PELAKSANAAN SISTEM MANAGEMENT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL IBIS PADANG SUMATERA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE OASIS CIKARANG JAKARTA BARAT

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (SMK3) PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI DI WILAYAH SUMATERA BARAT ARTIKEL

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

TINJAUAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN GEDUNG TELKOMSEL PEKANBARU)

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP)

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan K3 juga salah satu penyebab terjadinya kecelakaan.

EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja (Ramli, 2013).

HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT PT. GRAHAINDO JAYA GENERAL CONTRACTOR

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstitusi Indonesia pada dasarnya memberikan perlindungan total bagi rakyat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PENGARUH SISTEM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP KINERJA K3 PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

PANDANGAN KONTRAKTOR DAN PEMILIK TERHADAP PERAN PEMILIK DALAM KESELAMATAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

ANALISIS PENERAPAN PELAPORAN DAN PERBAIKAN KEKURANGAN TINGKAT LANJUTAN SMK3 BERDASARKAN PP NO. 50 TAHUN 2012 DI PT. X

GAMBARAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PT. SEMEN BOSOWA MAROS

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya sebuah kecelakaan. Istilah risiko (risk) memiliki banyak definisi,

EVALUASI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG RS.

BAB I PENDAHULUAN. akan ditimbulkan akibat aktivitas-aktivitas yang ditimbulkan seperti kecelakaan

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #5 Ganjil 2015/2016

USULAN PEDOMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) UNTUK MEMINIMALKAN KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI RUMAH SAKIT LIMIJATI BANDUNG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kesehatan yang datang dari pekerjaan mereka tersebut. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MK3 PERTEMUAN #5 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #3 Ganjil 2016/2017. Sistem Manajemen K3

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Pengelolaan Sumber Daya Manusia Pada Manajemen K3

ABSTRAK Universitas Kristen Maranatha

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA MANAJEMEN K3

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin berkembangnya prindustrian dengan mendayagunakan

CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM (CSMS)

Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001:2007 pada Perusahaan Perkebunan di Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik, tenaga kerja di Indonesia per bulan Februari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat

EVALUASI UNSAFE ACT, UNSAFE CONDITION, DAN FAKTOR MANAJEMEN DENGAN METODE BEHAVIOR BASED SAFETY PADA PROYEK APARTEMEN. Patricia 1, David 2 and Andi 3

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini penulis mengambil responden dari pekerja pekerja pada

IDENTIFIKASI KECELAKAAN KERJA DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE HAZARD DAN OPERABILITY ( HAZOP

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

KUISIONER PENELITIAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN GUNAWANGSA MERR SURABAYA

AUDIT TERHADAP SISTEM MANAJEMEN K3 BERBASIS OHSAS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAYUAGUNG

PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO

PRA - RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA RK3K) FORMULIR PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bangunan gedung menurut UU RI No. 28 Tahun 2002 adalah wujud fisik hasil

AUDIT & INSPEKSI K3 PERTEMUAN #14 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI


PT. PELITA NUSA PERKASA

Universitas Diponegoro 2 Chief Environmental Engineer, Safety-Health_Environmental & Loss Control

Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Perusahaan Kontraktor BUMN dan Swasta Nasional

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

BAB I STANDAR KOMPETENSI

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara menyatakan bahwa luas perkebunan karet Sumatera Utara pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan atau K3L masih menjadi sesuatu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

Seminar TESIS. (9108

dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki, yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data observasional dan kuesioner.

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur sebagai pendukung untuk peningkatan ekonomi. Sisi positif dari

BAB I PENDAHULUAN. ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya (hazard) dan

PT MDM DASAR DASAR K3

EVALUASI JENIS DAN AREA POTENSIL KECELAKAAN KERJA PADA INDUSTRI PABRIK X

BAB I PENDAHULUAN. adalah meningkatnya jumlah tenaga kerja di kawasan industri yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Masalah

BAB V PEMBAHASAN. Khusus Busway Kapten Tendean Blok.M Cileduk Paket Kapten Tendean

IDENTIFIKASI RESPON TENAGA KERJA TERHADAP PENERAPAN K3 PADA BEBERAPA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN DAN SEKITARNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran aspek..., Aldo Zaendar, FKM UI, 2009

