BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

Apa perbedaan antara teknik multiplex dan teknik multiple access??

PENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina

BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

Pengaruh Pilot Pollution terhadap Performansi

BAB II DASAR TEORI.

BAB II TEORI PENUNJANG

Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA

TTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Multiple Access

I. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

Code Division multiple Access (CDMA)

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER

ANALISIS PENGARUH KONTROL DAYA TERHADAP KAPASITAS SISTEM CDMA X

SISTEM KOMUNIKASI CDMA Rr. Rizka Kartika Dewanti, TE Tito Maulana, TE Ashif Aminulloh, TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta

BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS. Konsep selular mulai muncul di akhir tahun 1940-an yang digagas oleh

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG

PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER

MEKANISME HANDOVER PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI CDMA

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER. Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang

BAB III Perencanaan Jaringan VSAT Pada Bank Mandiri dengan CDMA

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

TEKNOLOGI SELULER ( GSM )

Dalam hal ini jarak minimum frequency reuse dapat dicari dengan rumus pendekatan teori sel hexsagonal, yaitu : dimana :

Bluetooth. Pertemuan III

BAB II LANDASAN TEORI

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS???

BAB I PROTOKOL KOMUNIKASI

BAB II DASAR TEORI. yang setiap penggunanya diberikan kode unik yang digunakan untuk mengkodekan

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa

SISTEM SELULAR. Pertemuan XIV

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Topologi Sistem Komunikasi Selular

ANALISIS UNJUK KERJA JARINGAN PADA SISTEM CDMA (STUDI KASUS TELKOM FLEXI MEDAN)

TUGAS KOMUNIKASI DIGITAL CODE DIVISION MULTIPLE ACCES

MOBILITY MANAGEMENT DALAM SISTIM NIRKABEL BERGERAK

BAB II CDMA (CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS) Konsep selular mulai muncul di akhir tahun 1940-an yang digagas oleh

MULTIPLEXING. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

Kuliah 5 Pemrosesan Sinyal Untuk Komunikasi Digital

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data

Cell boundaries (seven cell repeating pattern)

KONSEP DASAR SELULER. (DTG3G3) PRODI D3 TT Yuyun Siti Rohmah,ST.,MT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Pengaruh Pilot Pollution terhadap Performansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Teknik Multiple Access

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II LANDASAN TEORI

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

6.2. Time Division Multiple Access (TDMA)

BAB II DASAR TEORI. fasilitas media udara atau ruang bebas (free space), teknologi ini akhirnya menjadi

ANALISA UNJUK KERJA CDMA X PADA KANAL AWGN DAN RAYLEIGH FADING LEVY OLIVIA NUR. Jurusan Teknik Elektro Universitas Komputer Indonesia

TEKNIK PERANCANGAN JARINGAN AKSES SELULER

Objective PT3163-HANDOUT-SISK OMBER

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN

BAB II SISTEM CDMA X EV-DO (EVOLUTION-DATA OPTIMIZED) sistem komunikasi bergerak. Banyak teknologi komunikasi bergerak yang

Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA

STUDI KASUS PENGENDALIAN DAYA DOWNLINK PADA SISTEM SELULAR CDMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PANGGILAN TERHADAP KEGAGALAN PAGING PADA BTS AREA MEDAN KOTA TAHUN 2011

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

Introduction to spread spectrum (SS) Alfin Hikmaturokhman,MT

BAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT

Powered By TeUinSuska2009.Wordpress.com. Upload By - Vj Afive -

BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULAR UTRA-TDD

10/13/2016. Komunikasi Bergerak

ANALISIS PERBANDINGAN TEKNOLOGI SPREAD SPECTRUM FHSS DAN DSSS PADA SISTEM CDMA

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN SOFT HANDOFF DAN HARD HANDOFF TERHADAP KAPASITAS SISTEM SELULAR CDMA

Multiple Akses : FDMA, TDMA

BAB II TEKNOLOGI SELULER GSM. (Frequency Division Multiple Access), metode TDMA (Time Division Multiple

BAB II LANDASAN TEORI

Sekilas Tentang WIFI. Berdasarkan kemampuan roaming wireless data dibagi menjadi:

BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS. Konsep selular mulai muncul di akhir tahun 1940-an yang digagas oleh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

SISTEM KOMUNIKASI BERGERAK. Pemrograman Sistem

BAB II TEORI DASAR 2.1 GLOBAL SISTEM FOR MOBILE (GSM)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Dasar Sistem Transmisi

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

Teknik Modulasi dan Frekuensi GSM

Global System for Mobile Communication ( GSM )

BAB III LANDASAN TEORI

SISTEM SELULAR CDMA X EV-DO

KUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN CDMA x EVOLUTION-DATA ONLY (EVDO)

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM

Kata kunci : Spread spectrum, MIMO, kode penebar. vii

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Metode Multiple Access Pada sistem komunikasi transmisi radio dikenal metode multiplex. Teknik multiplex digunakan untuk menyalurkan banyak kanal kedalam sebuah medium transmisi yang sama. Metode multiple access ialah teknik yang memungkinkan penggunaan medium tansmisi yang sama oleh banyak pengguna secara simultan. Dengan metode ini suatu medium transmisi dapat digunakan bersama-sama oleh banyak pengguna secara bersamaan, yang kemudian menjadi dasar teknologi komunikasi digital yang saat ini sangat berkembang dan berfariasi aplikasinya, baik untuk komunikasi data, suara, gambar maupun video. Gambar 2.1 Klasifikasi Multiple Access

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa metode multiple access pada dasarnya dibagi kedalam dua bagian besar yaitu contentionless dan contention. Pada metode contentionless pembagian akses terhadap suatu media transmisi dilakukan terjadwal. Metode ini dibagi kembali kedalam dua bagian yaitu fixed assigned dimana pembagian pola-pola jadwal tersebut dibagi secara tetap atau fixed, dan demand assigned dimana pembagian pola-pola jadwal tersebut dilakukan bedasarkan kebutuhan yang ada. Sedangkan pada metode contention akses terhadap media transmisi diberikan secara acak yang secara garis besar dibagi kedalam 2 bagian lagi yaitu repeated random access dimana akses diberikan dengan pengulangan-pengulangan dan random access with reservation dimana tidak ada pengulangan dalam akses terhadap suatu media transmisi. Metode yang secara luas dipakakai saat ini adalah metode contentionless multiple access protocols yang didalamnya terdapat sisitem modulasi FDMA/TDMA dan CDMA. 2.1.1 FDMA (Frequency Division Multiple Access) Konsep dasar dari FDMA ialah saluran atau kanal fisik dibagi berdasarkan alokasi frekuensi yang berlainan, dalam arti lain kanal fisik yang memiliki frekuensi lebar dibagi kedalam beberapa alokasi frekuensi kecil yang berbeda-beda untuk kemudian ditransmisikan secara simultan dalam satu kanal fisik tersebut. Metode ini dapat dipergunakan untuk transmisi analog dan digital. 7

Gambar 2.2 FDMA (Frequency Division Multiple Access) Salah satu aplikasi dari teknik FDMA ialah jaringan telepon celuar AMPS yang menggunakan bandwidth sebesar 30 Khz dalam tiap kanal suara. Di Indonesia operator yang memiliki lisensi AMPS (Advanced Mobile Phone Sistem) dahulu menggunakan frekuensi dengan bandwidth masing-masing 27Mhz, yaitu frekuensi 824-851 Mhz untuk uplink dan frekuensi 869-896 Mhz untuk downlink. Gambar 2.3 AMPS - FDMA 2.1.2 TDMA (Time Division Multiple Access) Time division multiple access (TDMA) adalah teknologi transmisi digital yang memungkinkan beberapa pengguna untuk menggunakan frekuensi radio yang 8

