BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Permainan sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang banyak digemari di dunia, termasuk di negara Indonesia. Orang tua, anak-anak baik laki-laki dan perempuan menggemari olahraga ini baik memainkan atau menonton pertandingannya. Kepopuleran olahraga sepakbola dikemukakan oleh Baltasar Tarigan (2001:1) mengatakan, Sepakbola merupakan permainan beregu yang paling populer didunia dan bahkan telah menjadi permainan nasional bagi setiap negara di Eropa, Amerika Selatan, Asia, Afrika dan bahkan pada saat ini permainan itu digemari di Amerika Serikat. Permainan olahraga sepakbola ini masuk dalam kategori olahraga rekreasi dan prestasi. Permaianan sepakbola dalam kategori rekreasi bertujuan untuk sanang-senang dengan adanya beberapa peraturan yang dimodifikasi, sedangkan permainan sepakbola kategori prestasi bertujuan untuk berprestasi setinggi-tingginya di berbagai kompetisi yang diikuti. Permainan sepakbola di mainkan oleh sebelas pemain dalam satu tim, yang terdiri dari penjaga gawang, pemain bertahan, pemain tengah, dan pemain penyerang. Tujuan dari permainan sepakbola adalah dengan memasukkan gol sebanyak-banyaknya ke gawang lawan hingga meraih kemangan. Pada sebelas pemain dalam satu tim memiliki tugas masing-masing seperti penjaga gawang yang bertugas mengamankan gawangnya dari gol lawan, pemain bertahan bertugas sebagai pengawal pemain penyerang lawan agar tidak memasukkan bola ke gawang timnya, pemain tengah bertugas mengalirikan bola yang ada di belakang untuk di distribusikan pada penyerang dan pemain penyerang atau straiker bertujuan untuk mencetak gol ke gawang lawan. Posisi dan tugas yang berbeda-beda tersebut menuntut pemain sepakbola dapat kompak sehingga tercipta kerja kelompok satu tim yang baik. Terciptanya kerja sama tim yang baik dibina pada latihan setiap hari, diharapkan dengan mengikuti latihan setiap hari pemain dapat terjalin suatu kesepahaman. Sepakbola di Indonesia dilihat dari segi prestasi baik itu level junior hingga senior masih belum membanggakan. Prestasi sepakbola Indonesia bahkan tertinggal dengan 1
2 negara-negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, Singapura dan Vietnam. Berbagai kompetisi yang diikuti tim nasional Indonesia selalu berkhir dengan kekalahan melawan tim-tim dari negara tetangga. Kompetisi sebagai wadah digemblengnya bakat-bakat pemain sepakbola terlihat tidak merata. PSSI sebagai induk sepakbola yang berdiri tahun 1930 kurang memberikan wadah kompetisi untuk pembinaan pemain sepakbola usia dini. Pembinaan berjenjang dalam cabang olahraga sepakbola dirasa sangat penting karena nantinya dapat menghasilkan pemain-pemain yang hebat. Pembinaan-pembinaan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah sepakbola (SSB) atau akademi sepakbola dengan mengikuti kompetisi-kompetisi pada jenjang umur memberikan pembinaan yang baik pada pemain sepakbola usia muda. Pembinaan yang dilakukan SSB atau akademi sepakbola menerapkan kelompok umur dalam membina pemain-pemain sepakbola. Pembinaan yang dilakukan dengan memilah-milah umur pemain sepakbola. Pembagian kelompok-kelompok pembelajaran sepakbola bertujuan untuk membedakan materi yang diberikan oleh pelatih. Misalnya pemain yang berusia 7 tahun tidak dapat masuk ke kelompok pemain yang berusia 14 tahun pola berfikir anak dan daya tangkap materi dirasa belum mampu. Pengelompokan pemain sepakbola dalam pembelajaran menurut Timo S. Scheunemann (2012:59) mengatakan, dalam semua proses belajar, umur adalah kunci dalam memilih materi dan metode apa yang cocok untuk mengajarkan suatu materi. Sepakbola juga demikian, untuk alasan ini lah kita tidak dapat menyamakan latihan antara usia 5 dan 13 tahun. Pembinaan SSB dan Akademi sepakbola menurut kelompok umur yang berbeda memberikan materi yang berbeda. Materi-materi latihan tersebut seperti latihan teknik, taktik, dan Fisik sepakbola. Ketiga komponen tersebut sangat dibutuhkan dalam permainan sepakbola, dengan pemberian materi latihan tersebut diperhatikan menurut umur pemain. Materi pemberian teknik sepakbola diberikan pertama kali ketika pemain sepakbola memasuki usia 5-8 tahun atau tingkat pemula (Fun Phase). Pemberian materi hanya sekedar memperkenalkan teknik-teknik pada sepakbola. Teknik sepakbola menurut Remmy Muchtar (1992:29) mengatakan, Teknik bola terdiri atas: Teknik menendang, Teknik menahan bola (trapping), Teknik menggiring bola (Dribble), Gerak tipu, Teknik menyundul bola (Heading), Teknik merebut bola (Tackling), Teknik lemparan ke dalam (Throw-in), Teknik penjaga gawang. Kemudian pada tingkatan
