Tugas Softskill. Universitas Gundarma. : Sistem Informasi Manajemen. : Waldhi Supriono NPM : Kelas : 2 DB 12

dokumen-dokumen yang mirip
MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( SIKLUS HIDUP PERANGKAT LUNAK )

BAB III LANDASAN TEORI. Dalam mendefinisikan istilah bimbingan, para ahli bidang bimbingan dan

BAB1. PENDAHULUAN Siklus hidup sistem (SLC) SDLC Systems Development Life Cycle Siklus Hidup Pengembangan Sistem Systems Life Cycle

Pertemuan 3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi

BAB 6 METODOLOGI SIKLUS HIDUP SISTEM

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT

Pengembangan Sistem Informasi

MODEL PENGEMBANGAN SISTEM

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK

Pengembangan Sistem Informasi

3.1 PENGERTIAN PROTOTYPING MODEL

BAB III LANDASAN TEORI. penyuluhan memberikan pengertian yang berbeda beda. Meskipun demikian,

PROSES DESAIN. 1. Metodologi Pengembangan Sistem

Metodologi pengembangan sistem METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DIAN PALUPI RINI, M.KOM 1

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Ratna Wardani. Department of Electronic Engineering Yogyakarta State University

PENDAHULUAN SIKLUS HIDUP SISTEM. Tahap-tahap Siklus Hidup. Pengelolaan Siklus Hidup

Pengembangan Sistem Informasi

BAB I PENDAHULUAN. macam hal dan tujuan awal pembuatan website tersebut, bahkan ada yang

REKAYASA PERANGKAT LUNAK

Proses Konversi Sistem Informasi. Arif Harmano P E

System Development Life Cycle (SDLC)

PENDAHULUAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Business Process Reengineering ( BPR )

SDLC SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE. Materi ke-2. Pengembangan Sistem Informasi 5KA28 // 4KA14

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

Metode-Metode Pengembangan Desain Aplikasi

Lecture s Structure. Siklus Hidup Sistem. Metodologi Siklus Hidup Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SIKLUS REKAYASA PERANGKAT LUNAK (SDLC)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Pertemuan 2 SOFTWARE DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC)

Konsep life cycle menjadikan segala sesuatu yang tumbuh, menjadi dewasa setiap waktu dan akhirnya mati. Pola ini digunakan untuk sistem dasar

Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom

Review of Process Model. SE 3773 Manajemen Proyek Teknologi Informasi *Imelda Atastina*

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Siklus Pengembangan Sistem Informasi Untuk Membangun dan Mengimplementasikan Sistem Informasi Bisnis Di Suatu Perusahaan Siklus Hidup System

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

BAB II LANDASAN TEORI. tenaga kerja pada perusahaan, fokus yang dipelajari MSDM ini hanya masalah yang. berhubungan dengan tenaga kerja manusia saja.

PERTEMUAN 2 METODE PENGEMBANGAN SISTEM

BAB III LANDASAN TEORI. mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan

BAB II LANDASAN TEORI. pembelian dilakukan dengan mengubah bentuk barang. 2003). Menurut Soemarso S.R (1994) kegiatan pembelian dalam perusahaan

SIKLUS HIDUP PERANGKAT LUNAK

A Layered Technology

SOFTWARE PROCESS MODEL

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu Apotek Cibatu

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu:

Paktikum : 4-7 Judul Praktikum : System Development Life Cycle (SDLC)

Proyek Pengembangan Sistem Informasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini berupa studi

SIKLUS HIDUP SISTEM INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perkembangan informasi telah berkembang dengan sangat pesat,

PERTEMUAN 2 METODE PENGEMBANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI. yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, yaitu System Development

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom.

Materi yang akan dibahas: 13-1

ANALISIS KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STRATEGI. KONTEKS ORGANISASI STRATEGI, STRUKTUR, dan BUDAYA STRATEGIC MANAGEMENT. Konsep dan Proses Manajemen Proyek Sistem Informasi

KELOMPOK 1. Metode Pengembangan Sistem Informasi. Imelda Florensia Stefani. P.

