BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (field research). Penelitian (research) adalah usaha yang dilakukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (field research). Penelitian (research) adalah usaha yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian (research) adalah usaha yang dilakukan dengan tujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Guna mendapatkan data yang valid, maka penulis akan langsung mengunjungi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian empiris, yaitu penelitian dengan adanya

BAB III. Metode Penelitian. masalah tertentu, untuk diolah, dianalisis, disimpulkan dan selanjutnya dicarikan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara atau jalan yang dipakai untuk memahami objek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: serta juga berpedoman pada teori hukum yang ada.

BAB III METODE PENELITIAN. Guna mendapatkan data yang valid, maka penulis akan langsung

BAB III METODE PENELITIAN. adanya data lapangan sebagai sumber data utama. Jenis penelitian ini

sosial yang lain. Penelitian hukum empiris kegunaannya adalah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. atau melaksanakan penelitian secara lebih baik atau lebih lengkap serta untuk

BAB III METODE PENELITIAN. masalah-masalah yang ditimbulkan oleh fakta tersebut. 33 Oleh karena itu,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tidaknya suatu penelitian, yang merupakan cara-cara dalam melaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. tercapainya tujuan penelitian ini untuk mendapatkan kebenaran ilmiah,

BAB III METODE PENELITIAN. proposisi-proposisi akhir dalam bidang pengetahuan tertentu. 62

BAB III METODE PENELITIAN. research) yaitu memaparkan dan menggambarkan keadaan serta fenomena yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang dapat digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Dilihat dari jenisnya, penelitian ini adalah termasuk dalam penelitian field

BAB III METODE PENELITIAN. menuju proposisi-proposisi akhir dalam bidang pengetahuan tertentu. 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kualitatif. Penulis menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Pengadilan Agama dan Pakar Hukum Islam Kabupaten Jember terkait dengan konsep

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan maupun teknologi. Hal ini disebabkan oleh karena penelitian. terhadap data yang telah dikumpulkan dan diolah.

BAB III METODE PENELITIAN. menuju proposisi-proposisi akhir dalam bidang pengetahuan tertentu. 1

BAB III METODE PENELITIAN. penyusun menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam tiap penelitian, metode penelitian merupakan urutan tentang bagaimana penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. karena itu penentuan jenis penelitian didasarkan pada pilihan yang tepat karena

BAB III METODE PENELITIAN. wawancara dan dokumentasi. Penelitian hukum empiris digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. penting karena jenis penelitian merupakan payung penelitian yang dipakai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. menuju proposisi-proposisi akhir dalam bidang pengetahuan tertentu. 1

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan peneliti dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. permasalahan yang telah penulis tetapkan adalah Badan Amil Zakat (BAZ) kota

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini merupakan salah satu inti dari penelitian yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian hukum sosiologis atau empiris. 57 Karena dalam hal ini peneliti. didapat dari berbagai literatur yang berkaitan.

BAB III METODE PENELITIAN. kata kunci yang perlu diperhatian yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan disiplin ilmu yang dibangun oleh peneliti. Sebagai jembatan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pemecahan suatu masalah yang digunakan untuk tujuan tertentu. 1 Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian ilmiah, yang harus dibutuhkan adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. bidang ilmu yang diteliti, tempat penelitian, dan hadirnya variable. 1 Jika

BAB III METODE PENELITIAN. mendukung penelitian ini, maka penelitian yang sedang diteliti penulis

BAB III METODE PENELITIAN. cara untuk melakukan penyelidikan dengan menggunakan cara-cara tertentu yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

BAB III METODE PENELITIAN. mencatat, merumuskan, dan menganalisis sampai menyusun laporan. 1

BAB III. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dari pemaparan latar belakang dan rumusan masalah diatas, jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menuju proposisi-proposisi akhir dalam bidang pengetahuan tertentu pedoman dalam penelitian ialah, sebagai berikut;

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut: Penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian kualitatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah di Perusahaan : Jl. Jayanegara No. 2 Mojokerto

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data yang telah dikumpulkan dan diolah. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan riset. Sedangkan metode penelitian adalah: metode untuk mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian empiris atau penelitian lapangan (field

BAB III. Metode Penelitian. beralamat di Jl. Ade Irma Suryani 2-4, kota Malang. Adapun alasan pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN. dapat memilih dan menentukan metode yang tepat guna mencapai tujuannya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian diadakan di Lembaga Amil Zakat Infak dan Shodaqoh. (LAGZIS) Baitul Ummah MALANG yang beralamat di Jalan Kamelia

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penelitian. Metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang berasal dari Bahasa Inggris : method, bahasa latin : methodus, Yunani :

BAB III METODE PENELITIAN. Chalid Narbuko memberikan pengertian metode penelitian adalah cara melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi metode penelitian berguna untuk mendapatkan informasi yang objektif

