Tap merupakan kompetensi dalam praktikum kerja bengkel yang bertujuan untuk membuat ulir pada benda kerja. 3. Alat Semua peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Meja rata (marking out table) 2. Bor 3. Reamer 4. Senai 5. Tap 6. Jangka sorong (vernier caliper) 7. Mikrometer luar (outside micrometer) POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 72

4. Bahan Bahan yang digunakan adalah besi balok pejal 30 mm x 30 mm x 100 mm, dan pelat baja tebal 2 mm. 5. Keselamatan Kerja Segala kelengkapan yang dipakai saat praktikum adalah: 4. Biasakan meletakkan alat-alat ukur & alat kerja tidak ditumpuk 5. Biasakan meletakkan alat-alat ukur & alat kerja pada tempat yang aman 6. Gunakan semua peralatan praktik sesuai fungsinya 6. Gambar Kerja Adapun petunjuk pemakaian sney dan tap berikut ini: Gambar 6.1 Sney dan Tap Gambar 6.1 ulir luar dan ulir dalam POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 73

7. Langkah Kerja Adapun langkah-langkah dalam praktikum adalah sebagai berikut: 1. Menyusun dahulu prosedur kerja secara lengkap dan rinci 2. Siapkan benda kerja dan chek alat-alat yang diperlukan untuk pekerjan ini. 3. Siapkan lembar data data pengukuran dimensi 4. Pastikan benda kerja (poros) sesuai dengan diameter sney dan lubang dari hasil mata bor sesuai dengan tap. 5. Letakkan plat yang sebelumnya sudah di bor, kemudian akan dibentuk ulir dalam dengan tap. 6. Diputar arah tegak lurus lubang yang sudah di bor, agar hasilnya tidak miring. 7. Kemudian setelah tembus semua maka diputar berlawanan secara perlahan-lahan. 8. Untuk pembuatan ulir luar, maka digunakan poros pipa pejal atau rongga dengan ketebalan tertentu. 9. Putar sney dengan bantuan tuas, untuk membuat ulir luar. 10. Supaya mudah dalam pembentukan, material poros harus diberi tirus ujungnya. Hal ini akan memudahkan sney masuk dan berputar membentuk ulir luar pada poros. Seperti halnya baut. 11. Setelah sampai pada panjang ulir yang diinginkan, maka sney diputar berlawanan kembali secara perlahan-lahan. 12. Jika hasilnya masih kasar, diulangi kembali dalam pembuatan ulir dalam maupun luar, dengan hati-hati dan penuh ketelitian. 13. Siapkan lembar data data hasil pengukuran dimensi benda kerja 14. Segera serahkan hasil kerja anda dan minta penilaian kepada instruktur/dosen yang bertugas 8. Pertanyaan 1. Bagaimana cara membuat ulir dalam? 2. Bagaimana cara membuat ulir luar? 3. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam membuat ulir (sney dan tap)? 4. Bagaimana agar ulir yang dibuat tegak lurus dan baik? POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 74

5. Bagaimana posisi pengetapan dan sney? 6. Apa perbedaan dari sney dan tap? Jelaskan? PEDOMAN PRAKTIKUM 7. Ada berapa macam sney dan metode penggunaannya? Sebutkan! 8. Ada berapa macam tap dan bagaimana cara pemakaianya? Sebutkan! 9. Daftar Pustaka a. Wagiran, 2011. Modul Praktikum Kerja Bangku. Yogyakarta: UNY. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 75

Praktikum ke 12 Pokok/Sub Bahasan Mengikir radius dan sudut Waktu Hari, Tanggal Tempat workshop 1. Tujuan Tujuan dari diadakannya praktikum adalah sebagai berikut: a. Dapat melakukan pemeriksaan dimensi benda kerja secara detail dan benar. b. Dapat menggunakan alat ukur dengan baik dan benar, secara langsung maupun tidak langsung dalam metode pengukuran. c. Dapat memilih alat ukur sesuai kebutuhan 2. Dasar Teori Jangka Sorong Jangka sorong merupakan alat ukur yang penting untuk tukang kayu. Jangka ini memberikan pengukuran yang tepat pada pengukuran panjang, tebal dan diameter suatubenda kerja. Dengan jarum pengukur lubang dapat dengan tepat diukur kedalaman lubang. Rahang sorong yang dilengkapi dengan nonius, memungkinkan pembacaan dalam perseribu milimeter.jangka sorong adalah perlengkapan presisi (tepat). Maka dari itu, jangka sorong harus diperlakukan dengan tertib pada pemakaian maupun penyimpanannya. Penggaris Siku Alat ini digunakan untuk menyiku ketelitian dari benda kerja, ukuran panjangnya 30 cm terbuat dari bahan baja. Selain itu alat ini juga digunakan sebagai alat ukur kerataan benda kerja setelah pengikiran. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 76

