BAB I PENDAHULUAN. Tari adalah ekspresi jiwa manusia, dalam mengekspresikan diri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Medan merupakan ibu kota provinsi Sumatera Utara, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Awal kesenian musik tradisi Melayu berakar dari Qasidah yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah bagian dari budaya serta merupakan sarana untuk

BAB I LATAR BELAKANG

BAB l PENDAHULUAN. pencapaian inovasi tersebut manusia kerap menggunakan kreativitas untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik tidak pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Musik dapat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masyarakat yang cerdas akan memberikan nuansa kehidupan yang cerdas

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman kebudayaan Indonesia merupan kebanggaan yang pant as

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. persembahan, dan pelayanan. Kata seni berkaitan erat dengan upacara keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang ada, sehingga dapat menjadi sebuah daya tarik bagi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku lemah lembut, ramah tamah, mengutamakan sopan santun, serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu kesatuan yang menjunjung tinggi nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kontes pendidikan seni untuk sekolah dasar tidak menuntut siswa

2015 MODEL PEMBELAJARAN TARI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN RITME GERAK DAN RASA MUSIKAL BAGI GURU SENI BUDAYA DI PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat, masyarakat terbentuk oleh individu dengan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berliyana Agustine, 2014 Transmisi kesenian sintren di sanggar sekar pandan keraton kacirebonan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat setiap suku. Kebudayaan sebagai warisan leluhur dimiliki oleh


BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang dikenal dunia kaya akan suku dan

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi. Pendidikan Seni Budaya diharapkan mampu mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. keunikan masyarakat Indonesia itu sangat berkaitan erat dengan keberadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesenian merupakan bagian dari kebudayaan, sebagian wrisan nenek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilestarikan agar tidak hilang. Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan tercermin

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dari pembinaan kesiswaan Pasal 1 (a) Mengembangkan potensi siswa

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik adalah salah satu hasil dari proses kebudayaan manusia dalam

menghubungkan satu kebudayaan dengan kebudayaan lain.

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Dairi, Nias, Sibolga, Angkola, dan Tapanuli Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. mereka miliki dengan cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman kehidupan manusiap musik saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa yang berda di bawah naungan Wakil Rektor III, dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fitri Chintia Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau, daerah di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke.

A. Latar Belakang Masalah

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari wilayah Provinsi

itu terkait dengan tujuan pendidikan yang menitik beratkan pada pembentukan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara melakukan penelitan. Desain

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN. atau suara, lukisan dan tarian sesuai dengan ciri khasnya.

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya.

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum yang sekarang banyak digunakan oleh sekolah yaitu Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. untuk diikuti. Pendidikan musik kini menjadi sesuatu yang penting bagi manusia

59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berstruktur dan berprogram, di mulai dari pendidikan dasar,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan etnis dan

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

Dalam menari hal yang sangat menonjol adalah mengenai kemampuan penari tersebut dalam menguasai wiraga. Menurut Rosala, Dedi dkk (1999:7)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pembelajaran merupakan upaya yang diberikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. Nur Syarifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. lagu bertemakan cinta, mungkin ia akan sedih karena patah hati (broken heart)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak berkebutuhan khusus merupakan anak luar biasa yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. diterima dan dirasakan oleh pencipta atau pengamat seni.

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. lampau dimana kawasan Sumatera Utara masuk dalam wilayah Sumatera Timur

Teknik dan Kriteria Evaluasi Pendidikan Seni Tari Dewi Karyati dan Maman Tocharman

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rachmayanti Gustiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan cerminan yang terefleksikan dalam keseharian

SILABUS PENGALAMAN BELAJAR. Mendengarkan penjelasan guru tentang macammacam

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah

SANGGAR SENI TARI DAN BUDAYA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebudayaan merupakan suatu pola hidup yang kompleks, namun menjadi