3 kelompok umur selanjutnya kemampuan teknik bermain sepakbola dikembangkan sehingga pemain dapat menguasai teknik sepakbola dengan baik. Kemampuan menguasai teknik dasar sepakbola dirasa perlu penguasaan dengan baik dalam meraih prestasi. Pada pemain sepakbola kemampuan penguasaan teknik sangat vital. Sanggar Kegiatan belajar (SKB) Grogol merupakan sekolah sepakbola yang masuk dalam PSSI Kabupaten Kediri yang memiliki pemain dari kelompok umur pemula hingga senior. Sanggar kegiatan belajar ini memiliki jenjang kelompok umur yang membedakan materi latihan sepakbola. Pembagian kelompok tersebut antara lain kelompok pemula (Fun Phase) memeiliki peserta didik antara umur 7-9 tahun, Tingkat Dasar (Foundation) peserta didik berumur 11-13 tahun, tingkat menengah (Formative Phase) memiliki peserta didik 14-18 tahun, dan Tingkat Mahir (Final Youth) memiliki peserta didik berumur 18-20 tahun. Pemain pada kelompok umur tersebut dilatih pelatih yang berbeda, sistem pembinaan menganut sistem promosi. Sistem promosi yakni pemain yang telah mencapai usia kelompok maka masuk pada kelompok yang sesuai umurnya. Pencapaian prestasi sepakbola yang baik harus menguasai teknik, pengaplikasian taktik, memiliki fisik yang baik dan bermental juara. Permasalah penguasaan taktik sepakbola di rasa penting dalam mencapai sebuah prestasi, karena dengan penguasaan taktik yang baik dapat menguasai jalannya permainan sepakbola. Penguasaan teknik yang telah dipelajari di awal kelompok umur dasar kemudian dilanjut atau dihaluskan penguasaannya ke kelompok umur selanjutnya membuat kemampuan teknik menjadi baik. Hal ini membuat pemain sepakbola memiliki keterampilan teknik sepakbola yang baik. Penguasaan keterampilan teknik dasar bermain sepakbola merupakan salah satu kelengkapan yang paling dasar pada permainan sepakbola. Keterampilan teknik dasar sepakbola dapat dimiliki dan dikuasai pemain dengan cara rajin mengikuti latihan. Latihan keterampilan dasar selain pemain rajin mengikuti latihan setiap sesi, latihan teknik dasar harus diulang-ulang dengan melakukan latihan keterampilan teknik secara ajeg, dan memberikan latihan fisik yang dibutuhkan untuk menguasai kemampuan tersebut. Penguasaan keterampilan teknik dasar yang perlu dikuasai lebih lanjut pada Sanggar kegiatan belajar Grogol ini adalah keterampilan teknik menggiring bola. Teknik menggiring bola pada permainan sepakbola dirasa penting agar bola yang
4 dikuasai tidak direbut dengan mudah oleh lawan. Teknik menggiring bola pada permainan sepakbola merupakan salah satu unsur teknik dasar yang penting. Kemampuan melakukan menggiring bola berperan untuk memperoleh kemenangan dalam suatu pertandingan sepakbola. Dengan demikian agar menjadi pemain sepakbola yang handal perlu didukung dengan memiliki keterampilan teknik dasar yang baik, termasuk keterampilan menggiring bola. Hasil pengamatan penguasaan keterampilan menggiring bola pemain sanggar kegiatan belajar grogol bola terlalu sulit dikuasai dan dengan mudah direbut lawan. Permasalahan tersebut perlu ditingkatkan latihan keterampilan menggiring bola (dribble) pada Sanggar kegiatan belajar sehingga nantinya dengan penguasaan teknik yang baik dapat meraih prestasi yang tinggi dalam permainan sepakbola. Permasalahan yang terjadi memerlukan salah satu solusi untuk memecahkan masalah tersebut, solusi tersebut berupa metode latihan fisik untuk meningkatkan penguasaan teknik menggiring bola. Selain berupa latihan fisik pemberian latihan keterampilan menggiring bola, sehingga kedua latihan tersebut dapat meningkatkan keterampilan menggiring bola. Kondisi fisik merupakan unsur pendukung yang penting untuk menunjang penguasaan keterampilan teknik. Kondisi