BAB III METODE PENELITIAN. outsourcing selain itu perusahaan ini terbuka dalam memberikan informasi tentang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini dimulai dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian hukum sosiologis atau

BAB III METODE PENELITIAN. paradigma Interpretif fenomenologis dimana paradigma ini dipakai dalam

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan-tujuan tertentu. Pengumpulan dan analisi data mengunakan metodemetode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Hukum Fikih Terhadap Status Hukum Anak akibat dari riddah dalam. dan 1 bulan untuk menganalisis data hasil penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 48 Jadi metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian ini adalah Pondok Modern Ar-Risalah Program Internasional

BAB III METODE PENELITIAN. metode pengolahan dan analisis data, dan uji keshahihan data.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang TRADISI LAMARAN PERSPEKTIF. MASYARAKAT PENGIKUT MADZHAB SYAFI I (Studi di Desa Seletreng

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. konsisten. Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu

BAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 1 Untuk mendapatkan data dan. menggunakan metode penelitian hukum sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. mendalam terhadap fakta dan mengusahakan suatu pemecahan atas masalah-masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Tanpa menggunakan metode (cara) dalam meneliti, maka peneliti tidak akan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian (research) adalah usaha yang dilakukan dengan tujuan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Dalam menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, hukum dipahami tidak hanya sebagai suatu peraturan perundang-undangan yang tertulis, akan tetapi hukum dikonsepsikan 32

33 sebagai apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang kemudian membentuk suatu pola sehingga berlaku serta berkembang dalam masyarakat. Jenis penelitian lapangan merupakan penelitian non-doktrinal, yaitu hukum dikonsepsikan sebagai pranata riil dikaitkan dengan variable-variabel sosial yang lain. 1 Objek kajian penelitian empiris adalah fakta sosial. Penelitian lapangan ini bertujuan untuk mempelajari secara intensif latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan suatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat. 2 Penelitian lapangan ini biasanya dikenal dengan penelitian empiris. Ilmu Hukum Empiris adalah ilmu hukum yang memandang hukum sebagai fakta yang dapat dikonstatasi atau diamati dan bebas nilai. 3 Ilmu Hukum Empiris bertujuan untuk mengetahui sejauh mana bekerjanya hukum dimasyarakat. Penelitian Hukum Empiris sebagai hasil interaksi antara hukum ilmu hukum empiris dengan disiplin ilmu-ilmu lainnya terutama sekali sosiologi dan antropologi melahirkan sosiologi hukum dan antropologi hukum. Pangkal tolak penelitian atau kajian ilmu hukum empiris adalah fenomena hukum masyarakat atau fakta sosial yang terdapat dalam masyarakat serta penelitian ilmu hukum empiris lebih menekankan pada segi observasinya. 4 1 Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Peneltian Hukum (Jakarta Rajawali -Press, 2006), h. 133. 2 Abu Achmadi, Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian, h. 46. 3 Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, (Bandung : CV. Bandar Maju, 2008), h. 81. 4 Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, h.121.

34 Dengan metode ini diharapkan suatu penelitian yang menekankan pada konsep-konsep perkawinan dan perbandingan pendapat dari ustadzah dan biarawati terhadap perkawinan dengan mengacu pada hukum Islam dan hukum katolik sebagai upaya untuk mengetahui pendapat tersebut juga memahami upaya-upaya yang dilakukan dalam suatu perkawinan. Jenis penelitian ini sesuai dengan apa yang dimaksud dan diharapkan oleh peneliti yaitu menekankan pada segi observasi dan wawancara yang akan dilakukan oleh peneliti. Adapun yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah tentang studi komparatif pandangan ustadzah dan biarawati terhadap perkawinan di kota Pasuruan. B. Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini penyusun menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat komparatif. yaitu suatu cara analisis hasil penelitian yang menghasilkan data komparatif, kemudian memahami data yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan serta juga tingkah laku yang nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh. 5 Penelitian kualitatif ini merupakan prosedur analisis yang tidak mengunakan analisis statistik atau penelitian yang didasarkan pada upaya membangun pandangan yang diteliti dengan rinci, dibentuk dengan kata-kata atau gambaran holistik. 6 5 Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h.192. 6 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 6.

