BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dan

BAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas Pre-test Perlakuan Pos-test Eksperimen O X O Kontrol O Y O

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada mahasiswa jurusan Teknik Informatika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan subyek siswa kelas X program keahlian Agribisnis Perikanan sebanyak satu

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini ditujukan pada pengembangan model pembelajaran kimia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Nonequivalent Pretest and Posttest Control Group Design

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi experiment) atau sering dikenal

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan berbentuk pretes dan postes kelompok

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian ini merupakan urutan kegiatan yang ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini akan mengkaji metode dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berbeda dengan metode eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 1997:136).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui tujuan penelitian tercapai atau tidak, maka dipergunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimen kuasi. Dalam penelitian, yang menjadi fokus adalah pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasi data menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan mengetahui efektivitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk eksperimen dengan hanya mengambil satu

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang

Transkripsi:

A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment, yaitu metode penelitian yang merupakan pengembangan dari true experimental design yang sulit dilaksanakan. Desain ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiono, 2008). Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group design dan Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Penelitian ini menggunakan dua kelas, masing-masing akan menjadi satu kelompok kontrol yang akan menggunakan pembelajaran experiential learning dan satu kelas menjadi kelompok eksperimen yang akan menggunakan pembelajaran experiential learning berbantuan website. Secara umum, desain penelitian ini dapat disajikan dalam Tabel 3.1 Tabel 3.1. Desain Penelitian Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen T 1 T 2 X T 1 T 2 Control T 1 T 2 Y T 1 T 2 T 1 = Pretest dan posttest KPS T 2 = Pretest dan posttest pemahaman konsep X = Pembelajaran experiential learning berbantuan website Y = Pembelajaran experiential learning A. Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA Semester genap di salah satu SMA Negeri yang berada di kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa Barat pada tahun pelajaran 2012/2013. Kelas XI IPA terdiri dari tiga kelas. Teknik 24

pengambilan sampel adalah dengan cara purposive sampling dimana pemilihan sampel berdasarkan tujuan peneliti yaitu kelas dengan jumlah siswa yang memiliki laptop mencukupi untuk melaksanakan pembelajaran. Pengelompokan sampel terdiri dari satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. B. Definisi Operasional Untuk memperjelas ruang lingkup masalah yang akan diteliti, maka perlu dijelaskan batasan masalah dalam penelitian ini. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Model experiential learning berbantuan website didefinisikan sebagai model pembelajaran yang menyajikan situasi pembelajaran dalam bentuk suatu siklus yang diawali dengan menggali pengalaman konkrit (concrete experience) bagi siswa kemudian diteruskan dengan pengamatan reflektif (reflective observation) dan masuk pada tahap konseptualisasi abstrak (abstract conceptualization), dan tahap terakhir melalui percobaan aktif (active experimentation) (Kolb, 1984), pembelajaran dibantu oleh website dengan menggunakan WISE untuk melengkapi materi yang tidak dapat dibahas di kelas. Keterlaksanaan model experiential learning ini diamati oleh observer dengan menggunakan format observasi pembelajaran. 2. Keterampilan proses sains adalah keterampilan yang digunakan oleh seseorang ketika mereka melakukan kegiatan ilmiah (Rezba dkk, 2002). Keterampilan sains yang digunakan dalam penelitian ini adalah keterampilan proses sains dasar yaitu meliputi mengamati (observing), mengkomunikasikan (communicating), mengklasifikasikan (classifying), mengukur (measuring), menyimpulkan (inferring), dan memprediksi (predicting). Keterampilan proses sains siswa dijaring dengan menggunakan tes essay yang memuat masing-masing keterampilan proses sains. 3. Pemahaman konsep didefinisikan sebagai kemampuan siswa dalam membangun makna dari pesan instruksional, termasuk lisan, tertulis, dan 25

