Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes MODUL MATERI INTI. 1 DASAR-DASAR ADMINISTRASI KESEHATAN

dokumen-dokumen yang mirip
Rencana Induk Pengembangan E Government Kabupaten Barito Kuala Sistem pemerintahan daerah disarikan dari UU 32/2004 tentang

APA ITU DAERAH OTONOM?

PEMERINTAHAN DAERAH. Harsanto Nursadi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI, DAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI, DAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 38 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 38 TAHUN 2007 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. daerah (dioscretionary power) untuk menyelenggarakan pemerintahan sendiri

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

Panduan diskusi kelompok

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. diserahkan kepadanya. Dengan demikian, pemerintah daerah tidak sekedar

NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN. Pasal 6 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 bahwa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Mata Kuliah Kewarganegaraan OTONOMI DAERAH. Modul ke: Panti Rahayu, SH, MH. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

4. Apa saja kendala dalam penyelenggaraan pemerintah? dibutuhkan oleh masyarakat? terhadap masyarakat?

Pendidikan Kewarganegaraan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN REMBANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

OTONOMI DAERAH PERTEMUAN 7

2012, No , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KERANGKA NASIONAL PENG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH

BAB II SISTEM PEMERINTAH DAERAH & PENGUKURAN KINERJA. Daerah. Reformasi tersebut direalisasikan dengan ditetapkannya Undang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 2 TAHUN 2008

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA NASIONAL PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMERINTAHAN DAERAH

Pembagian Urusan Pemerintah Dalam Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA NASIONAL PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMERINTAHAN DAERAH

Banyak ahli yang memberikan definisi tentang manajemen, diantaranya:

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PEMERINTAHAN DAERAH DESENTRALISASI, DEKONSENTRASI, TUGAS PEMBANTUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

!"#!$%!&'&()!(*!!(!(''&!!*!)+,!-!'./

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG

PEMBAGIAN KEKUASAAN SECARA VERTIKAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

UNDANG-UNDANG TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH. No 23 Tahun 2014 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2009

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

RINA KURNIAWATI, SHI, MH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PEMBIAYAAN UPAYA KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertimbangan yang mendasari terbitnya Undang-Undang Nomor 23

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Modul ke: Otonomi Daerah. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH KOTA MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DALAM LINGKUP KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA TUAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA KOTAMOBAGU DI PROVINSI SULAWESI UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MAKALAH PEMERINTAHAN DAERAH. Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Sistem Pemerintahan Daerah Dosen : Daliha, S.IP., M.Si.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA GUNUNGSITOLI DI PROVINSI SUMATERA UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA GUNUNGSITOLI DI PROVINSI SUMATERA UTARA

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 7 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 31 TAHUN 2007 (31/2007) TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TUAL DI PROVINSI MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2001 TENTANG PELAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang menganut sistem

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pelayanan menjadi bahasan yang penting dalam penyelenggaraan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KABUPATEN BANYUMAS

Modul ke: OTONOMI DAERAH. 12Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

MODUL MATERI INTI. 1 DASAR-DASAR ADMINISTRASI KESEHATAN I. DESKRIPSI SINGKAT Seorang administrator kesehatan seyogyanya menguasai dasardasar administrasi kesehatan. Administrasi kesehatan mempunyai 2 dimensi penting, yaitu dimensi praktis dan dimensi teoritis; kajian sebagai ilmu dan aplikasinya di lapangan, bagaimana ilmu administrasi kesehatan di terapkan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Ruang lingkup administrasi kesehatan sangat luas dan kompleks. Seseorang administrator kesehatan harus mampu memahami atau menguasai tujuan fungsi dan perangkat administrasi, namun sekaligus harus memahami makna pelayanan kesehatan sebagai pelayanan ilmu dan teknologi kesehatan. Seorang adminstrator kesehatan yang ideal dapat menyebabkan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien dalam penggunaan sumber daya, mudah terjangkau masyarakat, dan pelayananan kesehatan yang diberikan berkualitas dan dapat dipertanggung jawabkan. II. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami dasar-dasar administrasi kesehatan. B. Tujuan pembelajaran khusus Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan pengertian administrasi kesehatan. 2. Menjelaskan lingkup garapan administrasi kesehatan. 3. Menjelaskan manfaat administrasi kesehatan. 4. Menjelaskan hubungan administrasi kesehatan dan otonomi daerah. Pusdiklat SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 1

