BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan

2017, No Indonesia Nomor 5494); 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 5

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

2017, No masing-masing Kementerian/Lembaga mempunyai kewajiban untuk menyusun peraturan perundang-undangan yang mengatur pedoman penyusunan for

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No tentang Perpustakaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5531);

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 6); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2017, No Tahun 2017 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Fungsional melalui Penyesuaian (inpassing), masing-masing Kementer

2017, No Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 322); 2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organis

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 6); 2. Peraturan Pemeri

2016, No bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku Jabatan Fungsional Ahli Utama dan Ahli Madya; c. bahwa dalam rangka memenuhi formasi Jabatan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2018, No Penetapan Wilayah Kelola Masyarakat Hukum Adat dalam Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil; Mengingat : 1. Undan

2017, No Meningat : 1. Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 No

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Birokrasi Nomor PER/219/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Perkayasa dan angka Kreditnya; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 18 T

2016, No Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparat

2017, No Analis Kebijakan melalui Penyesuaian/Inpassing; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2017, No Penyesuaian/Inpassing Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Bidang Pertanian; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014

2016, No mengalihkan Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota menjadi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Kelautan dan Peri

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Lemb

2016, No Republik Indonesia Nomor 5512); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran

-2- tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a

2015, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 ten

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

2017, No Peraturan Menteri Pertanian tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor Jabatan Fungsional Bidang Pertanian; Mengingat :

2018, No Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Per

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Republ

2017, No Indonesia Nomor 5949); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Re

2017, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun

2016, No Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494), 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

-2-3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

2017, No Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik I

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

-2- antarsatuan kerja, antarwilayah, dan antarkewenangan, sehingga Lampiran Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 14/PERMEN-KP/2015 tentang L

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22,

Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Kementerian Nomor Negara 39 Tahun (Lembaran 2008 Negara tentang Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

2016, No Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 te

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pe

2016, No Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Binaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Penyesuaian (Inpassing); Mengingat : 1

2016, No Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indones

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL SANDIMAN

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesi

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1977

2017, No Cara Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Kategori Keahlian melalui Penyesuaian/I

2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2016, No Peraturan Presiden Nomor 102 Tahun 2014 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Guru dan Tenaga Kependidikan Menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Si

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Kategori Keterampilan melalui Penyesuaian/Inpassing di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Ma

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 3. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5073); 2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

2016, No Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perhubungan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf

2016, No atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyesuaian Penetapan Angka Kredit Guru Pegawai Negeri Sip

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2011, No Mengingat : 1. c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dal

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

Transkripsi:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1668, 2016 KEMEN-KP. Jabatan Fungsional. Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir. Penyusunan Formasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA EKOSISTEM LAUT DAN PESISIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (1) huruf b Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 44 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Pedoman Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84)sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran

2016, No.1668-2- Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5121); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4015), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4332); 4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 5. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111); 6. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 116 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; 7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1806); 8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23/PERMEN-KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

-3-2016, No.1668 Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1227); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA EKOSISTEM LAUT DAN PESISIR. Pasal 1 Pedoman Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir merupakan acuan dalam menyusun formasi Jabatan Fungsional Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir di lingkungan Instansi Pusat dan Instansi Daerah. Pasal 2 Pedoman Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 3 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

2016, No.1668-4- Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 November 2016 MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd SUSI PUDJIASTUTI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 8 November 2016 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN, KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA ttd WIDODO EKATJAHJANA

-5-2016, No.1668 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA EKOSISTEM LAUT DAN PESISIR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) huruf b Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir ditetapkan bahwa Instansi Pembina mempunyai kewajiban menyusun Pedoman Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir. Pedoman Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir digunakan Instansi Pusat dan Instansi Daerah untuk menghitung kebutuhan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir berdasarkan beban kerja, yang dtentukan oleh indikator antara lain luas kawasan konservasi, luas wilayah zonasi laut, pesisir dan pulau-pulau kecil, jumlah jenis ikan yang dilindungi, jumlah unit usaha masyarakat pesisir, jumlah pulau-pulau kecil yang dikelola, kompleksitas pelaksanaan pekerjaan, dan tingkat risiko pelaksanaan pekerjaan. B. Maksud dan Tujuan Pedoman Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir dimaksudkan untuk mendapatkan jumlah dan susunan Jabatan Fungsional Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir sesuai dengan beban kerja yang dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu secara profesional, serta memungkinkan pencapaian jumlah angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat/jabatan.

