BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI), sehingga menempatkannya diantara delapan tujuan Millennium

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. antara delapan tujuan yang dituangkan dalam Millennium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Program pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. kehamilan sebagai komplikasi persalinan atau nifas, dengan penyebab terkait atau

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan dan

BAB 1 PENDAHULAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan hasil Survei

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB I PENDAHULUAN. maupun janin yang di kandung. Berbagai macam kelainan yang timbul membuat

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MGD s) atau tujuan pembangunan milenium

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurunnya AKI dari 334

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh wanita di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

mempelajari berbagai hal. Dalam bidang ilmu kesehatan, bisa mempelajari salah satu peristiwa tersebut adalah kehamilan. Kehamilan dan persalinan

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand hanya 44 per

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebab kecelakaan atau incidental) (CIA, 2014). AKI (Angka Kematian Ibu)

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. (AKB) di Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Hamil Trimester Iii Dalam Persiapan Persalinan

Menurut Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan jumlah kematian ibu melahirkan di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yang salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan ibu di Indonesia masih memprihatinkan dimana Angka

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI)

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya (Prakarsa, 2013). meninggal selama atau setelah kehamilan dan persalinan.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya lebih dari satu milyar kasus gastroenteritis atau diare. Angka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berpengaruh tidah baik terhadap kehamilan tersebut (Prawiroharjo, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang ibu dalam usia reproduktif. Perubahan-perubahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu prioritas

I. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan

Faktor-Faktor Yang Menpengaruhi Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Penanganan Ibu Hamil Risiko Tinggi di Kabupaten Pontianak Tahun 2012

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian maternal merupakan masalah besar, khususnya di negara yang

BAB I PENDAHULUAN. hamil atau dalam 42 hari setelah persalinan, keguguran atau terminasi

BAB 1 PENDAHULUAN. bersalin dan nifas. Namun demikian banyak faktor yang membuat teknologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. rahim ibu. Lamanya hamil adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesepakatan global ( Millenium Development Goals/MDG s) pada tahun 2015,

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan dan perkembangan putra-putrinya, kesejahteraan anak

BAB I PENDAHULUAN. mencapai target Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil Kesepakatan Kepala Negara dan Perwakilan dari 189 Negara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada september 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yag terurai dalam Deklarasi Milenium. Pemerintah Indonesia turut menghadiri pertemuan puncak milenium di New York dan menandatangani Deklarasi Milenium tersebut. Deklarasi yang berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah sasaran pembangunan dalam milenium. Penandatanganan deklarasi ini merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan semua kesenjangan gender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3, meningkatkan kesehatan ibu dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015. Di dalam 8 sasaran tersebut menyebutkan upaya dalam meningkatkan kesehatan ibu. Setiap tiga menit, di seluruh Indonesia, satu anak balita meninggal dunia. Selain itu setiap jam satu perempuan meninggal dunia ketika melahirkan 1

atau karena sebab-sebab yang berhubungan dengan kehamilan. Peningkatan kesehatan ibu di Indonesia yang merupakan Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) kelima berjalan lambat dalam beberapa tahun terakhir. Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir harus melalui jalan yang terjal. Terlebih dikaitkan dengan target Millenium Development Goals (MDGs) 2015, yakni menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup, dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 100.000 kelahiran hidup yang harus dicapai. Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2012 sangat mengejutkan. Kematian ibu melonjak sangat signifikan menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup. Ini berarti kesehatan ibu mengalami kemunduran. Angka Kematian Ibu yang sangat tinggi ini artinya Indonesia bahkan jauh lebih buruk dari negara-negara paling miskin di Asia Seperti Timor Leste, Myanmar, Bangladesh dan Kamboja (SDKI, 2012). Tabel 1.1 Tren Angka Kematian Ibu di Indonesia SDKI Tahun 1994 2012 Tahun 1990 1994 1993 1997 2002 2003 2007 2012 Sumber SDKI 2012 Angka Kematian Ibu 390 334 307 228 359 Berdasarkan Tabel 1 terlihat terjadi peningkatan Angka Kematian Ibu. Pada 1990 2007 terjadi penurunan. Pada tahun 2007 sebanyak 228 per 100.000 kelahiran, tetapi pada tahun 2012 terjadi peningkatan yang mengejutkan sebanyak 359 per 100.000 kelahiran (SDKI,2012). 2