III. POKOK BAHASAN dan SUB POKOK BAHASAN Pokok bahasan materi ini meliputi: Pokok bahasan 1. Pengertian administrasi kesehatan. Pokok bahasan 2. Lingkup garapan administrasi kesehatan. Pokok bahasan 3. Manfaat administrasi kesehatan. Pokok bahasan 4. Hubungan administrasi kesehatan dan otonomi daerah. IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN Berikut merupakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran. a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjajagi tingkat pengetahuan peserta. b. Fasilitator menjelaskan mengenai pengertian administrasi kesehatan dan menanyakan pada beberapa peserta beberapa pengertian lainnya. c. Fasilitator bertanya dan mendiskusikan tentang ruang lingkup administrasi kesehatan, bertanya mengenai pelayanan kesehatan yang bermutu, bertanya beberapa definisi sehat pada peserta. d. Fasilitator bertanya pada peserta mengenai manfaat administrasi kesehatan dan mendiskusikannya bersama-sama. e. Fasilitator bertanya apakah ada hal-hal yang mash belum jelas. f. Fasilitator mendiskusikan mengenai UU otonomi daerah, serta hubungannya dengan seorang administrator kesehatan. V. URAIAN MATERI Pokok Bahasan 1. PENGERTIAN ADMINISTRASI KESEHATAN Administrasi kesehatan memiliki 2 dimensi penting; yaitu dimensi teoritis dan dimensi praktis. Dimensi teoritis mengedepankan kajian filosofis dan teoritis administrasi kesehatan sebagai ilmu; sedangkan kajian praktis mengedepankan kajian riil dan praktis aplikasi administrasi kesehatan. Pusdiklat SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 2

Dalam mempelajari administrasi kesehatan, seorang Administrator Kesehatan tidak cukup hanya dengan memahami dan menghafal Fungsi Manajemen misalnya POAC (George R.Terry), POCC (Henry Fayol), POSCORB (Luther Gullick) dan POSDC (Koontz Donnell) Akan tetapi untuk benar-banar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Administrator Kesehatan juga perlu memahami masalah teknologi sistem kesehatan dengan subsistem pelayanan dan pembiayaan serta perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi program kesehatan. Membahas dasar-dasar administrasi kesehatan berarti membahas batasan, unsur, ruang lingkup serta manfaat dan aplikasinya. Beberapa batasan yang perlu diketahui: a. Administrasi Berasal dari bahasa Latin: Ad = pada dan Ministare = Melayani; Administrasi = Memberi pelayanan kepada... Dewasa ini terdapat banyak definisi administrasi diantaranya: Administrasi adalah kombinasi antara pengambilan keputusan dengan pelaksanaan keputusan tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Robert D.Calkins) Administrasi ialah upaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan mempergunakan orang lain. (George R. Terry) Administrasi ialah upaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menciptakan lingkungan kerja yang menguntungkan. (Koontz O Donnell). Administrasi adalah kegiatan kerjasama secara rasional yang tercermin pada pengelompokan kegiatan menurut fungsi yang dilakukan. (Dwight Waldo) Administrasi adalah upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan orang lain. (George R.Terry) Administrasi adalah suatu proses dengan mana upaya untuk mencapai tujuan tertentu dapat dilaksanakan dan diawasi. (Social Science Encyclopedia) Pusdiklat SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 3

b. Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk menguatkan, memelihara, mencegah ataupun mengobati masyarakat; sedangkan yang dilayankan adalah ilmu dan teknologi kesehatan. c. Sehat Pengertian sehat mengalami banyak perubahan. Pengertian sehat sakit tak dapat digambarkan sebagai hitam atau putih; artinya masih banyak orang yang berpendapat bahwa kalau seseorang tidak sakit berarti sehat; padahal kita tahu bahwa orang tidak sakit belum tentu atau tidak otomatis sehat. Oleh karena itu berkembang konsep sehat obyektif dan sehat subyektif. Konsep ini digunakan untuk menjawab pertanyaan Berapa sehatkah orang yang merasa sehat? Sementara itu sejak konsep Cartesian (1700) definisi sehat mengalami beberapa kali perubahan. Cartesian: Sehat berarti tidak ditemukan adanya disfungsi organ tubuh. Dokter hanya mengobati organ tubuh yang sakit sedangkan roh dan jiwa bukan urusan dokter, melainkan urusan agama dan gereja. Setelah kuman penyebab penyakit ditemukan, definisi sehat berbeda, yaitu apabila setelah diteliti dengan seksama tidak ditemukan bibit penyakit, maka orang tersebut sehat. Sehat adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dengan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya (Perkins 1938). Sehat menurut WHO 1947 dan dalam UU pokok Kesehatan nomor: 9 tahun 1960 yaitu sehat meliputi keadaan fisik, mental dan sosial dan bukan hanya terbebas dari penyakit dan kelemahan. Sehat adalah suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dipunyainya. (WHO -1957) Sehat adalah keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda penyakit atau kelainan. (White 1977) Pusdiklat SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 4