2016, No.1668-6- Pedoman Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir bertujuan memberikan pedoman bagi Instansi Pusat dan Instansi Daerah dalam menyusun formasi Jabatan Fungsional Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir. C. Pengertian Dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan ini yang dimaksud dengan: 1. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi keahlian dan/atau keterampilan untuk mencapai tujuan organisasi. 2. Jabatan Fungsional Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir selanjutnya disingkat Jabfung PELP adalah Jabatan Fungsional Tertentu yang mempunyai lingkup tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan pengelolaan wilayah laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil. 3. Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberikan tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan kegiatan pengelolaan wilayah laut, pesisir dan pulau-pulau kecil dalam lingkungan Instansi Pusat dan Instansi Daerah. 4. Pengelolaan Wilayah Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil adalah suatu pengoordinasian perencanaan,, pengawasan, dan pengendalian sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil yang dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah, antarsektor, antara ekosistem darat dan laut, serta antara ilmu pengetahuan dan manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. 5. Formasi Jabatan Fungsional Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir selanjutnya disingkat Formasi Jabfung PELP adalah jumlah dan jenjang jabatan yang diperlukan oleh suatu unit kerja yang memiliki lingkup terkait wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil agar mampu melaksanakan tugas dan fungsi dalam jangka waktu tertentu. 6. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN dan Pembinaan Manajemen ASN di Isntansi Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

-7-2016, No.1668 7. Instansi Pusat adalah kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian, kesekretariatan lembaga negara, dan kesekretariatan lembaga nonstruktural. 8. Instansi Daerah adalah perangkat daerah provinsi dan perangkat daerah kabupaten/kota yang meliputi sekretariat daerah, sekretariat dewan rakyat daerah, dinas daerah, dan lembaga teknis daerah.

2016, No.1668-8- BAB II TATA CARA PENGHITUNGAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA EKOSISTEM LAUT DAN PESISIR A. Umum Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam Jabfung PELP melalui inpassing, formasi calon PNS, atau perpindahan dalam jabatan, dilakukan karena adanya kebutuhan formasi. Kebutuhan suatu Formasi Jabfung PELP dapat terjadi apabila masih belum terpenuhinya kuota formasi yang dibutuhkan dan/atau ada Jabfung PELP yang disebabkan karena PNS berhenti atau adanya perpindahan jabatan. Formasi Jabfung PELP pada Instansi Pusat dan Instansi Daerah disusun berdasarkan analisis jabatan dan penghitungan beban kerja. B. Tahapan Penghitungan Formasi Jabfung PELP. Penyusunan Formasi Jabfung PELP dapat digunakan untuk formasi Instansi Pusat dan Instansi Daerah dengan tahapan sebagai berikut: 1. mengidentifikasi susunan seluruh jenjang Jabfung PELP yang ada pada Instansi Pusat dan Instansi Daerah; 2. menginventarisasi kegiatan Jabfung PELP yang dilakukan oleh masingmasing jenjang jabatan sesuai kedudukannya dalam struktur organisasi dengan memperhatikan Rencana Kerja Satuan Kerja; 3. menghitung Beban Kerja (B) selama 1 (satu) tahun pada kondisi ideal untuk masing-masing kegiatan sebagaimana dimaksud dalam angka 2; 4. menghitung total kebutuhan pegawai per jenjang jabatan pada masingmasing unit kerja (KPj) dengan cara menjumlahkan hasil formula perkalian antara waktu penyelesaian setiap uraian tugas (WP) dengan beban kerja setiap uraian tugas (B) dan dibagi dengan jumlah standar jam kerja efektif per tahun (WKE), atau dengan formula sebagai berikut: KPj = Keterangan: KPj Σ (WP x B WKE ) : Jumlah kebutuhan pegawai (formasi) pada masing-masing jenjang jabatan yang diperlukan pada setiap unit kerja. WP : Waktu penyelesaian yang diperlukan untuk menyelesaikan 1 (satu) beban/volume kerja setiap kegiatan.

