V. SIMPULAN DAN SARAN. penelitian tindakan kelas VII G SMP Negeri 12 Bandar Lampung semester genap

dokumen-dokumen yang mirip
V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. siswa. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN. demi peningkatan kualitas maupun kuantitas prestasi belajar peserta didik,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil hipotesis dan pembahasan hasil penelitian dapat

V. SIMPULAN DAN SARAN. penelitian tindakan kelas XI IPS SMA DCC Global Bandar Lampung Tahun. Pelajaran dapat disimpulkan sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemampuan bertanya menjadi hal yang penting bagi siswa, karena

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan dan berpusat pada siswa. Siswa antusias mengacungkan. merayakan keberhasilan mereka, bertukar informasi, dan saling

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Dari hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan, maka kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

I. PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan

I. PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi dengan menggunakan konsep-konsep

T, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi antar bangsa, sehingga menuntut adanya pengembangan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ardi, 2013

I. PENDAHULUAN. Perasaan kurang minat dan susah mengerti akan suatu mata pelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk. Meski

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

I. PENDAHULUAN. jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Sesuai dengan permasalahan yang dikaji, maka hasil penelitian ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya

I. PENDAHULUAN. selama ini pada semester ganjil tahun pelajaran menunjukan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan keputusan dengan cepat dan tepat waktu (frinaldi dan embi, 2011).

PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL INKUIRI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN BERPIKIR KRITIS 1) Oleh. Fauziyah 2), Sudjarwo 3), Pargito 4)

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan. Aktivitas belajar dapat merangsang siswa terlibat secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah (UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

BAB III. METODE PENELITIAN. prosedur penelitian, desain operasional tindakan, tehnik pengumpulan data, tehnik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus

BAB I PENDAHULUAN. Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memuat 9

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Karena, kreativitas belajar dapat melatih siswa untuk tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, pendidikan merupakan ujung tombak pengembangan sumber daya

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

BAB I PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, sistem penilaian dan pengelolaan pendidikan. Pembenahan semua komponen pendidikan, pada tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran sains merupakan ilmu pengetahuan yang diajarkan kepada siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. A. Kesimpulan

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan kegiatan pembelajaran IPA dengan pendekatan pembelajaran

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SISWA

I. PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan salah satu Tujuan

I. PENDAHULUAN. pendidikan terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar yang dialami siswa. ditandai dengan adanya perubahan seperti di atas.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini masih banyak guru IPA yang hanya menyampaikan materi dari buku

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam proses pembelajaran ditentukan oleh bagaimana seorang

I. PENDAHULUAN. permasalahannya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Konsep dan prinsip

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

I. PENDAHULUAN. mempelajari fenomena alam dan segala sesuatu yang terjadi di alam. IPA

I. PENDAHULUAN. Rumpun ilmu IPA erat kaitannya dengan proses penemuan, seperti yang. dinyatakan oleh BSNP (2006: 1) bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Kesimpulan Kreativitas mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. keberanian, siswa akan senantiasa untuk mau mencoba hal-hal yang baru,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENERAPAN METODE DRILLS BERBASIS MULTIMEDIA UNTUKMENINGKATKANHASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SMPN 2 BANDA ACEH

I. PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai berperan penting

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES¹ )

dan Refleksi. Adapun silkus tindakan dapat digambarkan sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. siswa memahami materi yang diajarkannya, sangat sesuai dengan kurikulum 2013.