Mistar Baja Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran pendek, selain itu juga dapat dipakai untuk membimbing penggoresan dalam melukis batangan pada pelat yang digunakan, ukuran panjang dari mistar baja ini bermacam-macam, ada yang berukuran 30 cm, 60 cm, dan 100 cm. 3. Alat Semua peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Meja rata (marking out table) 2. Jangka bengkok (hermaphrodite) 3. Busur derajat (protractor) 4. Siku (square right angle) 5. Jangka sorong (vernier caliper) 6. Mikrometer luar (outside micrometer) 4. Bahan Bahan yang digunakan adalah besi balok pejal 30 mm x 30 mm x 100 mm, dan pelat baja tebal 10 mm. 5. Keselamatan Kerja Segala kelengkapan yang dipakai saat praktikum adalah: 1. Biasakan meletakkan alat-alat ukur & alat kerja tidak ditumpuk 2. Biasakan meletakkan alat-alat ukur & alat kerja pada tempat yang aman 3. Gunakan semua peralatan praktik sesuai fungsinya 6. Gambar Kerja Adapun petunjuk pengukuran berikut ini: Gambar 6.1 Plat Benda Kerja POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 77

7. Langkah Kerja Adapun langkah-langkah dalam praktikum adalah sebagai berikut: 1. menyusun dahulu prosedur kerja secara lengkap dan rinci 2. Siapkan benda kerja dan chek alat-alat yang diperlukan untuk pekerjan ini. 3. Siapkan lembar data data Pengukuran dimensi (berisi; kolom nomor step A sd Z, data pengukuran dengan: (1) Jangka bengkok & Jangka sorong, (2) Jangka sorong, (3) Mikrometer luar, (4) Height gauge) 4. Siapkan juga lembar data data kontrol terhadap Kesikuan pada keempat bidang dasar bagian luar stepped block dg alat Siku & Busur derajat. 5. Lakukan masing-masing pengukuran dimensi & kontrol kesikuan bidang pada benda kerja/obyek praktik secara hati hati, teliti, dan cermat benar dengan waktu tersedia. 6. Catat setiap data data hasil pengukuran dimensi & kontrol kesikuan 7. Segera serahkan hasil kerja anda dan minta penilaian kepada instruktur/dosen yang bertugas 8. Pertanyaan 1. Bagaimana mengukur radius benda kerja (BK)? jelaskan 2. Bagaimana cara mengukur sudut lancip dan tumpul? jelaskan 3. Bagaimana cara membuat material BK siku dan tegak lurus? 4. Bagaimana mengukur diameter benda kerja dengan jangka sorong? 5. Mana yang lebih sulit dalam mengukur radius atau sudut? Berikan alasannya? 6. Kenapa setiap material BK yang diproses mesin harus dibuat dengan sudut tumpul? 9. Daftar Pustaka a. Wagiran, 2011. Modul Praktikum Kerja Bangku. Yogyakarta: UNY. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 78