sama secara simultan tanpa menimbulkan interferensi frekuensi, hal ini dapat terjadi karena tipa-tiap pengguna memperoleh alokasi timeslot yang unik dalam setiap kanal frekuensi yang digunakan. Gambar 2.4 Kombinasi TDMA dan FDMA Salah satu contoh pengaplikasian teknik FDMA yang berkombinasi dengan TDMA adalah pada sistem telepon celluler GSM 900. Pada setiap carrier (kanal) pada GSM dialokasikan frekuensi cellebar 200 khz yaitu uplink = 890.1 + 0.2(N-1) (MHz) dan downlink = 935.2 + 0.2(N-1) (MHz) dengan N adalah 1 sampai dengan 124. Setiap kanal yang 200 khz dibagi lagi ke dalam 8 time slot yang terdiri dari 1 timeslot signaling dan 7 timeslot traffic secara TDMA. Karena GSM menggunakan duplex frekuensi (Uplink dan downlink berbeda frekuensi), maka sepasang time slot dialokasikan kepada sepasang frekuensi (duplex). 9

Gambar 2.5 Kanal pada GSM tiap 200 Khz 2.1.3 CDMA (Code Division Multiple Access) CDMA adalah merupakan salah satu aplikasi teknologi multiple access spared spectrum artinya spekrum frekuensi di sebar dalam frekuensi dengan bandwidth yang lebar. Ada dua kategori dari sistem spread-spectrum yaitu direct sequence (DS) dan frequency hopping. CDMA yang digunakan dalam sistem cellular menggunakan direct sequence spread-spectrum technique (DS-SS) Dalam DS-SS transmitter, setiap signal informasi pelanggan dimodulasi dengan suatu PN code yang unik yang menspread-spectrum dari signal informasi aslinya Dalam DS-SS receiver, spread signal didemodulasi dengan PN code yang identik. Untuk setiap kanal atau carrier frekuensi, setiap pengguna bisa menggunakan keseluruhan kanal frekuensi tersebut secara simultan. Hal ini tidak menyebabkan terjadinya interferensi karena setiap pengguna dibedakan dengan alokasi kode yang berbeda dan unik untuk masing-masing pengguna. 10

Gambar 2.6 CDMA (Code Division Multiple Access) 2.2 Metode Spared Spectrum Spread spectrum adalah teknik memancarkan sinyal pada pita frekuensi yang jauh lebih lebar dari pita frekuensi yang dibutuhkan pada transmisi standar pada metode TDMA dan FDMA. Sebagai contoh CDMA IS-95 menggunakan lebar pita frekuensi atau bandwidth 1.25 MHz, bandwidth tersebut sangat lebar bila dibandingkan dengan AMPS yang hanya 30 khz untuk menyalurkan sinyal suara. Proses pelebaran pita frekuensi ini disebut dengan spreading. Terdapat dua teknik utama dalam spread spectrum yaitu frequency hopping dan Direct Sequence Code Division Multiple Access atau yang kemudian lebih dekenal sebagai CDMA. Frequency hoping diperoleh dengan merubah-rubah frekuensi pembawa berdasarkan waktu dengan pola yang mendekati acak atau pseudo random. Sedangkan CDMA diperoleh dengan memodulasi sinyal informasi dengan spreading sequence yang dikenal sebagai pseudo noise (PN) sinyal digital yang menjadikan sinyal informasi berpita lebar dan berbentuk seperti derau (noise). 11

Gambar 2.7 Bentuk spektrum sinyal frequency hopping dan DS-CDMA Jika dibanding sistem multiple akses yang lain seperti FDMA (Frequency Division Multiple Access) dan TDMA (Time Division Multiple Access), skema CDMA merupakan sistem yang diminati oleh perusahaan telekomunikasi, karena dapat digunakan pada frekuensi dan waktu yang sama secara bersamaan. Sehingga sangat tepat diterapkan pada komunikasi seperti sekarang ini dimana penggunaan kanal frekuensi sudah cukup padat sehingga interferensi dan noise dari transceiver lain cukup dominan berpengaruh. 2.2.1 Proses Spreading Bagian utama dari pembangkitan sinyal spread spectrum (SS) pada sistem komunikasi DS-CDMA adalah proses spreading. Pada proses ini dilakukan penebaran terhadap spektrum frekuensi sinyal informasi yang relatif sempit yaitu sinyal narrowbandb(t), oleh PN code s(t). Hasil yang didapatkan berupa sinyal wide-band y(t), yaitu sinyal spread spektrum yang memiliki spektrum frekuensi lebar identik dengan spectrum frekuensi kode PN, yang cellanjutnya akan dikirimkan. Gambar dibawah menggambarkan proses spreading. sinyal spread 12

