HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009 Wiwin Rohmawati 1), Aisyiana Sari Karlita 2) Abstrak : Penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan, terutama perdarahan postpartum, yaitu karena atonia uteri. Berdasarkan rekam medik selama bulan Januari 2008 sampai Desember 2009 di RSUD Dr.Moewardi Surakarta terdapat 33 ibu yang mengalami atonia uteri. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara ibu bersalin yang mengalami persalinan lama dengan kejadian atonia uteri di RSUD Dr.Moewardi Surakarta Periode Januari 2008 sampai Desember 2009. Metode penelitian ini menggunakan Deskriptif Analitik rancangan case contol. Penelitian ini melibatkan 33 kasus perdarahan atonia uteri periode Januari 2008 sampai desember 2009 di RSUD Dr.Moewardi surakarta. Terdapat 33 kelompok Kontrol yang diambil secara matching, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengn uji chi-square. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 33 kasus perdarahan karena atonia uteri terdapat 22 ibu bersalin dengan persalinan lama dan 11 persalinan normal. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan persalinan lama dengan kejadian atonia uteri. Kata kunci : Persalinan lama, atonia uteri
46 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 2, Juni 2011, 45-51 I. PENDAHULUAN Perdarahan, eklampsia, infeksi, abortus, partus lama, trauma obstetric, emboli obstetrik merupakan faktor penyebab tingginya angka kematian maternal. Kematian maternal banyak terjadi pada saat persalinan, melahirkan dan sesaat setelah melahirkan (Bapenas, 2009). Penyebab tertinggi kematian maternal adalah perdarahan, terutama perdarahan postpartum, yaitu karena retensio sisa plasenta dan atonia uteri (Sarwono, 2009). Atonia uteri merupakan suatu kondisi dimana myometrium tidak dapat berkontraksi, sehingga darah keluar dari tempat melekatnya (Manuaba, 2006). Oxorn (2003) menyatakan kegagalan myometrium berkontraksi merupakan penyebab utama perdarahan postpartum. Meskipun atonia uteri tidak selalu menjadi penyebab perdarahan postpartum, tetapi keberadaan faktor predisposisi perlu diwaspadai. Faktor predisposisi yang utama adalah persalinan lama, yang merupakan penyebab terbesar atonia uteri. Mochtar (2002) menjelaskan yang dimaksud partus lama atau persalinan lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primipara dan lebih dari 18 jam pada multipara. Menurut penelitian insidensi persalinan lama terjadi dari 1-7 % yang sebagian besar disebabkan oleh disproporsi fetopelvik, malpresentasi dan malposisi, serta kerja uterus yang tidak efisien, termasuk servik yang kaku. (Oxorn, 2003) Efek berbahaya yang ditimbulkan oleh partus lama adalah mengakibatkan kelelahan rahim sehingga rahim cenderung berkontraksi lemah (atonia uteri). Pada ibu yang mengalami persalinan lama akan mengalami keletihan, sehingga dia kurang mampu bertahan terhadap kehilangan darah yang kemudian dapat berakhir dengan kematian (Oxorn, 2003). II. METODOLOGI PENELITIAN Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan rancangan case control yaitu dimulai dengan mengidentifikasi efek (kelompok kasus) dan mencari subyek yang tidak mengalami efek (kelompok kontrol). Pendekatan waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah retrospektif yaitu penelitian yang berusaha melihat ke belakang