Praktikum ke 13 Pokok/Sub Bahasan Mengikir lubang dan bor Waktu Hari, Tanggal Tempat workshop 1. Tujuan Tujuan dari diadakannya praktikum adalah sebagai berikut: a. Dapat melakukan pemeriksaan dimensi benda kerja secara detail dan benar. b. Dapat menggunakan alat ukur dengan baik dan benar, secara langsung maupun tidak langsung dalam metode pengukuran. c. Dapat memilih alat ukur sesuai kebutuhan 2. Dasar Teori KIKIR Kikir terbuat dari baja karbon tinggi yang ditempa dan disesuaikan dengan ukuran panjang, bentuk, jenis dan gigi pemotongnya. Tangkainya dibiarkan lunak agar kuat. Badan kikir keras dan rapuh, maka hampir semua kikir harus disimpan secara terpisah dan dilindungi untuk mencegah patah. Kikir diklasifikasikan menurut jenis gigi, kekasaran gigi, penampang, dan panjang. Derajat kekerasan kikir adalah kasar, setengah kasar dan sangat halus. Guratan tunggal dipergunakan untuk mengikir logam lunak. Guratan ganda dipergunakan untuk pekerjaan yang bersifat umum. Satu set guratan membuat sudut 45, yang lain 70, kedua-duanya terhadap sumbu memanjang kikir. Guratan parut digunakan untuk pekerjaan kasar pada bahan lunak, misalnya alumunium. Jangka Sorong Jangka sorong merupakan alat ukur yang penting untuk tukang kayu. Jangka ini memberikan pengukuran yang tepat pada pengukuran panjang, POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 79

3. Alat PEDOMAN PRAKTIKUM tebal dan diameter suatubenda kerja. Dengan jarum pengukur lubang dapat dengan tepat diukur kedalaman lubang. Rahang sorong yang dilengkapi dengan nonius, memungkinkan pembacaan dalam perseribu milimeter.jangka sorong adalah perlengkapan presisi (tepat). Maka dari itu, jangka sorong harus diperlakukan dengan tertib pada pemakaian maupun penyimpanannya. Penggaris Siku Alat ini digunakan untuk menyiku ketelitian dari benda kerja, ukuran panjangnya 30 cm terbuat dari bahan baja. Selain itu alat ini juga digunakan sebagai alat ukur kerataan benda kerja setelah pengikiran. Mistar Baja Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran pendek, selain itu juga dapat dipakai untuk membimbing penggoresan dalam melukis batangan pada pelat yang digunakan, ukuran panjang dari mistar baja ini bermacam-macam, ada yang berukuran 30 cm, 60 cm, dan 100 cm. Semua peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Meja rata (marking out table) 2. Jangka bengkok (hermaphrodite) 3. Busur derajat (protractor) 4. Siku (square right angle) 5. Jangka sorong (vernier caliper) 6. Mikrometer luar (outside micrometer) 4. Bahan Bahan yang digunakan adalah besi balok pejal 30 mm x 30 mm x 100 mm, dan pelat baja tebal 2 mm. 5. Keselamatan Kerja Segala kelengkapan yang dipakai saat praktikum adalah: 1. Biasakan meletakkan alat-alat ukur & alat kerja tidak ditumpuk 2. Biasakan meletakkan alat-alat ukur & alat kerja pada tempat yang aman POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 80

3. Gunakan semua peralatan praktik sesuai fungsinya 6. Gambar Kerja Adapun petunjuk pengukuran berikut ini: PEDOMAN PRAKTIKUM Gambar 6.1 Plat Benda Kerja 7. Langkah Kerja Adapun langkah-langkah dalam praktikum adalah sebagai berikut: 1. menyusun dahulu prosedur kerja secara lengkap dan rinci 2. Siapkan benda kerja dan chek alat-alat yang diperlukan untuk pekerjan ini. 3. Siapkan lembar data data Pengukuran dimensi (berisi; kolom nomor step A sd Z, data pengukuran dengan: (1) Jangka bengkok & Jangka sorong, (2) Jangka sorong, (3) Mikrometer luar, (4) Height gauge) 4. Siapkan juga lembar data data kontrol terhadap Kesikuan pada keempat bidang dasar bagian luar stepped block dg alat Siku & Busur derajat. 5. Lakukan masing-masing pengukuran dimensi & kontrol kesikuan bidang pada benda kerja/obyek praktik secara hati hati, teliti, dan cermat benar dengan waktu tersedia. 6. Catat setiap data data hasil pengukuran dimensi & kontrol kesikuan 7. Segera serahkan hasil kerja anda dan minta penilaian kepada instruktur/dosen yang bertugas 8. Pertanyaan 1. Bagaimana cara mengikir lubang? jelaskan 2. Bagaimana menyamakan mata bor dengan lubang yang akan di kikir? Berapa toleransi yang diberikan agar lubang tidak oversize POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 81