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

UAS 1. Rancangan ERP Sistem Penjualan yang terhubung dengan seluruh cabang dan kantor pusat disajikan dalam bentuk struktur :

Metodologi Pengembangan Sistem Informasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Systems Development Life Cycle (SDLC)



BAB I PENDAHULUAN. hal proses pengolahan data, baik itu data siswa, guru, administrasi sekolah maupun data

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Perhitungan Penjualan PT Panca Patriot Prima

METODOLOGI SIKLUS HIDUP SISTEM

Bab 4 Metodologi Pengembagan Sistem(Perangkat Lunak)

BAB II LANDASAN TEORI. sehingga komputer dapat memproses input menjadi output.

Teknik Informatika S1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

M. M. Ubaidillah Ubaidillah.wordpress.com

MODUL 4 Unified Software Development Process (USDP)

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE PROTOTYPING DALAM PEMBUATAN SEBUAH APLIKASI

Development Lifecycles and Approaches

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi informasi berperan penting dalam

REKAYASA PERANGKAT LUNAK I

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK KODE/SKS : TI11. C342 / 2 SKS

Mengatasinya digunakan : SDLC Prototipe Perangkat Pemodelan Teknik Manajemen Proyek CASE JAD Keterlibatan pemakai

SDLC Concepts. Muhammad Yusuf D3 Manajemen Informatika Universitas Trunojoyo

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

BAB II LANDASAN TEORI. beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut.

REKAYASA PERANGKAT LUNAK I ALIF FINANDHITA, M.T. - TEKNIK INFORMATIKA UNIKOM 1

Produk perangkat lunak tersebut:

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 Pendekatan-Pendekatan Pengembangan Sistem

BAB V PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom

Transkripsi:

Tugas Softskill Mata Kuliah Nama : Sistem Informasi Manajemen : Waldhi Supriono NPM : 37111352 Kelas : 2 DB 12 Universitas Gundarma 2011

Siklus Hidup Sistem Siklus Hidup Sistem DASAR PERENCANAAN SISTIM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER Implementasi CBIS atau subsistem utama merupakan aktivitas yang berskala luas yang melibatkan orang lain dan fasilitas yang banyak, uang dan peralatan dalam jumlah besar dan waktu yang panjang. Proyek CBIS bisa membutuhkan sumber yang banyak seperti pengembangan produk baru atau pembangunan gedung baru dan ia harus direncanakan dengan baik pula. Perencanaan Sistem Informasi Berbasis Komputer juga mempunyai manfaat, yaitu: Memberikan dasar pengontrolan. Mendefinisikan lingkup proyek; Mengatur urutan tugas; Mengetahui bidang masalah yang potensial; Siklus Hidup Sistem PENGERTIAN SIKLUS HIDUP SISTEM Metodologi adalah suatu cara yang disarankan untuk melakukan suatu hal. Pendekatan sistem adalah metodologi dasar untuk memecahkan masalah. SIKLUS HIDUP SISTEM (System Life Cycle-SLC) System Life Cycle (SLC) adalah proses evolusi yang diikuti oleh pelaksanaan system informasi dasar-dasar atau subsistem. Telah ada pendekatan implementasi tradisional sepanjang era komputer, dan ada perjanjian umum antara ahli-ahli komputer sehubungan dengan tugas-tugas yang dilaksanakan. Adalah penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. Sering disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pengembangan dan penggunaan sistem. Berbagai metodologi SLC telah dikembangkan untuk memandu proses yang terlibat termasuk model air terjun (asli metode SLC), pengembangan aplikasi cepat (RAD), pengembangan aplikasi bersama (JAD), maka air mancur model dan spiral model.umumnya, beberapa model digabungkan ke dalam beberapa jenis hibrida

