PERAN IBU DALAM UPAYA PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN KENALI ASAM BAWAH

dokumen-dokumen yang mirip
PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

Manuscript KUKUH UDIARTI NIM : G2A Oleh :

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar

Anwar Hadi *, Umi Hanik Fetriyah 1, Yunina Elasari 1. *Korespondensi penulis: No. Hp : ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU TENTANG PENCEGAHAN ASCARIASIS ( CACINGAN ) PADA BALITA DI PUSKESMAS TAHTUL YAMAN KOTA JAMBI TAHUN 2015

KNOWLEDGE RELATIONSHIP WITH MOTHER OF CONDUCT GIVING FOOD COACH ASI (MP-ASI) IN THE VILLAGE KEMUNING, NGARGOYOSO, KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini manifestasi dari infeksi system gastrointestinal yang dapat disebabkan berbagai

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF, PENGGUNAAN AIR BERSIH, KEBIASAAN CUCI TANGAN, DAN PENGGUNAAN JAMBAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-12 BULAN

GAMBARAN TINGKAT PENDIDIKAN, PEKERJAAN DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PENIMBANGAN ANAK USIA 0-5

PERAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK PADA ANAK SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR LUAR BIASA

PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU TENTANG PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2016

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

STUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

Kata kunci : pengetahuan, persepsi, peran keluarga, ASI eksklusif

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Orang Tua, Balita, Zinc

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

Jayanti Megasari 1), Ratih Sari Wardani 2), Nuke Devi Indrawati 3) Muhammadiyah Semarang.

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat. Gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada masa anak-anak dapat

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

Romy Wahyuny*, Linda Fadila**

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN ISPA PADA BALITA DI POSYANDU Tina Yuli Fatmawati 1

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERAN KELUARGA DENGAN TINDAKAN MENDAPATKAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI DI

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR

ANALISIS PENGGUNAAN AIR BERSIH, MENCUCI TANGAN, MEMBUANG TINJA DENGAN KEJADIAN DIAREPADA BALITA

Suryo Pratikwo 1, Millatin Puspaningtyas 2, Dyah Retno Sukmaningrum 3 Poltekkes Prodi Keperawatan Pekalongan ABSTRACT

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

Andi Fatmawati (*), Netty Vonny Yanty (**) *Poltekkes Kemenkes Palu **RSUD Undata Palu

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG NUTRISI YANG DAPAT MENINGKATKAN PRODUKSI ASI DI BPS EDI SURYANINGRUM GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA

PENGETAHUAN IBU TENTANG PENANGGULANGAN DIARE DENGAN PENATALAKSANAAN DIARE BALITA USIA 1-5 TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI HEPATITIS B-0 DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-0 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG ALAI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

ABSTRAK GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008

PENGARUH PEMBERIAN ASI DAN SUSU FORMULA TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0 6 BULAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

UPAYA PENCEGAHAN DIARE PADA ANAK USIA TODDLER PREVENTION EFFORT OF DIARRHEA TO TODDLER

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

GAMBARAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN ISPA DI KELURAHAN KALIPANCUR SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per kelahiran hidup.

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yaitu 25 kematian per 1000

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

BAB I PENDAHULUAN. atau lendir. Diare dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu diare akut dan

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B 0-7 HARI

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI PUSKESMAS PAKUALAMAN YOGYAKARTA

LISA RAHMAYANTI BP

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS NORMAL 1-3 HARI TENTANG PEMBERIAN KOLOSTRUM DI RUANG NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

STUDI TENTANG DIARE DAN FAKTOR RESIKONYA PADA BALITA UMUR 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALASAN SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KEPEMILIKAN JAMBAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA JATISOBO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

Ika Endar Ariyana 1,Machmudah 2,

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Buku Kesesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Rancamanyar Baleendah Kabupaten Bandung

Hubungan antara perilaku ibu tentang kebersihan dan frekuensi kejadian Gastroentritis pada balita usia 1 3 tahun di RS Adi Husada Kapasari Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara berkembang dari pada negara maju. Di antara banyak bentuk

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR BALITA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

Sri Janatri* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

Transkripsi:

PERAN IBU DALAM UPAYA PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN KENALI ASAM BAWAH Tina Yuli Fatmawati Program Studi D3 Keperawatan, STIKes Baiturrahim Jambi E-Mail : tinayulifatmawati@yahoo.com ABSTRACT Background: In Indonesia, diarrheal diseases are a major cause of death after respiratory tract infection. There are 7 indicators relating to the prevention of diarrhea, : to give the baby exclusive breastfeeding, complementary feeding, using clean water, hand washing, use of latrines, Throw feces properly and immunization. The purpose of this study was to determine the role of mothers in the prevention of diarrhea in infants. Methods: This research method is a descriptive study, which aims to describe the characteristics of the mother, knowledge and PHBS mothers in the prevention of diarrhea in infants, this study was conducted in April-July 2016 in Kenali Asam Bawah, the population of all mothers with toddlers aged 1-5 years totaled 56. Analysis data using univariate. Results: The results obtained from 56 mothers who have children know the highest maternal age between 20-30 years old by 30 (53.6%), with a high school education 36 respondents (64.3), a good knowledge of (80.4%), respondents have PHBS :breastfeeding well at (82.1%), complementary foods well at (82.1%), use of latrines well (55.4%), immunization with both (100%). Keyword: Motherl characteristics, knowledge, Health behavior, Diarrhea Prevention Efforts PENDAHULUAN Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali bagi anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Maryunani, 2010). Diare atau dikenal dengan sebutan mencret sampai saat ini masih menjadi masalah masyarakat di Indonesia. Dari daftar urutan penyebab kunjungan Puskesmas/ Balai Pengobatan, hampir selalu terdapat dalam kelompok tiga penyakit utama ke Puskesmas. Angka kesakitannya adalah sekitar 200-400 kejadian diare diantara 1000 penduduk setiap tahunnya. Dengan demikian di Indonesia diperkirakan ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya, sebagian besar (70-80%) dari penderita ini adalah anak dibawah lima tahun (balita) (Suraatmaja, 2010). Sedangkan hasil Riskesdas 2013 menyebutkan kelompok umur balita adalah kelompok yang paling tinggi menderita diare, sedangkan untuk kelompok pekerja terbanyak adalah petani/nelayan/buruh. Lima provinsi dengan insiden tertinggi adalah Aceh (10,2%), Papua (9,6%), DKI Jakarta (8,9%), Sulawesi Selatan (8,1%) dan Banten (8,1%). Penyebab utama kematian akibat diare adalah tatalaksana yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana kesehatan. Salah satu upaya mencegah kasus diare adalah dengan berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). PHBS kelurga meliputi Pemberian ASI, makanan pendamping ASI, menggunakan air bersih yang cukup, mencuci tangan, menggunakan 58