Definisi sehat WHO, 1988 seperti tertera dalam UU kesehatan nomor: 23 tahun 1992, yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal serta dapat membawa setiap individu dalam masyarakat untuk mencapai hidup sehat dan produktif secara sosial dan ekonomis. Canada: sehat adalah alat/sarana hidup sehari-hari yang memungkinkan seseorang hidup produktif, definisi ini sekarang banyak dianut di banyak negara. Jadi administrasi kesehatan pada dasarnya adalah perpaduan atau penggunaan ilmu dan teknologi administrasi dalam pelayanan kesehatan. Atau penerapan pelayanan ilmu dan teknologi kesehatan agar pelayanan kesehatan yang diberikan menjadi lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan kesehatan masyarakat agar bisa hidup produktif. Unsur-unsur dalam Administrasi Kesehatan yaitu: Fungsi administrasi, Perangkat administrasi dan Tujuan administrasi Kesehatan. Fungsi Administrasi Kita mengenal berbagai ragam pembagian fungsi administrasi, antara lain: George R.Terry: membedakan fungsi administrasi menjadi 4 macam yaitu Perencanaan/planning, Pengorganisasian/ Organizing, Penggerakan/Actuating dan Pengawasan/ Controlling POAC Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat membedakan fungsi administrasi atas enam macam yakni perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), pengawasan (controlling), pengkoordinasian (coordinating) dan penilaian (evaluation). Freeman membedakan fungsi administrasi atas enam macam yakni perencanaan (planning), penggerakan (actuating), pengkoordinasian (coordinating), bimbingan (guidance), membebaskan (freedom) dan pertanggungjawaban (responsibility). Barton membedakan fungsi administrasi atas delapan macam yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian Pusdiklat SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 5

(organizing), penyusunan staff (staffing), penyusunan anggaran belanja (budgeting), pelaksanaan (implementing), pengkoordinasian (coordinating), pelaporan (reporting) dan penilaian (evaluation). Luther M. Gullick membedakan fungsi administrasi atas 7 macam yakni perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan staff (staffing), pengarahan (directing), pengkoordinasian (coordinating), pelaporan (reporting), dan penyusunan anggaran belanja (budgeting). Fungsi administrasi menurut Gullick ini dikenal dengan POSDCORB. Hendry Fayol membedakan fungsi administrasi atas 5 macam yakni perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), perintah (commanding), pengkoordinasian (coordinating) dan pengawasan (controlling). Dikenal dengan singkatan POCCC Departemen Kesehatan membedakan fungsi administrasi kesehatan dalam 3 P yaitu, Perencanaan (P1), Penggerakan Pelaksanaan (P2) dan Pengawasan, Penilaian dan Pengendalian (P3). Perangkat/tools Dalam public administration untuk organisasi non profit dikenal 4 perangkat administrasi yaitu: Man, Money, Material dan Method; sedangkan dalam Bussiness Administration ditambah 2 M lagi, yaitu Machine dan Market. Pokok Bahasan 2. RUANG LINGKUP ADMINISTRASI KESEHATAN Ruang lingkup administrasi kesehatan sangat luas dan kompleks. Seseorang yang akan menjadi Administrator Kesehatan harus mampu memahami atau menguasai tujuan fungsi dan perangkat administrasi namun sekaligus memahami makna pelayanan kesehatan sebagai pelayanan ilmu dan teknologi kesehatan dalam mencapai tujuan pembangunan seperti yang digariskan pada UU nomor: 23 tahun 1992 serta visi pembangunan kesehatan yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Kesehatan Indonesia Sehat 2010. Sementara itu masih perlu diperhatikan bagaimana melaksanakan paradigma sehat dalam era desentralisasi. Pusdiklat SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 6