35 Sedangkan Penelitian komparatif Menurut Nazir penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu. Maksudnya bersifat komparatif merupakan penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. 7 Fakta-fakta tersebut yaitu pandangan dari para ustadzah dan biarawati terhadap perkawinan dikota Pasuruan. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini, peneliti melakukan analisis dengan cara mengkomparasikan, menggambarkan serta memberi arti hasil penelitian mengenai pandangan ustadzah dan biarawati terhadap perkawinan di kota Pasuruan. Hasil pengamatan tersebut kemudian dianalisis dengan cara membandingkan pendapat tersebut serta menguraikannya secara rinci sehingga mudah untuk dipahami. C. Lokasi Penelitian Tempat yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah kota Pasuruan. Lokasi ini dipilih oleh peneliti berdasarkan pada data yang diperoleh ketika pra riset dan wawancara dengan seorang ustadzah dan juga dengan seorang 7 http//penelitian Komparatif_Lestary s Note.htm, diakses pada 16 Juni 2014

36 biarawati, yang mana hasil dari wawancara tersebut peneliti menemukan fakta menarik untuk diteliti sebagaimana yang terangkum dalam rumusan masalah yang telah diuraikan. Disamping itu kota Pasuruan adalah lokasi yang dipenuhi banyak penduduk atau masyarakat yang berinteraksi dalam suatu perbedaan, yaitu perbedaan agama, suku, dan budaya, sehingga dapat memudahkan peneliti untuk mendapatkan informasi di lokasi ini. D. Metode Penentuan Subyek Dalam Metode Penentuan Subyek yang digunakan adalah Purposive sampling yang disebut juga sampel bertujuan, artinya memilih sampel berdasarkan pertimbangan tertentu karena unsur-unsur atau unit-unit yang dipilih dianggap mewakili populasi. 8 Teknik ini bisa diartikan sebagai suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian pemilihan sampel dilakukan dengan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu, asalkan tidak menyimpang dari ciri-ciri sampel yang ditetapkan. Tujuan penentuan subjek yaitu untuk memperoleh keterangan dari beberapa sumber yang telah ditentukan dan dianggap mewakili. Untuk menentukan atau memilih subjek penelitian yang baik, setidaktidaknya ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan antara lain: 1. Mereka sudah cukup lama dan intensif menyatu dalam kegiatan atau bidang yang menjadi kajian penelitian. 2. Mereka terlibat penuh dengan kegiatan atau bidang tersebut 8 Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, h. 16.

37 3. Mereka memiliki waktu yang cukup untuk dimintai informasi. 9 Dalam penelitian ini penulis mengambil masing-masing tiga informan dari ustadzah dan tiga dari biarawati mengenai pendapat atau pandangannya terhadap perkawinan di kota Pasuruan. Alasan peneliti mengambil hanya enam orang untuk dijadikan sampel, karena teknik yang digunakan yaitu purposive sampling, dalam hal ini peneliti mengambil sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi situasi sosial yang diteliti. 10 Maksudnya orang tersebut tau dan faham ilmu serta berpengalaman dalam hal yang berhubungan dengan perkawinan, yaitu dalam agama Islam adalah ustadzah dan dalam agama Katolik yaitu Biarawati. Dari enam informan ini akan dimintai pendapat tentang perkawinan yang ada di kota Pasuruan melalui wawancara. E. Jenis dan Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian hukum empiris dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data Primer 9 Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 188. 10 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 219.

38 Data Primer adalah data yang diperoleh melalui survei lapangan Data Primer diperoleh secara langsung dari sumber utama seperti perilaku warga masyarakat yang dilihat melalui penelitian. 11 Data primer merupakan data utama yang sangat penting. Data primer dalam penelitian ini yaitu data yang didapatkan peneliti dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang dilakukan kepada ustadzah dan biarawati tentang pandangannya terhadap perkawinan di kota Pasuruan. 2. Data Sekunder Data Sekunder, yaitu data-data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh pihak lain. Baik bentuk maupun isi data sekunder telah dibentuk dan diisi oleh peneliti terdahulu sehingga peneliti selanjutnya tidak mempunyai pengawasan terhadap pengumpulan, pengelolaan, analisa maupun konstruksi data. 12 Dalam mengumpulkan data sekunder dilakukan dengan cara studi pustaka yaitu pengkajian terhadap berbagai dokumen dan bahan bahan pustaka yang berkaitan dengan pemasalahan yang diteliti. Data Sekunder ini didapat dari sumber kedua yang merupakan pelengkap, data skunder mencakup dokumen-dokumen resmi, bukubuku maupun hasil penelitian yang menjadi bahan pijakan dan bahan referensi mengenai studi komparatif terhadap perkawinan. 11 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, h. 10. 12 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, h. 12.

