BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal. Dalam campuran beraspal, aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel agregat, dan agregat berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat mekanis aspal dalam campuran beraspal diperoleh dari friksi dan kohesi dari bahan-bahan pembentuknya. Friksi agregat diperoleh dari ikatan antar butir agregat (interlocking), dan kekuatannya tergantung kepada gradasi, tekstur permukaan, bentuk butiran, dan ukuran agregat maksimum yang digunakan. Sedangkan sifat kohesinya diperoleh dari sifat-sifat aspal yang digunakan. Oleh sebab itu kinerja campuran beraspal sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat agregat dan aspal, serta sifat-sifat campuran padat yang sudah terbentuk dari kedua bahan tersebut. Perkerasan beraspal dengan kinerja yang sesuai dengan persyaratan tidak akan dapat diperoleh jika bahan yang digunakan tidak memenuhi syarat, meskipun peralatan dan metode kerja yang digunakan telah sesuai. Beberapa jenis campuran beraspal panas yang umum digunakan di Indonesia antara lain: AC (Asphaltic Concrete) atau Laston (Lapis Aspal Beton), HRS (Hot Rolled Sheet) atau Lataston (Lapis Tipis Aspal Beton), dan HRSS (Hot Rolled Sand Sheet) atau Latasir (Lapis Tipis Aspal Pasir). Seperti kita ketahui struktur perkerasan jalan terdiri dari beberapa lapis elemen struktur perkerasan. Pada struktur perkerasan lentur terdiri dari tanah dasar (subgrade), lapis pondasi bawah (sub base course), lapis pondasi atas (base I-1
course), dan lapis permukaan (surface course). Pada struktur perkerasan kaku terdiri dari lapis tanah dasar, lapis pondasi bawah, dan pelat beton. Pada semua jenis perkerasan termasuk Hot Mix, kualitas dari campuran yang dihasilkan tergantung pada agregatnya. Dimana agregat dalam campuran memegang peranan penting untuk menghasilkan nilai stabilitas yang tinggi. Oleh karena pentingnya peranan agregat dalam campuran, maka gradasi gabungan (combined grading) dari agregat kasar, halus, maupun filler harus ditentukan sedemikian rupa untuk mendapatkan performa campuran yang baik, kuat, stabil, ekonomis, dan tahan lama. Agregat merupakan komponen utama dari struktur perkerasan jalan, yaitu 90-95% agregat berdasarkan persentase berat, atau 75-85% agregat berdasarkan persentase volume. Dengan demikian kualitas perkerasan jalan ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil campuran agregat dengan material lain. Sifat agregat merupakan salah satu faktor penentu kemampuan perkerasan jalan memikul beban lalu lintas dan daya tahan terhadap cuaca. Sifat agregat yang menentukan kualitasnya sebagai material perkerasan jalan adalah gradasi, kebersihan, kekerasan dan ketahanan agregat, bentuk butir, tekstur permukaan, kemampuan untuk menyerap air, berat jenis, dan daya pelekatan terhadap aspal. Gradasi agregat merupakan sifat yang sangat berpengaruh terhadap kualitas perkerasan secara keseluruhan. Gradasi adalah susunan butir agregat yang ukurannya dapat diperoleh melalui pemeriksaan analisa saringan. Perbedaan tipe gradasi agregat disebabkan oleh berbagai faktor seperti: lalu lintas yang ada, iklim pada daerah tersebut, geografis suatu daerah, material yang digunakan, jenis aspal yang digunakan, ketersediaan tenaga ahli, ketersediaan peralatan, dan faktor ekonomi. Dengan demikian, perbedaan tipe gradasi akan I-2
memberikan hasil akhir yang berbeda baik dari segi kekuatan, kehalusan permukaan, maupun dari segi pengerjaan. 1.2 Latar Belakang Perkerasan merupakan hal yang utama untuk jalan yang memberikan pelayanan yang optimal, aman, nyaman, kuat dan cepat. Jalan mempunyai peranan penting terutama yang menyangkut perwujudan perkembangan antar daerah yang seimbang dan pemerataan ekonomi serta pertahanan dan keamanan nasional dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka usaha-usaha untuk meningkatkan mutu perkerasan jalan terus dikembangkan dari waktu ke waktu. Hal ini seiring sejalan dengan meningkatnya kebutuhan akan jalan yang bermutu tinggi. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasann yang terletak diantara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan. Perkerasan jalan berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi, selama pelayanannya diharapkan tidak terjadi kerusakan yang berarti. Agar perkerasan mempunyai daya dukung dan keawetan yang memadai dan juga ekonomis, maka perkerasan jalan dibuat berlapis-lapis. Lapisan paling atas disebut juga sebagai lapisan permukaan yang merupakan lapisan yang paling baik mutunya. Dibawahnya terdapat lapisan pondasi yang letaknya dibawah tanah dasar yang telah dipadatkan. Pertumbuhan volume lalu lintas yang meningkat pesat akan memberikan dampak terhadap permintaan akan membangun struktur perkerasan jalan dan pemakaian material yang digunakan. Terutama untuk kondisi di Indonesia dimana beban lalu lintas yang berlebihan (overloading) sering terjadi sehingga perlu adanya I-3