Secara sederhana ruang lingkup administrasi kesehatan meliputi: a. Fungsi administrasi Kegiatan disini meliputi semua kegiatan administrasi seperti, perencanan, pengorganisasian, koordinasi, penyusunan anggaran dan pengawasan serta perencanaan berikutnya. Demikian seterusnya, berulang-ulang dan berkesinambungan yang oleh Marry Arnold digambarkan dalam bentuk hubungan spiral yang terus menerus. b. Sistem kesehatan itu sendiri Sistem kesehatan tidak lain adalah kumpulan dari berbagai faktor yang kompleks dan saling berhubungan yang terdapat pada suatu negara dan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok serta masyarakat pada setiap saat. Sistem kesehatan mencakup atas 2 subsistem, yaitu subsistem pelayanan kesehatan dan subsistem pembiayaan kesehatan. Untuk dapat terselenggaranya upaya kesehatan yang baik, kedua subsistem ini perlu ditata dan dikelola dengan sebaikbaiknya. Seorang administrator kesehatan seyogyanya tidak hanya merencanakan dan melaksanakan program-program kesehatan saja, tetapi juga piawai menganalisa keberhasilan programprogram kesehatan yang diperoleh dari laporan-laporan yang masuk, sehingga diperlukan adanya sistem informasi kesehatan yang memadai. Seorang administrator kesehatan yang baik dapat menyebabkan tersedianya dan terselenggaranya upaya kesehatan sedemikian rupa, sehingga dengan masukan yang sekecil-kecilnya diperoleh keluaran yang sebesar-besarnya. Seorang administrator kesehatan selalu berprinsip optimalisasi, efisien dan efektif. Pokok Bahasan 3. MANFAAT ADMINISTRASI KESEHATAN Apabila Administrasi Kesehatan dilaksanakan dengan baik dan benar, manfaat yang diperoleh adalah: a. Meningkatnya efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya dan dana yang masih sangat terbatas. Pusdiklat SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 7

b. Membuat pelayanan kesehatan dapat menjawab kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkesinambungan. c. Membuat pelayanan kesehatan mudah terjangkau oleh masyarakat, mendorong pemerataan dalam pelayanan kesehatan dengan demikian diharapkan dapat memenuhi harapan bahwa kesehatan adalah Hak Azasi Manusia. Pokok Bahasan 4. HUBUNGAN ADMINISTRASI KESEHATAN DAN OTONOMI DAERAH. Dalam melaksanakan amanat rakyat Indonesia yang tertuang dalam TAP MPR RI tahun 1998 telah digulirkan desentralisasi kekuasaan pemerintahan. Telah diundangkan UU nomor. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU nomot. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Berbagai peraturan pemerintah juga telah ditetapkan, sehingga mau tidak mau, suka tidak suka, siap atau tidak siap pelaksanaan desentralisasi dimulai 1 Januari 2001. Hal ini memberikan konsekuensi perubahan luas dan cukup mendasar pada penerapan administrasi kesehatan. Bagi Administrator Kesehatan, khususnya administrator kesehatan di tingkat propinsi dan kabupaten/kota sangat meningkat peranannya, sebaliknya di tingkat pusat. Di era desentralisasi seorang administrator kesehatan disamping memahami dasar-dasar administrasi kesehatan, sistem kesehatan, pendekatan sistem dan organisasi juga perlu memahami kebijakan baru tentang kesehatan yang dilandasi oleh 4 kebijakan dasar yaitu: a. Paradigma sehat (15 September 1998). b. Gerakan pembangunan berwawasan kesehatan (1 Maret 1999). c. Rencana Pembangunan Kesehatan Indonesia Sehat 2010 (1 Maret 1999). d. Kesehatan itu adalah Hak Azasi Manusia (November 2000). Disamping itu, seorang Administrator Kesehatan harus pula memahami UU nomor. 22 tahun 1999 dan UU nomor. 25 tahun 1999 serta PP nomor. 25 tahun 2000 yang erat kaitannya dengan pelaksanaan otonomi daerah/desentralisasi kesehatan. Pusdiklat SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 8

Dalam UU nomor. 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah disebutkan: Pemerintahan daerah ialah penyelenggaraan pemerintah daerah otonom oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut azas desentralisasi. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom dalam kerangka negara kesatuan RI. Dekonsentrasi ialah penyerahan wewenang dari Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau perangkat pusat di daerah. Tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan desa untuk melaksanakan tugas tertentu yaang disertai pembiayaan, sarana dan prasarana serta sdm dan berkewajiban melaporkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan. Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan negara kesatuan RI. Kawasan pedesaan: kegiatan utama pertanian. Kawasan perkotaan: kegiata utama bukan pertanian. Kewenangan daerah meliputi: Seluruh bidang pemerintahan, kecuali: Politik luar negeri Hankam Peradilan Moneter dan fiskal Agama Undang-undang ini kemudian dianggap tidak sesuai dengan perkembangan ketatanegaraan dan tuntutan penyelenggaraan otonomi daerah sehingga perlu diganti. Dengan demikian lahirlah undang-undang penggantinya yaitu: UU Otonomi Daerah tahun 2004 yang terdiri dari: UU RI Nomor. 32 tahun 2004. tentang Pemerintahan Daerah. UU RI Nomor. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Pemerintah Daerah. Pusdiklat SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 9