39 F. Metode Pengumpulan Data Untuk mengklasifikasikan data primer, pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara diantaranya pengamatan (observasi) dan wawancara serta dokumentasi. 13 1. Observasi Observasi pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. 14 Dalam penelitian ini penyusun menggunakan data yang diperlukan baik langsung maupun tidak langsung. Dalam melakukan observasi selama penelitian ini kepada para ustadzah dan biarawati mengenai perkawinan di kota Pasuruan. 2. Wawancara Metode ini merupakan salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dengan jalan tanya jawab secara sistematis berdasarkan pada arah dan tujuan penelitian, yang bisa disebut dengan wawancara. Wawancara adalah interaksi bahasa yang berlangsung antara dua orang dalam situasi saling berhadapan salah seorang, yaitu yang melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada yang diteliti yang berputar disekitar pendapat dan keyakinan. 15 Jenis wawancara yang penulis gunakan adalah wawancara bebas terpimpin 13 S. Nasution dan M. Thomas, Buku Penuntun Membuat Tesis, Skripsi, Disertasi, dan Makalah, (Bandung: Jemmars, 1988), h. 58. 14 Sutrisno Hadi, metodologi research, (Yogyakarta: andi offset, 1990), h. 136. 15 Hasan Emzir, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 50.

40 atau bebas terstruktur dengan menggunakan panduan pertanyaan yang berfungsi sebagai pengendali agar proses wawancara tidak kehilangan arah. 16 Pada penelitian ini peneliti menggunakan wawancara Bebas Terpimpin. Disini pewawancara menggunakan pedomaan wawancara yang dibuat berupa daftar pertanyaan, tetapi tidak berupa kalimat-kalimat yang permanent (mengikat). 17 Pada metode ini wawancara dilakukan dengan mengambil informan dari para ustadzah dan biarawati di kota Pasuruan yaitu mengenai perkawinan. Untuk mendapatkan informasi dengan cara wawancara peneliti bertatap muka secara langsung dan bertanya-jawab dengan informan. Dalam wawancara ini, disamping penulis berperan sebagai pengumpul data, penulis juga memperhatikan prilaku dari informan dalam menjawab pertanyaanpertanyaan yang disuguhkan. 3. Dokumentasi Pengumpulan data dengan cara mengambil data dari dokumen yang merupakan suatu catatan formal sebagai bukti otentik. G. Metode Pengolahan Data Dalam penelitian ini agar lebih mudah dan dapat dicerna dengan baik maka penelitian ini menggunakan pengelolaan data, kegiatan ini meliputi : 1. Editing/ Pemeriksaan data 16 Abu Achmadi dan Cholid Narkubo, Metode Penelitian (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), h. 85. 17 http://3lox.wordpress.com/2009/12/31/macam-macam-wawancara/ diakses pada 9 desember 2013.

41 Tahap pertama dalam pengolahan data yaitu editing yang berarti meneliti kembali catatan data yang diperoleh dari obsevasi dan wawancara maupun dokumentasi apakah data ini cukup baik dan dapat segera disiapkan untuk proses selanjutnya. 18 Dari itulah peneliti mengedit kejelasan jawaban atau relevansi jawaban dari beberapa objek untuk meneliti kembali catatan-catatan dan data-data yang diperoleh dari pengumpulan data. Pada tahapan ini data-data yang diperoleh baik melalui wawancara dengan ustadzah maupun biarawati mengenai perkawinan di kota Pasuruan maupun dokumentasi yang berupa data-data serta bahan-bahan kepustakaan yang berkaitan dengan tema dari penelitian ini, yaitu pandangan ustadzah dan biarawati terhahadap perkawinan di kota Pasuruan dilihat kelengkapannya sehingga dapat mempermudah prosesproses selanjutanya untuk mengolah data. 2. Classifying/ Klasifikasi Setelah proses editing selesai tahap berikutnya adalah clasifying yaitu usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban kepada informan baik yang berasal dari interview maupun yang berasal dari obsevasi. 19 Pengklasifikasian data bertujuan untuk mengklasifikasikan data dengan 18 Koentjoro Ningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: Gramedia Pustaka, 1997),h. 270. 19 Koentjoro Ningrat, Metode-Metode Penelitian,h. 272.

42 merujuk kepada pertanyaan penelitian dan unsur-unsur yang terkandung dalam fokus penelitian. 20 Dalam penelitian ini, data yang didapatkan langsung dari sumbernya melalui wawancara dengan ustadzah dan biarawati di kota Pasuruan dikelompokkan sendiri, terpisah dengan data-data yang diperoleh dari pihak kedua atau data sekunder yang berupa referensi buku maupun dokumen yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu tentang studi komparatif pandangan ustadzah dan biarawati terhadap perkawinan, Datadata tersebut kemudian dikelompokkan sesuai dengan rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini. 3. Verifying/ Verifikasi Verifikasi data adalah pembuktian kebenaran data untuk menjamin validitas data yang telah terkumpul. Verifikasi ini dilakukan dengan cara menemui sumber data (informan) dan memberikan hasil wawancara kepadanya, dengan tujuan untuk ditanggapi apakah data tersebut sesuai dengan yang diinformasikan oleh informan tersebut. 21 Verifikasi sebagai langkah lanjutan peneliti memeriksa kembali data yang diperoleh yang dilakukan untuk membuktikan kebenaran data untuk menjamin validitas data yang sudah terkumpul, yakni dengan cara menemui informan dan memberikan hasil wawancara dengannya untuk ditanggapi apakah data tersebut sudah sesuai dengan yang diinformasikan 20 Cik Hasan Bisri, Model Penelitian Fiqh, Paradigma Penelitian Fiqh dan Fiqh Penelitian (Cet.1, Jakarta: Prenada Media, 2003), h. 335. 21 Nana Sudjana, Awal Kusuma, Proposal Penelitian Di Perguruan Tinggi(Bandung: Sinar Baru Algnesindo, 2008), 84.