-9-2016, No.1668 B : Beban kerja masing-masing kegiatan dalam 1 (satu) tahun. WKE : Standar waktu kerja efektif dalam 1 (satu) tahun, yaitu 1.250 jam. 5. Penentuan jumlah Formasi Jabfung PELP didasarkan pada hasil penghitungan kebutuhan, dengan ketentuan sebagai berikut: a. apabila berdasarkan penghitungan tersebut Formasi Jabfung PELP memperoleh nilai kurang dari 0,50, maka tidak dapat ditetapkan formasi untuk Jabfung PELP; b. apabila berdasarkan penghitungan tersebut Formasi Jabfung PELP memperoleh nilai 0,50 sampai dengan 1 (satu), maka dapat ditetapkan 1 (satu) formasi; dan c. penentuan jumlah formasi Instansi Pusat dan Instansi Daerah merupakan penjumlahan kebutuhan Formasi Jabfung PELP per jenjang jabatan dari unit organisasi pusat dan daerah terkecil sampai dengan terbesar. Contoh 1: Unit kerja A memiliki target kinerja pada Tahun Anggaran 2017 untuk penyelesaian rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil pada 12 (dua belas) provinsi. Maka rincian kegiatan yang akan dilaksanakan untuk jenjang Jabfung PELP Ahli Pertama antara lain: a. mengumpulkan data dan informasi spasial tematik dengan beban kerja sebanyak 12 (dua belas) dokumen dalam 1 (satu) tahun dapat diselesaikan dengan waktu kerja 184 (seratus delapan puluh empat) jam per dokumen; b. mengumpulkan data dan informasi spasial bahan rekomendasi teknis rencana zonasi wilayah laut, pesisir dan pulau-pulau kecil dengan beban kerja sebanyak 12 (dua belas) dokumen dalam 1 (satu) tahun dapat diselesaikan dengan waktu kerja 87 (delapan puluh tujuh) jam per dokumen; c. mengumpulkan data dan informasi spasial peta alokasi dengan beban kerja sebanyak 12 (dua belas) kerja 165 (seratus lima puluh lima) jam per dokumen; d. mengumpulkan data dan informasi spasial peta kesesuaian dengan beban kerja sebanyak 12 (dua belas)

2016, No.1668-10- kerja 93 (sembilan puluh tiga) jam per dokumen; dan e. mengumpulkan data dan informasi spasial peta arahan pola dan struktur dengan beban kerja sebanyak 12 (dua belas) kerja 151 (seratus lima puluh satu) jam per dokumen. Berdasarkan identifikasi kegiatan jenjang Jabfung PELP Ahli Pertama di atas, maka dapat dilakukan penghitungan formasi: No Rincian Kegiatan Hasil Kerja WP(Jam) WKE/ Beban Kebutuha /Tahun Tahun Kerja n Pegawai 1 2 3 4 5 6 7[(4*6)/5] Mengumpulkan 1 data dan Bahan data informasi spasial peta tematik tematik 184 1250 12 1,766 Mengumpulkan data dan informasi spasial bahan 2 rekomendasi teknis rencana Bahan data peta tematik 87 1250 12 0,835 zonasi wilayah laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil Mengumpulkan 3 data dan informasi spasial peta alokasi Bahan peta alokasi 165 1250 12 1,584

-11-2016, No.1668 No Rincian Kegiatan Hasil Kerja WP(Jam) WKE/ Beban Kebutuha /Tahun Tahun Kerja n Pegawai 1 2 3 4 5 6 7[(4*6)/5] Mengumpulkan 4 data dan Bahan peta informasi spasial kesesuaian peta kesesuaian 93 1250 12 0,893 5 Mengumpulkan data dan Bahan peta informasi spasial kesesuaian peta arahan pola 151 1250 12 1,450 dan struktur Jumlah Kebutuhan Pegawai 6,52 Dengan demikian, Formasi Jabfung PELP jenjang Ahli Pertama untuk unit kerja A yaitu sebanyak 7 (tujuh) orang. Contoh 2: Unit kerja B memiliki target kinerja pada Tahun Anggaran 2017 untuk penyelesaian rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil pada 12 (dua belas) provinsi. Maka rincian kegiatan yang akan dilaksanakan untuk jenjang Jabfung PELP Ahli Muda antara lain: a. menyusun bahan analisis data dan informasi spasial tematik dengan beban kerja sebanyak 12 (dua belas) dokumen dalam 1 (satu) tahun dapat diselesaikan dengan waktu kerja 179 (seratus tujuh puluh sembilan) jam per dokumen; b. menyusun bahan analisis data dan informasi spasial bahan rekomendasi teknis rencanan zonasi wilayah laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil dengan beban kerja sebanyak 12 (dua belas) kerja 62 (enam puluh dua) jam per dokumen;