metodologi. Dokumentasi sangat penting berapapun jenis model dipilih atau dibuat untuk setiap aplikasi, dan biasanya dilakukan bersamaan dengan proses pembangunan. Beberapa metode kerja lebih spesifik untuk jenis proyek, tetapi dalam analisis terakhir, faktor yang paling penting bagi keberhasilan suatu proyek dapat seberapa dekat rencana tertentu diikuti. Beberapa SLC terdapat dalam perusahaan yang menggunakan komputer, mungkin ada seratus atau lebih. Pada kenyataannya SLC adalah sarana yang digunakan oleh manajemen untuk melaksanakan rencana strategis. Konsep life cycle menjadikan segala sesuatu yang tumbuh, menjadi dewasa setiap waktu dan akhirnya mati. Pola ini digunakan untuk sistem dasar komputer seperti subsistem pemrosesan data atau SSD. System Life Cycle terdiri dari lima fase yaitu : 1. Fase Perencanaan Fase ini dimulai dengan mendefinisikan masalah dan dilanjutkan dengan sistem penunjukan objektif dan paksaan. Di sini sistem analis memimpin studi yang mungkin terjadi dan mengemukakan pelaksanaannya pada manajer. 2. Fase Analisis Fase ini mempunyai tugas penting yaitu menunjukkan kebutuhan pemakai informasi dan menentukan tingkat penampilan sistem yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Fase ini meliputi penetapan jangkauan proyek, mengenal resiko, mengatur rangkaian tugas, dan menyediakan dasar untuk kontrol. Analisis mengumpulkan persyaratan untuk sistem. Tahap ini meliputi rinci kajian terhadap kebutuhan bisnis organisasi.pilihan untuk mengubah proses bisnis dapat dianggap. Berfokus pada desain tingkat tinggi seperti desain, program apa yang diperlukan dan bagaimana mereka akan berinteraksi, desain tingkat rendah (bagaimana setiap program akan bekerja), desain interface (antarmuka apa saja yang akan terlihat seperti) dan data desain (data yang akan diperlukan). Selama tahap ini, perangkat lunak dari keseluruhan struktur yang ditetapkan. Analisis dan Desain sangat krusial dalam pembangunan seluruh siklus. Any glitch dalam tahap desain dapat menjadi sangat mahal untuk memecahkan di kemudian tahap pengembangan perangkat lunak. Banyak perawatan dilakukan selama tahap ini. Yang logis sistem produk dikembangkan di tahap ini. 3. Fase Desain

Fase Desain ini meliputi penentuan pemrosesan dan data yang dibutuhkan oleh sistem yang baru, dan pemilihan konfigurasi terbaik dari hardware yang menyediakan desain. Desain system adalah ketentuan mengenal proses dan data yang dibutuhkan oleh sistem yang baru. Proses desain akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada : struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. Merancang alir kerja (workflow) dari sistem dalam bentuk diagram alir (flowchart) atau Data Flow Diagram (DFD). Merancang basis data (database) dalam bentuk Entity Relationship Diagram (ERD) bisa juga sekalian membuat basis data secara fisik. Merancang input ouput aplikasi (interface) dan menentukan form-form dari setiap modul yang ada. Merancang arsitektur aplikasi dan jika diperlukan menentukan juga kerangka kerja (framework) aplikasi. Pada tahapan ini atau sebelumnya sudah ditentukan teknologi dan tools yang akan digunakan baik selama tahap pengembangan (development) maupun pada saat implementasi (deployment). 4. Fase Pelaksanaan / Implementasi Fase ini melibatkan beberapa spesialis informasi tambahan yang mengubah desain dari bentuk kertas menjadi satu dalam hardware, software, dan data. Pelaksanaan adalah penambahan dan penggabungan antara sumber-sumber secara fisik dan konseptual yang menghasilkan pekerjaan sistem. Dalam tahap ini, desain yang sudah diterjemahkan ke dalam kode.program komputer yang ditulis menggunakan bahasa pemrograman konvensional atau aplikasi generator. Alat pemrograman seperti kompiler, Juru, Debuggers digunakan untuk menghasilkan kode. Berbagai bahasa pemrograman tingkat tinggi seperti C, C ++, Pascal, Java digunakan untuk coding. Sehubungan dengan jenis aplikasi, hak bahasa pemrograman yang dipilih. 5. Fase Pemakaian / Penggunaan Selama fase penggunaan, audit memimpin pelaksanaannya untuk menjamin bahwa sistem benar-benar dikerjakan, dan pemeliharaannya pun dilakukan sehingga sistem dapat menyediakan kebutuhan yang diinginkan. Pada fase 1-3 adalah siklus hidup pengembangan system. Tahap 4 adalah tahap penggunaan (implementasi) yang berlangsung hingga tiba waktunya untuk merancang system itu kembali jika diperlukan. Proses merancang kembali akan mengakibatkan berulangnya siklus hidup sistem secara keseluruhan. PROTOTYPING