spektrum yang memiliki spektrum frekuensi lebar identik dengan spectrum frekuensi kode PN, yang cellanjutnya akan dikirimkan. Gambar 2.8 Proses spreading pada CDMA 2.3 Arsitektur Jaringan CDMA 2000 1x Bagian - bagian dari konfigurasi jaringan CDMA 2000 1x dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian sebagai berikut: 1. Subscriber Devices (SD) / Moble Station (MS) Merupakan alat yang digunakan oleh pengguna untuk menggunakan jaringan CDMA tersebut. Alat yang dapat digunakan yaitu: Fixed Terminal. Contohnya seperti telepon rumah. Portable handled. Contohnya seperti handphone. 2. Radio Access Network (RAN) Radio Access Network terdiri dari 2 bagian yaitu: 13

Base Transceiver Station (BTS) BTS bertanggung jawab untuk mengalokasikan daya yang digunakan pelanggan serta berfungsi sebagai antar muka atau interface yang menghubungkan jaringan CDMA 2000 1x dengan perangkat pelanggan. BTS terdiri dari perangkat radio yang digunakan untuk mengirimkan dan menerima sinyal CDMA. Base Station Controller (BSC) BSC bertanggung jawab untuk mengontrol semua BTS yang berada di dalam daerah cakupannya dan mengatur rute paket data dari BTS ke PDSN atau sebaliknya, serta trafik suara berbasis TDM dari BTS ke MSC atau sebaliknya. 3. Circuit Core Network ( CCN) Berfungsi menyediakan layanan menggunakan circuit switch untuk PSTN (Public Switching Telephone Network). CCN merupakan interface antara PSTN dengan sistem wireless. Pada bagian CCN terdapat beberapa komponen antra lain: Mobile Switching Center (MSC) MSC diletakkan dipusat jaringan mobile communication dan juga bekerja dengan jaringan lain seperti PSTN, PLMN, dll. Home Location Register (HLR) HLR merupakan tempat yang berisi informasi pelanggan yang digabungkan dengan pengantar layanan paket data. Layanan informasi dari HLR diambil dalam Visitor Location Register (VLR) pada jaringan switch cellama proses registrasi berhasil. 14

Visitor Location Register (VLR) VLR secara temporari menyimpan dan mengontrol semua informasi dari mobile station, yang berada pada area kontrol. Ketika pelanggan melakukan panggilan, maka VLR mengirimkan semua informasi yang berhubungan dari MSC. 4. Packet Data Serving Network (PDSN) PDSN adalah komponen baru yang terdapat dalam sistem celluler berbasis CDMA 2000 1x yang bertujuan untuk mendukug layanan paket data. Beberapa fungsi PDSN antara lain: a. Membentuk, memelihara, dan memutuskan sesi point-to-point protocol (PPP) dengan pelanggan. b. Membentuk, memelihara, dan memutuskan hubungan dengan radio network melalui antar muka radio-packet. c. Mengumpulkan data autentifikasi, autorisasi, dan akunting yang diperlukan oleh AAA (Autentication, Autorization and Accounting). d. Autentication, Autorization and Accounting (AAA) AAA menyediakan fungsi untuk autentikasi bekaitan dengan PPP dan hubungan mobile IP, Melakukan autorisasi yaitu layanan profil dan kunci keamanan distribusi dan manajemen, dan akunting untuk jaringan paket data dengan menggunkan protokol Remote Access Dial In User Service (RADIUS). AAA server juga digunakan oleh PDSN untuk berhubungan dengan jaringan suara dari HLR dan VLR. 15

2.4 Kanal-Kanal Pada CDMA Sebuah Sinyal dalam teknologi CDMA dibentuk dari proses spreading PN code dalam metode spread spektrum dengan kecepatan rata-rata 1,2288 Mcps (Megachips per second) Gambar 2.9 CDMA Channel Generation 2.4.1 Forward Channel CDMA CDMA Forward channel adalah sinyal dari arah BTS menuju MS yang didalamnya terdiri dari beberapa saluran yang masing-masing mempunyai peran dalam pembangunan suatu hubungan percakapan telepon (call set-up). Saluransaluran tersebut antara lain : 16