fisik akan mempengaruhi penguasaan keterampilan yang ditunjang dengan latihan keterampilan menggiring bola. Bila pemain memiliki fisik yang jelek penguasaan keterampilan menggiring bola akan sulit dilakukan. Menurut Timo Scheunemann (2012:14) mengatakan, Komponen kondisi fisik yang dimiliki pemain sepakbola : 1).speed, 2).Strenght 3).Endurance, 4).Flexibility 5).Accuration 6).Power, 7).Coordination, 8).Reaction, 9).Balance, 10).Agility. Kemampuan menggiring bola komponen fisik yang menunjang yaitu kelincahan dan koordinasi. Kelincahan menurut Djoko Pekik Irianto (2009:68) mengatakan, Kelincahan merupakan komponen biomotor daru unsur-unsur kemampuan fisik secara umum, yaitu keterampilan untuk mengubah arah gerakan tubuh atau bagian tubuh secara tiba-tiba. Sedangkan pengeretian koordinasi menurut Djoko Pekik Irianto (2002:77) mengatakan, Koordinasi adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dengan berbagai tingkat kesukaran dengan cepat dan tepat secara efisien. Metode latihan untuk meningkatkan kelincahan dan koordinasi dapat menggunakan latihan menggunakan alat ladder drill. Alat ladder drill banyak digunakan atlet untuk berlatih, alat ini menyerupai anak tangga yang di letakkan pada
5 bidang datar atau lantai. Penerapan metode ketika latihan tersebut harus bersifat khusus, yaitu yang bertujuan untuk mendukung peningkatan kelincahan dan koordinasi. Misalnya seperti keterampilan menggiring bola dengan cepat dan lincah untuk menghindari dari gangguan lawan diperlukan latihan secara intensif dengan program latihan yang berdasarkan prinsip-prinsip yang benar. Meningkatkan keterampilan yang dimiliki seperti menggiring bola agar meraih prestasi yang bagus, ketika melakukan latihan secara spesifik. Faktor penentu dalam prestasi menggiring bola dalam permainan sepakbola adalah kelincahan dan koordinasi. Menampilkan keterampilan gerak yang baik seperti menggiring bola diperlukan kerja sama antara kelincahan dan koordinasi yang dimiliki. Melakukan latihan kelincahan dan koordinasi ketika latihan diaplikasikan dengan berbagai kombinasi latihan yang lain, latihan fisik ini hendaknya dimulai ketika usianya cukup dan memiliki bakat pada cabang olahraga yang ditekuninya. Selain pemberian latihan untuk penguasaan keterampilan bagi pemain sepakbola juga diperhatikan pada kondisi fisik yang dimiliki, seperti koordinasi mata-kaki. Koordinasi mata-kaki merupakan kemampuan pemain sepakbola untuk merangkaikan antara gerakan mata saat menerima rangsang dengan gerakan kaki menjadi pola gerakan tertantu sehingga menghasilkan gerakan yang terkoordinasi, efektif, mulus, dan efisien. Peran koordinasi mata-kaki memiliki andil besar pada keterampilan sepakbola khusunya pada keterampilan menggiring bola. Tingkat koordinasi mata-kaki akan mempengaruhi cepatnya seseorang ketika mempelajari keterampilan gerak, termasuk keterampilan menggiring bola. Jenis latihan yang diterapkan harus sesuai dengan kondisi individu anak. Tinggi-rendahnya koordinasi mata-kaki yang dimiliki pemain dapat mempengarhui hasil latihan. Berdasarkan pentingnya koordinasi mata-kaki, maka dalam penelitian ini dikontrol dengan tinggi-rendahnya koordinasi mata-kaki. Penelitian ini mengambil sampel pemain Sanggar kegiatan belajar pemain usia 14-18 tahun. Alsan pengambilan sampel pemain usia 14-18 tahun karena pemain ini memiliki pengetahuan tentang teknik menggiring bola yang telah dipelajari ketika memasuki kelompok tingkat dasar (Foundation). Metode latihan menggunakan alat ladder drill ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas kemampuan menggiring pada permainan sepakbola. Metode latihan tersebut akan diterapkan pada Sanggar kegiatan belajar Grogol Kabupaten Kediri pada kelompok menengah (Formative Phase) dengan