Prototipe memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara sistem akan berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses menghasilkan prototipe disebut dengan Prototyping. Jenis-Jenis Prototipe sistem operasional Prototipe jenis I Prototipe jenis II sbg ceak biru bagi sistem operasional PENGEMBANGAN PROTOTIPE JENIS I 1. Mengidentifikasikan kebutuhan pemakai 2. Mengembangkan prototipe 3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima 4. Menggunakan prototipe MENGEMBANGKAN PROTOTIPE JENIS II 4. Mengkodekan sistem operasional 5. Menguji sistem operasional 6. Menentukan jika sistem operasional dapat diterima 7. Menggunakan sistem operasional Daya Tarik Prototyping Komunikasi ant. Analis sistem dan pemakai baik Analis dpt bekerja lebih baik Pamakai berperan aktif Spesialis informasi dan pemakai efisien dlm waktu Penerapan menjadi mudah Potensi Kegagalan Prototyping Tergesa-gesa dlm mendefinisikan mslh, evaluasi alternatif dokumentasi Mengharapkan sesuatu yg tdk realistis dr sistem operasional Prototipe jenis I tdk seefisiensi sistem yg dikodekan dlm bhs program Hubungan komp-manusia tdk mencerminkan tek.perancangan yg baik Penerapan yg Berprospek Baik untuk Prototyping Risiko tinggi Interaksi pemakai penting Jumlah pemakai banyak Penyelesaian yg cepat diperlukan Perkiraan tahap penggunaan sistem yg pendek Sistem yg inovatif Perilaku pemakai yg sukar ditebak.

MODEL WATERFALL Merupakan model pengembangan system yang paling mudah dan paling sering digunakan. Model pengembangan ini bersifat linear dari tahap awal pengembangan system yaitu tahap perencanaan sampai tahap akhir pengembangan system yaitu tahap pemeliharaan. Tahapan berikutnya tidak akan dilaksanakan sebelum tahapan sebelumnya selesai dilaksanakan dan tidak bisa kembali atau mengulang ke tahap sebelumnya. Tahap-tahap yang dilakukan pada model Waterfall ini digambarkan pada gambar berikut ini : Kelebihan dan Kelemahan Waterfall Kelebihan Model Waterfall : 1. Merupakan model pengembangan paling handal dan paling lama digunakan. 2. Cocok untuk system software berskala besar. 3. Cocok untuk system software yang bersifat generic. 4. Pengerjaan project system akan terjadwal dengan baik dan mudah dikontrol. Kekurangan Model Waterfall : 1. Persyaratan system harus digambarkan dengan jelas. 2. Rincian proses harus benar-benar jelas dan tidak boleh berubah-ubah.