43 olehnya atau tidak, yaitu mengenai pandangannya (ustadzah dan biarawati) terhadap perkawinan di kota Pasuruan. 4. Analyzing/ Analisis Proses selanjutnya adalah analisis yaitu proses penyusunan, mengategorikan data, mencari pola, atau memahami maknanya. 22 Penelitian ini dimulai dengan dilakukannya pemeriksaan terhadap data yang terkumpul. Data primer berasal dari narasumber dan sekunder dari buku-buku dan tulisan serta undang-undang, data yang diperoleh akan dianalisis dengan metode kualitatif sehingga dapat ditarik kesimpulan dengan cara ini dan diharapkan dapat menjawab permasalahan dalam penelitian ini dan memahami perbandingan pandangan ustadzah dan biarawati terhadap perkawinan di kota Pasuruan. 5. Concluding/ Pembuatan Kesimpulan Setelah keempat tahapan pengolahan data mengenai pandangan ustadzah dan biarawati terhadap perkawinan dalam penelitian ini terselesaikan, maka proses terakhir dalam pengolahan data ini adalah concluding. Adapun yang dimaksud dengan concluding adalah pengambilan kesimpulan dari data-data yang diperoleh setelah dianalisa untuk memperoleh jawaban kepada pembaca atas kegelisahan dari apa yang dipaparkan pada latar belakang masalah. 23 22 M. Amin Abdullah, dkk. Metodologi Penelitian Agama; Pendekatan Multidisipliner (Yogyakarta: Lembaga Penelitian UIN Sunan Kali Jaga, 2006), h. 218. 23 Nana Sudjana, dan Awal Kusuma, Proposal Penelitian Di Perguruan Tinggi, (Bandung: Sinar Baru Algasindo). h. 16.

44 Setelah semua tahapan dilakukan maka dengan mengunakan analisis data seperti ini peneliti mengembangkan kajian dari data-data yang diperoleh baik melalui wawancara maupun dari data-data tentang pandangan ustadzah dan biarawati terhadap perkawinan yang sudah ada kemudian peneliti mengkomparasikannya untuk membuat sebuah kesimpulan yang menghasilkan gambaran secara ringkas dan jelas. Sehingga dapat ditemukan sebuah keterangan yang menjelaskan perbandingan ustadzah dan biarawati terhadap perkawinan di kota Pasuruan. H. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN

45 Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian (research) adalah usaha yang dilakukan dengan tujuan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Dalam menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, hukum dipahami tidak hanya sebagai suatu peraturan perundang-undangan yang tertulis, akan tetapi hukum dikonsepsikan sebagai apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang kemudian membentuk suatu pola sehingga berlaku serta berkembang dalam masyarakat. Jenis penelitian lapangan merupakan penelitian non-doktrinal, yaitu hukum dikonsepsikan sebagai pranata riil dikaitkan dengan variable-variabel sosial yang lain. 24 Objek kajian penelitian empiris adalah fakta sosial. Penelitian lapangan ini bertujuan untuk mempelajari secara intensif latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan suatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat. 25 Penelitian lapangan ini biasanya dikenal dengan penelitian empiris. Ilmu Hukum Empiris adalah ilmu hukum yang memandang hukum sebagai fakta yang dapat dikonstatasi atau diamati dan bebas nilai. 26 Ilmu Hukum Empiris bertujuan untuk mengetahui sejauh mana bekerjanya hukum dimasyarakat. Penelitian Hukum Empiris sebagai hasil interaksi antara hukum ilmu hukum empiris dengan disiplin ilmu-ilmu lainnya terutama sekali sosiologi dan antropologi melahirkan sosiologi hukum dan antropologi 24 Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Peneltian Hukum (Jakarta Rajawali -Press, 2006), h. 133. 25 Abu Achmadi, Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian, h. 46. 26 Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, (Bandung : CV. Bandar Maju, 2008), h. 81.