jamban, membuang tinja bayi yang benar, pemberian imunisisi campak.(kemenkes RI, 2013). Dari 20 Puskesmas yang terdapat di Kota Jambi, jumlah kasus yang paling banyak terdapat di Puskesmas Putriayu, sedangkan jumlah kasus yang sedikit terdapat pada Puskesmas Kebun Andil Kelurahan Kenali Asam Bawah terletak di wilayah kerja Puskesmas Paal X Kota Jambi. Puskesmas Paal X merupakan peringkat ke-16 kasus Diare (dinkes 2015).Meskipun angka kejadian diare relatif rendah,namun sangat penting mengingat sebagian masyarakat di daerah tersebut masih memiliki kebiasaan melakukan aktifitas BAB di sungai, dan sebagian warga tidak memiliki jamban sehat. Kondisi ini diperkuat dari survey awal yang dilakukan peneliti mengenai upaya pencegahan diare pada balita dari 7 ibu yang memiliki Balita, terdapat 5 ibu tidak memahami penyebab diare, tidak tahu cara pencegahan diare, kurang tahu cara memelihara sarana air bersih dan jamban, masih melakukan aktifitas BAB di sungai, kadang-kadang tidak mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan untuk anaknya, Sedangkan 2 ibu sedikit mengetahui tanda-tanda diare, penyebab diare, komplikasi diare, tahu cara pencegahan diare dengan membiasakan cuci tangan sebelum menyiapkan makanan. Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti mengambil judul penelitian Peran Ibu dalam upaya Pencegahan Diare Pada Balita di Kelurahan Kenali Asam Bawah. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan studi deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu, pengetahuan dan peran ibu dalan upaya pencegahan diare pada balita meliputi pemberian ASI, makanan pendamping ASI, penggunaan jamban dan imunisasi. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kenali Asam Bawah, dengan populasi seluruh ibu yang mempunyai Balita usia 1-5 tahun berjumlah 56. Tehnik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling. Sedangkan tehnik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden. Analisis data dilakukan secara Univariat. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Karakteristik umur responden tertinggi berumur diantara 20-30 tahun sebanyak 30 responden (53.6%), terendah 31-45 th sebesar 26 responden (46.4%). 2. Karakteristik Pendidikan responden tertinggi adalah SMA yaitu 36 responden (64.3%), terendah Diploma yaitu 1 responden (1.8%), 3. Karakteristik pekerjaan responden tertinggi adalah ibu rumah tangga sebanyak 51 responden (91.1%),terendah petani yaitu 1 responden (1.8%). B. Analisis univariat 1. Gambaran Pengetahuan ibu Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan ibu tentang upaya pencegahan diare pada balita di Kel Kenali Asam Bawah Pengetahuan Frekuensi Persentase Baik 45 80.4 Kurang Baik 11 19.6 Tabel diatas disimpulkan sebagian besar ibu (80,4%) mempunyai pengetahuan yang baik tentang upaya pencegahan diare pada balita. Pengetahuan (Knowledge) merupakan hasil dari Tahu, dan ini 59

terjadi setelah orang melakukan pengindraaan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Kurniati, 2013, tentang upaya ibu dalam penanganan diare pada anak balita etnis Bima di wilayah kerja Puskesmas Paruga Kota Bima, hasil yang diperoleh pengetahuan ibu terdapat 73 orang (90,1%) memiliki pengetahuan tinggi sedangkan 8 orang (9,9%) memiliki pengetahuan rendah. Berbeda dengan penelitian Irawan, 2015 tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian diare pada balita di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Rajagaluh, Majalengka, ditemukan sebagian besar responden (50,8%) berpengetahuan kurang baik dalam penanganan diare pada balita. Hal ini dikarenakan latar belakang pendidikan ibu sehingga proses penerimaan informasi yang diterima ibu masih kurang. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi seseorang semakin mudah orang tersebut menerima informasi. Pada penelitian ini Pendidikan responden tertinggi adalah SMA yaitu 36 responden (64.3%) dan 1 orang Diploma. Pendidikan tinggi pada responden merupakan modal dalam proses penyerapan ilmu/penerimaan informasi, sehingga menyebabkan tingginya pengetahuan responden tentang Diare (80,4% ). Tingginya pengetahuan responden juga bisa disebabkan karena sebelumnya responden telah mengalami kejadian diare pada balitanya, sehingga responden memiliki pengalaman yang mempengaruhi pengetahuannya. 2. Gambaran PHBS Ibu berdasarkan pemberian ASI Tabel 2. Distribusi Frekuensi PHBS Ibu berdasarkan pemberian ASI di Kel Kenali Asam Bawah Pemberian Frekuensi Persentase ASI Baik 46 82.1 Kurang Baik 10 17.9 Tabel diatas menjelaskan bahwa sebagian besar responden berperilaku baik dalam pemberian ASI yaitu sebesar 83,1%. Namun demikian pada penelitian ini ditemukan masih banyak ibu yang berperilaku kurang baik dalam pemberian ASI, yaitu ibu memberikan ASI kurang dari 2 tahun yaitu sebanyak 14 orang (25%) dan hanya 58,9% ibu yang memberikan ASI saja (tanpa tambahan makanan) sampai usia 6 bulan. Sejalan dengan penelitian Irawan, 2015 tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian diare pada balita di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Rajagaluh,Majalengka, diperoleh hasil responden yang memberikan ASI kurang dari 2 tahun sebesar 24 orang (36,9%), Kejadian diare pada bayi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain memberikan MP-ASI sebagai selingan ASI atau tidak memberikan ASI sama sekali kepada bayi yang belum berusia 6 bulan keatas dan menggantikannya dengan pemberian susu formula. Pemberian ASI pada bayi akan memberikan kekebalan kepada bayi terhadap berbagai macam penyakit, karena ASI adalah cairan yang mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, jamur dan parasit. Oleh karena itu, dengan adanya zat anti infeksi dari ASI, maka bayi yang mendapat ASI dapat 60