Wiwin Rohmawati, Aisyiana Sari Karlita, Hubungan Persalinan Lama 47 (backward looking), artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi melalui rekam medis (Arikunto, 2006). Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi target pada penelitian ini adalah semua ibu bersalin di RSUD Dr. Moewardi Surakarta periode Januari 2008 sampai Desember tahun 2009 yaitu sebanyak 2713 persalinan. Populasi sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin yang menderita atonia uteri di RSUD Dr. Moewardi Surakarta periode Januari 2008 sampai Desember tahun 2009 yaitu sebesar 33 sampel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling, sampel penelitian ini adalah ibu yang melahirkan dengan atonia uteri di RSUD Dr. Moewardi Surakarta periode Januari 2008 sampai Desember 2009 sebesar 33, kemudian kontrol diambil dengan cara matching yaitu dengan memilih kontrol yang mempunyai karakteristik yang sama dengan kasus dalam semua variabel yang mungkin berperan sebagai faktor risiko tapi tidak diteliti (Sastroasmoro, 2010). Karakteristik yang di cocokan adalah mangenai umur dan multiparitas. Perbandingan jumlah kasus dan kontrol adalah 1 : 1. Jadi jumlah kasus kontrol sama dengan kasus sampel, yaitu terdapat 33 kasus kontrol. Analisa data yang digunakan adalah Univariat dan biavaviat dengan menggunakan chi square III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian a. Umur Ibu Tabel 1. Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin Berdasarkan Umur di RSUD Dr. Moewardi Surakarta No Umur Frekuensi % 1 <20 tahun 12 18,2 2 20-35 tahun 46 69,7 3 >35 tahun 8 12,1 Jumlah 66 100 Sumber : Data Sekunder RSUD Dr.Moewardi Surakarta
48 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 2, Juni 2011, 45-51 b. Paritas Ibu Tabel 2 Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin Berdasarkan Paritas di RSUD Dr.Moewardi Surakarta No Paritas Frekuensi % 1 Primipara 30 45,5 2 Multipara 30 45,5 3 Grandemultipara 6 9,0 Jumlah 66 100 Sumber: Data Sekunder RSUD Dr.Moewardi Surakarta c. Hubungan Persalinan Lama dengan Atonia Uteri Tabel 4.5 Hubungan Persalinan Lama dengan Atonia Uteri Atonia Persal Lama Atonia Tidak Atonia Total X 2 p OR CI 95% Persal Lama Persal Normal Jumlah f % f % f % 22 66,7 9 27,3 31 47,010,280,0035,333 1,859 sampai 11 33,3 24 72,3 35 53,0 15,301 33 100 33 100 66 100 Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara persalinan lama dengan kejadian atonia uteri. Hasil ini ditunjukan dengan nilai X² = 10,280 dan p = 0,003 (p<0.05). Sedangkan nilai OR = 5,333, artinya bahwa ibu yang mengalami persalinan lama mempunyai risiko 5,333 kali lipat mengalami atonia uteri dari pada ibu yang tidak mengalami persalinan lama. Atonia uteri adalah ketidakmampuan otot rahim berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan pemijatan fundus uteri, yaitu setelah plasenta lahir yang menyebabkan pembuluh darah pada tempat implantasi plasenta terbuka,
Wiwin Rohmawati, Aisyiana Sari Karlita, Hubungan Persalinan Lama 49 sehingga terjadi perdarahan postpartum (Manuaba, 2002). Oxorn (2003) menjelaskan bahwa salah satu penyebab atonia uteri adalah persalinan lama. Dikatakan persalinan lama apabila servix gagal membuka penuh dalam jangka waktu yang layak, yaitu 18 jam pada multipara dan 24 jam pada primipara, sehingga saat memasuki kala III persalinan otot dalam rahim mengalami kelelahan yang mengakibatkan tidak terjadinya retraksi dan konstriksi serat otot myometrium sehingga menimbulkan kegagalan kompres pembuluh darah pada tempat implantasi plasenta yang dapat menyebabkan perdarahan post partum yaitu atonia uteri. Penelitian ini didukung berdasarkan hasil penelitian Imelda (2006) bahwa faktor penentu perdarahan postpartum adalah karakteristik ibu (umur, paritas, jarak persalinan), riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya (riwayat perdarahan, riwayat SC), kondisi yang berhubungan dengan kehamilan dan kelainan pembekuan darah, penolong persalinan, cara persalinan