HUKUM MEMOHON KEPADA ALLAH DENGAN KEDUDUKAN DAN KEMULIAAN ORANG SALEH

dokumen-dokumen yang mirip
APAKAH ORANG YANG MENDENGARKAN AL- QUR AN TANPA MEMAHAMI (ARTINYA) DIBERI PAHALA? هل يثاب من ستمع ىل القرآن دون أن يفهمه

MENGAJAK ANAK PEREMPUAN KECIL KE MASJID اصطحاب بلنات الصغار ىل ملسجد

IBUNYA MARAH KALAU TIDAK MERAYAKAN HARI IBU أمه ستغضب إن لم تفل بعيد الا م

PUASA DI BULAN RAJAB

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid الشيخ مد صالح ملنجد. Penterjemah: Pengaturan:

HUKUM MENGGANTUNGKAN NAMA ALLAH ATAU NAMA RASUL-NYA ATAU GAMBAR KA BAH DI DINDING

KEUTAMAAN MENGANDUNG

HUKUM MEMAKAI BAJU YANG TERDAPAT TULISAN DALAM SHALAT ح م لبس القميص ملكتوب عليه ف الصلاة

APAKAH DISYARATKAN MENGGERAKKAN LISAN DALAM BACAAN AL-QUR AN DAN ZIKIR? هل شرتط ف قراءة القرآن الا ذاكر تر ك اللسان

GURU MENGELUHKAN MURIDNYA YANG TIDAK PATUH DAN TIDAK MENERIMA NASEHAT

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid الشيخ مد صالح ملنجد. Penterjemah: Pengaturan:

HUKUM WANITA BEKERJA SEBAGAI GUIDE WISATA ح م عمل ملرأة مرشدة سياحية

Apa Hukum Mengirim Salam Kepada Nabi sallallahu alaihi wa sallam Bersama Orangorang Yang Pergi Ke Madinah?

APAKAH SEORANG IBU MENUNAIKAN AQIQAH BAGI ANAKNYA JIKA BAPAKNYA TELAH MENCERAIKANNYA? هل تو دي الا م العقيقة عن ابنها إذا كن أبوه قد طلقها

BAGAIMANA CARA MEMBIASAKAN ANAK- ANAK BERPUASA كيف يتم تعو د الا طفال ع الصوم

MERAYAKAN MALAM ISRA DAN MI RAJ

HUKUM MEMBERI NAMA DENGAN NAMA MUKMIN ح م سمية لرب د لا لكرتو باسم ملو من

APAKAH KAMI DIPERBOLEHKAN BERKUMPUL PADA AWAL TAHUN UNTUK ZIKIR, BERDOA DAN MEMBACA AL-QUR AN هل وز لا الاجتماع للة رأس السنة ل كر دلاعء وقراءة القرآن

HUKUM BACAAN AL-QUR AN UNTUK ORANG LAIN YANG MASIH HIDUP ATAU SUDAH MATI ح م قراءة القرآن لا خر حيا أو ميتا

HUKUM UNGKAPAN ALLAH DENGAN MATA TIDAK KITA LIHAT, TAPI DENGAN AKAL DAPAT KITA KETAHUI.' حل م ع مقولة: (االله بالع ما شفناه و العقل عرفناه)

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid. Penterjemah: Pengaturan:

HUKUM MENGUCAPKAN KATA KEKUFURAN TANPA MENGETAHUI ARTINYA ح م من تلفظ ب لمة ال فر غ مدرك معناها

Keluhan Pemuda Karena Tidak Dibangunkan Orang Tuanya Untuk Shalat Fajar

Risau karena Was Was dan Lamunan

BALASAN MEMENUHI JANJI DAN BAHAYA MELANGGARNYA جزاء الوفاء بالعهد وخطورة نقضه

MENGKHUSUKAN SEBAGIAN MALAM DENGAN SHALAT YANG TIDAK ADA (TUNTUNAN) DARI NABI SALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM

BAGAIMANA CARANYA MEMUKUL ANAK YANG MENINGGALKAN SHALAT? كيف ي ون ضب الا طفال ع الصلاة

BIDAH MENGUMPULKAN SATU MILYAR SHALAWAT NABI DALAM MENYAMBUT PERAYAAN MAULID بدعة تميع مليارات من الصلاة ع رسول االله بمناسبة لودل نلبوي!

SIAPAKAH YANG SHALATNYA DAPAT MENINGGALKAN KEKEJIAN DAN KEMUNGKARAN من هو ذلي تنهاه صلاته عن الفحشاء املنكر

اقتناء للكب ملسه وتقبيله

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid. Penterjemah: Pengaturan: تنسيق: موقع islamhouse

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid. Penterjemah: Pengaturan:

As-hamad, Penguasa Yang Maha Sempurna dan Tempat Bergantung Segala Sesuatu

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid. Penterjemah: Pengaturan:

Apakah Kalau Wanita Saat Shalat Membuka Wajahnya, Menunjukkan Bahwa (wajah itu) bukan Aurat?