BAB I PENDAHULUAN. umum, sekolah adalah sebagai tempat mengajar dan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan agar mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihanpelatihan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membawakan berbagai aliran musik, otomatis memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. akan memunculkan sebuah budaya dan musik baru. Walaupun biasanya terkadang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kebudayaan suatu daerah. Pasal 22 Undang-Undang Nomor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya yang mulai memasuki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tari adalah ekspresi jiwa manusia, dalam mengekspresikan diri dibutuhkan tempat atau wadah untuk seseorang yang ingin belajar menari, mengeksplorasi (menjelajahi) setiap teknik ruang gerak baik secara wiraga, wirama, dan wirasa. Salah satu tempat untuk mengembangkan potensi diri itu adalah sanggar tari. Sanggar adalah tempat melakukan suatu aktivitas dan kreativitas dalam berbagai bidang seni. Sebagaimana diketahui bahwa ada banyak sanggar yang dikenal masyarakat seperti sanggar musik, sanggar rias, sanggar senam, sanggar lukis, dan sanggar tari. Sanggar tari adalah sarana melakukan aktivitas berkesenian oleh sekelompok orang yang meliputi pelestarian, penelitian, dan kerjasama. Sanggar tari sangat diperlukan kehadirannya oleh masyarakat, seniman, dan pemerintah sebagai sarana untuk menumbuh kembangkan kesenian tari di Indonesia (Hartono, 1984:132). Saat ini banyak sekali berdiri sanggar-sanggar tari di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, salah satunya keberadaan sanggar tari Tamora 88. Sanggar tari ini merupakan nama sebuah perkumpulan yang didalamnya terdapat kegiatan seni dan budaya. Sanggar tari Tamora 88 ini dipimpin oleh Syahrial Felani dan berdiri pada tanggal 08 Agustus 1988. Bidang-bidang yang dipelajari di sanggar ini yaitu bidang seni tari, seni musik, dan tata rias. Sanggar tari Tamora 88 adalah sanggar tari yang mempunyai pengalaman-pengalaman di bidang seni tari. Banyak tari-tarian 1

2 tradisional Melayu yang diajarkan, diantaranya : tari Serampang XII, tari Mak inang pulau kampai, tari kreasi zapin Melayu, dan tari lainnya. Pelatihan tari di sanggar merupakan kegiatan pendidikan non-formal karena pada umumnya kegiatan tari disanggar tidak dibagi atas jenjang, waktu penyampaiannya diprogram lebih pendek dan materi pelajaran pada umumnya lebih banyak yang bersifat praktis dan khusus. Salah satu pembelajaran seni tari di sanggar Tamora 88 ini adalah berkreatifitas dalam proses pengembangan gerak serta penggarapan tari dan musik yang baru, dikarenakan seni tari saat ini sudah banyak mengalami pengembangan, seperti beraneka ragam bentuk tari yang tentunya juga dilakukan pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan setiap penari baik secara wiraga, wirama, wirasa. Untuk menjadi penari yang mampu menguasai 3 aspek tersebut tentunya dibutuhkan sebuah metode atau cara yang efektif dalam proses latihan. Terutama pada penguasaan rasa musikalitas (wirama) dan penghayatan (wirasa) adalah satu hal penting yang harus dikuasi oleh seorang penari. Mengekspresikan sebuah tarian yang hanya bertumpu pada teknik gerak, merupakan sebuah bentuk tarian yang tak bernyawa, tanpa roh, ekspresi tari lebih sempurna jika teknik gerak bisa dipadukan secara maksimal dengan rasa atau penjiwaan. Pengusaan musical feeling adalah salah satu cara untuk memperkuat rasa, hafalan, serta kualitas seorang penari. Dari kutipan artikel musical mind dalam buku psycology of music Carl E. Seasore (1938:2) yang diterjemahkan oleh Riyan hidayatullah yang mengatakan musik berbicara mengenai rasa karena esensi dari musik adalah