komunikasi grafis (Anderson, 2001). Pemahaman ini terdiri dari beberapa kategori diantarannya menafsirkan (interpreting), mencontohkan (exemplifying), mengklasifikasi (classifying), meringkas (summarizing), menyimpulkan (inferring), membandingkan (comparing), dan menjelaskan (explaining). Pemahaman konsep diukur dengan menggunakan tes objektif (pilihan ganda). 4. Tanggapan adalah respon siswa terhadap pembelajaran experiential learning berbantuan website pada materi fluida dinamis. Tanggapan ini diukur melalui skala sikap dengan empat kategori tanggapan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). C. Instrument Penelitian Instrumen merupakan alat untuk mengambil data yang diinginkan pada waktu penelitian menggunakan suatu metode tertentu (Arikunto, 2008). Data yang diperoleh dari penelitian ini menggunakan instrumen berupa tes Pemahaman konsep, keterampilan proses sains, skala sikap, dan lembar observasi. 1. Tes Pemahaman konsep Instrumen Pemahaman konsep digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep siswa mengenai konsep fluida dinamis, yang meliputi prinsip kontinuitas dan hukum Bernoulli. Instrumen Pemahaman konsep berbentuk pilihan ganda (tes objektif), jika jawaban siswa benar maka diberi skor 1 dan jika jawaban siswa salah diberikan skor 0. 2. Tes Keterampilan Proses Sains Instrumen keterampilan proses sains digunakan untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa. Soal KPS ini berbentuk uraian (tes subyektif), penskoran dilakukan sesuai dengan pedoman penskoran tiap butir soal. 3. Lembar Observasi 26

Lembar observasi ini bertujuan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar dan mengamati keterlaksanaan model experiential learning. 4. Skala sikap Skala sikap digunakan untuk memperoleh informasi tentang tanggapan siswa terhadap penggunaan model experiential learning berbantuan website pada materi fluida dinamis. Skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan empat kategori tanggapan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). D. Teknik pengolahan data Analisis butir soal dilakukan dengan cara uji coba instrumen untuk menguji tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas soal. Secara umum, data hasil uji coba instrumen dianalisis melalui: 1. Validitas butir soal Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap skor total. Untuk menguji validitas setiap butir soal, skor-skor setiap butir soal dikorelasikan dengan skor total. Sebuah soal akan memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk kesejajaran (korelasi), sehingga untuk mendapatkan validitas suatu butir soal digunakan rumus korelasi. Perhitungan korelasi dapat dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson, seperti persamaan 3.1. (Arikunto, 2008) ( )( ) * ( ) +* ( ) + r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X = skor tiap butir soal yang akan dicari validitasnya Y = skor tes total N = jumlah sampel (3.1) 27

Untuk mengklasifikasi koefisien korelasi dapat digunakan pedoman kategori seperti pada Tabel 3.2 Tabel 3.2. Kategori Validitas Butir Soal Batasan Kategori 0,80 < r xy 1,00 Sangat tinggi (sangat baik) 0,60 < r xy 0,80 Tinggi (baik) 0,40 < r xy 0,60 Cukup (sedang) 0,20 < r xy 0,40 Rendah (kurang) 0,00 < r xy 0,20 Sangat rendah (sangat kurang) rxy 0,00 Tidak valid 2. Reliabilitas tes Reliabilitas suatu alat ukur (tes) dimaksudkan sebagai suatu alat yang memberikan hasil yang tetap sama (ajeg, konsisten) setiap kali dipakai. Hasil pengukuran itu harus tetap sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan pada subjek yang sama (identik) meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda, dan tempat yang berbeda. Tidak terpengaruh oleh pelaku, situasi, dan kondisi. Untuk soal pilihan ganda perhitungan koefisien reliabilitas tes dilakukan dengan menggunakan teknik belah dua menggunakan persamaan 3.2. (Arikunto, 2010) r 11 = koefisien reliabilitas yang telah disesuaikan r = koefisien antara skor-skor setiap belahan tes 1 1 2 2 (3.2) Teknik belah dua ini dapat dilakukan karena soal-soal nomor ganjil dan soalsoal nomor genap memiliki proporsi aspek-aspek pemahaman konsep yang sama. Harga adalah nilai koefisien korelasi antara dua belahan tes, yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson. Untuk 28