2016, No.1668-12- c. menyusun bahan analisis data dan informasi spasial peta alokasi dengan beban kerja sebanyak 12 (dua belas) kerja 150 (seratus lima puluh) jam per dokumen; d. menyusun bahan analisis data dan informasi spasial peta kesesuaian dengan beban kerja sebanyak 12 (dua belas) dokumen dalam 1 (satu) tahun dapat diselesaikan dengan waktu kerja 78 (tujuh puluh delapan) jam per dokumen; dan e. menyusun bahan analisis data dan informasi spasial peta arahan pola dan struktur dengan beban kerja sebanyak 12 (dua belas) dokumen dalam 1 (satu) tahun dapat diselesaikan dengan waktu kerja 136 (seratus tiga puluh enam) jam per dokumen. Berdasarkan identifikasi kegiatan jenjang Jabfung PELP Ahli Muda di atas, maka dapat dilakukan penghitungan formasi: No Rincian Kegiatan Hasil Kerja WP(Jam) WKE/ Beban Kebutuha /Tahun Tahun Kerja n Pegawai 1 2 3 4 5 6 7[(4*6)/5] Menyusun bahan Bahan analisis data 1 analisis data dan dan informasi spasial informasi 179 1250 12 1,718 tematik spasial Menyusun bahan analisis data dan informasi spasial 2 bahan rekomendasi teknis rencanan zonasi wilayah Bahan analisis data peta tematik 62 1250 12 0,595 laut, pesisir, dan pulau pulau kecil

-13-2016, No.1668 No Rincian Kegiatan Hasil Kerja WP(Jam) WKE/ Beban Kebutuha /Tahun Tahun Kerja n Pegawai 1 2 3 4 5 6 7[(4*6)/5] Menyusun bahan analisis data dan Bahan informasi spasial analisis data 3 peta alokasi peta alokasi 150 1250 12 1,440 4 Menyusun bahan analisis data dan informasi spasial peta kesesuaian Bahan analisis data peta kesesuain 78 1250 12 0,749 5 Menyusun bahan analisis data dan informasi spasial peta arahan pola dan struktur Bahan analisis data peta kesesuain 136 1250 12 1,306 Jumlah Kebutuhan Pegawai 5,80 Dengan demikian, Formasi Jabfung PELP jenjang Ahli Muda untuk unit kerja B yaitu sebanyak 6 (enam) orang. Contoh 3: Unit kerja C memiliki target kinerja pada Tahun Anggaran 2017 untuk penyelesaian rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil pada 12 (dua belas) provinsi. Maka rincian kegiatan yang akan dilaksanakan untuk jenjang Jabfung PELP Ahli Madya antara lain: a. membuat analisis data dan informasi spasial tematik dengan beban kerja sebanyak 12 (dua belas) dokumen dalam 1 (satu) tahun dapat