46 hukum. Pangkal tolak penelitian atau kajian ilmu hukum empiris adalah fenomena hukum masyarakat atau fakta sosial yang terdapat dalam masyarakat serta penelitian ilmu hukum empiris lebih menekankan pada segi observasinya. 27 Dengan metode ini diharapkan suatu penelitian yang menekankan pada konsep-konsep perkawinan dan perbandingan pendapat dari ustadzah dan biarawati terhadap perkawinan dengan mengacu pada hukum Islam dan hukum katolik sebagai upaya untuk mengetahui pendapat tersebut juga memahami upaya-upaya yang dilakukan dalam suatu perkawinan. Jenis penelitian ini sesuai dengan apa yang dimaksud dan diharapkan oleh peneliti yaitu menekankan pada segi observasi dan wawancara yang akan dilakukan oleh peneliti. Adapun yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah tentang studi komparatif pandangan ustadzah dan biarawati terhadap perkawinan di kota Pasuruan. I. Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini penyusun menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif komparatif. yaitu suatu cara analisis hasil penelitian yang menghasilkan data deskriptif dan komparatif, kemudian memahami data yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan serta juga tingkah laku yang nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh. 28 Penelitian kualitatif ini merupakan prosedur analisis yang tidak mengunakan analisis statistik atau penelitian yang didasarkan pada upaya 27 Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, h.121. 28 Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h.192.

47 membangun pandangan yang diteliti dengan rinci, dibentuk dengan kata-kata atau gambaran holistik. 29 Penelitian yang bersifat deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data yang diteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya. Tujuannya adalah untuk mempertegas hipotesa-hipotesa agar dapat membantu memperkuat teori-teori lama atau menyusun suatu teori baru. 30 Sedangkan Penelitian komparatif Menurut Nazir (2005: 58) penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu. Maksudnya bersifat komparatif merupakan penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.. 31 fakta-fakta tersebut yaitu pandangan dari para ustadzah dan biarawati terhadap perkawinan dikota Pasuruan. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini, peneliti melakukan analisis dengan cara mengkomparasikan, menggambarkan serta memberi arti hasil penelitian mengenai pandangan ustadzah dan biarawati terhadap perkawinan di kota Pasuruan. Hasil pengamatan tersebut kemudian dianalisis 29 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 6. 30 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (cet. Ke-3, Jakarta: UI Press, 1986), h. 10. 31 http//penelitian Komparatif_Lestary s Note.htm, diakses pada 16 Juni 2014

48 dengan cara membandingkan pendapat tersebut serta menguraikannya secara rinci sehingga mudah untuk dipahami. J. Lokasi Penelitian Tempat yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah kota Pasuruan. Lokasi ini dipilih oleh peneliti berdasarkan pada data yang diperoleh ketika pra riset dan wawancara dengan seorang ustadzah dan juga dengan seorang biarawati, yang mana hasil dari wawancara tersebut peneliti menemukan fakta menarik untuk diteliti sebagaimana yang terangkum dalam rumusan masalah yang telah diuraikan. Disamping itu kota Pasuruan adalah lokasi yang dipenuhi banyak penduduk atau masyarakat yang berinteraksi dalam suatu perbedaan, yaitu perbedaan agama, suku, dan budaya, sehingga dapat memudahkan peneliti untuk mendapatkan informasi di lokasi ini. K. Metode Penentuan Subyek Dalam Metode Penentuan Subyek yang digunakan adalah Purposive sampling yang disebut juga sampel bertujuan, artinya memilih sampel berdasarkan pertimbangan tertentu karena unsur-unsur atau unit-unit yang dipilih dianggap mewakili populasi. 32 Teknik ini bisa diartikan sebagai suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian pemilihan sampel dilakukan dengan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu, asalkan tidak menyimpang dari ciri-ciri sampel yang ditetapkan. 32 Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, h. 16.

49 Tujuan penentuan subjek yaitu untuk memperoleh keterangan dari beberapa sumber yang telah ditentukan dan dianggap mewakili. Untuk menentukan atau memilih subjek penelitian yang baik, setidaktidaknya ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan antara lain: 4. Mereka sudah cukup lama dan intensif menyatu dalam kegiatan atau bidang yang menjadi kajian penelitian. 5. Mereka terlibat penuh dengan kegiatan atau bidang tersebut 6. Mereka memiliki waktu yang cukup untuk dimintai informasi. 33 Dalam penelitian ini penulis mengambil masing-masing tiga informan dari ustadzah dan tiga dari biarawati mengenai pendapat atau pandangannya terhadap perkawinan di kota Pasuruan. Alasan peneliti mengambil hanya enam orang untuk dijadikan sampel, karena teknik yang digunakan yaitu purposive sampling, dalam hal ini peneliti mengambil sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi situasi sosial yang diteliti. 34 Maksudnya orang tersebut tau dan faham ilmu serta berpengalaman dalam hal yang berhubungan dengan perkawinan, yaitu dalam agama Islam adalah ustadzah dan dalam agama Katolik yaitu Biarawati. Dari enam informan ini akan dimintai pendapat tentang perkawinan yang ada di kota Pasuruan melalui wawancara. 33 Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 188. 34 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 219.