3. Apa perbedaan yang mendasar pada setiap jenis kikir? Jelaskan (berdasar bentuk dan kegunaan) 4. Kenapa lubang harus di kikir? 5. Apa itu lubang undersize dan oversize? 9. Daftar Pustaka a. Wagiran, 2011. Modul Praktikum Kerja Bangku. Yogyakarta: UNY. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 82

Praktikum ke 14 Pokok/Sub Bahasan Mengikir Pengepasan Waktu Hari, Tanggal Tempat workshop 1. Tujuan Tujuan dari diadakannya praktikum adalah sebagai berikut: a. Dapat melakukan pemeriksaan dimensi benda kerja secara detail dan benar. b. Dapat menggunakan alat ukur dengan baik dan benar, secara langsung maupun tidak langsung dalam metode pengukuran. c. Dapat memilih alat ukur sesuai kebutuhan 2. Dasar Teori KIKIR Kikir terbuat dari baja karbon tinggi yang ditempa dan disesuaikan dengan ukuran panjang, bentuk, jenis dan gigi pemotongnya. Tangkainya dibiarkan lunak agar kuat. Badan kikir keras dan rapuh, maka hampir semua kikir harus disimpan secara terpisah dan dilindungi untuk mencegah patah. Kikir diklasifikasikan menurut jenis gigi, kekasaran gigi, penampang, dan panjang. Derajat kekerasan kikir adalah kasar, setengah kasar dan sangat halus. Guratan tunggal dipergunakan untuk mengikir logam lunak. Guratan ganda dipergunakan untuk pekerjaan yang bersifat umum. Satu set guratan membuat sudut 45, yang lain 70, kedua-duanya terhadap sumbu memanjang kikir. Guratan parut digunakan untuk pekerjaan kasar pada bahan lunak, misalnya alumunium. Macam-macam Kikir a. Bastard POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 83

yaitu kikir kasar panjang badan 12, dengan jumlah gigi 9 gigi/cm, cs = 25 ; s = 0,01 ; n= 40 dan mempunyai tingkat kehalusan N9 s/d N8. b. Half Smooth Adalah kikir setengah halus panjang badan 10, dengan jumlah gigi 12 gigi/cm, cs = 25 ; s = 0,005 ; n = 40 dan tingkat kehalusan N8 s/d N7. c. Smooth Adalah kikir halus, panjang badan 8 dengan jumlah gigi 20 gigi/cm cs = 25 ; s = 0,002 ; n = 40 dengan tingkat kehalusan N7 s/d N6. d. Kikir bujur sangkar Guratan ganda pada keempat muka. Dipergunakan untuk membuat jalur, menyiku celah dan pundak bujursangkar. Ukuran panjangnya guratan 100 mm hingga 500 mm. e. Kikir segitiga Guratan ganda pada ketiga muka. Digunakan untuk sudut-sudut yang canggung dan lebih kecil daripada 90. Ukuran panjangnya 100 mm hingga 300 mm. f. Kikir bulat Guratan tunggal atau ganda. Digunakan untuk permukaan yang lengkung, meluaskan lubang. Ukuran panjangnya 100 mm hingga 500 mm. Kikir bulat kecil dikenal sebagai alat kikir ekor tikus. g. Kikir setengah bulat Guratan ganda satu permukaan berbentuk cembung. Dipergunakan untuk pekerjaan yang bersifat umum dan mengikir lengkungan bagian dalam. Ukuran panjangnya 100 mm hingga 450 mm. h. Kikir tipis Guratannya ganda. Badannya persegi empat panjang, tetapi jauh lebih tipis daripada kikir-kikir lainnya. Dipergunakan untuk mengikir alur yang sempit, misalnya untuk mengepas bubungan kunci pintu. Cara Mengikir Dalam proses pengikiran perlu memperhatikan: a. Tinggi ragum terhadap orang yang bekerja POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 84