BID AH SHALAT RAGHAIB

SESUAI PROFESI, BOLEHKAH SAYA MENASEHATI PENCARI KERJA UNTUK BEKERJA DI PERUSAHAAN HARAM?

APAKAH ALLAH MENERIMA TAUBAT SEORANG HAMBA, SETIAP KALI BERDOSA KEMBALI BERTAUBAT, MESKIPUN HAL ITU BERULANG KALI?

Bagaimana Keluarga Menghadapi Anak Yang Suka Maksiat?

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

Urgensi Surat Al-Fatihah dan Sebagian Keutamaannya

DZIKIR PAGI & PETANG dan PENJELASANNYA

HUKUM KHUSUS UNTUK ORANG BALIG

Hukum Mengubah Nazar

Hukum Berobat Kepada Dukun Dan Peramal

HUBUNGAN DOSA, KEMAKSIATAN DAN AKHLAK DENGAN AQIDAH

BERTAUBAT BEKERJA DI BANK, SEMENTARA KELUARGA DAN ISTRINYA INGIN TETAP (BEKERJA) DI SITU تابت من العمل ف بلنك و ر د أهلها وزوجها أن بىق فيه!

Tata Cara Shalat Malam

MENGHADAPI FITNAH PARA WANITA

KUBAH HIJAU DI MADINAH, SEJARAH, HUKUM MEMBANGUN DAN MEMBIARKANNYA

Hukum Menunaikan Haji dan Umrah Dengan Pembayaran Melalui Kartu Kredit

APAKAH DIBOLEHKAN BAGI ORANG YANG MENINGGALKAN SEBAGIAN KETAATAN DIA MENGHARUSKAN DIRINYA MELAKUKAN IBADAH TERTENTU?

ANAK MELALAIKAN SHALAT, BAGAIMANA MENYIKAPINYA? كيف ترصف مع أولادك عند تلهاون شا ن الصلاة

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BERULANGKALI WALINYA MENOLAK ORANG YANG MEMINANG, APAKAH BOLEH WANITA MENIKAH SENDIRI?

BAGIAN WARIS SAUDARA PEREMPUAN SEBAPAK الا خت لا ب ليست كلا خت الشقيقة ف حال اجتماعهن ف

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

Bacaan dalam Shalat Malam

Syarah Istighfar dan Taubat

MEMAKAN MAKANAN YANG DIBAGI DARI ACARA MAULID أ ل الطعام ذلي يوزع يوم لودل نلبوي لرش ف

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Apakah Masjidil Haram Sama Dengan Masjid-Masjid Lainnya Di Tanah Haram?

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Hukum-Hukum Wasiat. Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmiah Dan Fatwa. Terjemah :Muhammad Iqbal A.Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

قام بعملية تغي جلنس من رجل ىل امرأة فهل ل خللوة بالنساء. Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid مد صالح ملنجد

BOLEHKAH MENGERASKAN BACAAN SHALAT SIRRIYAH ATAU SEBALIKNYA DAN BIMBINGAN MENGGUNAKAN PENGERAS SUARA DI MASJID

Hukum Menanam Saham Di Sebagian Perusahaan

Bisakah Kirim Pahala BISAKAH KIRIM PAHALA

Pemisah Antara Tarawih dan Qiyam

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

HADITS "DIDIKLAH DALAM (SETIAP) TUJUH (TAHUN)" TIDAK ADA DALAM KUTUBUSSITAH (KITAB HADITS YANG ENAM)

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I.

Hukum Ucapan Fulan Mati Syahid

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

Apakah Membaca Iftitah Wajib di Setiap Raka at dalam Shalat Atau Cukup Di Awal Saja?

APAKAH MALAS TERMASUK MAKSIAT هل الفتور معصية

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

Keutamaan Membaca dan Merenungkan AYAT AL-KURSI حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Puasa Mengajarkan Mencintai Orang Miskin

Hukum Bersiwak Bagi Yang Puasa Setelah Gelincir Matahari

MENYIKAPI KETAKUTAN ANAK تلعامل مع خوف الطفل

PENYEBAB KETEGUHAN DALAM BERAGAMA

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan?

شعر بنقص إيمانه واستثقال العبادة

Hukum Mandi Hari Jum'at

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Keutamaan Membaca. Publication: 1434 H_2013 M KEUTAMAAN MEMBACA SHALAWAT. Oleh: Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Apakah Asal dalam Dakwah Adalah Tauqifi?

Bolehkah Meruqyah Orang Kafir Yang Sakit?