soal uraian, reliabilitas dihitung dengan menggunakan persamaan 3.3 (Arikunto, 2008) ( ) (3.3) r 11 = koefisien reliabilitas yang telah disesuaikan = Jumlah varian skor tiap-tiap item = Varian total Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas (r 11 ), digunakan tolak ukur yang dibuat oleh J. P. Guilford, seperti pada Tabel 3.3. Tabel 3.3. Kategori Reliabilitas Tes Koefisien reliabilitas Kategori r 11 0,20 Sangat rendah 0,20 < r 11 0,40 Rendah 0,40 < r 11 0,60 Cukup (sedang) 0,60 < r 11 0,80 Tinggi 0,80 < r 11 1,00 Sangat tinggi 3. Tingkat kemudahan butir soal Tingkat kemudahan adalah bilangan yang menunjukkan mudah atau sukarnya suatu soal. Besarnya indeks kemudahan berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Soal dengan indeks kemudahan 0,00 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,00 menunjukkan bahwa soal tersebut terlalu mudah. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk berusaha memecahkan masalah. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa putus asa dan tidak 29

mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. Indeks kemudahan diberi simbol P (proporsi) yang dapat dihitung dengan persamaan 3.4. (Arikunto, 2010) B P (3.4) JS P = indeks kemudahan B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Untuk mengklasifikasi indeks kemudahan dapat digunakan pedoman kategori tingkat kemudahan seperti pada Tabel 3.4. Tabel 3.4. Kategori Tingkat Kemudahan Indeks kemudahan Kategori soal 0,00 P < 0,30 Sukar 0,30 P < 0,70 Sedang 0,70 P 1,00 Mudah (Arikunto:2010) 4. Daya pembeda butir soal Pengertian daya pembeda dari sebuah butir soal adalah seberapa jauh butir soal tersebut mampu membedakan antara testi yang memiliki kemampuan tinggi dengan testi yang memiliki kemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Untuk menghitung indeks diskriminasi suatu tes dapat digunakan persamaan 3.5. (Arikunto, 2008) J J A J B B A B B P A D B B A B PA PB (3.5) J A J B = jumlah peserta tes = banyaknya peserta kelompok atas = banyaknya peserta kelompok bawah = banyaknya kelompok atas yang menjawab benar = banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar = proporsi kelompok atas yang menjawab benar 30

P B = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar Untuk mengklasifikasi indeks daya pembeda dapat digunakan pedoman kategori daya pembeda seperti pada Tabel 3.5. E. Teknik analisis data Tabel 3.5. Kategori Daya Pembeda Indeks daya pembeda D 0,20 Kategori Kurang 0,20 < D 0,40 Cukup 0,40 < D 0,70 Baik 0,70 < D 1,00 Baik sekali (Arikunto:2010) Data yang sudah diperoleh selanjutnya dianalisis. Adapun teknik analisis yang dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Langkah-langkah untuk melaksanakan analisis data: 1. Perhitungan skor N-Gain N-gain dapat melihat peningkatan yang cukup berarti dibandingkan dengan gain aktual karena dengan N-gain peningkatan antara siswa yang cerdas dan kurang cerdas dapat terlihat secara jelas. N-gain dihitung dengan menggunakan persamaan 3.6 yang dikembangkan oleh Hake (1998), yaitu g s s S post = skor posttest S pre = skor pretest S maks = skor maksimum post pre (3.6) smaks s pre Nilai g (N-gain) yang diperoleh diinterpretasikan berdasarkan kriteria berikut: g 0.7 : tinggi 0.3 g < 0.7 : sedang g < 0.3 : rendah 31