Terjadinya kematian ibu terkait dengan faktor penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Faktor penyebab langsung kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh perdarahan, eklampsia, dan infeksi. Sedangkan faktor tidak langsung penyebab kematian ibu karena masih banyaknya kasus 3 terlambat dan 4 terlalu, yang terkait dengan faktor akses, sosial budaya, pendidikan, dan ekonomi. Kasus 3 terlambat meliputi: 1. Terlambat mengenali tanda bahaya persalinan dan mengambil keputusan 2. Terlambat dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan 3. Terlambat ditangani oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan (DEPKES, 2011). Kasus 4 terlalu meliputi: 1. Terlalu tua hamil (di atas usia 35 tahun) 2. Terlalu muda untuk hamil (di bawah usia 20 tahun) 3. Terlalu banyak (jumlah anak lebih dari 4) 4. Terlalu dekat (jarak antar kelahiran kurang dari 2 tahun) (DEPKES,2011) Pada Journal of Asian and African Studies diagnosis profesional kesehatan menunjukkan penyebab kematian ibu adalah aborsi dengan 36,3% penyebab langsung utama kematian ibu prenatal sementara, perdarahan dengan 41,6% adalah penyebab langsung utama kematian ibu setelah melahirkan. Selain itu, 29,4% dari kematian ibu pasca-persalinan yang disebabkan oleh infeksi hanya 23,5% (Siaka Luogue et.al, 2014) 3

Hasil seminar yang dilakukan oleh FKUI menyebutkan bahwa penyebab kematian ibu adalah pre-eklampsia, perdarahan, infeksi, aborsi yang tidak aman dan berbagai penyakit komplikasi yang diderita sang ibu. Bahkan sebagian besar ibu meninggal karena kondisi kesehatannya yang sudah amat buruk baik karena kehamilannya atau karena komplikasi penyakit yang sudah diderita sebelum hamil. Selain itu, beberapa rumah sakit pun masih memiliki keterbatasan fasilitas, seperti penyediaan ruang ICU, obat-obatan, dan transfusi darah. Setiap hari, sekitar 800 perempuan meninggal terkait dengan kehamilan dan persalinan. Diantaranya 99% dari seluruh kematian ibu terjadi di negara berkembang. Kematian ibu lebih tinggi pada perempuan yang hidup di daerah pedesaan dan diantara masyarakat miskin. Perawatan selama dan setelah melahirkan dapat menyelamatkan kehidupan perempuan dan bayi yang baru lahir. Setiap hari di seluruh dunia sekitar 800 perempuan meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. Pada tahun 2013, 289.000 perempuan meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan. Hampir semua kematian ini terjadi karena sumber daya rendah (WHO, 2014 ). Perempuan meninggal akibat komplikasi selama dan setelah kehamilan dan persalinan. Sebagian besar komplikasi ini berkembang selama kehamilan. Komplikasi lain mungkin ada sebelum kehamilan tetapi memburuk selama kehamilan. Komplikasi utama hampir 75% dari seluruh kematian ibu adalah perdarahan hebat (umumnya pendarahan setelah melahirkan) infeksi (biasanya 4