1. Pilot Channel 2. Sync Channel 3. Pagging Channel 4. Traffic channel Gambar 2.10 Forward CDMA Link Channels 2.4.1.1 Pilot Channel Pilot Channel menggunakan walsh code 0. Setiap cell di BTS harus memancarkan sebuah pilot channel untuk setiap frekuuensi yang digunakan. Pilot channel berfungsi sebagai beacon atau sinyal penanda untuk memberitahu pengguna potensial akan keberadaan BTS CDMA dalam jangkauanya. Pilot Channel ini tidak mengandung informasi didalamnya, namun MS menggunakanya sebagai rujukan dalam proses de-modulasi. Pilot channel juga digunakan sebagai perbandingan kekuatan signal antar BTS yang fungsinya sangat vital dalam proses handoff. 17

2.4.1.2 Sync Channel Sync channel digunakan untuk sinkronisasi clock dan timming antara BTS dengan MS serta informasi spesifik lainya, meliputi : Pilot PN Offset Sistem pewaktuan Status Long code PN Level dari Air Interface yang digunakan Sistem ID Network ID Paging Channel data rate BTS harus menangkap sync channel dan menerima informasi-informasi yang terkandung diatas untuk sinkronisasi dengan sistem. Sync channel dipancarkan pada walsh code 32 yang dipancarkan secara terus-menerus oleh BTS ke MS. 2.4.1.3 Paging Channel Paging channel digunakan untuk mengirimkan overhead messages dan mobile directed messages yang ditumpangkan pada walsh code 1 sampai 7. Operator CDMA dapat memilih untuk mengurangi walsh code yang digunakan untuk paging channel sehingga dapat menambah jumlah walsh code yang 18

digunakan untuk trafic channel. Pesan-pesan yang dikirimkan dalam paging channel meliputi : Sistem parameter Neighbor list Access Parameter CDMA Channel list messages Global Service Redirection messages 2.4.1.4 Forward Traffic Channel Forward traffic channel digunakan untuk mengirimkan data pengguna dan informasi signaling. Forward traffic channel menggunakan seluruh 64 walsh code selain yang digunakan untuk pilot, sync dan pagging channel. Walsh code yang digunakan sebagai forward traaffic channel bersifat unik dalam setiap cell, artinya walsh code yang digunakan tidak dapat digunakan oleh pengguna yang lain di cell tersebut sampai walsh code tersebut selesai digunakan oleh satu pengguna. Forward traffic channel dapat digunakan sebagai fundamental channel dan supplemental channel. Sebagai fundamental channel forward traffic channel digunakan untuk mengirimkan data pengguna, signaling dan power control subchannel. Sedangkan sebagai suplemental code channel, dapat digunakan untuk layanan data. 19

2.4.2 Reverse Channel CDMA Reverse channel CDMA ialah saluran dari MS ke BTS, Berbeda dengan forward channel, reverse channel memiliki perbedaan yang disebabkan oleh power control dan kondisi lingkungan dari tipa-tiap MS yang tidak sama. Terdapat dua tipe reverse link CDMA, yaitu reverse traffic channel dan reverse access channel. 2.4.2.1 Reverse Traffic Channel Reverse traffic channel memiliki fungsi yang sama dengan forward traffic channel, namun dalam proses pembangkitan saluranya. Skema modulasi orthogonal digunakan dalam reverse traffic channel yang diikuti dengan data burst randomizer yang berfungsi untuk mengirimkan peasan kapan harus mematikan pemancar pada MS untuk mengurangi rata-rata power yang dikirimkan. 2.4.2.2 Reverse Access Channel Reverse access channel berfungsi untuk mengirimkan pesan ke BTS untuk meminta diberi akses untuk melakukan panggilan. Dalam prosess pembangkitanya mirip dengan reverse traffic channel randomization, karena access channel namun tidak ada proses data burst bukan merupakan kanal pembicaraan sehingga memancar dengan rate yang konstan. 20

