1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Hidayati (2009), IUD atau Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah satu alat kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan, dan masa aktif fungsi kontrasepsinya), bentuknya bermacam-macam. Kontrasepsi IUD mempunyai kelebihan seperti IUD dapat efektif segera setelah pemasangan dibandingkan kontrasepsi yang lain. Mempunyai metode jangka panjang 10 tahun dan tidak perlu diganti dan tidak perlu mengingat-ingat. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil dan tidak mempengaruhi hubungan seksual, tidak mempengaruhi kualitas ASI, dapat dipasang setelah melahirkan atau sesudah abortus, tidak interaksi dengan obat-obat juga membantu mencegah kehamilan ektopik (Handayani, 2010). Kekurangan kontrasepsi lain di bandingkan dengan IUD seperti kontrasepsi pil harus diminum pada waktu yang sama setiap hari dan Jika lupa meminumnya maka akan menyebabkan kegagalan. Kekurangan kontrasepsi suntik biaya keseluruhan sangat tinggi karena sebulan sekali atau tiga bulan sekali harus suntik, ketergantungan klien pada pelayanan kesehatan karena harus kembali setiap satu bulan atau tiga bulan sekali dan kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah berhentinya
2 pemakaian. Kekurangan ontrasepsi MOW meninggalkan bekas luka parut kecil yang masih dapat terlihat (Hartanto, 2004). Program Keluarga Berencana (KB) yang digalakkan oleh pemerintah menjadi sangat penting sebagai pengendalian peledakan penduduk. Pencapaian peserta KB aktif semua metode kontrasepsi yang diperoleh dari data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah pada bulan April 2012, jumlah akseptor KB aktif sebanyak 5.287.343 peserta. Menurut BKKBN (2012), Kebijakan pemerintah tentang KB saat ini mengarah pada pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau Intra Uterine Device (IUD) merupakan salah satu metode kontrasepsi jangka panjang yang efektifnya sangat diprioritaskan pemakaiannya oleh BKKBN. Hal ini dikarenakan tingkat ke efektifitasannya cukup tinggi yaitu 99% dan lamanya 10 tahun. Dilihat dari pemakaian IUD di provinsi Jawa Tengah, berdasarkan rekapitulasi yang berasal dari Badan Kependudukan dan keluarga Berencana Nasional (BKKBN), akseptor KB IUD dalam 4 tahun terakhir dapat digambarkan dalam table berikut.
3 Tabel 1.1 Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD 2009 2012 di Jawa Tengah Tahun Penggunaan IUD (persen) 2009 8,77% 2010 6,52% 2011 9,93% 2012 8,70% Sumber : BKKBN Provinsi Jawa Tengah Dari laporan dan catatan yang di dapatkan di Puskesmas Banget Ayu, pengguna KB metode IUD pada tahun 2012, dapat dijabarkan dalam tabel dibawah ini. Table 1.2 Pemakaian IUD di Puskesmas Bangetayu 2012 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Pengguna 5 akseptor 1 akseptor 8 akseptor 11 akseptor 10 akseptor 3 akseptor 6 akseptor 6 akseptor 12 akseptor 10 akseptor 16 akseptor 9 akseptor Menurunnya penggunaan kontrasepsi IUD antara lain disebabkan oleh fasilitasi terhadap provider yang kurang optimal, belum meratanya promosi dan KIE yang menjangkau keseluruh masyarakat, berkurangnya / terbatasnya tenaga KIE di lini lapangan belum optimalnya advokasi kepada SKPD-KB dalam pengelolaan ketersediaan IUD di Fasyankes, jenis IUD yang beredar di masyarakat masih terbatas, dan
4 meningkatnya kampanye penggunaan kontrasepsi hormonal (pil dan Suntik) oleh swasta (produk Andalan), sehingga melemahkan promosi IUD. (Winarni dan Puspitasari, 2011). Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengambil studi kasus yang berjudul Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Dengan Pemasangan IUD dan Kunjungan Ulang Pertamadi Puskesmas Bangetayu Tahun 2013. B. Rumusan Masalah Bagaimana Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Dengan Pemasangan IUD dan Kunjungan Ulang Pertama di Puskesmas Bangetayu Tahun 2013? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan keluarga berencana dengan pemasangan IUD dan kunjungan ulang pertama di Puskemas Bangetayu. 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa dapat melakukan pengkaji data subjektif dan objektif pada asuhan kebidanan keluarga berencana dengan pemasangan KB IUD b. Mahasiswa dapat melakukan interpretasi data pada asuhan kebidanan keluarga berencana dengan pemasangan KB IUD