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dalam industri (Heinrich, 1980). Pekerjaan konstruksi merupakan

IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. hak pekerja yang wajib dipenuhi oleh perusahaan disamping hak-hak normatif

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keselamatan kerja telah dikenal sejak berabad yang lalu sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data didapat beberapa kesimpulan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. selamat sehingga tidak terjadi kecelakaan. Untuk itu harus diketahui risiko-risiko

Prosiding Seminar ACE 22-23

KESELAMATAN, KEAMANAN, & KESEHATAN KERJA

LAPORAN TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya. Totok Aji Nugroho R

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dari pesatnya pembangunan berbagai pusat perbelanjaan, pendidikan, perumahan, dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga

Transkripsi:

PELAKSANAAN SISTEM MANAGEMENT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL IBIS PADANG SUMATERA BARAT Ade Setiawan, Nasfryzal Carlo, Hendri GP Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta Email : adhe_pp24@yahoo.com, carlo@bunghatta.ac.id, hendrigp@ft.unand.ac.id ABSTRAK Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, adalah sistem manajemen untuk mengatur K3 di suatu perusahaan agar dapat mencegah dan mengurangi angka kecelakaan kerja. SMK3 di Indonesia merujuk kepada PP No.50 Tahun 2012, yang menyatakan bahwa setiap perusahaan wajib untuk menerapkan SMK3 di perusahaannya. Elemen kunci sukses SMK3 meliputi kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pengukuran dan pemeriksaan, serta tinjauan manajemen. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pelaksanaan SMK3 di proyek pembangunan Hotel Ibis Padang. Data yang diperlukan diperoleh dengan melakukan wawancara kepada Penanggung jawab K3 proyek, dan menyebarkan kuisioner kepada 64 orang responden yang merupakan tenaga kerja proyek. Dari hasil penelitian diperoleh pelaksanaan SMK3 berdasarkan lima elemen kunci sukses di proyek pembangunan Hotel Ibis Padang Sudah sangat baik. Untuk itu diharapkan kepada pihak PT PP (Persero) Tbk untuk mempertahankan sekaligus meningkatkan pelaksanaan SMK3 di proyek pembangunan Hotel Ibis Padang. Kata kunci : lima kunci sukses SMK3, Pelaksanaan K3, proyek konstruksi Pembimbing I Pembimbing II Prof. Nasfryzal Carlo, MSc Hendri GP, MSCE

THE IMPLEMENTATION OF OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH MANAGEMENT SYSTEM (OSHM) IN THE PROJECT DEVELOPMENT OF IBIS HOTEL AT WEST SUMATERA Ade Setiawan, Nasfryzal Carlo, Hendri GP Department of Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering and Planning University of Bung Hatta Email : adhe_pp24@yahoo.com, carlo@bunghatta.ac.id, hendrigp@ft.unand.ac.id ABSTRACT Occupational safety and Health Management System (OSHM) is a system to manage safety and health program at a company, to prevent and reduce the work accidents. OSHM in Indonesia refers to PP No. 50 of 2012, which states that every company is obliged to apply OSHM in his company. The key element of success OSHM include policy, planning, implementation, measurement and audit, and management review. This research is a descriptive study aimed to obtain a description of the implementation of development projects OSHM at Hotel Ibis Padang. The data obtained by interviewed with SHEO, and distributed questionnaires to 64 respondent who are workes of the project. Result of this research, the implementation of OSHM based on five key elements of success at the project had been very good. It is expected to PT PP ( Persero ) Tbk to maintaining and increase the implementation of OSHM at development project of Ibis Hotels. Keywords : Key elements of success OSHM, OSH Implementation, Project Construction

PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, mendorong pembangunan konstruksi menjadi lebih maju. Untuk membuat suatu bangunan konstruksi, diperlukan tenaga kerja yang banyak dan alat produksi yang mendukung. Proyek konstruksi merupakan proyek yang beresiko tinggi terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Hal ini terjadi karena pembangunan konstruksi dipengaruhi oleh kondisi fisik pekerja serta area yang terbuka, seperti iklim, cuaca dan lingkungan (Sugito, 2010). Masalah tersebut akan mempengaruhi dan mendorong peningkatan jumlah maupun tingkat keseriusan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan. Menurut Ramli (2010), angka kecelakaan kerja di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara di dunia. Menurut data Jamsostek dalam Ramli (2013) angka kecelakaan kerja tahun 2011, mencapai 99.491 kasus. Jumlah tersebut meningkat dibanding tahun sebelumnya yaitu 98.711 kasus. Hampir 32 % kasus kecelakaan kerja yang ada di Indonesia terjadi pada proyek konstruksi yang meliputi segala jenis pekerjaan proyek gedung, jalan, jembatan, terowongan, irigasi bendungan dan sejenisnya (Malik, 2013). Masih tingginya angka kecelakaan kerja, menunjukkan aspek K3 di Indonesia masih sering diabaikan (Wicaksono, 2011). Untuk itu, saat ini Indonesia telah menempatkan aspek K3 sebagai program nasional melalui gerakan membudayakan K3 di berbagai sektor kegiatan pada tahun 2015. Menindaklanjuti hal di atas maka saat ini pemerintah mulai mendorong setiap perusahaan menerapkan K3 di lingkungan kerjanya masing-masing, melalui program SMK3 (Sistem Manajemen K3). Program SMK3 di Indonesia diwajibkan dan telah dituang dalam bentuk peraturan perundangan. Melalui PP No. 50 Tahun 2012 tentang SMK3 diharapkan penerapan SMK3 dapat berguna untuk pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja sehingga tercipta tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Pada PP No. 50 Tahun 2012 jelas tertulis bahwa setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja lebih 100 orang dan mempunyai potensi bahaya tinggi wajib menerapkan SMK3. Potensi bahaya yang tinggi ini mencakup potensi bahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan yang merugikan jiwa manusia, terganggunya proses produksi dan pencemaran lingkungan kerja. PT PP (Persero) Tbk merupakan BUMN yang berkomitmen kerja untuk selalu meningkatkan kualitas K3 sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan Indonesia Berbudaya K3 tahun 2015 dalam proyekproyek konstruksi yang dinaunginya di berbagai daerah di Indonesia. Salah satu proyek konstruksi yang kini sedang dijalankan oleh PT PP (Persero) Tbk adalah, pembangunan Hotel Ibis yang terletak di Jalan Taman Siswa no 1-A Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Pembangunan Hotel Ibis Padang ini, merupakan pembangunan gedung bertingkat paling tinggi di kota Padang. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan konstruksi ini, merupakan pembangunan konstruksi berskala besar dan mempunyai potensi bahaya yang besar di Kota Padang. Selain itu, pembangunan hotel bertingkat 12 lantai ini mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 181 orang (Data Engineer PT.PP, 2013). Komitmen PT PP (Persero) Tbk dalam mencegah kecelakaan kerja, maupun penyakit akibat kerja, pada proyek pembangunan Hotel Ibis Padang ini, tertuang dalam visi Safety Health and Environment (SHE) yang mengedepankan zero accident dan green contractor (Company Police, PT PP, 2012). Jelas terlihat dalam visi tersebut, bahwa fokus utama adalah tidak terjadinya kecelakaan kerja dan meningkatkan pelestarian lingkungan.