terlindung dari penyakit-penyakit termasuk diare. Banyaknya ibu yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang pemberian ASI akan sangat mendukung kesehatan bayi sehingga mencegah terjadinya diare. 3. Gambaran PHBS Ibu berdasarkan makanan pendamping ASI Tabel 3. Distribusi Frekuensi Ibu berdasarkan Makanan Pendamping ASI di Kel Kenali Asam Bawah MP ASI Frekuensi Persentase Baik 46 82.1 Kurang 10 17.9 Baik Berdasarkan tabel diatas diketahui sebagian besar responden memiliki PHBS berdasarkan makanan pendamping ASI dengan hasil baik yaitu 46 orang (82.1%), sedangkan hasil kurang baik sebesar 10 orang ( 17.9%). Namun masih banyak ibu yang memberikan makan pendamping selain ASI sejak usia kurang dari 6 bulan yaitu sebesar 46,4%. MP-ASI harus diberikan sesuai umur, adekuat, aman serta cara pemberian yang tepat. (IDAI,2010). Kejadian diare pada bayi disebabkan karena kesalahan dalam pemberian makan, dimana bayi sudah diberi makan selain ASI sebelum berusia 6 bulan. Perilaku tersebut sangat beresiko bagi bayi untuk terkena diare karena pencernaan bayi belum mampu mencerna makanan selain ASI, bayi kehilangan kesempatan untuk mendapatkan zat kekebalan yang hanya dapat diperoleh dari ASI serta adanya kemungkinan makanan yang diberikan bayi sudah terkontaminasi oleh bakteri karena alat yang digunakan untuk memberikan makanan atau minuman kepada bayi tidak steril. (Suharyono, 2008). Untuk itu disarankan kepada petugas kesehatan agar dapat memberikan informasi/konseling kepada ibu tentang pencegahan diare terutama harus memberhatikan dengan seksama dalam pemberian makanan pendamping ASI. 4. Gambaran PHBS Ibu berdasarkan Penggunaan Jamban Tabel 4. Distribusi Frekuensi PHBS Ibu berdasarkan Penggunaan Jamban di Kel Kenali Asam Bawah Penggunaan Jamban Frekuensi Persentase Baik 31 55.4 Kurang Baik 25 44.6 Berdasarkan tabel, diketahui sebagian besar responden memiliki PHBS berdasarkan penggunaan jamban dengan hasil baik yaitu 31 orang (55.4%), sedangkan hasil kurang baik sebesar 25 orang ( 44.6%). Masih cukup banyak responden yang berperilaku kurang baik terutama dalam penggunaan jamban, seperti membersihkan jamban ketika kotor saja (26,8 5), kondisi lantai kamar mandi kurang bersih dan licin(10,7%), meletakkan popok/celana bekas tinja anak saya di lantai kamar mandi (37,5%). Pembuangan kotoran manusia merupakan masalah pokok karena kotoran manusia adalam sumber penyebaran penyakit, salah satunya diare. Penggunaan jamban mempunyai dampak yang sangat besar dalam penularan penyakit diare. Sejalan dengan penelitian Tri Bintoro, 2010, tentang hubungan antara sanitasi lingkungan dengan kejadian diare di Kec. Jatipuro,Karanganyar, dihasilkan 61