setelah melahirkan) tekanan darah tinggi selama kehamilan (pre-eklampsia dan eklampsia) komplikasi dari persalinan aborsi yang tidak aman (WHO,2014). Perilaku kesehatan ibu mempunyai arti penting dalam masa kehamilan. Hal ini disebabkan perilaku ibu hamil sangat menentukan status kesehatan ibu dan janin dalam kandungan. Dalam bukunya, Blum (1974) mengemukakan bahwa kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan bawaan. Namun ada faktor yang paling penting adalah perilaku dan lingkungan. Perilaku seorang ibu hamil mempunyai peranan yang sangat penting karena berpengaruh langsung pada kesehatan bayi. Hal ini perilaku dalam memeriksakan kehamilan sangat berpengaruh terhadap kesehatan bayi. Masih banyaknya ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan menyebabkan tidak terdeteksinya faktor resiko terhadap ibu dan bayi dalam kandungan. Pemeriksaan kehamilan dapat mengontrol perkembangan dan kesehatan ibu dan janin dalam kandungan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa perilaku kesehatan yang negatif dapat menyebabkan kematian. Pada kasus kematian ibu di Kabupaten Pati tahun 2011 antara lain, tidak melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur dan terlambat merujuk ke fasilitas kesehatan ketika terjadi komplikasi. Selain perilaku yang negatif, peran keluarga juga belum optimal dalam pemeliharaan kesehatan yang ditunjukkan dalam ketidaktahuan anggota keluarga dalam mengenali komplikasi obstetri (komplikasi kehamilan) dan membawa ibu ke fasilitas kesehatan (Litbang Kab. Pati, 2014). 5

Kematian bayi yang terjadi di Desa Jalancagak, subang Jawa Barat dipengaruhi oleh perilaku ibu. Tindakan atau upaya yang dilakukan pada masa hamil tentang pemeriksaan kehamilan dan persalinan yang sebenarnya ditujukan untuk kesehatan bagi diri dan bayinya (Swasono,1998). Perilaku ibu selama kehamilan sangat mempengaruhi kesehatan ibu. Perilaku perawatan kehamilan ibu tidak semata-mata bertujuan untuk mengurangi resiko pada saat melahirkan, tetapi lebih jauh merupakan bagian dari seluruh perawatan keluarga yang bertujuan untuk kesehatan dan keselamatan ibu dan anak dan menjamin bahwa janin dalam kandungan ibu tetap sehat. Masa kehamilan merupakan masa yang rawan kesehatan, baik kesehatan ibu yang sedang mengandung maupun bayi yang sedang dikandung sehingga dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan yang teratur. Ini guna menghindari gangguan sedini mungkin dari sesuatu yang membahayakan ibu dan bayi. Angka Kematian Ibu (AKI) berdasarkan laporan bidan Kabupaten Buton pada tahun 2013 tercatat sebesar 242 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan dibanding tahun 2012 yang mencapai 211 per 100.000 kelahiran hidup. Bila dibanding dengan angka Nasional yaitu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012, target AKI Provinsi yang termuat dalam Renstra Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2008-2013, serta kesepakatan global (MDG s Millenium Development Goals ) yang menargetkan AKI pada tahun 2015 dapat mencapai angka 102 per 100.000 kelahiran hidup, maka AKI Kabupaten Buton ini masih cukup tinggi. Penyebab kematian 6

terbesar adalah perdarahan, eklampsia, infeksi. Kematian ibu ini terbanyak terjadi pada kelompok ibu berumur < 35 tahun yaitu 71,4%. (Dinkes Kab. Buton, 2013). Pelayanan K1 Kabupaten Buton tahun 2013 dilaksanakan pada 6.454 ibu hamil atau 87 % dari jumlah sasaran ibu hamil. Cakupan K1 ini mengalami penurunan dibanding cakupan K1 tahun 2012 yaitu 6895 ibu hamil ( 95,8%). Pelayanan ibu hamil yang sesuai standar (K4) merupakan pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar minimal 4 kali kunjungan dengan distribusi sekali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ke tiga. Cakupan K4 ini sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Pelayanan K4 Kabupaten Buton tahun 2013 dilaksanakan pada 6.025 ibu hamil (81,2%), mengalami penurunan dibanding pelayanan K4 pada tahun 2012 sebesar 85,9 % atau 6.180 ibu hamil. (Dinkes Kab Buton, 2013) Cakupan K4 per puskesmas Kabupaten Buton tahun 2013 dari 32 puskesmas yang ada di Kabupaten Buton terdapat 7 puskesmas yang telah melampaui cakupan kabupaten, yang mana target cakupan kabupaten 88%. Tetapi jika dibandingkan dengan Target Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang termuat dalam Rencana Strategis Kabupaten Buton 2013-2017 target yang akan dicapai 95 % maka, baru satu puskesmas, yaitu puskesmas Batauga sebanyak 100,8%, yang telah melampaui target RKT tersebut. Kecamatan Lasalimu merupakan salah satu puskesmas yang cakupan K4 masih rendah. Di Puskeksmas Lasalimu terdapat dua puskesmas yaitu Puskesmas Lasalimu Selatan dengan 7