b. Pencekaman benda kerja c. Pemegangan kikir d. Posisi kaki dan badan e. Gerakan kikir f. Kebersihan kikir Langkah pengikiran yang baik: 1. Pemegangan Cara pemegangan tangkai kikir pihak pabrik sudah memperhatikan anatomi tangan kita. Tangan kanan memegang tangkai dan tangan kiri memegang ujung kikir sebagai pengarah dan pengimbang tenaga dan dorongan. 2. Posisi kaki dan badan Usahakan kaki kiri tegak lurus di bawah ragum membentuk sudut 30 0 dan kaki kanan membentuk sudut 75 0.Jarak antara kaki kiri dan kanan sebanding dengan panjang kikir yang digunakan, sedangkan jarak antara siku dengan permukaan ragum lebih kurang 5 8 cm. Posisi badan cenderung agak miring ke depan dan mata konsentrasi menghadap pada benda kerja. 3. Langkah Pengikiran a. Panjang langkah : langkah optimal, posisi langkah dan langkah nominal. b. Gesekan langkah : arah langkah, jarak gesekan. c. Jumlah langkah : panjang batang kikir, aktifitas orang (normatif) stabil/ waktu kecepatan potong pada material (Cs) 4. Macam Pengikiran Lurus : memanjang / standart, melintang CCF : Cross cut filling ( 45 0 atau 65 0 ). Perawatan Kikir Alat-alat kerja bangku tidak boleh diletakkan secara bertumpuk satu dengan lainnya, agar awet penggunaan kikir dan sesuai dengan fungsinya. Kebersihan POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 85

kikir perlu dijaga untuk efisiensi pengikiran, karena chips yang menempel dialur kikir dapat mempengaruhi pemakanan dan juga kehalusan benda kerja, sehingga setiap 20 40 kali (untuk bastard) pengikiran harus dibersihkan dengan file brush dan arah membersihkannya sesuai dengan arah alur kikir. Mengikir adalah kegiatan kerja bangku yang bertujuan untuk meratakan dan menghaluskan suatu bidang, untuk membuat rata dan menyiku antara bidang-bidang satu dengan lainnya, membuat rata dan sejajar, membuat bidang-bidang berbentuk. Mengikir termasuk satu macam pengerjaan pada praktek pengepasan dan penyetelan dibengkel kerja bangku. Alat yang digunakan adalah kikir. Adapun alat pemegang atau penjepit benda kerja yang bisa digunakan adalah ragum. Pada saat pemakaian, tangan kanan memegang gagang kikir sedangkan tangan kiri memegang bagian dari ujung kikir. Kikir ditekan dan memakan pada saat didorong ke dapan dengan tekanan dari tangan kiri dan kanan harus seimbang. Dan pada saat ditarik kebelakang, kikir bebas dari tekanan. a. Fungsi utama dari kikir diantaranya: 1. Menghilangkan bekas tanda pola dan jepitan ragum pada benda kerja. 2. Membuat bentuk benda kerja sesuai polayang dirancang. 3. Menghaluskan dan meratakan permukaan benda kerja. 4. Membentuk siku bidang satu dengan bidang lainnya b. Bagian bagian yang terdapat pada kikir: 1. Ujung gagang kikir (Tang) 2. Bagian pangkal yang tidak bergerigi (Heel) 3. Panjangkikir (Length) 4. Bagian permukaan yang kasar, penuh dengan gigi (Face) 5. Bagian sudut kikir (Edge) 6. Bagian ujung yang lain(point) c. Menentukan tinggi ragum dan posisi badan Memilih tinggi ragum yang sesuai Untuk mengerjakan benda kerja pada ragum, kita harus memilih tinggi ragum yang sesuai dengan tinggi badan kita. Untuk posisi yang POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 86