Berjalannya manajemen SMK3 di suatu perusahaan dapat dilihat dari bentukbentuk kegiatan untuk menjamin dan melindungi kesehatan dan keselamatan kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Upaya ini disebut dengan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja), yang apabila SMK3 berjalan dengan lancar maka kegiatan dari K3 juga akan terlaksana dengan optimal. Keoptimalan K3 akan sangat mempengaruhi kinerja dari tenaga kerja dan pada akhirnya berujung pada kinerja perusahaan. Tenaga kerja merupakan aset perusahaan yang harus diberi perlindungan terhadap aspek keselamatan dan kesehatan kerja mengingat ancaman bahaya potensial yang berhubungan dengan kerja (Ramadhani, 2009). Keselamatan dan kesehatan kerja harus dijadikan hal yang penting dalam memperhatikan kesejahteraan tenaga kerja karena dampak kecelakaan dan penyakit yang ditimbulkan tidak hanya akan merugikan tenaga kerja itu saja, tetapi perusahaan itu sendiri baik secara langsung maupun tidak langsung (Malik, 2013). Berdasarkan hasil wawancara dengan SHEO PT PP (Persero) Tbk, dalam pembangunan proyek hotel Ibis ini, sudah diterapkan kebijakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Baik untuk pekerja, maupun pihak yang terkait K3 telah dilakukan pelatihan untuk menyikapi dan mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja. PT PP (Persero) Tbk juga mencantumkan kebijakan tentang pelestarian lingkungan, terbukti dengan adanya tindakan pengukuran kebisingan, dan melakukan gotong royong yang dilaksanakan oleh setiap pekerja seminggu sekali selama 1 jam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan SMK3 di proyek pembangunan Hotel Ibis Padang. METODE PENELITIAN Penelitian ini digolongkan kepada penelitian deskriptif. Metode deskriptif dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu. Populasi dari penelitian ini adalah semua tenaga kerja di proyek pembangunan Hotel Ibis Padang oleh PT PP (Persero) Tbk yang berjumlah 181 orang. Menurut Notoatmodjo (2010) untuk menentukan sampel, digunakan rumus : n = Keterangan : N : Besar Populasi n : Besar Sampel d :Tingkat Kepercayaan/ketepatan yang diinginkan n = n = n = 64,4 = 64 orang Jadi, jumlah sampel yang didapatkan dengan menggunakan rumus di atas menjadi 64 orang responden. 64 orang responden tersebut terdiri atas 11 orang tukang keramik,8 orang tukang batu, 5 orang tukang plester,13 orang tukang kayu dan 29 orang pekerja. Penelitian kepada 64 orang responden dikumpulkan melalui kuisioner dengan 16 butir pertanyaan. Selain itu, juga dilakukan wawancara dengan 1 orang SHEO dan 1 orang PM untuk lebih menggambarkan pelaksanaan SMK3 pada proyek pembangunan Hotel Ibis Padang. Teknik pengambilan sampel untuk memilih 64 orang responden diatara 181 populasi adalah dengan teknik simple random sampling. Teknik pengolahan data dengan tahap editing, coding, entry, cleaning, dan tabulating data, dilanjutkan dengan analisis persentase

untuk melihat bagaimana pelaksanaan SMK3 di proyek pembangunan Hotel Ibis Padang. HASIL DAN PEMBAHASAN Proyek Pembangunan Hotel Ibis Tahun 2012 s/d 2013 terletak di Jalan Taman Siswa No 1-A Padang, Sumatera Barat (Gambar 1.1). Dengan luas bangunan 8.755 m 2 dan memiliki gedung setinggi 12 lantai yang dilaksanakan oleh PT.PP (Persero) Tbk. Pelaksanaan SMK3 dalam proyek pembangunan Hotel Ibis Padang ini dapat dilihat dari lima elemen kunci sukses SMK3 yaitu: a. Kebijakan PT PP (Persero) Tbk mempunyai kebijakan umum tentang K3. Untuk proyek pembangunan Hotel Ibis Padang, ditetapkan suatu kebijakan dengan nama SHE (Safety-Health Environment) yang mengedepankan visi untuk zero accident dan green contractor. Untuk melaksanakan kebijakan ini, maka PT PP Persero Tbk sudah membentuk organisasi khusus dengan seorang pelaksana yaitu SHEO, dan penanggung jawabnya adalah PM (Project Manager) proyek pembangunan Hotel Ibis Padang. Kebijakan SHE mencakup visi, misi, tujuan dan sasaran yang dibuat secara tertulis, dan melakukan tinjauan awal dengan mempertimbangkan berbagai faktor antara lain persyaratan perundangan, hasil identifikasi bahaya dan risiko, hasil analisis terhadap kegiatan atau operasi proyek, upaya-upaya K3 yang telah dijalankan pada proyek-proyek sebelumya, dan informasi kejadian kecelakaan atau kejadian lainnya yang pernah terjadi. Kebijakan ini juga telah dikomunikasikan kepada semua pihak terkait, melalui buku panduan K3, pelatihan-pelatihan, dan media-media lain seperti spanduk-spanduk K3 b. Perencanaan Perencanaan ini merupakan tindak lanjut dan penjabaran kebijakan K3 yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak dengan mempertimbangkan hasil audit yang pernah dilakukan dan masukan dari berbagai pihak termasuk hasil pengukuran kinerja K3. Hasil dari perencanaan ini selanjutnya menjadi masukan dalam pelaksanaan dan operasional K3 (Ramli, 2013). PT PP (Persero) Tbk dalam membuat perencanaan K3 melakukan proses berupa analisis risiko, tinjauan perundangan, pembelajaran (Lesson/ Learn), menetapkan tujuan dan sasaran, indikator Kinerja, penetapan sumber daya dan rencana kerja. c. Pelaksanaan 1. Sumber Daya Setiap kegiatan membutuhkan sumber daya agar dapat berjalan dan mencapai sasaran yang diinginkan. Sumber daya tersebut tidak hanya dari segi sumber daya manusia, namun mencakup juga sarana dan dana (Ramli, 2013). Salah satu elemen kunci untuk menerapkan K3 dalam perusahaan adalah tersedianya tenaga K3 yang kompeten dan memiliki wewenang dalam menjalankan tugasnya. Dalam hal ini proyek pembangunan Hotel Ibis Padang sudah mempunyai SHEO dan beserta anggotanya yang mampu mengendalikan K3 di proyek. Menurut SHEO, pelaksanaan K3 dalam proyek ini sudah mencapai 80 % dari semua aspek yang ada. Berdasarkan hasil penelitian kepada 64 orang responden didapatkan data jawaban mendukung. Dari segi pelatihan K3, sebanyak 63 orang (98,75 %) responden sudah mengikuti pelatihan K3. Angka 98,75 % tersebut