3 bermain dengan perasaan. Seluruh parameter musik tersebut (tone, rhythm, dan lain-lain) di- manage sepenuhnya menggunakan rasa. The musical mind is first of all normal mind, artinya semua kemampuan merasakan, mendengar, mengerti dan sebagainya tercipta dalam suatu integrasi sense dari musik. Dalam artikel Riyan Hidayatullah menjelaskan ada dua aspek rasa dalam merasakan musik. Pertama sifat alamiah pengalaman estetik, dan yang kedua adalah yang bisa kita sebut sebagai perasaan mencipta sebagaimana yang terjadi pada seorang komposer. Kedua aspek tersebut akan memperkuat dan memberikan penegasan emosional mengenai ekspresi semakin nyata. (http://psychology.wikia.com/wiki/carl_e_seashore). Berkaitan dengan hal tersebut penulis merasa tertarik untuk meneliti sebuah metode belajar tari yang sebenarnya dari dulu sudah digunakan dalam proses belajar tari tradisi, yaitu mereka tidak pernah belajar tari dengan menghitung, sebagai penulis saya dapat mengambil kesimpulan seperti ini karena peneliti mengamati kebeberapa pusat latihan tari tradisi, yang dilakukan oleh orang-orang tradisi seperti pada tanggal 09 agustus 2016 penulis berada di desa Lingga, Kabupaten Karo, Kecamatan Simpang Empat, disana penulis mengamati proses latihan belajar tari Karo mereka tidak mematokkan setiap satu ragam gerak akan berubah sesuai hitungan keberapa, mereka selalu mengikuti musik ketika musik berganti nada mereka akan berganti gerak, dan ketika tempo dari musik tersebut semakin cepat secara otomatis mereka langsung menyesuaikan dengan musik, sehingga rasa dalam melakukan gerak lebih dalam penjiwaannya.

4 Untuk itu pengunaan metode yang peneliti sebut sebagai musical feeling adalah teori belajar yang sudah dilakukan dari dulu hanya saja pelaksaannya sekarang ini sudah jarang dilakukan, metode yang cukup efektif dalam proses belajar menari yang berpengaruh terhadap wirama, wirasa serta hafalan penari. Rasa musikal dalam belajar tari sangat efektif tidak hanya mempermudah hafalan tetapi juga rasa penghayatan dan dapat memperkuat daya ingat untuk waktu yang cukup lama. Penggunaan metode ini tidak hanya untuk belajar tari-tari tradisi atau tari garapan, namun dalam belajar tari untuk anak-anak mereka di biasakan bergerak dengan lirik lagunya, peka terhadap nada dari musik iringan tarinya ini akan mempermudah anak-anak dalam belajar tari. Beberapa sanggar masih banyak yang menggunakan metode ini dalam proses belajar menari, namun dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel dari sanggar tari Tamora 88 yang dalam penggarapan tarinya lebih sulit untuk mengikuti musik dari tariannya, mereka menggunakan metode musical feeling dalam proses latihannya, salah satu penerapan metode ini pada saat belajar tari Zapin Melayu. tari-tari yang diciptakan oleh Syarial Felani yang merupakan seorang koreografer, penata, dan pemain musik tradisonal, dalam mengarap tari selalu menggunakan metode ini dalam pengarapan tariannya, beberapa karya Zapin Melayu yang digarap oleh Syarial Felani salah satunya dedeng merindukan bulan dan tari Mas Merah Dalam proses latihan memiliki tahap-tahapan dalam menggunakan metode ini, perbagian tari memiliki tingkat kesulitan tersendiri dalam olah rasa musik dan penjiwaannya. Ini lah yang menjadi alasan penulis memilih sanggar

5 tari Tamora 88 menjadi objek penelitiannya, karena menurut penulis untuk melakukan gerak dengan musik iringan tari Zapin Melayu ini bukanlah hal mudah untuk dilakukan, butuh rasa musikalitas tinggi, latihan yang panjang dan disiplin untuk bisa mendapatkan olah rasa musik dan penyiwaan dalam tarian ini. Proses penerapan rasa musik yang diterapkan di sanggar tari Tamora 88 di awali dengan tahapan mendengarkan, merasakan, dan menyatukan antara gerak dan musik. Proses rasa musikal ini dilakukan secara berulang-ulang untuk memperkuat hafalan gerak, dan hafalan rasa musik terhadap tari tersebut. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dalam skripsi ini ingin mendeskripsikan bagaimana cara penerapan musical felling dalam proses belajar tari Zapin Melayu disanggar tari Tamora 88. B. Identifikasi Masalah Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah serta masalah yang diketahuinya tidak terlalu luas. Identifikasi masalah tersebut sesuai dengan pendapat Hadeli (2006:23) yang mengatakan bahwa : Identifikasi masalah adalah suatu situasi yang merupakan akibat dari interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan-kebiasaan, keadaan-keadaan dan sebagainya) yang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan. Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas banyak pertanyaan tentang penerapan metode musical feeling dalam belajar menari tari zapin Melayu. Langkah pertama yang dilakukan penulis yaitu dengan merangkum pertanyaan