benar apabila kita berdiri tegak di dekat ragum, maka harus menempelkan siku pada mulut ragum dengan kapalan tangan menempel pada dagu. Menjepit benda kerja pada ragum Bila kita menjepit benda pekerjaan pada ragum, benda kerja yang keluar dari mulut ragum janganlah terlalu tinggi. Terutama kalau bahan benda pekerjaan itu diambil dari logam tipis. Bila keadaan memungkinkan perbandingan bahan yang keluar dari mulut ragum harus lebih kecil daripada bagian yang dijepit. Posisi badan Posisi badan saat mengikir yaitu kikir ditekan dan memakan pada dorongan ke depan dengan tekanan dari tangan kanan dan kiri harus seimbang. Pada waktu kikir ditarik ke belakang kikir bebas dari tekanan. Memegang tangkai kikir dan menekan kikir Cara memegang kikir yang tepat ialah dengan tangan kanan pada tangkai kikir dengan ibu jari tangan terletak di bagian atas tangkai. Jempol tidak boleh terlalu keras menekan pada tangkai. Kikir digerakkan maju oleh tekanan telapak tangan di bawah pengaruh tekanan tangan kiri pada kikir. Jangka sorong Jangka sorong merupakan alat ukur yang penting untuk tukang kayu. Jangka ini memberikan pengukuran yang tepat pada pengukuran panjang, tebal dan diameter suatubenda kerja. Dengan jarum pengukur lubang dapat dengan tepat diukur kedalaman lubang. Rahang sorong yang dilengkapi dengan nonius, memungkinkan pembacaan dalam perseribu milimeter.jangka sorong adalah perlengkapan presisi (tepat). Maka dari itu, jangka sorong harus diperlakukan dengan tertib pada pemakaian maupun penyimpanannya. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 87

Penggaris Siku Alat ini digunakan untuk menyiku ketelitian dari benda kerja, ukuran panjangnya 30 cm terbuat dari bahan baja. Selain itu alat ini juga digunakan sebagai alat ukur kerataan benda kerja setelah pengikiran. Mistar Baja Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran pendek, selain itu juga dapat dipakai untuk membimbing penggoresan dalam melukis batangan pada pelat yang digunakan, ukuran panjang dari mistar baja ini bermacam-macam, ada yang berukuran 30 cm, 60 cm, dan 100 cm. 3. Alat Semua peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Meja rata (marking out table) 2. Jangka bengkok (hermaphrodite) 3. Busur derajat (protractor) 4. Siku (square right angle) 5. Jangka sorong (vernier caliper) 6. Mikrometer luar (outside micrometer) 4. Bahan Bahan yang digunakan adalah besi balok pejal 30 mm x 30 mm x 100 mm, dan pelat baja tebal 2 mm. 5. Keselamatan Kerja Segala kelengkapan yang dipakai saat praktikum adalah: 1. Biasakan meletakkan alat-alat ukur & alat kerja tidak ditumpuk 2. Biasakan meletakkan alat-alat ukur & alat kerja pada tempat yang aman 3. Gunakan semua peralatan praktik sesuai fungsinya 6. Gambar Kerja Adapun petunjuk pengukuran berikut ini: 7. Langkah Kerja Adapun langkah-langkah dalam praktikum adalah sebagai berikut: POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 88

1. menyusun dahulu prosedur kerja secara lengkap dan rinci 2. Siapkan benda kerja dan chek alat-alat yang diperlukan untuk pekerjan ini. 3. Siapkan lembar data data Pengukuran dimensi (berisi; kolom nomor step A sd Z, data pengukuran dengan: (1) Jangka bengkok & Jangka sorong, (2) Jangka sorong, (3) Mikrometer luar, (4) Height gauge) 4. Siapkan juga lembar data data kontrol terhadap Kesikuan pada keempat bidang dasar bagian luar stepped block dg alat Siku & Busur derajat. 5. Lakukan masing-masing pengukuran dimensi & kontrol kesikuan bidang pada benda kerja/obyek praktik secara hati hati, teliti, dan cermat benar dengan waktu tersedia. 6. Catat setiap data data hasil pengukuran dimensi & kontrol kesikuan 7. Segera serahkan hasil kerja anda dan minta penilaian kepada 8. Pertanyaan instruktur/dosen yang bertugas 1. Berapa toleransi yang diberikan agar saat di kikir kondisi benda kerja pada dimensi yang sesuai/pas? 2. Bagaimana cara mengikir pengepasan/sesuai? 3. Apa perbedaan suaian paksa dan suaian longgar? 4. Bagaimana pemilihan kikir yang baik, supaya hasilnya sesuai? 5. Apa yang perlu diperhatikan saat pengepasan material pada saat mengikir? 6. Bagaimana cara menjaga dimensi material sesuai/pas? Panjang, lebar, tinggi, kesikuan, dan kerataannya 9. Daftar Pustaka a. Wagiran, 2011. Modul Praktikum Kerja Bangku. Yogyakarta: UNY. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 89