3. Sulit untuk mengadaptasi jika terjadi perubahan spesifikasi pada suatu tahapan pengembangan. MODEL ITERASI Merupakan model pengembangan system yang bersifat dinamis dalam artian setiap tahapan proses pengembangan system dapat diulang jika terdapat kekurangan atau kesalahan. Setiap tahapan pengembangan system dapat dikerjakan berupa ringkasan dan tidak lengkap, namun pada akhir pengembangan akan didapatkan system yang lengkap pada pengembangan system. Model Iterasi digambarkan sebagai berikut : Kelebihan dan Kelemahan Model Iterasi Kelebihan Model Iterasi : 1. Dapat mengakomodasi jika terjadi perubahan pada tahapan pengembangan yang telah dilaksanakan. 2. Dapat disesuaikan agar system bisa dipakai selama hidup software computer. 3. Cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar. 4. Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap tahapan karena system terus bekerja selama proses. Kekurangan Model Iterasi : 1. Hanya berlaku untuk Short-Lifetime system. 2. Tahapan proses tidak terlihat sedang berada ditahapan mana suatu pekerjaan. 3. Memerlukan alat ukur kemajuan secara regular. 4. Perubahan yang sering terjadi dapat merubah struktur system.

5. Memerlukan tenaga ahli dengan kemampuan tinggi. Terdapat dua jenis Model Iterasi, yaitu : 1. Model Incremental, merupakan model pengembangan system yang dipecah sehingga model pengembangannya secara increment/bertahap. Kebutuhan pengguna diprioritaskan dan prioritas tertinggi dimasukkan dalam awal increment. Tahapan Incremental Model : Requirement Specification Architecture DesignTahapan-tahapan tersebut dilakukan secara berurutan. Setiap bagian yang sudah selesai dilakukan testing, dikirim ke pemakai untuk langsung dapat digunakan. Model ini menerapkan sistem kerja yang paralel. Setelah daftar kebutuhan didapatkan dari pemakai, tim spesifikasi membuat spesifikasi untuk modul pertama. Setelah spesifikasi pertama selesai, tim desain menindak lanjuti. Tim spesifikasi sebelumnya juga langsung membuat spesifikasi untuk model kedua, dan seterusnya. Kelebihan dan Kekurangan Model Incremental Kelebihan Model Incremental : 1. Penambahan kemampuan fungsional akan lebih mudah diuji, diverifikasi, dan divalidasi dandapat menurunkan biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki system. 2. Nilai penggunaan dapat ditentukan pada setiap increament sehingga fungsionalitas sistemdisediakan lebih awal 3. Increment awal berupa prototype untuk membantu memahami kebutuhan pada incrementberikutnya.

4. Memiliki risiko lebih rendah terhadap keseluruhan pengembagan sistem. 5. Prioritas tertinggi pada pelayanan sistem adalah yang paling diuji Kekurangan Model Incremental 1. Tiap bagian tidak dapat diintegrasikan 2. Setiap tambahan yang dibangun harus dimasukkan kedalam struktur yang ada tanpamenurunkan kualitas dari yang telah dibangun system tersebut sampai saat ini. 3. Penambahan staf dilakukan jika hasil incremental akan dikembangkan lebih lanjut Model Incremental digambarkan sebagai berikut : 2. Model Spiral, merupakan model pengembangan system yang digambarkan berupa spiral. Model spiral ini tidak merepresentasikan rangkaian tahapan dengan penelusuran balik (back-tracking), tidak ada fase-fase tahapan yang tetap seperti spesifikasi atau perancangan. Setiap untaian pada pada spiral menunjukkan fase software process. Model ini merupakan perbaikan dari model waterfall dan prototype. Mengabungkan keuntungan model air terjun dan prototype dan memasukkan analissis resiko