pertimbangan-pertimbangan khusus dalam melakukan perencanaan campuran aspal termasuk diantaranya komposisi campuran agregat halus (fine aggregate) dan agregat kasar (course aggregate) maupun filler dengan demikian performa perkerasan jalan yang baik sangat dibutuhkan. Berdasarkan pemikiran diatas, maka penulis mengambil judul Tugas Akhir Kinerja Campuran Split Mastic Asphalt (SMA) Aspal Semen Pen 60/70 dengan Bahan Modifier Buton Natural Asphalt (BNA) dan Bahan Serat Alam (Ijuk) Sebagai Stabilizer. 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud dalam penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengidentifikasi, mengevaluasi kinerja campuran dan mendapatkan kadar optimum campuran aspal minyak dan Buton Natural Asphalt (BNA) yang ditambahkan dengan agregat dan ijuk sebagai bahan stabilizer campuran perkerasan jalan. Sebagaimana diketahui bahwa persediaan aspal minyak bumi tidak dapat memenuhi kebutuhan di lapangan sehingga perlu dilakukan tindakan alternatif dengan memanfaatkan aspal alam yaitu Buton Natural Asphalt (BNA). Proses mengidentifikasi dan mengevaluasi kinerja campuran yang dimaksud akan dilakukan melalui penelitian di laboratorium. Adapun tujuan penelitian adalah : 1. Mengidentifikasi karakteristik aspal minyak (asphalt cement pen 60/70) 2. Mengidentifikasi karakteristik aspal berserat (asphalt cement pen 60/70 + serat ijuk) I-4
3. Mengidentifikasi karakteristik aspal modifier (asphalt cement pen 60/70 + serat ijuk + Buton Natural Asphalt) 4. Mendapatkan kadar campuran optimum aspal modifier untuk bahan perkerasan jalan dengan campuran Split Mastic Asphalt (SMA) 5. Mengevaluasi kinerja campuran Split Mastic Asphalt (SMA) dengan Uji Perendaman & Marshall 1.4 Batasan Masalah Untuk memdapatkan pembahasan yang lebih teliti dan terarah maka dilakukan pembatasan masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini dilakukan melalui percobaan di laboratorium dan tidak melakukan pengujian lapangan 2. Jenis campuran adalah Split Mastic Asphalt (SMA 0/11) 3. Penelitian dilakukan terhadap karakteristik bahan serat alam (ijuk), Aspal Minyak yaitu Aspal Semen (AC pen 60/70), Buton Natural Asphalt (BNA) dan agregat 4. Penelitian dilanjutkan dengan Uji Marshall & Perendaman 5. Tidak dilakukan penelitian terhadap sifat-sifat kimia dari bahan yang dijadikan objek penelitian 6. Material yang digunakan adalah Aspal Semen (AC pen 60/70), Buton Natural Asphalt (BNA), agregat, ijuk (serat alam) dan filler (semen portland) 7. Bahan tambah yang digunakan adalah serat alam berupa ijuk dengan ukuran 0,5 cm I-5
8. Pengujian dilakukan menggunakan standar pengujian SNI, Bina Marga, AASHTO dan ASTM 1.5 Metodelogi Penulisan Metode yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah: 1. Studi kepustakaan Yaitu melalui literatur yang didapat dari buku, buku ajar (text book), modul selama perkuliahan, internet, standar perencanaan yang relevan, jurnal maupun buku-buku petunjuk teknis dan sumber lain yang berhubungan dengan tema dan masalah yang dibahas pada tugas akhir ini. 2. Konsultasi Mengadakan konsultasi/asistensi dengan dosen pembimbing mengenai data-data dari hasil studi kepustakaan dan data konsultan, perhitungan/perencanaan dan permasalahan yang penulis temui dalam penyusunan tugas akhir ini. 3. Pengujian Bahan Metode penelitian yang digunakan adalah metode pengujian Marshall. Tahapan yang dilaksanakan antara lain: persiapan bahan, selanjutnya dilakukan perencanaan campuran yaitu pemilihan gradasi gabungan (combined grading), perkiraan kadar aspal optimum, melakukan test Marshall & perendaman terhadap benda uji dimana masing-masing untuk kadar aspal dibuat tiga benda uji. 4. Analisa Hasil Pengujian Dari pengujian laboratorium dapat dilakukan analisa untuk mendapatkan kesimpulan akhir penelitian. I-6
1.6 Sistematika Penulisan Penulisan Tugas Akhir ini dilakukan dengan sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab I PENDAHULUAN Meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, pembatasan masalah, metode pembahasan dan sistematika pembahasan. Bab II TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang uraian singkat berisikan tentang dasar teori tentang Aspal, Aspal Minyak, Agregat, dan Serat Alam Ijuk. Bab III METODELOGI PENELITIAN Bab ini berisikan tentang hasil-hasil pemeriksaan bahan (agregat) mulai dari persiapan bahan sampai dengan pembuatan benda uji dan pemeriksaan benda uji dengan metode Uji Marshall & Perendaman. Bab IV HASIL PENELITIAN/ANALISIS DATA Berisikan pembahasan mengenai data-data yang diperoleh dari hasil pengujian di laboratorium kemudian hasil tersebut dilakukan analisa dan pembahasan. Bab V KESIMPULAN DAN SARAN Merupakan penutup yang berisikan tentang kesimpulan yang telah diperoleh dari pembahasan pada bab sebelumnya, dan saran mengenai hasil penelitian yang dapat dijadikan masukan. I-7