Praktikum ke 15 Pokok/Sub Bahasan Menekuk (bending) Waktu Hari, Tanggal Tempat workshop 1. Tujuan Tujuan dari diadakannya praktikum adalah sebagai berikut: a. Dapat melakukan pemeriksaan dimensi benda kerja secara detail dan benar. b. Dapat menggunakan alat penekuk manual maupun otomatis. c. Dapat membuat sudut yang sesuai dengan dimensi. 2. Dasar Teori Proses Tekuk (Bending) Pada proses tekuk ini, mesin yang digunakan untuk melipat atau menekuk plat adalah mesin bending manual dan bending Hydraulic Pipe Bender. Bending manual digunakan untuk melipat atau menekuk pelat kerja yang telah diselesaikan untuk pekerjaan awal. Mampu menekuk pelat dengan tebal maksimum 3 mm dan panjang maksimal 1,5 meter, sedangkan hydraulic pipe bender digunakan untuk menekuk benda kerja yang berbentuk silinder. Secara mekanika proses penekukan ini terdiri dari dua komponen gaya yakni: tarik dan tekan (lihat gambar). Pada gambar memperlihatkan pelat yang mengalami proses pembengkokan ini terjadi peregangan, netral, dan pengkerutan. Daerah peregangan terlihat pada sisi uar pembengkokan, dimana daerah ini terjadi deformasi plastis atau perobahan bentuk. Peregangan ini menyebabkan pelat mengalami pertambahan panjang. Daerah netral merupakan daerah yang tidak mengalami perobahan. Artinya pada daerah netral ini pelat tidak mengalami pertambahan panjang atau perpendekkan. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 90

Daerah sisi bagian dalam pembengkokan merupakan daerah yang mengalami penekanan, dimana daerah ini mengalami pengkerutan dan penambahan ketebalan, hal ini disebabkan karena daerah ini mengalami perobahan panjang yakni perpendekan.atau menjadi pendek akibat gaya tekan yang dialami oleh pelat. Proses ini dilakukan dengan menjepit pelat diantara landasan dan sepatu penjepit selanjutnya bilah penekuk diputar ke arah atas menekan bagian pelat yang akan mengalami penekukan. Gambar 2.1 Proses Tekuk Gambar 2.2 Penekukan Awal Pada Gambar 2.1 dan Gambar 2.2, posisi tuas penekuk diangkat ke atas sampai membentuk sudut melebihi sudut pembentukan yang dinginkan. Besarnya kelebihan sudut pembengkokan ini dapat dihitung berdasarkan tebal pelat, kekerasan bahan pelat dan panjang bidang membengkokkan / penekukan. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 91

Gambar 2.3 Penekuk Plat Langkah proses penekukan pelat dapat dilakukan dengan mempertimbangkan sisi bagian pelat yang akan dibentuk. Seperti pada Gambar 2.3, Langkah penekukan ini harus diperhatikan sebelumnya, sebab apabila proses penekukan ini tidak menurut prosedurnya maka akan terjadi salah langkah. Salah langkah ini sangat ditentukan oleh sisi dari pelat yang dibengkokan dan kemampuan mesin bending/tekuk tersebut. Komponen pelat yang akan dibengkokan sangat bervariasi. Tujuan proses pembengkokan pada bagian tepi maupun body pelat ini diantaranya adalah untuk memberikan kekakuan pada bentangan pelat. Gambar 2.4 Sudut Penekuk Plat Pada Gambar 2.4, memperlihatkan sudut tekuk yang terbentuk pada proses pelipatan pelat, dimana pada bagian sisi atas pelat mengalami peregangan dan bagian bawah mengalami pengkerutan. POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 92

Gambar 2.5 Langkah Penekukan Pada Gambar 2.5, ada beberapa langkah penekukan, mulai dari pengukuran, penekukan awal, penentuan sudut, dan pemukulan dengan bantuan palu. Ataupun dengan bantuan tangan dipuntir/tekuk dengan arah yang berlawanan. Dimana salah satu menahan benda kerja yang ditekuk dan yang lain menarik material sehingga bengkok. Seperti pada Gambar 2.6 berikut ini. Gambar 2.6 Proses Penekukan POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 93