5 c. Mahasiswa dapat melakukan diagnosa potensial pada asuhan kebidanan keluarga berencana dengan pemasangan KB IUD d. Mahasiswa dapat melakukan antisipasi masalah pada asuhan kebidanan keluarga berencana dengan pemasangan KB IUD e. Mahasiswa dapat menentuka perencanaan pada asuhan kebidanan keluarga berencana dengan pemasangan KB IUD f. Mahasiswa dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan keluarga berencana dengan pemasangan KB IUD yang telah direncanakan g. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan pada asuhan kebidanan keluarga berencana dengan pemasangan KB IUD. D. Manfaat 1. Manfaat Teoritis a. Bagi Mahasiswa Penelitian ini dapat dijadikan refrensi tentang Asuhan Kebidanan Pemasangan KB IUD dan Kunjungan Ulang, Serta sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dalam studi kasus. b. Bagi Institusi Penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk memperluas wawasan mahasiswa dan sebagai bahan refrensi untuk melaksanakan penelitian studi kasus selanjutnya.
6 2. Manfaat Praktis a. Bagi Institusi Puskesmas Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan data pada pasien dengan pemasangan KB IUD dan kunjungan ulang. b. Bagi Mahasiswa Hasil studi kasus ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dalam memberikan asuhan kebidanan pada pasien dengan pemasangan KB IUD dan kunjungan ulang. E. Metode Memperoleh Data Dalam pengumpulan data yang digunakan untuk menyusun karya tulis ini, penulis menggunakan beberapa metode yaitu : 1. Wawancara Wawancara adalah pembicaraan terarah yang umumnya dilakukan pada pertemuan tatap muka. Dalam wawancara yang penting diperhatikan adalah data yang ditanyakan diarahkan kedata yang relevan. 2. Observasi Observasi adalah pengumpulan data melalui indera: penglihatan (perilaku, tanda fisik, kecetatan, ekspresi wajah), pendengran (bunyi batuk, bunyi nafas), penciuman (bau nafas, bau luka), perabaan (suhu badan, nadi). 3. Pemeriksaan
7 Pemeriksaan dilakukan dengan memakai instrumen/alat pengukur. Tujuannya untuk memastikan batas dimensi angka, irama, kuantitas. Misalnya: tinggi badan dengan meteran, berat badan dengan timbangan, tekanan dengan tensimeter. 4. Studi dokumentasi Dokumentasi merupakan kegiatan mencari data dari sumber berupa catatan, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya. Penulis mengumpulkan data dari rekam medis pasien yang dapat membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah. 5. Studi kepustakaan Penulis mengumpulkan, membaca dan mempelajari buku-buku, artikel dari sumber-sumber yang berkaitan dengan ibu nifas dengan perdarahan primer sehingga mempermudah dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini terdiri dari 5 bab, yang disusun sebagai berikut : 1. BAB I. Pendahuluan berisi tentang: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat, Metode Memperoleh Data, dan Sistematika Penulisan. 2. BAB II. Tinjauan Teori berisi tentang: Teori Medis, Teori Menejemen Kebidanan, Teori Hukum Kewenangan Bidan, Standar Operasional Prosedur Pada Pemasangan KB IUD
8 3. BAB III. Tinjauan Kasus berisi tentang: Pengkajian Data, Interpretasi Data, Diagnosa Potensial, Antisipasi, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi 4. BAB IV. Pembahasan: berisi tentang pembahasan pada kasus asuhan kebidanan. 5. BAB V. Penutup terdiri dari Kesimpulan dan Saran Daftar Pustaka Lampiran