menunjukkan bahwa pelaksanaan pelatihan K3 di proyek ini sudah sangat baik. Sangat baiknya pelaksanaan pelatihan K3 yang diberikan pada proyek pembangunan Hotel Ibis Padang, tentunya memberikan dampak positif terhadap pengetahuan tenaga kerja tentang K3. Pada pelatihan APAR (Gambar 1.7), diberikan pengetahuan tentang cara memadamkan api ringan dan bagaimana karakteristik dari APAR itu sendiri. Sebanyak 61 orang (96.52%) responden sudah mengetahui cara memadamkan api ringan yaitu harus berlaku tenang, memberikan laporan kepada petugas, dan mengupayakan agar kebakaran tidak membesar. Selain itu 40 orang (67,57 %) responden juga sudah mengetahui ketinggian tabung pemadam kebakaran yang baik adalah 120 cm, terjangkau dan mudah dilihat. Pada pelatihan P3K (Gambar 1.8) diberikan pengetahuan tentang cara pertama menolong orang yang mengalami kecelakaan kerja. 55 orang (88,42%) responden sudah mengetahui apabila terjadi kecelakaan kerja disekitar mereka, maka mereka harus bertindak mengamankan kondisi sekeliling, memeriksa keadaan korban, dan meminta tolong pada petugas atau teman yang lain. Tindakan pekerja yang demikian menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga kerja di proyek pembangunan Hotel Ibis Padang sudah mengetahui dengan sangat baik cara bertindak apabila terjadi kecelakaan saat bekerja. K3 di suatu perusahaan merupakan aspek yang sangat penting untuk dijalankan. Hal ini juga didukung oleh tenaga kerja yang ada di proyek pembangunan Hotel Ibis Padang. 100 % responden mengakui bahwa pelaksanaan K3 sangat diperlukan di proyek pembangunan Hotel Ibis Padang. Pentingnya pelaksanaan K3 di PT PP (Persero) Tbk, selain terlihat dalam pelatihan-pelatihan K3 yang diberikan, di dalamnya termasuk juga pemakaian alat pelindung diri (APD). Rata-rata lebih dari 90 % responden selalu memakai alat pelindung diri ketika bekerja, mengindikaskan bahwa pelaksanaan K3 di proyek Hotel Ibis Padang ini sudah sangat baik. Menurut Tien (2007) penggunaan Alat Pelindung Diri yang baik oleh tenaga kerja mampu menurunkan angka kecelakaan kerja. Dampak positif dari pelatihan K3 yang diberikan kepada tenaga kerja juga dapat dilihat dari pengetahuan umum K3 yang dimiliki responden. Dari segi pengertian kecelakaan kerja, 58 orang (92,36 %) responden sudah mengetahui kecelakaan kerja adalah kejadian yang menimpa seseorang di tempat kerja yang berdampak buruk pada pekerja, pengusaha, dan lingkungan di tempat kerja. Tenaga kerja di proyek pembangunan Hotel Ibis Padang juga sudah mengetahui dengan sangat baik hak dan kewajiban mereka sebagai seorang tenaga kerja dari aspek K3. (98,75 %) responden mengatakan, bahwa mereka wajib memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan yang diwajibkan serta mendapatkan perlindungan terhadap bahaya kecelakaan kerja.