Gambar 2.11 Reverse CDMA Link Channels 2.5 Karekteristik CDMA 2.5.1 PN Sequence Untuk melindungi sinyal dari berbagai interferensi dan jamming, digunakan kode pseudorandom. Terlihat seperti acak tetapi sebenarnya determenistik dan periodik, sehingga receiver dapat merekonstruksi kode untuk deteksi sinkron karena diketahui baik oleh penerima maupun pengirim. Kode pseudorandom ini juga disebut dengan Pseudo Noise (PN code). Untuk tiap kanal, base station membangkitkan kode yang unik yang berubah untuk tiap koneksi. Base station menjumlahkan secara bersama-sama semua kode transmisi untuk setiap pengguna. Setiap unit pengguna membangkitkan kode nya sendiri dan menggunakannya untuk mengekstrak sinyal tertentu. Ada beberapa metode yang umum digunakan untuk membangkitkan PN Code antara lain M-Sequence, Gold Codes, dan Handmard-Walsh Code. Namun 21

yang saat ini secara umum digunakan dalam apalikasi telepon cellular CDMA adalah metode Handmard-Walsh Codes. 2.5.2 Walsh Code Kode ini dibentuk dari fungsi orthogonal yang dibentuk dengan memulai dari angka 0, kemudian ditulis kembali pada kolum vertical dan horizontal, kemudian ditulis sebagai lawanya yaitu 1 secara diagonal. Proses ini dilanjutkan dengan blok-blok yang baru sampai kode yang diinginkan dengan panjang kode yang dibutuhkan tercipta. Perulangan proses ini secara berturut-turut akan menghasilakan walsh code. Gambar 2.12 Fungsi orthogonal sebagai dasar walsh codes Deret orthogonal yang saat ini digunakan dalam sistem walsh codes CDMA adalah sepanjang 64 bit. Dalam CDMA Forward link, walsh codse digunakan memishkan pengguna jaringan, sedangkan pada CDMA Reverse link, walsh codes digunakan sebagia signaling yang diatur oleh baseband orthogonal modulator pada pesawat telefon pengguna. 22

2.5.3 Power Control Power control berfungsi untuk mengurangi near/far effect pada arah reverse, dimana daya terima pada user akan berbeda sesuai dengan jarak ke BTS. Sehingga rata-rata daya terima akan konstan pada setiap user akibat dari perbedaan jarak dengan BTS. Pada arah forward, power control bertujuan untuk meminimalisasi interferensi ke cell lain dan untuk mengimbangi interferensi dari cell lain. Masalah Near/ Far berkaitan dengan gangguan yang kuat pada penerima yang berakibat pada melemahnya sinyal. Ini dapat muncul pada komunikasi seluler yaitu jika suatu unit penerima (mobile station) dekat dengan base station. Hal ini akan melemahkan sinyal dari unit yang jauh dari base station. Pada masalah Near/Far, ada beberapa hal yang terjadi, antara lain: Unit yang jauh letakya dari base station akan memilki perbandingan sinyal terhadap interferensi yang lebih rendah dibandingkan unit yang letaknya dekat. Untuk unit jauh, performansinya akan menurun. Kapasitas sistem akan berkurang. Masalah tersebut dapat diatasi dengan pengendalian daya. Pada sistem celluler CDMA, ini dilakukan dengan cara mengontrol daya yang dipancarkan pada unit mobile station ke base station secara adaptif, hal ini dikenal sebagai CDMA power control. Jika setiap daya pancar dari tiap unit mobile station terkontrol, maka pada base station sinyal-sinyal yang diterima akan memiliki daya yang sama, sehingga dengan rasio signal-to-interference tertentu kapasitas sistem akan bernilai maksimum. 23