6 umur 14-18 tahun. Melihat latar belakang tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul Pengaruh latihan variasi Ladder drill dan koordinasi mata-kaki terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola pada permainan sepakbola peneliti merupakan eksperimen yang akan meneliti pengaruh latihan Ickey Shuffle dan X-over zigzag. Ickey Shuffle merupakan latihan untuk meningkatkan koordinasi dan kelincahan kaki. Bentuk latihan ini menggunakan ladder drill yang memerlukan konsentrasi untuk melatih koordinasi dan kelincahan. X-over zigzag merupakan latihan untuk meningkatkan kecepatan dengan menggunakan alat ladder drill. Pemberian metode latihan ini akan dilakukan selama 22 kali perlakuan atau dilakukan selama 2 bulan. Metode latihan sebelum diberikan terlebih dahulu melakukan tes awal dan tes akhir menggunakan Illinois Agility Run Test milik Brian Mackenzie untuk mengetahui data awal keterampilan menggiring bola. Langkah selanjutnya pemberian metode diberikan pada masing-masing kelompok yang telah dibagi berdasarkan tes koordinasi mata-kaki dengan test (Soccer Wall Volley Test). Hasil tes tersebut dibagi menjadi dua (hasil yang baik dan rendah). B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : 1. Variasi latihan ladder drill merupakan salah satu faktor penentu untuk meningkatkan kemampuan gerak dan keterampilan teknik pada permainan sepakbola. 2. Pencapaian peningkatan penguasaan keterampilan menggiring bola diperlukan kondisi fisik yang baik dan latihan keterampilan menggiring bola. 3. Model latihan peningkatan kondisi fisik seperti latihan kelincahan dan koordinasi seperti Ickey Shuffle dan X-over zigzag dapat meningkatkan keterampilan teknik menggiring bola pada permainan sepakbola. 4. Penerapan metode latihan ini akan memperhatikan pada kemampuan koordinasi mata-kaki pemain. 5. Perlunya latihan khusus agar kemampuan keterampilan teknik dasar menggiring bola meningkat.
7 C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari penafsiran yang salah dalam penelitian ini, maka perlu adanya pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Perbedaan pengaruh latihan kelincahan dan koordinasi seperti Ickey Shuffle dan X-over zigzag terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola. 2. Perbedaan peningkatan keterampilan menggiring bola antara pemain yang memiliki koordinasi mata-kaki tinggi dan koordinasi mata-kaki rendah. 3. Pengaruh interaksi antara latihan kelincahan dan koordinasi Ickey Shuffle dan X-over zigzag terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola. D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang maslah, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Adakah perbedaan pengaruh latihan variasi ladder drill terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola. 2. Adakah perbedaan peningkatan keterampilan menggiring bola antara pemain yang memiliki koordinasi mata-kaki tinggi dan koordinasi mata-kaki rendah. 3. Adakah pengaruh interaksi antara latihan variasi Ladder drill dengan koordinasi mata-kaki terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk menemukan kebenaran tentang : 1. Perbedaan pengaruh model latihan ladder drill terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola dalam permainan sepakbola. 2. Perbedaan peningkatan keterampilan menggiring bola antara pemain yang memiliki koordinasi mata-kaki dalam permainan sepakbola. 3. Pengaruh interaksi antara latihan metode latihan variasi ladder drill dengan koordinasi mata-kaki terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola dalam permainan sepakbola.
8 F. Manfaat Penelitian Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Pengembangan ilmu pengetahuan pada metodologi latihan, secara praktis terhadap keterampilan menggiring bola pada permainan sepakbola. 2. Menambahkan teknik latihan yang sesuai dengan kondisi pemain sehingga menjadi pedoman pembina atau pelatih klub sepakbola untuk menambah variasi latihan. 3. Pelatih dapat menggunakan metode latihan kelincahan dan koordinasi yang tepat ditinjau dari tinggi dan rendahnya koordinasi mata-kaki untuk meningkatkan keterampilan menggiring bola pada permainan sepakbola. 4. Pemain dapat mengerti dan mengetahui latihan variasi ladder drill untuk melatih kelincahan baru yang sesuai dengan kelompok usia, sehingga melaksanakan metode variasi latihan tersebut tanpa paksaan sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan. 5. Bahan masukan ilmu baru bagi para guru dan pelatih sepakbola dalam rangka pencapaian prestasi di cabang olah raga sepakbola.