2016, No.1668-14- diselesaikan dengan waktu kerja 154 (seratus lima puluh empat) jam per dokumen; b. membuat analisis basis data dan informasi nonspasial bahan rekomendasi teknis rencana zonasi wilayah laut, pesisir dan pulaupulau kecil dengan beban kerja sebanyak 12 (dua belas) dokumen dalam 1 (satu) tahun dapat diselesaikan dengan waktu kerja 57 (lima puluh tujuh) jam per dokumen; c. membuat analisis data dan informasi spasial peta alokasi dengan beban kerja sebanyak 12 (dua belas) kerja 135 (seratus tiga puluh lima) jam per dokumen; d. membuat analisis data dan informasi spasial peta kesesuaian dengan beban kerja sebanyak 12 (dua belas) kerja 63 (enam puluh tiga) jam per dokumen; dan e. membuat analisis data dan informasi spasial peta arahan pola dan struktur dengan beban kerja sebanyak 12 (dua belas) kerja 121 (seratus dua puluh satu) jam per dokumen. Berdasarkan identifikasi kegiatan jenjang Jabfung PELP Ahli Madya di atas, maka dapat dilakukan penghitungan formasi: No Rincian Kegiatan Hasil Kerja WP(Jam) WKE/ Beban Kebutuha /Tahun Tahun Kerja n Pegawai 1 2 3 4 5 6 7[(4*6)/5] Membuat analisis Laporan hasil analisis/ 1 data dan telaahan informasi spasial data dan 154 1250 12 1,478 tematik informasi spasial tematik 2 Membuat analisis Laporan basis data dan hasil analisis 57 1250 12 0,547

-15-2016, No.1668 No Rincian Kegiatan Hasil Kerja WP(Jam) WKE/ Beban Kebutuha /Tahun Tahun Kerja n Pegawai 1 2 3 4 5 6 7[(4*6)/5] informasi nonspasial bahan rekomendasi basis data dan informasi teknis rencana nonspasial zonasi wilayah bahan laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil rekomendasi teknis rencana zonasi wilayah laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil Membuat analisis Laporan data dan hasil analisis 3 informasi peta spasial alokasi data dan informasi 135 1250 12 1,296 spasial Laporan Membuat analisis hasil analisis data dan data dan 4 informasi spasial peta kesesuaian informasi spasial peta 63 1250 12 0,605 kesesuaian 5 Membuat analisis data dan informasi spasial peta arahan pola dan struktur Laporan hasil analisis data dan informasi 121 1250 12 1,162

2016, No.1668-16- WP(Jam) WKE/ Beban Kebutuha No Rincian Kegiatan Hasil Kerja /Tahun Tahun Kerja n Pegawai 1 2 3 4 5 6 7[(4*6)/5] Jumlah Kebutuhan Pegawai 5,08 Dengan demikian, Formasi Jabfung PELP jenjang Ahli Madya untuk unit kerja C yaitu sebanyak 5 orang. Contoh 4: Unit kerja D memiliki target kinerja pada Tahun Anggaran 2017 untuk penyelesaian rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil pada 12 (dua belas) provinsi. Maka rincian kegiatan yang akan dilaksanakan untuk jenjang Jabfung PELP Ahli Utama antara lain: a. menyusun rekomendasi arahan pola dengan beban kerja sebanyak 12 (dua belas) dokumen dalam 1 (satu) tahun dapat diselesaikan dengan waktu kerja 139 (seratus tiga puluh sembilan) jam per dokumen; b. menyusun rekomendasi teknis rencana zonasi wilayah laut, pesisir dan pulau-pulau kecil dengan beban kerja sebanyak 12 (dua belas) kerja 42 (empat puluh dua) jam per dokumen; c. membuat peta alokasi, membuat peta kesesuaian dan membuat peta aktivitas eksisting dengan beban kerja sebanyak 12 (dua belas) kerja 120 (seratus dua puluh) jam per dokumen; d. melakukan analisis data dan informasi kriteria peruntukkan pulau-pulau kecil dengan beban kerja sebanyak 12 (dua belas) kerja 48 (empat puluh delapan) jam per dokumen; dan e. menyusun peta rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dengan beban kerja sebanyak 12 (dua belas) dokumen dalam 1 (satu) tahun dapat diselesaikan dengan waktu kerja 106 (seratus enam) jam per dokumen.