50 L. Jenis dan Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian hukum empiris dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. 3. Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh melalui survei lapangan Data Primer diperoleh secara langsung dari sumber utama seperti perilaku warga masyarakat yang dilihat melalui penelitian. 35 Data primer merupakan data utama yang sangat penting. Data primer dalam penelitian ini yaitu data yang didapatkan peneliti dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang dilakukan kepada ustadzah dan biarawati tentang pandangannya terhadap perkawinan di kota Pasuruan. 4. Data Sekunder Data Sekunder, yaitu data-data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh pihak lain. Baik bentuk maupun isi data sekunder telah dibentuk dan diisi oleh peneliti terdahulu sehingga peneliti selanjutnya tidak mempunyai pengawasan terhadap pengumpulan, pengelolaan, analisa maupun konstruksi data. 36 Dalam mengumpulkan data sekunder dilakukan dengan cara studi pustaka yaitu pengkajian terhadap berbagai dokumen dan bahan bahan pustaka yang berkaitan dengan pemasalahan yang diteliti. 35 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, h. 10. 36 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, h. 12.

51 Data Sekunder ini didapat dari sumber kedua yang merupakan pelengkap, data skunder mencakup dokumen-dokumen resmi, bukubuku maupun hasil penelitian yang menjadi bahan pijakan dan bahan referensi mengenai studi komparatif terhadap perkawinan. M. Metode Pengumpulan Data Untuk mengklasifikasikan data primer, pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara diantaranya pengamatan (observasi) dan wawancara serta dokumentasi. 37 4. Observasi Observasi pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. 38 Dalam penelitian ini penyusun menggunakan data yang diperlukan baik langsung maupun tidak langsung. Dalam melakukan observasi selama penelitian ini kepada para ustadzah dan biarawati mengenai perkawinan di kota Pasuruan. 5. Wawancara Metode ini merupakan salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dengan jalan tanya jawab secara sistematis berdasarkan pada arah dan tujuan penelitian, yang bisa disebut dengan wawancara. 37 S. Nasution dan M. Thomas, Buku Penuntun Membuat Tesis, Skripsi, Disertasi, dan Makalah, (Bandung: Jemmars, 1988), h. 58. 38 Sutrisno Hadi, metodologi research, (Yogyakarta: andi offset, 1990), h. 136.

52 Wawancara adalah interaksi bahasa yang berlangsung antara dua orang dalam situasi saling berhadapan salah seorang, yaitu yang melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada yang diteliti yang berputar disekitar pendapat dan keyakinan. 39 Jenis wawancara yang penulis gunakan adalah wawancara bebas terpimpin atau bebas terstruktur dengan menggunakan panduan pertanyaan yang berfungsi sebagai pengendali agar proses wawancara tidak kehilangan arah. 40 Pada penelitian ini peneliti menggunakan wawancara Bebas Terpimpin. Disini pewawancara menggunakan pedomaan wawancara yang dibuat berupa daftar pertanyaan, tetapi tidak berupa kalimat-kalimat yang permanent (mengikat). 41 Pada metode ini wawancara dilakukan dengan mengambil informan dari para ustadzah dan biarawati di kota Pasuruan yaitu mengenai perkawinan. Untuk mendapatkan informasi dengan cara wawancara peneliti bertatap muka secara langsung dan bertanya-jawab dengan informan. Dalam wawancara ini, disamping penulis berperan sebagai pengumpul data, penulis juga memperhatikan prilaku dari informan dalam menjawab pertanyaanpertanyaan yang disuguhkan. 6. Dokumentasi 39 Hasan Emzir, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 50. 40 Abu Achmadi dan Cholid Narkubo, Metode Penelitian (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), h. 85. 41 http://3lox.wordpress.com/2009/12/31/macam-macam-wawancara/ diakses pada 9 desember 2013.

53 Pengumpulan data dengan cara mengambil data dari dokumen yang merupakan suatu catatan formal sebagai bukti otentik. N. Metode Pengolahan Data Dalam penelitian ini agar lebih mudah dan dapat dicerna dengan baik maka penelitian ini menggunakan pengelolaan data, kegiatan ini meliputi : 6. Editing/ Pemeriksaan data Tahap pertama dalam pengolahan data yaitu editing yang berarti meneliti kembali catatan data yang diperoleh dari obsevasi dan wawancara maupun dokumentasi apakah data ini cukup baik dan dapat segera disiapkan untuk proses selanjutnya. 42 Dari itulah peneliti mengedit kejelasan jawaban atau relevansi jawaban dari beberapa objek untuk meneliti kembali catatan-catatan dan data-data yang diperoleh dari pengumpulan data. Pada tahapan ini data-data yang diperoleh baik melalui wawancara dengan ustadzah maupun biarawati mengenai perkawinan di kota Pasuruan maupun dokumentasi yang berupa data-data serta bahan-bahan kepustakaan yang berkaitan dengan tema dari penelitian ini, yaitu pandangan ustadzah dan biarawati terhahadap perkawinan di kota Pasuruan dilihat kelengkapannya sehingga dapat mempermudah prosesproses selanjutanya untuk mengolah data. 42 Koentjoro Ningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: Gramedia Pustaka, 1997),h. 270.