I. PENDAHULUAN. sebagai alat bantu dalam kehiduan sehari-hari. Standar Kompetensi kelas V. pelajaran matematika SD/MI adalah :

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional adalah. diharapkan dapat memberikan perhatian secara langsung terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep

BAB 1 PENDAHULUAN. Gejala umum yang terjadi pada peserta didik saat ini adalah malas berpikir

I. PENDAHULUAN. Setiap siswa mempunyai cara yang berbeda dalam mengkonstruksikan

I. METODE PENELITIAN. dilaksanakan dalam kawasan sebuah kelas untuk memperbaiki dan meningkatkan

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI KOMIK BERBASIS BUDAYA LOKAL ANGKET SISWA

I. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu wadah pembentukan sumber daya manusia agar berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak faktor. Salah satunya adalah kemampuan guru menggunakan desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menuntut guru lebih inovatif dalam merancang pembelajaran, artinya

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

1. PENDAHULUAN. Diantara banyak siswa menganggap mata pelajaran fisika adalah satu bidang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas atau biasa disebut dengan class room action research

Transkripsi:

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan temuan dan interprestasi analisis serta pembahasan pelaksanaan penelitian tindakan kelas VII G SMP Negeri 12 Bandar Lampung semester genap Tahun Pelajaran 2013-2014 dapat disimpulkan sebagai berikut.. 1. Model pembelajaran inkuiri sosial yang digunakan pada kegiatan pembelajaran terbukti dapat meningkatkan kreativitas belajar peserta didik karena dengan model pembelajaran inkuiri sosial peserta didik menjadi lebih aktif, pembelajaran berpusat pada peserta didik, peserta didik terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. Peningkatan tersebut dapat diketahui perkembangannya melalui 5 indikator sikap kreativitas sebagai berikut: skor untuk indikator rasa ingin tahu dari siklus 1 hingga siklus 3 mengalami peningkatan. Pada siklus 1 (63%) ke siklus 2 (77%) terjadi peningkatan sebesar 14%, sedangkan dari siklus 2 (77%) ke siklus 3 (80%) terjadi peningkatan sebesar 3%. Sehingga terjadi rata-rata peningkatan sebesar 8,5%, skor untuk indikator bersikap imajinatif dari siklus 1 (62%) ke siklus 2 (72%) terjadi peningkatan sebesar 10%, sedangkan dari siklus 2 (72%) ke siklus 3 (76%) terjadi peningkatan sebesar 4%. Sehingga terjadi rata-rata peningkatan sebesar 12%, untuk indikator tertantang majemuk juga

217 mengalami peningkatan. Pada siklus 1 (60%) ke siklus 2 (75%) terjadi peningkatan sebesar 15%, sedangkan dari siklus 2 (75%) ke siklus 3 (77%) terjadi peningkatan sebesar 2% dan rata- rata peningkatan sebesar 8,5%. Indikator berani mengambil resiko mengalami peningkatan, pada siklus 1 (58%) ke siklus 2 (73%) terjadi peningkatan sebesar 15%, sedangkan dari siklus 2 (73%) ke siklus 3 (77%) terjadi peningkatan sebesar 4% terjadi ratarata peningkatan sebesar 9,5%, untuk indikator sikap menghargai juga mengalami peningkatan, terlihat pada siklus 1 (64%) ke siklus 2 (78%) terjadi peningkatan sebesar 14%, sedangkan dari siklus 2 (78%) ke siklus 3 (80%) terjadi peningkatan sebesar 2% sehingga terjadi rata-rata peningkatan sebesar 8%. Hasil observasi menunjukkan bahwa dari siklus I, II dan siklus III peserta didik telah memiliki kreativitas yang baik sehingga penelitian tindakan ini dihentikan. Peningkatan kreativitas peserta didik baik dari segi jumlah peserta didik maupun dari jumlah skor yang diperoleh pada siklus III membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran inkuiri sosial di kelas VII G SMP Negeri 12 Bandar Lampung telah mencapai indikator yang diharapkan yaitu 75%. 2. Demikian pula penggunaan model inkuiri sosial pada pembelajaran IPS juga dapat meningkatkan berpikir kritis peserta didik. Peningkatan tersebut dapat diketahui perkembangannya melalui 5 indikator berpikir kritis sebagai berikut: pada siklus I hasil berpikir kritis belajar peserta didik belum mencapai indikator keberhasilannya. Dapat dilihat pada indikator bertanya