cakupan K4 sebesar 72,7% dan Puskesmas Wajah Jaya dengan cakupan K4 sebesar 69,9%. (Dinkes Kab. Buton, 2013). Pemeriksaan kehamilan sangat penting dilaksanakan untuk menjamin perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi dini faktor resiko, pencegahan dan penanganan komplikasi. Pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan serta memenuhi standar tersebut. Ditetapkan pula distribusi frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan yang dianjurkan yaitu : minimal 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua dan 2 kali pada triwulan ketiga. Pemeriksaan kehamilan dalam hal ini pelayanan antenatal merupakan program pemerintah sebagai salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian ibu. Indikator keberhasilan pelayanan antenatal adalah cakupan K4. Kesehatan ibu juga akan mempengaruhi kesehatan bayi. Ada banyak faktor yang mempengaruhi Kematian ibu dan bayi (AKB) tetapi tidak mudah untuk menemukan faktor yang paling dominan. Tersedianya berbagai fasilitas atau aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta ketersediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat kesehatan ibu dan anak. Dari alasan-alasan itulah peneliti tertarik untuk meneliti tentang perilaku ibu hamil dalam pemeriksaan kehamilan ibu di Sulawesi Tenggara. Karena ini cukup penting dilakukan mengingat Angka Kematian Ibu (AKI) yang cukup 8

tinggi dan cakupan pemeriksaan kehamilan yang masih rendah. Penelitian ini mencoba untuk mengetahui beberapa hal yang menyangkut faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu. 1.2. Rumusan Masalah Bagaimana perilaku ibu hamil dalam memeriksakan kehamilan di Kecamatan lasalimu Selatan kabupaten Buton dan adakah hubungan antara pengetahuan, sikap, fasilitas dan dorongan petugas dengan perilaku ibu hamil dalam memeriksakan kehamilan di Kecamatan Lasalimu Selatan Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara. 1.3. Tujuan penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui perilaku ibu hamil dalam memeriksakan kehamilan di Kecamatan Lasalimu Selatan Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara 2. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, fasilitas dan dorongan petugas dengan perilaku ibu hamil dalam memeriksakan kehamilan di Kecamatan Lasalimu Selatan Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara 1.4. Manfaat penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Akademis 9

a. Secara akademis hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah bahan bacaan yang terkait dengan perilaku ibu hamil dalam memeriksakan kehamilan. 2. Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi pengambil kebijakan khususnya Pemerintah Kabupaten Buton dalam hal untuk meningkatkan perilaku ibu hamil dalam memeriksakan kehamilan. 1.5. Keaslian Penelitian 1. Penelitian Sukoto (1991 ) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu hamil memeriksakan kehamilan dan imunisasi tetanus toksoid ke tempat pelayanan kesehatan di Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo Jawa Tengah, memperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi toksoid dengan perilaku ibu hamil memeriksakan dan imunisasi toksoid ke tempat pelayanan, ada hubungan antara tempat dan kelengkapan alat dengan perilaku ibu hamil imunisasi tetanus toksoid ke tempat pelayanan kesehatan dan dan adanya hubungan dorongan keluarga terutama, bapak, suami dan nenek dengan perilaku ibu hamil. Persamaannya dengan penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku kesehatan sedangkan perbedaannya yaitu hadi (1991) membahas tentang perilaku ibu hamil memeriksakan dan imunisasi toksoid. 10