2.5.4 Handoff Handoff adalah suatu peristiwa perpindahan kanal dari MS tanpa terjadinya pemutusan hubungan dan tanpa campur tangan pemakai. Handoff terjadi karena pergerakan MS dari cakupan cell lama masuk ke cakupan cell yang baru. Macammacam tipe handoff, yaitu: 1. Intersektor atau Softer Handoff Handoff Terjadi ketika MS (mobile station) berkomunikasi pada dua sector dalam satu cell atau satu BTS. 2. Intercell atau Soft Handoff Terjadi ketika MS (mobile station) berkomunikasi pada dua atau tiga sektor dari BTS yang berbeda. BTS yang memiliki kontrol langsung pada MS tersebut dinamakan BTS primer dan yang tidak memiliki kontrol langung disebut BTS sekunder. Soft-Softer Handoff Terjadi ketika suatu MS berkomunikasi pada dua sektor dari suatu cell dan satu sektor dari cell lainnya. Pada keadaan ini akan terjadi soft handoff antar cell dan softer handoff dalam satu cell. 3. Hard Handoff Terjadi ketika MS berkomunikasi pada satu atau bebrapa sector di bebrapa BTS yang masuk kedalam BSC dan MSC yang berbeda. Tipe ini menggunakan metode break before make yang berarti harus terjadi pemutusan hubungan degan kanal trafik lama sebelum terjadi hubungan baru. Kontrol dalam hard handoff berada di MSC dimana MSC yang lama akan mengirimkan clear request untuk memutuskan traffic channel di BTS 24

lama, untuk kemudian mengirimkan assignment request untuk memulai pembangunan traffic channel dari BTS baru. Gambar 2.13 CDMA Soft Handoff Struktur dari sinyal CDMA sangat mendukung soft handoff karena pada reverse channel, dua atau lebih base station bisa menerima sinyal yang sama, sedangkan pada jalur forward link, mobile station bisa secara koheren mengkombinaskan sinyal dari base station yang berbeda. 2.6 Keuntungan Penerapan Sistim CDMA Keuntungan utama sistim CDMA adalah pita frekuensi dapat digunakan pada setiap cell (frequency reuse) serta dapat dilakukan peningkatan kapasitas cell dengan menggunakan VOX (Voice Activation Factor) dan konsep sektorisasi antenna. 25

2.6.1 Faktor Aktifitas Suara (α) Kapasitas sistim CDMA dibatasi oleh daya interferensi, sehingga dapat disimpulkan bahwa bila suatu percakapan tidak selalu memancarkan sinyal radio (saat kanal/pengguna tidak aktif akan mengurangi interferensi. Oleh karena itu, secara teori CDMA akan mempunyai kapasitas yang lebih besar. Dari hasil pengukuran oleh Bell laboratories diketahui bahwa pengguna hanya aktif selama 35-40% dari waktu percakapan. Angka ini dikenal sebagai 'Voice Activation Factor', (VOX) atau disimbolkan (α) dan bernilai sekitar 0,4. yang berarti kanal yang memancar pada saat bersamaan hanya 0,4N atau dengan kata lain kapasitas naik 2.5 kalinya. Untuk sistim cell banyak (multi cell) dikenal adanya faktor penggunaan ulang frekuensi F, yang didefinisikan sebagai perbandingan antara total daya interferensi (yang berasal dari cell itu sendiri dan cell-cell tetangganya) dibagi dengan daya interferensi dari cell itu sendiri. Qualqomm melaporkan bahwa interferensi dari cell lain adalah sekitar 61% sehingga faktor penggunaan ulang frekuensi adalah sekitar 1,6. 'Frequency reuse factor' ideal adalah 1 yang dapat terjadi apabila pemisahan antar cell cukup besar. Mengingat, F tergantung pada karakteristik propagasi yang merupakan fungsi lingkungan, topografi dimana sistim ini diterapkan, maka F dapat berbeda untuk setiap lokasi. 2.6.2 Faktor Sektorisasi Antena Teknik lain untuk meningkatkan kapasitas BTS adalah dengan melakukan sektorisasi antena. Dua konfigurasi sektorisasi antenna telah dihitung yaitu 3 sektor 26