Beberapa hal yang dilakukan dalam Model Spiral : 1. Mendefinisikan kebutuhan dengan sedetail mungkin 2. Pembuatan desain untuk sistem yang baru 3. Pembuatan prototipe dari pembuatan desain, pembuatan prototipe selanjutnya berdasarkan evaluasi prototipe sebelumnya 4. Proses prototipe dilakukan berulang-ulang sampai customer puas 5. Sistem dibuat berdasarkan prototipe yang memuaskan customer 6. Sistem di tes dan dievaluasi Kelebihan dan Kekurangan Model Spiral : Kelebihan Model Spiral : 1. Dapat digunakan untuk sistem yang besar 2. Sangat cocok sebagai mekanisme mengurangi resiko Kelemahan Model Spiral : 1. Terlalu banyak memikirkan resiko yang akan terjadi 2. Masih jarang digunakan 3. Metode ini lambat dan mahal karena setiap tahapan yang dilalui harus menikutsertakan pemesan Model Spiral ini digambarkan sebagai berikut :

MODEL RAPID APPLICATION DEVELOPMENT (RAD) Merupakan model pengembangan system yang melakukan beberapa penyesuaian terhadap SDLC pada beberapa bagian sehingga lebih cepat untuk sampai ke tangan pengguna system. metodologi ini biasanya mensyaratkan beberapa teknik dan alatalat khusus agar proses bisa cepat, misalnya melakukan sesi Joint Application Development(JAD), penggunaan alat-alat Computer Aided Software Engineering (CASE Tools), kode generator dan lain-lain. Model RAD ini digambarkan sebagai berikut : MODEL PROTOTYPING

Merupakan model pengembangan system yang proses iterative dalam pengembangan sistem dimana requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara terus menerus diperbaiki melalui kerjasama antara user dan analis. Prototype juga bisa dibangun melalui beberapa tool pengembangan untuk menyederhanakan proses. Prototyping merupakan bentuk dari Rapid Application Development (RAD). Dalam metode ini, pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan system. Tahapan-tahapan Prototyping Tahapan-tahapan dalam Prototyping adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan kebutuhan Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat. 2. Membangun prototyping Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output) 3. Evaluasi protoptyping Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil. Jika tidak prototyping direvisi dengan mengulangu langkah 1, 2, dan 3. 4. Mengkodekan sistem Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai 5. Menguji sistem Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.

6. Evaluasi Sistem Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan. Jika ya, langkah 7 dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5. 7. Menggunakan sistem Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan. Kelebihan dan Kelemahan Prototyping Kelebihan Prototyping adalah: 1. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan 2. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan 3. Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem 4. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem 5. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya. Kelemahan Prototyping adalah : 1. Pelanggan kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangka waktu lama. 2. Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek. Sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman yang sederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan cetak biru sistem.

3. Hubungan pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik Prototyping bekerja dengan baik pada penerapan-penerapan yang berciri sebagai berikut: 1. Resiko tinggi Yaitu untuk masalah - masalah yang tidak terstruktur dengan baik, ada perubahan yang besar dari waktu ke waktu, dan adanya persyaratan data yang tidak menentu. 2. Interaksi pemakai penting. Sistem harus menyediakan dialog on-line antara pelanggan dan komputer. 3. Perlunya penyelesaian yang cepat 4. Perilaku pemakai yang sulit ditebak 5. Sitem yang inovatif. Sistem tersebut membutuhkan cara penyelesaian masalah dan penggunaan perangkat keras yang mutakhir 6. Perkiraan tahap penggunaan sistem yang pendek Model Prototyping digambarkan sebagai berikut :

KESIMPULAN Siklus Hidup Sistem dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari tahaptahap: rencana (planning), analisa (analysis), desain (design), implementasi (implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan (maintenance). DAFTAR PUSTAKA http://danukusumapraja.wordpress.com/2011/10/30/siklus-hidup-sistem/ http://aries-djm.blogspot.com/2012/04/makalah-siklus-hidup-sistem.html http://ariearjunaug.blogspot.com/2010/11/dasar-perencanaan-sisteminformasi.html http://rafqiiachmat.wordpress.com/ http://aqinginbahagia.blogspot.com/2010/11/1-siklus-hidup-sistem.html http://darkelf89.wordpress.com/2010/11/23/siklus-hidup-system/ http://yustus09.blogspot.com/2011/06/siklus-hidup-system.html