2. Penelitian Aryastami (2011) tentang perilaku ibu hamil dalam memeriksakan kehamilan trimester pertama di puskesmas pasanggrahan jakarta selatan, memperoleh kesimpulan bahwa faktor pemicu karakteristik ibu hamil yaitu umur, pendidikan, pekekrjaan dan jumlah kehamilan tidak berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil. Pengetahuan kesehatan ibu tentang kehamilan berpengaruh terhadap perilaku ibu dalam pemeriksaan kesehatan, fasilitas kesehatan berpengaruh terhadap perilaku pemeriksaan kehamilan yang terbukti ibu hamil di wilayah kerja pasanggrahan jakarta selatan melakukan pemeriksaan kehamilan di saat umur kehamilan sudah tua sekaligus dengan persiapan kehamilan. Persamaannya dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang perilaku ibu hamil. Perbedaannya dengan Ni Ketut Aryastami (2011) adalah lokasi penelitian dengan metode penelitian yang digunakan yaitu studi kualitatif sedangkan dalam penelitian saya menggunakan metode kuantitatif. 3. Penelitian Masrianto (2000) tentang Hubungan pengetahuan, sikap ibu hamil dengan kunjungan pelayanan antenatal di kecamatan kalimanah kabupaten purbalingga, memperoleh kesimpulan bahwa tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu hamil di wilayah kecamatan kalimanah kabupaten purbalingga mempunyai hubungan dengan kunjungan pelayanan antenatal, semakin tinggi pendidikan dan pengetahuan ibu hamil semakin meningkat kunjungan pelayanan antenatal. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang ibu hamil dalam memeriksakan kehamilan dan perbedaannya yaitu Ichad meneliti tentang 11

kunjungan pelayanan sedangkan dalam penelitian saya tentang perilaku ibu hamil. 4. Penelitian Ruspa (2012) tentang Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Imunisasi Tetanus Toxoid Dengan Kelengkapan Imunisasi Ibu Hamil Di Kabupaten Indragiri Hulu Riau, memperoleh kesimpulan bahwa pengetahuan dan sikap ibu hamil berhubungan dengan kelengkapan imunisasi ibu hamil. Persamaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang pemeriksaan kehamilan yang dilakukan ibu hamil dan yang mempengaruhi pemeriksaan kehamilan dengan melakukan uji yang sama univariat dan bivariat untuk mengetahui hubungan diantara variabel sedangkan perbedaannya adalah lokasi tempat penelitian dan metode penelitian. 12

Tabel 1.2 Beberapa hasil penelitian sebelumnya tentang Perilaku Ibu Hamil dalam Memeriksakan Kehamilan No. Nama Peneliti Judul Metode Tujuan Hasil dan Kesimpulan 1 2 3 4 5 6 1 Sukoto (1991) Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu hamil memeriksakan dan imunisasi tetanus toksoid ke tempat pelayanan kesehatan di Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo Jawa Tengah Jenis penelitian ini adalah observasional metode analitik dengan kajian cross sectional menggunakan uji statistik dengan chi- Quadrat Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu hamil memeriksakan dan imunisasi tetanus toksoid ke tempat pelayanan kesehatan di Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo Ada hubungan antara pengetahuan, kelengkapan alat, dorongan keluaraga terutama dari bapak, suami dan nenek tentang imunisasi tetanus toksoid dengan perilaku ibu hamil memeriksakan kesehatan ke tempat pelayanan kesehatan. 2 Ruspa (2012) Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Imunisasi Tetanus Toxoid Dengan Kelengkapan Imunisasi Ibu Hamil Di Kabupaten Indragiri Hulu Riau Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain atau Cross- Sectional studi. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan, dan sikap Terhadap Imunisasi Tetanus Toxoid Dengan Kelengkapan Imunisasi Ibu Hamil Di Kabupaten Indragiri Hulu Riau Hasilnya ada hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap Terhadap Imunisasi Tetanus Toxoid Dengan Kelengkapan Imunisasi Ibu Hamil Di Kabupaten Indragiri Hulu Riau 13