Selain itu, responden juga sudah mengetahui akibat dari kecelakaan kerja. Dibuktikan dengan 60 orang (96,15 %) mengatakan bahwa apabila terjadi kecelakaan kerja maka akibatnya adalah kerusakan, kekacauan organisasi, banyaknya keluhan dan kesedihan, timbulnya kelainan atau kecacatan, bahkan kematian. Oleh karena itu, untuk mencegah kecelakaan kerja tersebut 62 orang (98,10 %) responden sudah mengetahui dengan sangat baik, yaitu dengan cara mematuhi semua peraturan tentang K3, mengikuti semua pelatihan K3 yang diadakan oleh perusahaan, dan menggunakan alat pelindung diri untuk bekerja. Selain bentuk pencegahaan kecelakaan kerja yang disebutkan di atas, maka tenaga kerja juga harus menyadari manfaat dari pelaksanaan K3 itu sendiri. 80,33 % respondeng sudah mengetahui bahwa manfaat K3 dapat mengurangi kecelakaan kerja. Jawaban responden dengan rentang 80 sampai hampir 100 % mengindikasikan bahwa pengetahuan dan aplikasi dari tenaga kerja untuk aspek K3 sudah sangat baik. Hal ini tentunya dapat mendukung pelaksanaan SMK3 yang ada di proyek pembangunan Hotel Ibis Padang, karena pelaku utama yang akan menentukan keberhasilan pelaksanaan K3 dengan baik adalah tenaga kerja. 2. Kegiatan K3 Kegiatan K3 yang dilakukan pada proyek Hotel Ibis Padang meliputi : Adanya pelaksanaan SHE Talk (Gambar 1.2), SHE Induction (Gambar 1.3), Management Review (Gambar 1.5), SHE Meeting (Gambar 1.6), pembersihan area proyek (Gambar 1.4), Pelatihan-pelatihan dan pengetesan yang dilakukan secara terjadwal. 3. Prosedur Manajemen Berdasarkan hasil wawancara dengan SHEO, proyek pembangunan Hotel Ibis Padang sudah menetapkan prosedur manajemen agar pelaksanaan SMK3 berjalan dengan baik. Prosedur manajemen ini, terus diinformasikan kepada semua pihak agar dapat berjalan dengan konsisten untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan. d. Pemantauan dan Pengukuran 1. Pemeriksaan/ Inspeksi K3, Pengujian, dan Pengukuran PT PP (Persero) Tbk sudah melakukan kegiatan pemeriksaan, pengujian, dan pengukuran ini untuk menjamin tercapainya kinerja keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan kerja pada proyek pembangunan Hotel Ibis Padang ini. Pemeriksaan, pengujian, dan pengukuran ini dilakukan oleh orangorang yang berkompeten di bidang K3 dalam perusahaan. 2. Penyelidikan Insiden PT PP (Persero) Tbk sudah memiliki prosedur mengenai penyelidikan kecelakaan dan insiden, berkaitan dengan tata cara, petugas yang berwenang, tim investigasi, teknik investigasi, sistem pelaporan, dan tindak lanjut hasil investigasi. 3. Audit Internal SMK3 Audit internal harus dilakukan secara sistematis dan komprehensif yang mencakup semua aspek dalam sistem manajemen K3. Menurut Bapak Edison dan Bapak Saukani, proyek pembangunan Hotel Ibis Padang sudah pernah dilakukan audit internal oleh pihak perusahaan dengan beberapa hasil temuan yang