218 dan menjawab skor yang dicapai siklus I (65%), pada siklus II naik menjadi (76%), pada siklus III berpikir kritis belajar peserta didik semakin meningkat menjadi (80%) dan rata-rata peningkatan pada indikator ini sebesar 7%. Indikator kedua yaitu mempertimbangkan sumber dapat dipercaya atau tidak pada siklus I skor (63%), siklus II (76%) dan pada siklus ketiga (80%), ratarata peningkatan sebesar 8,5%. Indikator ketiga yaitu membuat dan menentukan hasil pertimbangan di siklus I skor (55%), siklus II (76%) dan pada siklus III skor mencapai (80%), rata-rata peningkatan 12%. Indikator keempat mendefinisikan dan mempertimbangkan istilah pada siklus I skor yang dicapai (63%), siklus II skor menjadi (74%), dan pada siklus III naik menjadi (80%), rata-rata peningkatan sebesar 8,5%. Indikator kelima berinteraksi dengan orang lain, siklus I skor (67%), siklus II skor menjadi (75%) dan pada siklus III skor meningkat menjadi (80%), rata-rata peningkatan untuk indikator ini sebesar 6%. Siklus III peningkatan kreativitas dan berpikir kritis baik dari segi jumlah maupun skor peserta didik telah mencapai indikator yang diharapkan yaitu 75%, sehingga penelitian tindakan ini dihentikan. Penggunaan model pembelajaran inkuiri sosial dalam proses pembelajaran dapat menumbuhkan kreativitas dan berpikir kritis peserta didik kelas VII G SMP Negeri 12 Bandar Lampung. Meskipun hasil peningkatan kreativitas dan berpikir kritis peserta didik belum berimbang dengan peningkatan kemampuan pendidik dalam pelaksanaan pembelajaran.

219 3. Penggunaan model pembelajaran inkuiri sosial juga dapat membuat guru lebih reaktif (Reactive Teaching) dalam proses pembelajaran. Guru yang reaktif berarti menjadikan peserta didik sebagai pusat kegiatan belajar, selalu berupaya membangkitkan motivasi belajar peserta didik dengan membuat materi pembelajaran sebagai sesuatu hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan peserta didik, mengenali materi atau metode pembelajaran yang membuat peserta didik bosan, bila hal tersebut ditemui maka segera mencari cara untuk menanggulangi dan menyelesaikannya. 5.2 Saran Berdasarkan simpulan yang telah disampaikan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut. 1. Kepada pendidik dapat meningkatkan kompetensi pendidik, dapat menggunakan inkuiri sosial dalam proses pembelajaran sebagai salah satu alternatif dalam meningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. 2. Hendaknya meningkatkan kemampuan pribadi, khususnya berkenaan dengan penggunaan teknologi dalam pembelajaran, sehingga dapat mengimbangi kemajuan teknologi dibidang pendidikan. 3. Bagi peserta didik agar dapat membangkitkan semangat dalam belajar khususnya berkenaan dengan kreativitas yang berasal dari dalam diri sendiri misalnya memiliki tujuan atau cita-cita tinggi untuk menjadi sukses dimasa depan. 4. Bagi sekolah inkuiri sosial dapat memberikan suatu solusi untuk meningkatkan kreativitas, berpikir kritis, dan prestasi belajar peserta didik.

220 Sehingga dapat meningkatkan kualitas peserta didik sekaligus akan meningkatkan kualitas sekolah tersebut. 5. Memberikan dorongan kepada para pendidik untuk meningkatkan kualitas serta kemampuan khususnya dalam bidang informasi dan teknologi sehingga dapat menggunakan inkuiri sosial dalam proses pembelajaran. 6. Melengkapi fasilitas yang dibutuhkan para pendidik khususnya sarana dan prasarana pembelajaran. Selain itu, menciptakan hubungan kerja yang harmonis dan kekeluargaan. 7. Mengadakan pendidikan dan latihan untuk meningkatkan kualitas serta kemampuan pendidik dalam pembelajaran, atau mengirimkan para pendidik sebagai peserta bila ada pendidikan dan latihan dari pemerintah dan swasta.