Dalam UU nomor. 32 tahun 2004 pasal 1 tentang ketentuan umum disebutkan antara lain: Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaaan pemerintahan negara RI sebagaimana dimaksud dalam UUD Negara RI tahun 1945. Pemerintahan daerah adalah penyelengaraan urusan pemerintah an oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas perbantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip NKRI sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945. Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah. Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakatvdalam sisten NKRI. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem NKRI. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu. Tugas perbantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu. Perimbangan keuangan antara pemerintah dan pemerintahan daerah adalah suatu sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan dan bertanggung jawab dalam rangka pendanan penyelenggaraan desentralisasi, dengan mempertimbangkan potensi, kondisi dan kebutuhan daerah serta besaran pendanaan penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Dan seterusnya. Pusdiklat SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 10

Dalam Bab III tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, disebutkan bahwa uusan pemerintahan yang menjadi urusan pemerintah sebagaimana disebutkan pada ayat 1 meliputi: a. Politik luar negeri b. Pertahanan c. Keamanan d. Yustisi e. Moneter dan fiskal nasional f. Agama. Dalam pasal 13 disebutkan: Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan provinsi merupakan urusan dalam skala provinsi yang meliputi: a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan. b. Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang. c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. d. Penyediaan sarana dan prasarana umum. e. Penanganan bidang kesehatan. f. Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial. g. Penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/kota. h. Penanganan bidang ketenaga kerjaan lintas kabupaten/kota. i. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah termasuk lintas kabupaten/kota. j. Pengendalian lingkungan hidup. k. Pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupaten/kota. l. Pelayanan kependudukan dan catatan sipil. m. Pelayanan administrasi umum pemerintahan. n. Pelayanan administrasi penanaman mdal termasuk lintas kabupaten/kota. o. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan oleh kabupaten/kota. p. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.. Apabila dipelajari dengan seksama otonomi daerah penuh diberikan kepada propinsi dan kabupaten/kota; hal ini berarti bahwa keputusan yang terkait dengan pelaksanaan program kesehatan sangat tergantung dari pemahaman bupati/walikota dan DPRD tentang makna kesehatan bagi kelangsungan pembangunan. Pusdiklat SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 11

Seorang administrator kesehatan harus mampu membuat perencanaan kesehatan yang dapat meyakinkan pimpinan daerah untuk menyediakan alokasi dana anggaran kesehatan yang cukup. Hal ini berarti seorang administrator kesehatan bersama Kepala Dinas Kesehatan harus mampu melaksanakan advokasi tentang pentingnya pembangunan kesehatan untuk kelangsungan pembangunan di daerah. Seorang administrator kesehatan harus pandai meyakinkan DPRD akan pentingnya anggaran kesehatan yang memadai agar programprogram kesehatan dapat berjalan dengan baik dan berkesinambungan. Seorang administrator kesehatan harus bisa melihat peluang dan memprioritaskan program-program kesehatan spesifik daerah, punya daya ungkit yang tinggi yang dapat membuat masyarakat dapat meningkatkan derajat kesehatannya. Memang berat dan tidak mudah menjadi seorang adminstrator kesehatan yang ideal. Diperlukan niat yang teguh dan upaya yang kuat serta motivasi yang tinggi. Penutup Sangat dapat dimengerti kesulitan daerah baik di tingkat propinsi dan kabupaten menyiapkan sumber daya yang memadai, profesional di bidangnya dan berdedikasi tinggi. Salah satu jenis tenaga yang diperlukan adalah administrator kesehatan yang berfungsi menganalisa kebijakan kesehatan, melihat permasalahan kesehatan di daerah; merancang program-program kesehatan yang spesifik dan pandai mengadvokasi DPRD, Gubernur, Bupati, Walikota sehingga anggaran kesehatan dapat dialokasikan sesuai kebutuhan. Mudah-mudahan modul ini dapat memberikan sedikit gambaran tentang pengertian, dan fungsi serta dasar-dasar administrasi kesehatan. Pusdiklat SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 12

VII. REFERENSI Azwar, Azrul, 1998, Pengantar Administrasi Kesehatan, Binarupa Aksara, Jakarta. Departemen Kesehatan, Pusdiklat Kes, 2001, Modul Pelatihan Adminkes, Dasar-dasar Administrasi Kesehatan, Jakarta. Djoko Wiyono, 1999, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Teori strategi dan aplikasi, Airlangga University Press, Surabaya. Undang-undang Otonomi Daerah 1999, Sinar Grafika, Jakarta, 1999 Undang-undang no 32/2004 tentang otonomi daerah. Pusdiklat SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI 13