perlu ada sedikit perbaikan dalam audit tersebut dan langsung disikapi dilapangan. e. Tinjauan Manajemen Proyek pembangunan Hotel Ibis Padang sudah melakukan tinjauan manajemen dengan membahas hasil temuan dari audit SMK3 yang dipantau oleh kantor cabang dan kantor pusat PT PP (Persero) tbk secara berkala untuk mencapai pelaksanaan yang maksimal. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pelaksanaan SMK3 di proyek pembangunan Hotel Ibis Padang yang mencakup lima tahap kunci sukses SMK3 mulai dari kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengukuran, serta tinjauan ulang manajemen, sudah sangat baik. Hal ini sejalan dengan pendapat dari SHEO proyek pembangunan Hotel Ibis Padang yang mengatakan bahwa pelaksanaan SMK3 proyek Hotel Ibis Padang ini sudah mencapai 80 %. Kebijakan yang ditetapkan di proyek pembangunan ini, dinamakan SHE (Safety-Health Environment) yang mempunyai visi untuk menjadikan proyek pembangunan Hotel Ibis Padang sebagai proyek yang zero accident. Proses penyususnan perencanaan juga melalui tahap identifikasi resiko, dan pembelajaran ke kejadian kecelakaan kerja yang pernah terjadi sebelumnya, mempunyai indicator kinerja, untuk mencapai tujuan dan sasaran, dengan adanya sumber daya dan membuat rencana kerja yang berpedoman kepada peraturan perundang-undangan. Pada tahap pelaksanaan, diperoleh hasil pelaksanaan K3 pada 64 tenaga kerja yang menjadi responden sudah sangat baik. Selain itu, kegiatan K3 yang bertujuan untuk mengendalikan aspek-aspek K3 di proyek juga berjalan sesuai dengan prosedur manajemen yang ada, dan terjadwal sehingga pelaksanaan K3 dapat berjalan sebagaimana mestinya. Tahap akhir dari SMK3 adalah pemeriksaan dan pengukuran, juga sudah dilaksanakan oleh PT PP (Persero) Tbk. Hasil temuannya langsung disikapi di lapangan dan ditinjau ulang lagi oleh manajemen yang diawasi langsung dan secara berkala oleh kantor pusat PT PP (Persero) Tbk untuk memperoleh pelaksanaan SMK3 yang maksimal. Saran Pelaksanaan SMK3 di proyek pembangunan hotel Ibis Padang oleh PT PP Persero (Tbk) sudah berjalan dengan sangat baik. Untuk itu diharapkan agar perusahaan selalu dapat mempertahankan mutu SMK3 yang telah tercapai. Penggunaan hasil dari audit dan tinjauan manajemen dapat dijadikan tolak ukur untuk membuat pelaksanaan SMK3 yang pada dasarnya sudah baik, untuk dapat ditingkatkan menjadi lebih baik lagi. Untuk peneliti berikutnya, diharapkan dapat meneliti lebih lanjut tentang K3 dan SMK3 di berbagai macam proyek konstruksi lainnya. DAFTAR PUSTAKA Malik, Anhar Januar. 2013. Pengaruh Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan Proyek Konstruksi Pada PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Makassar. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanudin Makasar Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metode Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Ramli, Soehatman. 2013. Smart Safety Panduan Penerapan SMK3 yang Efektif. Jakarta : Dian Rakyat Tien, Pham Thi Cam, dkk. 2007. Occupational Safety and Health Management In Construction : Final Project Thai Nippon Steel Engineering and Construction. Asian Institute of Technology

Gambar 1.1 Lokasi Proyek Gambar 1.2 Pelaksanaan SHE Talk Gambar 1.3 Pelaksanaan SHE Induction Gambar 1.4 Pembersihan Area Proyek Gambar 1.5 Management Review Gambar 1.6 SHE Meeting Gambar 1.7 Pelatihan APAR Gambar 1.8 Pelatihan P3K