PARA SHAHABAT PALING UTAMA DI UMAT INISETELAH NABINYA, KECUALI MEREKA TIDAK MAKSUM (TERJAGA DARI DOSA) الصحابة أفضل الا مة بعد نبيها إلا أنهم غ معصوم.

Hukum Bersumpah Atas Nama Nabi Muhammad shalallahu alihiwasallam

Membatalkan Shalat Witir

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

Transkripsi:

HUKUM MEMOHON KEPADA ALLAH DENGAN KEDUDUKAN DAN KEMULIAAN ORANG SALEH ح م سو ال االله باه لصاحل ماكنتهم عنده ] إندوني [ Indonesia - Indonesian - Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid مد صالح املنجد Penterjemah: www.islamqa.info Pengaturan: www.islamhouse.com رمجة: موقع الا سلام سو ال وجواب تنسيق: موقع islamhouse 2013-1434

HUKUM MEMOHON KEPADA ALLAH DENGAN KEDUDUKAN DAN KEMULIAAN ORANG SALEH Apakah orang-orang sholeh yang meninggal, semoga Tuhan kita memuliakannya. Seorang hamba yang masih hidup ketika mohon kepada Allah berkata, "Dengan kesaolehan syekh Fulan dan dengan keutamaannya disisi-mu dan dengan ibadahnya kepada- Mu, aku mohon Engkau menghilangkan kesusahanku Ya Allah." Kami tahu bahwa manfaat itu dari Allah? Alhamdulillah Tidak diragukan lagi bahwa doa termasuk ibadah yang mulia dalam agama. Dimana seorang hamba mendekatkan diri dengannya kepada Allah Subhanahu Wata ala. Tidak diragukan juga, bahwa tidak diperkenankan seorang pun menyembah Allah kecuali dengan apa yang telah disyariatkan lewat lisan Rasul-Nya sallallahu alaihi wa sallam, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Bukhori (2499) dan Muslim (3242) dari Hadits Aisyah radhillahu anha berkata, Rasulullah sallallahu alihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang membuat perkara baru dalam (agama) kami yang tidak ada (aturan) darinya, maka ia tertolak. Dalam redaksi riwayat Muslim (3243), beliau bersabda, "Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang bukan dari ajaran kami, maka ia tertolak." Dari sini diketahui bahwa memohon dan bertawasul kepada Allah Ta ala yang tidak bersumber dari Nabi-Nya sallallahu alaihi wa sallam, baik ucapan maupun perbuatan, sertai tidak 2

dilakukan oleh para shahabat mulia, padahal mereka adalah orang yang paling semangat terhadap kebaikan dan paling dahulu melakukannya. Maka itu termasuk bid ah munkar, selayaknya seorang hamba yang mencintai Tuhannya dan mengikuti Rasul-Nya sallallahu alaihi wa sallam agar tidak melakukan dan tidak beribadah dengannya. Kalau kita melihat dari apa yang anda sebutkan wahai penanya- dari tawasul kepada kepada Allah dengan kedudukan orang sholeh, ibadah dan kedudukan di sisi Allah, kami dapatkan hal itu termasuk perkara yang dibuat-buat, tidak bersumber dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam, tidak juga dari para shahabat nan mulia. Tidak ada riwayat bahwa mereka bertawasul suatu hari dengan kedudukan dan kemuliaan seseorang di sisi Tuhannya. Baik sewaktu hidup maupun sepeninggalnya. Bahkan mereka waktu hidupnya bertawasul kepada Allah dengan doanya untuk mereka. Ketika beliau sallallahu alaihi wa sallam meninggal dunia, mereka bertawasul dengan doa orang-orang saleh yang masih hidup dan mengabaikan bertawasul dengan kedudukannya. Hal itu menunjukkan dengan jelas bahwa bertawasul dengan dzat dan kedudukannya kalau sekiranya baik dan dianjurkan, mereka pasti telah mendahuluinya. Siapakah yang mengaku lebih kuat berbuat kebaikan dari Umar bin Khottob radhiallahu anhu. Beliau tidak bertawasul kepada Allah dengan kedudukan Nabinya sallallahu alaihi wa sallam, tapi bertawasul kepada Allah dengan doa pamannya. Sementara para shahabat menyaksiakn hal itu tanpa ada pengingkaran atau berbeda. Sebagaimana disebutkan dalam shahih Bukhari, 954 dari Anas bin Malik radhillahu anhu. 3