54 7. Classifying/ Klasifikasi Setelah proses editing selesai tahap berikutnya adalah clasifying yaitu usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban kepada informan baik yang berasal dari interview maupun yang berasal dari obsevasi. 43 Pengklasifikasian data bertujuan untuk mengklasifikasikan data dengan merujuk kepada pertanyaan penelitian dan unsur-unsur yang terkandung dalam fokus penelitian. 44 Dalam penelitian ini, data yang didapatkan langsung dari sumbernya melalui wawancara dengan ustadzah dan biarawati di kota Pasuruan dikelompokkan sendiri, terpisah dengan data-data yang diperoleh dari pihak kedua atau data sekunder yang berupa referensi buku maupun dokumen yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu tentang studi komparatif pandangan ustadzah dan biarawati terhadap perkawinan, Datadata tersebut kemudian dikelompokkan sesuai dengan rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini. 8. Verifying/ Verifikasi Verifikasi data adalah pembuktian kebenaran data untuk menjamin validitas data yang telah terkumpul. Verifikasi ini dilakukan dengan cara menemui sumber data (informan) dan memberikan hasil wawancara 43 Koentjoro Ningrat, Metode-Metode Penelitian,h. 272. 44 Cik Hasan Bisri, Model Penelitian Fiqh, Paradigma Penelitian Fiqh dan Fiqh Penelitian (Cet.1, Jakarta: Prenada Media, 2003), h. 335.

55 kepadanya, dengan tujuan untuk ditanggapi apakah data tersebut sesuai dengan yang diinformasikan oleh informan tersebut. 45 Verifikasi sebagai langkah lanjutan peneliti memeriksa kembali data yang diperoleh yang dilakukan untuk membuktikan kebenaran data untuk menjamin validitas data yang sudah terkumpul, yakni dengan cara menemui informan dan memberikan hasil wawancara dengannya untuk ditanggapi apakah data tersebut sudah sesuai dengan yang diinformasikan olehnya atau tidak, yaitu mengenai pandangannya (ustadzah dan biarawati) terhadap perkawinan di kota Pasuruan. 9. Analyzing/ Analisis Proses selanjutnya adalah analisis yaitu proses penyusunan, mengategorikan data, mencari pola, atau memahami maknanya. 46 Penelitian ini dimulai dengan dilakukannya pemeriksaan terhadap data yang terkumpul. Data primer berasal dari narasumber dan sekunder dari buku-buku dan tulisan serta undang-undang, data yang diperoleh akan dianalisis dengan metode kualitatif sehingga dapat ditarik kesimpulan dengan cara ini dan diharapkan dapat menjawab permasalahan dalam penelitian ini dan memahami perbandingan pandangan ustadzah dan biarawati terhadap perkawinan di kota Pasuruan. 45 Nana Sudjana, Awal Kusuma, Proposal Penelitian Di Perguruan Tinggi(Bandung: Sinar Baru Algnesindo, 2008), 84. 46 M. Amin Abdullah, dkk. Metodologi Penelitian Agama; Pendekatan Multidisipliner (Yogyakarta: Lembaga Penelitian UIN Sunan Kali Jaga, 2006), h. 218.

56 10. Concluding/ Pembuatan Kesimpulan Setelah keempat tahapan pengolahan data mengenai pandangan ustadzah dan biarawati terhadap perkawinan dalam penelitian ini terselesaikan, maka proses terakhir dalam pengolahan data ini adalah concluding. Adapun yang dimaksud dengan concluding adalah pengambilan kesimpulan dari data-data yang diperoleh setelah dianalisa untuk memperoleh jawaban kepada pembaca atas kegelisahan dari apa yang dipaparkan pada latar belakang masalah. 47 Setelah semua tahapan dilakukan maka dengan mengunakan analisis data seperti ini peneliti mengembangkan kajian dari data-data yang diperoleh baik melalui wawancara maupun dari data-data tentang pandangan ustadzah dan biarawati terhadap perkawinan yang sudah ada kemudian peneliti mengkomparasikannya untuk membuat sebuah kesimpulan yang menghasilkan gambaran secara ringkas dan jelas. Sehingga dapat ditemukan sebuah keterangan yang menjelaskan perbandingan ustadzah dan biarawati terhadap perkawinan di kota Pasuruan. 47 Nana Sudjana, dan Awal Kusuma, Proposal Penelitian Di Perguruan Tinggi, (Bandung: Sinar Baru Algasindo). h. 16.