3 Aryastami (2011) Perilaku ibu hamil dalam memeriksakan kehamilan trimester pertama di puskesmas pasanggrahan, jakarta selatan Penelitian studi kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus untuk menggali secara informasi berkaitan dengan perilaku ibu hamil dalam memeriksakan kehamilan. Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya informasi yang mendalam tentang pemeriksaan kehamilan dan faktor yang menunjang dan menghambat upaya ibu untuk pemeriksaan kehamilan sejak dini. Hasil menunjukan sebagai faktor pemicu, umur, pendidikan, pekerjaan dan jumlah kelahiran tidak berpengaruh dengan perilaku ibu hamil. Pengetahuan ibu tentang kehamilan berpengaruh terhadap perilaku ibu. Keterlambatan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilan karena faktor pemungkin yaitu adanya fasilitas kesehatan/bidan praktik. Ibu berkunjung ketika usia kehamilan sudah tua sekaligus sebagai persiapan persalinan artinya adanya hubungan antara fasilitas denga perilaku ibu hamil. Ejournal.litbang..depkes.go.id 14

4 Masrianto (2000) Hubungan pengetahuan sikap ibu hamil dengan kunjungan pelayanan antenatal di kecamatan kalimanah kabupaten purbalingga Penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan metode Survei analitik cross sectional Tujuannya untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi kunjungan antenatal di kecamatan kalimanah Hasil dalam penelitian tersebut bahwa Pendidikan, pengetahuan dan sikap mempunyai hubungan dengan kunjungan antenatal care yang semakin tinggi pendidikan, pengetahuan semakin meningkat pula kunjungan ANC dan semakin positif sikap ibu semakin tinggi pula kunjungan ANC. Sedangkan umur dan paritas ibu tidak berhubungan dengan kunjungan antenatal care. 15

Berdasarkan penelusuran terhadap judul penelitian tesis sedikitnya ada 4 (empat) judul tesis terkait dengan perilaku ibu hamil yakni: (1). Tesis atas nama Sukoto (1991) dengan judul faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu hamil memeriksakan dan imunisasi tetanus toksoid ke tempat pelayanan kesehatan di Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo Jawa Tengah (2). Tesis atas nama Ruspa (2012) dengan judul Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Imunisasi Tetanus Toxoid Dengan Kelengkapan Imunisasi Ibu Hamil Di Kabupaten Indragiri Hulu Riau, 3) Tesis atas nama Masrianto (2000) Hubungan pengetahuan sikap ibu hamil dengan kunjungan pelayanan antenatal di kecamatan kalimanah kabupaten purbalingga dan 4) Tesis atas nama Aryastami (2011) dengan judul Perilaku ibu hamil dalam memeriksakan kehamilan trimester pertama di puskesmas pasanggrahan, jakarta selatan. Tesis ini berbeda dengan keempat tesis tersebut diatas. Tesis yang pertama fokus pada perilaku ibu hamil tentang imunisasi toksoid ke tempat pelayanan kesehatan dengan jenis penelitian yang berbeda yaitu observasional dan metode analitik. Dari segi variabel juga berbeda yang membahas tentang kelengkapan alat dan dorongan keluarga tentang imunisasi toksoid. Pada tesis yang kedua juga demikian bahwa ada beberapa variabel yang digunakan berbeda dan jenis penelitian berbeda menggunakan penelitian observasional dengan desain Cross-Sectional. Tesis yang ketiga perbedaannya dari jenis penelitian yaitu Survei analitik dengan cross sectional dan subyek penelitian fokus pada ibu yang telah melahirkan. Tesis ke empat pada umumnya untuk variabel penelitian sama tetapi pada metode penelitian berbeda. Pada penelitian yang ke empat menggunakan metode kualitatif dengan menggali secara mendalam perilaku ibu hamil dalam memeriksakan kehamilan. perbedaaan lain pada tesis yang keempat ini juga lokasi penelitian yang lebih fokus di tengah perkotaan yaitu di jakarta. Sedangkan pada penelitian saya fokus di daerah pedesaan atau daerah terpencil. 16