dan tindakan saat persalinan (induksi persalinan dan anastesi) dan persalinan lama. Hasil temuan pada penelitian ini, terdapat 11 (31,4%) orang ibu bersalin yang tidak mengalami persalinan lama tetapi mengalami atonia uteri, hal ini dapat terjadi karena ibu mengalami anemia. Menurut Manuaba (2006) Faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian perdarahan postpartum adalah anemia. Taufan (2010) menjelaskan bahwa anemia dalam kehamilan dapat menimbulkan gangguan his (inersia uteri) dan kekuatan mengejan sehingga ibu menjadi lemah kemudian memperlambat persalinan (partus lama). Sedangkan 9 (29,0%) orang ibu bersalin dengan persalinan lama tidak mengalami atonia uteri, hal ini dikarenakan ibu berada pada usia reproduktif yaitu 20-35 tahun dan berada pada paritas kurang dari atau sama dengan dua. Menurut Sarwono (2008), bahwa usia reproduksi antara 20-35 tahun organ tubuh dianggap siap untuk menerima kehamilan dan tidak beresiko untuk bermasalah dalam kala persalinan, sedangkan apabila ibu kurang dari 20 tahun alat reproduksi
50 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 2, Juni 2011, 45-51 belum siap menerima kehamilan, sehingga mudah terjadi perdarahan post partum (atonia uteri) dan pada usia lebih dari 35 tahun alat reproduksi mengalami regenerasi sehingga mudah terjadi kelelahan otot rahim. Menurut Oxorn (2003) uterus yang telah melahirkan banyak anak cenderung bekerja tidak efisien dalam semua kala persalinan. Ibu dengan paritas tinggi cenderung mengalami atonia uteri karena kondisi myometrium dan tonus ototnya sudah tidak baik lagi, sehingga menimbulkan kegagalan kompres pembuluh darah pada tempat implantasi plasenta yang akibatnya terjadi perdarahan postpartum. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Ada hubungan antara ibu yang mengalami persalinan lama dengan kejadian atonia uteri. Bagi rumah sakit meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan khususnya postpartum sehingga terjadinya atonia uteri dapat segera diatasi. DAFTAR PUSTAKA Abdul Dkk. 2008. Asuhan Persalinan Normal. JNPK. Alimul, Aziz. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Analisa Data. Salemba Medika. Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Budiarto E. 2003. Pengantar Epidomiologi. EGC. Chalik TMA. 2002. Hemoragi Utama Ostetri dan Ginekologi. Widya Medika. Cuningham F.G. MacDonald P.C, Gant N.F, 2006. Obstetri William(terj). Edisi 18. EGC. Llewellyn-Jones, Derek. 2002. Dasardasar Obstetri Ginekologi Edisi 6. Hipocrates. Dorland. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. EGC. Depkes RI. 2008. Perdarahan Postpartum. Http://www.depkes.ac.id. [7 februari 2010.] Jam 10.00 WIB. 2003. Persalinan Normal.. Http://www.depkes.ac.id. 7 februari 2010. Jam 09.00 WIB
Wiwin Rohmawati, Aisyiana Sari Karlita, Hubungan Persalinan Lama 51 Ibrahim. 2009. Homeopati Persalinan. Http://www.homeopati.com. 9 februari 2010. Jam 19.00 WIB Manuaba IBG, 2006. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan. EGC. Muchtar, rustam. 2002. Sinopsis Obstetri. EGC. Notoadmodjo S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Nugroho, Taufan. 2010. Buku Ajar Obstetri. Muha Medika. Oxorn H, 2003. Patologi dan Fisiologi Persalinan(terj). Yayasan Essentia Medika. Sarwono. 2009. Ilmu Kandungan. YBP. Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. YBP. Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. YBP. Sastroasmoro S, Ismail S. 2010. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Sagung Seto. Riskahani. 2009. Atonia Uteri. Http://www.homeopati.com. 9 februari 2010. Jam 20.00 WIB Riwidikdo. 2007. Statistik kesehatan. Medika Citra Press. Yogyakarta