Hake (1998) 2. Uji normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui distribusi atau sebaran skor N- gain Pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa. Uji normalitas data menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal. Lebih lanjut, jika signifikansi di atas 0,05 maka berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang akan diuji dengan data normal baku, artinya data yang kita uji tidak berbeda dengan normal baku. Untuk mentransformasi ke notasi pada distribusi normal digunakan persamaan 3.7 (Sudjana, 2002) (3.7) z = Transformasi dari angka ke notasi pada distribusi normal = Angka pada data = Rata-rata S = Standar deviasi Uji statistik yang digunakan untuk pengujian normalitas dengan program SPSS versi 18. 3. Uji Homogenitas Uji ini dilakukan untuk melihat sama tidaknya varians-varians skor N-gain pemahaman konsep dan keterampilan proses sains untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen menguji kesamaan dua varian dengan menggunakan persamaan uji F (Sudjana, 2002) 32

(3.8) Jika ( ) maka data tidak homogen. Taraf signifikansi dan derajat kebebasan dk = n 1. Uji statistik yang digunakan untuk pengujian homogenitas dengan program SPSS versi 18. 4. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji kesamaan dua ratarata (uji satu pihak) terhadap rata-rata skor N-gain peningkatan nilai KPS (kelas eksperimen dan kelas kontrol) dan pemahaman konsep (kelas eksperimen dan kelas kontrol). Hipotesis yang diuji adalah: µ 1 = Nilai rata-rata peningkatan siswa yang mendapatkan model pembelajaran experiential learning berbantuan website µ 2 = Nilai rata-rata peningkatan siswa yang hanya mendapatkan model experiential learning Jika data terdistribusi normal dan homogen ( ), maka statistik yang digunakan adalah uji t seperti pada persamaan (3.9) (Sudjana, 239: 2002) dengan (3.9) ( ) ( ) (3.10) = Rata-rata peningkatan kelas eksperimen = Rata-rata peningkatan kelas control = Standar deviasi = Jumlah siswa kelas eksperimen = Jumlah siswa kelas control H 0 diterima jika, taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan SPSS versi 18.. Perhitungan uji hipotesis menggunakan bantuan program 33

F. Alur Penelitian Secara umum, alur penelitian ini dapat dibuat dalam bentuk bagan seperti dalam gambar 3.1. Studi Pendahuluan Penyusunan instrumen dan perangkat pembelajaran (RPP + media berbasis web) Revisi Tidak Judgement Ya Uji coba Pretest KPS dan Pemahaman konsep Pembelajaran konvensional Pembelajaran experiential learning berbantuan web Observasi Angket Posttest KPS dan Pemahaman konsep Analisis dan pembahasan Kesimpulan Penyusunan laporan Gambar 3.1. Alur penelitian G. Hasil Uji Coba Instrumen Uji coba tes dilakukan pada siswa SMA kelas XII di salah satu sekolah di Kabupaten Purwakarta. Soal tes pemahaman konsep yang diujicobakan berjumlah 15 butir soal dalam bentuk pilihan ganda dan soal tes keterampilan proses sains berjumlah 13 butir soal dalam bentuk uraian. Analisis instrumen dilakukan untuk menguji validitas soal, reliabilitas tes, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. 34

Berdasarkan hasil perhitungan soal pemahaman konsep yang berjumlah 15 butir soal dengan bentuk pilihan ganda diperoleh reliabilitas tes 0,73 yang termasuk dalam kategori tinggi. Hasil analisis butir soal keterampilan proses sains berjumlah 13 butir soal yang berbentuk uraian diperoleh reliabilitas 0,73 yang termasuk dalam kategori tinggi. Data hasil uji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran dapat dilihat selengkapnya pada lampiran C Berdasarkan hasil uji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran dari 15 soal pemahaman konsep yang diujikan terpilih semua untuk menjadi instrumen penelitian. Seperti halnya uji coba soal pemahaman konsep, untuk uji coba soal keterampilan proses sains pun dari 13 soal yang diujikan terpilih seluruhnya untuk menjadi instrumen penelitian keterampilan proses sains. Adapun pengolahan data hasil uji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran terdapat pada lampiran C. 35