dan 6 sektor oleh Gilhounsen. Untuk 3 sektor cell akan mempunyai antena beamwidth 120 derajat. Sehingga, interferensi yang dilihat oleh antena tersebut kurang lebih 1/3 dari yang dilihat oleh antena omni yang kemudian akan kapasitas dasar sebsar 3 kalinya. Tetapi mengingat terdapat overlapping cakupan antena untuk menjamin tidak adanya daerah yang kosong (tidak tercakup) maka peningkatan kapasitas karena sektorisasi G,menjadi 2,55. Dengan kelebihan-kelebihan diatas maka kapasitas per cell pada sistim multi cell CDMA pada suatu pita frekuensi diperlihatkan oleh persamaan dibawah:. (2.1) Dalam CDMA 2000 1x, bit rate 9,6 kbps, Eb/No = 6 db,dan bila sistim menggunakan F = 1,6 α = 2,5, G = 2,55, maka dengan pita frekuensi hanya 1,25 MHz yang digunakan pada setiap cell akan memberikan efisiensi kurang lebih 9,54 KHz/kanal (131 kanal/cell). Apabila menggunakan AMPS, maka 1,25 MHz hanya akan memberikan 6 kanal/pengguna per cell. Selain kelebihan diatas, maka Qualcomm menyebutkan kelebihan lain yang diperoleh dari penerapan CDMA pada sistim komunikasi bergerak sebagai berikut : Meningkatkan kualitas suara Memperbaiki karakteristik cakupan yang dapat menurunkan jumlah cell. Meningkatkan privacy dan security. Menyederhanakan perencanaan sistim 27

Memerlukan daya pancar yang lebih rendah, sehingga waktu bicara ponsel dapat lebih lama. Mengurangi interferensi pada sistim lain Mampu melakukan soft handoff mengingat semua sistim menggunakan frekuensi yang sama. Lebih tahan terhadap multipath. Dapat dioperasikan bersamaan dengan teknologi lain (misal AMPS). 2.7 Kendala Operasional CDMA Setelah dioperasikannya kurang lebih 2 tahun di Korea, Hongkong dan Amerika, maka Global Telephony melaporkan bahwa kapasitas yang diklaim oleh Qualqom 10-20 kali kapasitas AMPS tidak terlalu tepat. Hal ini mengingat bahwa, secara operasional CDMA hanya memberikan kapasitas sebesar kurang lebih 6.5-18 kali AMPS tergantung pada lingkungan penerapan. Disamping itu juga terdapat masalah optimasi cakupan karena cakupan CDMA dapat mengembang dan menciut. Gejala ini dikenal dengan istilah breathing yang diperlihatkan pada gambar 2.14. Pada kondisi normal dimana jumlah kanal/pengguna sesuai dengan rancangan maka derau dari pengguna lain tidak terlalu banyak. Tetapi, pada saat jumlah kanal/pengguna meningkat pada beberapa cell, maka derau dari kanal/pengguna juga akan meningkat sehingga power control akan memerintahkan untuk menaikkan daya pancar untuk memperoleh Eb/No yang diinginkan. 28

Gambar 2.14 Perubahan besarnya cell karena peningkatan trafik. Dengan meningkatkan daya derau dari kanal/pengguna lain, maka kanal/pengguna yang lokasinya agak jauh dengan base station tentunya dapat kehabisan daya pancar (sudah maksimum) yang kemudian tidak bisa mempertahankan Eb/No dan hubungan terputus. Akibat dari ini, secara sistim dapat dilihat sebagai menciutnya cakupan suatu cell. Bila beberapa cell yang berdampingan menciut maka daerah perbatasan antar cell tersebut menjadi tidak tercakup (blankspot). Untuk mengatasi hal ini maka secara operasional Eb/No yang digunakan pada perencanaan adalah 3-6 db lebih tinggi dari Eb/No minimum yang dipersyaratkan. Dengan adanya margin tambahan ini, kapasitas kanal/pengguna per cell akan menurun. Perhitungan margin akan semakin rumit apabila cell-nya kecil dan kanal/pengguna bergerak relatif cepat, sehingga margin untuk setiap daerah dapat berbeda tergantung pada trafik, tingkat mobilitas pengguna serta kemacetan lalu lintas mengingat banyak terjadi komunikasi dilakukan pada saat lalu lintas macet. 29