إ ذ ا ي ض ا ن ه ن ك ن ك إ ل إ ن ا ن ا ن ت ن ن و س ل 4 د ن ن م ل ن اب ا ص ل ه م ق ح ن و ا سق ا ح ب ا س ب ن ن د " اس ن ك ي ن ا إ ل ع ن م ن ن ف ن ن س ق ي ن ام ن ا ن ت ن ن و س ل ال ن " ف ا س ق ن ا ق ف ن س ق و ن ن ن ا ": ن ق ال ن ل ب اصد Sesungguhnay Umar bin Khattab radhiallahu anhu, apabila datang musim, beliau minta diturunakan hujan lewat Abbas bin Abdul Muthallib dan mengatakan, Ya Allah sesunggunya dahulu kami bertawasul kepada Engkau dengan Nabi kami, lalu Engkau turunkan hujan kepada kami. Kini kami bertawasul kepada Engkau dengan paman Nabi kami, maka turunkanlah hujan untuk kami," Anas berkata, Maka diturunkan hujan untuk mereka. Makna tawasul mereka dengan Nabi sallallahu alaihi wa sallam atau Abbas adalah tawasul dengan doanya, dengan dalil apa yang telah ada pada sebagian jalan hadits, dari Anas berkata: " م ن ص ن ه ن ا ب ه ف ن ن س ن س ق و ا ع ل ي ه ن م ن س ل م ا س ن سق ا د ي ب واإ ذ ا ق ن ح و ا ع ه ك ن ن ن ن م ن حل د يث أخرجه الا سماعي ف مستخرجه ع ف إ م ا ن ة ن دم " ف ذ ف ن س ق و ف ن ل ن د ا ن ك ن ن الصحيح. وجاء عند ن د اصم اق من ح د يث ا بن ن ا س " ن دم ا س ن سق اص د ان ق ال ن ن م يث. نقله حلافظ ف الفتح ق ام م اس " ف ن ذ حل د ب ص ل ب ا س : ف ا س ن س ق اح وسكت عليه Dahulu ketika kemarau waktu zaman Nabi sallallahu alaihi wa sallam mereka meminta hujan lewat Nabi, maka beliau memohon minta hujan untuk mereka, maka diturunkan hujan untuk mereka. Ketika pada pemerintahan Umar dan disebutkan

(sisa matan hadits) dikeluarkan oleh Al-Ismaily di kitab Mustkhraj alas Shoheh. Telah ada dari Abdurrozaq dari Hadits Ibnu Abbas, Sesungguhnya Umar meminta hujan di tempat shalat. Dan beliau mengatakan kepada Abbas, Berdirilah dan memohonlah (kepada Allah) agar diturunkan hujan. Maka Abbas berdiri dan disebutkan (sisa matan haditsnya) dinukil oleh Al-Hafidz di Fath dan beliau diam (tidak berkomentar). Dari sini jelas, bahwa tawasul yang dimaksudkan oleh Umar radhiallahu anhu adalah tawasul dengan doa orang sholeh yaitu tawasul yang benar dan diperbolehkan. Terdapat banyak dalil yang menunjukkan hal itu, dan dikenal dari kondisi para shahabat nan mulia radhillahu anhum. Dimana mereka ketika kemarau dan hujan tertahan, maka mereka meminta kepada Rasulullah sallallahu alahi wa sallam agar mendoakan untuk mereka, dan beliau berdoa kemudian diturunkan hujan untuk mereka. Hadits-hadits tentang masalah itu banyak dan dikenal. Terdapat Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 1/153: Doa dengan kedudukan Rasulullah atau kedudukan fulan dari kalangan shahabat atau lainnya waktu hidupnya tidak dibolekan. Karena ibadah itu tauqifi (paten). Sementara Allah tidak mensyariatkan hal itu. akan tetapi mensyariakan kepada hamba-nya bertawasul kepada-nya dengan Nama dan sifat-nya. Serta dengan tauhid, beriman dan dengan amalan-amalan saleh. Bukan dengan kedudukan fulan bin fulan pada kehidupannya. Maka seharusnya orang yang telah terkena beban kewajiban (mukallaf) mencukupkan dengan apa yang Allah Ta'ala syariatkan. Dari sini diketahui bahwa bertawasul dengan kedudukan fulan dan kemuliaan serta haknya termasuk bid ah yang diada-adakan dalam agama. 5

Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, Tidak ada seorangpun yang mendapatkan kekhususan dengan dari Allah karena kebaikan pendahulunya. Karena tidak bukan kebaikan mereka atas amalannya sehingga dia berhak mendapatkan balasan kebaikan. Seperti halnya tiga penghuni gua. Mereka tidak bertawasul kepada Allah dengan kebaikan orang-orang terdahulu, akan tetapi mereka bertawasul dengan amalan-amalannya mereka." Kami memohon kepada Allah agar menetapkan terhadap agama dan syariatnya sampai bertemu (kepada-nya) amin. Wallahu alam Silahkan lihat kitab At-Tawasul Anwa uhu Wa Ahkamuhu karangan Syekh Al-Albany hal, 55 dan seterusnya. Dan Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 1/153, kitab At-Tawashul Ila Haqiqatus Tawasul karangan Syekh Muhammad Nasib Ar-Rifa i, hal. 180. 6