6 yang muncul dan mengidentifikasinya agar penulisan yang dilakukan menjadi terarah. Maka penulis menyimpulkan identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana proses belajar menari disanggar tari Tamora 88? 2. Bagaimana kualitas penari di sanggar tari Tamora 88? 3. Bagaimana proses penciptaan tari zapin Melayu pada sanggar tari Tamora 88? 4. Bagaimana peguasaan wirama, wiraga, wirasa penari disanggar tari Tamora 88? 5. Bagaimana pengaruh musical feeling pada proses belajar tari zapin Melayu disanggar tari Tamora 88? 6. Bagaimana penerapan metode musical feeling pada proses belajar tari zapin Melayu disanggar tari Tamora 88? C. Pembatasan Masalah Mengingat Luasnya cakupan masalah yang diidentifikasi serta keterbatasan waktu, dana, dan kemampuan teoritis, maka penulis membatasi masalah untuk memudahkan pemecahan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Hal ini sesuai dengan pendapat sukardi (2003:30) mengatakan bahwa: Dalam merumuskan ataupun membatasi permasalahan dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti. Oleh karena itu perlu hati-hati dan jeli dalam mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan rangkaian kedalam beberapa pertanyaan yang jelas. Masalah merupakan pertanyaan-pertanyaan yang dicoba untuk ditemukan jawabannya, terkait dengan pendapat diatas maka penulis mencoba untuk

7 menemukan jawaban untuk memecahkan masalah-masalah yang telah diidentifikasi. Namun menginggat keterbatasan-keterbataan yang ada maka masalah yang telah diidentifikasi dibatasi sebagai berikut: 1. Bagaimana penguasaan wiraga, wirama, dan wirasa penari di sanggar tari Tamora 88? 2. Bagaimana penerapan metode musical feelling dalam belajar tari zapin Melayu disanggar tari Tamora 88? 3. Bagaimana pengaruh musical feeling pada proses belajar tari zapin Melayu disanggar tari Tamora 88? D. Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan identifikasi masalah atau suatu titik fokus dari memperkecil batasan-batasan yang telah dibuat sekaligus berfungsi untuk lebih mempertajam arah penelitian. Berdasarkan uraian-uraian yang telah dijabarkan pada latarbelakang masalah, identifikasi masalah, serta pembatasan masalah maka menuntut penelitian kearah perumusan. Berdasarkan uraian diatas hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto dalam Nugrahaningsih (2012: 46) yang mengemukakan bahwa: Agar penelitian dapat dilaksanakan dengan sebaiknya, maka peneliti harus merumuskan masalahnya sehingga jelas dari mana harus dimulai, kemana harus pergidan dengan apa. Agar penelitian berfokus pada satu masalah yang akan ditinjau lebih lanjut maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Penerapan Metode Musical Feeling dalam Belajar Tari Zapin Melayu di Sanggar Tari Tamora 88.

8 E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian selalu dirumuskan untuk mendapatkan catatan yang jelas tentang hasil yang akan dicapai. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (1978:69) yang mengatakan penelitian adalah perumusan kalimat yang menunjukan adanya hasil yang diperoleh setelah penelitian selesai, berhasil tidaknya suatu penelitian yang telah dilakukan terlihat dari tercapai tidaknya tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah adalah : 1. Mendeskripsikan penguasaan wiraga, wirama, dan wirasa penari di sanggar tari Tamora 88? 2. Mendeskripsikan pengaruh Musical felling untuk wiraga, wirama, dan wirasa penari Tamora 88. 3. Mendeskripsikan Penerapan Metode Musical Feeling Dalam Belajar Menari Tari Zapin Melayu di Sanggar Tari Tamora 88. F. Manfaat penelitian Manfaat penelitian berisi mengenai efek positif dari masalah yang diteliti.. Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kelompok atau individu yang membutuhkannya, manfaat tersebut diantaranya : 1. Sebagai referensi bagi orang lain yang hendak mengangkat penelitian tentang seni tari. 2. Sebagai sarana apresiatif bagi yang ingin menggangkat tentang penerapan metode musical feeling dalam belajar menari.

9 3. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah, lembaga pendidikan formal dan juga masyarakat luas. 4. Sebagai bahan referensi baru untuk perpustakaan Universitas Negeri Medan. 5. Sebagai tambahan literatur tentang kesenian khususnya seni tari. 6. Sebagai acuan metode dalam belajar menari.