-17-2016, No.1668 Berdasarkan identifikasi kegiatan jenjang Jabfung PELP Ahli Utama di atas, maka dapat dilakukan penghitungan formasi: No Rincian Kegiatan Hasil Kerja WP(Jam) WKE/ Beban Kebutuhan /Tahun Tahun Kerja Pegawai 1 2 3 4 5 6 7[(4*6)/5] 1 Dokumen Menyusun rekomendasi rekomendasi arahan pola arahan pola 139 1250 12 1,334 Menyusun rekomendasi Dokumen rekomendasi teknis rencana teknis 2 zonasi wilayah rencana 42 1250 12 0,403 laut, pesisir, dan zonasi pulau-pulau kecil Membuat peta Peta alokasi alokasi, Peta, membuat kesesuaian peta kesesuaian 3 dan dan peta aktivitas 120 1250 12 1,152 membuat peta aktivitas eksisting eksisting Melakukan Data dan analisis data dan informasi informasi kriteria kriteria 4 peruntukkan peruntukkan 48 1250 12 0,461 pulau- pulau- pulau kecil pulau kecil

2016, No.1668-18- WP(Jam) WKE/ Beban Kebutuhan No Rincian Kegiatan Hasil Kerja /Tahun Tahun Kerja Pegawai 1 2 3 4 5 6 7[(4*6)/5] Peta rencana Menyusun peta zonasi rencana zonasi wilayah 5 wilayah pesisir 106 1250 12 1,018 pesisir dan dan pulau-pulau pulau-pulau kecil kecil Jumlah Kebutuhan Pegawai 4,36 Dengan demikian, Formasi Jabfung PELP jenjang Ahli Utama untuk unit kerja D yaitu sebanyak 4 (empat) orang. 6. Penentuan jumlah Formasi Jabfung PELP didasarkan pada hasil penghitungan kebutuhan untuk Instansi Daerah hanya dilakukan untuk jenjang Ahli Pertama, Ahli Muda, dan Ahli Madya. Sedangkan untuk Instansi Pusat jumlah formasi Jabfung PELP dilakukan untuk jenjang Ahli Pertama, Ahli Muda, Ahli Madya, dan Ahli Utama.

-19-2016, No.1668 BAB III PROSEDUR PENGUSULAN DAN PENETAPAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA EKOSISTEM LAUT DAN PESISIR A. Prosedur pengusulan dan penetapan Formasi Jabfung PELP pada Instansi Pusat diatur sebagai berikut: 1. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat mengajukan usul penetapan Formasi Jabfung PELP kepada menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara dengan tembusan Kepala Badan Kepegawaian Negara; 2. pengajuan usul penetapan Formasi Jabfung PELP dilakukan bersamaan dengan pengajuan usul penetapan formasi untuk masingmasing satuan kerja Instansi Pusat sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan 3. Formasi Jabfung PELP ditetapkan oleh menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara bersamaan dengan penetapan formasi untuk masing-masing satuan kerja Instansi Pusat. B. Prosedur pengusulan dan penetapan Formasi Jabfung PELP pada Instansi Daerah diatur sebagai berikut: 1. Provinsi: Pejabat Pembina Kepegawaian Pemerintah Daerah Provinsi mengajukan usul persetujuan Formasi Jabfung PELP kepada menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara; 2. Kabupaten: a. Pejabat Pembina Kepegawaian masing-masing Instansi Daerah kabupaten/kota mengajukan usul persetujuan Formasi Jabfung PELP kepada menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara dan melalui gubernur; b. gubernur menyampaikan usul persetujuan Formasi Jabfung PELP Instansi Daerah kabupaten/kota kepada menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara; c. dalam penyampaian usul persetujuan Formasi Jabfung PELP Instansi Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada huruf (b), gubernur dapat memberikan rekomendasi jumlah Formasi Jabfung PELP yang dibutuhkan untuk masing-masing kabupaten/kota di wilayahnya.

2016, No.1668-20- 3. pengajuan usul persetujuan Formasi Jabfung PELP pada masingmasing Instansi Daerah provinsi dan kabupaten/kota, dilakukan bersamaan dengan pengajuan usul persetujuan formasi untuk masingmasing satuan organisasi Instansi Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan 4. Formasi Jabfung PELP ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian daerah provinsi/kabupaten/kota setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara. BAB IV PENUTUP Pedoman Penyusunan Formasi Jabfung PELP ini disusun untuk digunakan dan dijadikan acuan bagi Instansi Pusat dan Instansi Daerah dalam rangka mengembangkan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas di bidang pengelolaan ekosistem laut, pesisir, dan pulaupulau kecil. MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd SUSI PUDJIASTUTI