masih terdapat 38,2% responden menunjukkan kebersihan jamban yang kurang bersih. Pada penggunaan jamban, hal yang harus diperhatikan oleh keluarga adalah keluarga harus memiliki jamban yang memenuhi syarat kesehatan seperti jamban harus bersih, tidak licin dan harus dibersihkan setiap hari. Jamban harus memiliki septik tank. Pada keluarga yang tidak mempunyai jamban harus membuat jamban yang memenuhi syarat kesehatan. 5. Gambaran PHBS Ibu berdasarkan Pemberian imunisasi Tabel 5. Distribusi Frekuensi PHBS ibu berdasarkan Pemberian imunisasi di Kel Kenali Asam Bawah Pemberian imunisasi Frekuensi Persentase Baik 56 100 Kurang Baik 0 0 Dari data diatas diketahui seluruh responden memahami pentingnya Imunisasi, namun demikian perlu ditekankan kembali penyuluhan oleh tenaga kesehatan tentang pentingnya imunisasi serta peningkatan pemahaman ibu tentang manfaat imunisasi. Seperti halnya imunisasi campak pada bayi sangat penting untuk mencegah agar bayi tidak terkena penyakit campak. Karena anak yang sakit campak sering disertai diare, sehingga pemberian imunisasi campak juga dapat mencegah penyakit diare. (Kemenkes RI, 2013). SIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan: 1. Sebagian besar Responden memiliki pengetahuan baik sebesar 45 orang (80.4%). 2. Responden memiliki PHBS berdasarkan pemberian ASI dengan hasil baik yaitu 46 orang (82.15). 3. Responden memiliki PHBS berdasarkan makanan pendamping ASI dengan hasil baik yaitu 46 orang (82.1%). 4. Responden memiliki PHBS berdasarkan pemberian imunisasi dengan hasil baik yaitu 56 orang (100%). 5. Responden memiliki PHBS berdasarkan penggunaan jamban dengan hasil baik yaitu 31 orang (55.4%), sedangkan hasil kurang baik sebesar 25 orang ( 44.6%). SARAN Bagi petugas kesehatan khususnya di Puskesmas Paal X kota Jambi, agar lebih meningkatkan frekuensi penyuluhan tentang pencegahan diare serta penanganannya secara terus menerus dan berkesinambungan baik melalui penyuluhan dengan menggunakan leaflet atau kunjungan kerumah secara langsung untuk mengetahui masalah yang dihadapi masyarakat terutama masalah kesehatan pada balita. Bagi Masyarakat/ Khususnya ibu Yang Memiliki Balita agar dapat memperbaiki /menerapkan dan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di tatanan rumah tangga. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Penerbit Rineka Cipta. Maryunani, Anik, 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Penerbit Trans Info Media. 62

Notoadmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Penerbit PT. Rineka Cipta.. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Penerbit PT. Rineka Cipta.. 2012. Perilaku Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Penerbit PT. Rineka Cipta. Irawan,Ade Tedi, 2015. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian diare pada balita di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Majagaluh,Majalengka Kemenkes RI, Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, Jakarta Kemenkes RI, 2013, Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare,Jakarta Kemenkes RI, 2013, Riset Kesehatan Dasar,Jakarta Kristiyanasari, Weni, 2011. Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Penerbit Nuha Medika. Yogyakarta. Kurniati, 2013, Upaya ibu dalam penanganan diare pada anak balita etnis Bima di wilayah kerja Puskesmas Paruga Kota Bima, jurnal diakses, Agustus 2016. Kyle,Terri dan Susan C, 2016, Buku Ajar Keperawatan Pediatrik vol 2, Peneribit EGC Racmat, Ari, 2012. Pengobatan Diare. Dalam http://pengobatandiare.html. (Diakses tanggal 10 Maret 2015). Riyanto, Agus, 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Nuha Medika. Yogyakarta. Rukiyah, Yeyeh Ai, 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Penerbit CV. Trans Info Media. Sodikin, 2011. Asuhan Keperawatan Anak : Gangguan Sistem Gastrointestinal dan Hepatobilier. Salemba Medika. Jakarta. Suraatmaja, S. 2010. Gastroenterologi Anak. Sagung Seto. Denpasar Tri Bintoro, 2010. Hubungan antara sanitasi lingkungan dengan kejadian diare di Kec. Jatipuro,Karanganyar, Skripsi, diakses Agustus 2016. 63