BAB I PENDAHULUAN. Kematian merupakan sesuatu yang pasti bagi manusia di dunia. Dan hal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Hadis merupakan sumber hukum kedua setelah Alquran, 1 sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. hal ihwal Nabi Muhammad merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah al-qur an.

BAB I PENDAHULUAN. dengan ibadah shalat dan haji. Tanpa bersuci orang yang berhadas tidak dapat

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis,

BAB I PENDAHULUAN. berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). 1. Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati hukum-hukum dan

BAB III BIOGRAFI AL-NASA> I> DAN DATA HADIS TENTANG BINATANG TERNAK BISA MENDENGAR SIKSA KUBUR

HADITS SUMBER AJARAN ISLAM KEDUA. Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag

DAFTAR PUSTAKA. Abbas, Hasjim. Kritik Matan Hadis Versi Muhaddisin Dan Fuqaha. Yogyakarta: Lipat Book (elbe), 2014.

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

BAB I PENDAHULUAN. inilah yang dikatakan Agama, diputuskan oleh akal dan logika dan dibenarkan

2. Jika memang ada haditsnya, Kenapa dosa meratapi mayit ditimpakan ke mayit, padahal yg melakukan kesalahan itu adalah orang lain.

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

Al-Hadits Tuntunan Nabi Mengenai Islam. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag.

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian hadits tentang Hadis-Hadis Tentang Aqiqah. Telaah Ma anil Hadits yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. Disamping itu berisi beberapa perintah yang harus dijalankan oleh semua umat

Kata Kunci: Ajjaj al-khatib, kitab Ushul al-hadis.

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

DAFTAR PUSTAKA. Abu Dawud, Sulaiman bin al-asy as al-sijistani H. Sunan Abu Dawud. Beirut: Dar Ibn Hazm. Juz III.

BAB I PENDAHULUAN. juga karena fungsinya sebagai penjelas (bayan) bagi ungkapan-ungkapan al- Qur an yang mujmal, muthlaq, amm dan sebagainya.

BAB IV MUSNAD AL-SHĀFI Ī DALAM KATEGORISASI KITAB HADIS STANDAR. Ulama hadis dalam menentukan kitab-kitab hadis standar tidak membuat

Seribu Satu Sebab Kematian Manusia

Berbakti Sepanjang Masa Kepada Kedua Orang Tua

HUKUM MENGENAKAN SANDAL DI PEKUBURAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat

SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berkembang, dimana saat ini Indonesia mengerahkan segala

Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan akad pernikahan adalah al-khit}bah (meminang).

??????????????????????????????????????????????? :????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

ULUMUL HADIS ULUMUL HADIS

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

Hukum Selamatan Kematian (Tahlilan)

Kitab Jenazah. 1. Meratapi mayat. Hadis riwayat Usamah bin Zaid ra., ia berkata:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

Tim Penyusun MKD UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa

Siksa-Kubur: Ajaran Muhammad yang Kacau & Menakutkan

Rasulullah SAW suri teladan yang baik (ke-86)

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

Muhammad Nashiruddin Al-Bani, Sahih Sunan Ibnu Majah, Vol, 2, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2013), h

Bukti Cinta Kepada Nabi

Bab 26 Mengadakan Perjalanan Tentang Masalah Yang Terjadi dan Mengajarkan kepada Keluarganya

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

Kekhususan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Yang Tidak Dimiliki Oleh Umatnya

SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT. (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam )

PENDAHULUAN. menetapkan hal tersebut melalui jalan perkawinan yang sah.

Gaya Hidup Islami dan Jahili

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH KURIKULUM 2006 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENARIKAN KEMBALI HIBAH OLEH AHLI WARIS DI DESA SUMOKEMBANGSRI KECAMATAN BALONGBENDO KABUPATEN SIDOARJO

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 4)

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

STATUS ANAK ZINA DALAM SUNAN ABU DAWUD NOMOR INDEKS 2273

ISTILAH-ISTILAH DALAM ILMU HADITS

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber ajaran Islam yang kedua setelah al-qur a>n, hadis memiliki

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

Kelemahan Hadits-Hadits Tentang Mengusap Muka Dengan Kedua Tangan Sesudah Selesai Berdo'a

B A B I P E N D A H U L U A N. Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab

Carilah Rezeki Yang Halal dan Jauhi Yang Haram

Pentingnya Menyambung Silaturahmi

Analisis Terhadap Hadis Larangan Menikah Ketika Ihram

Adab Menjenguk Orang Sakit

TAFSIR AL QUR AN UL KARIM

Masih Ada Hutang, Bagaimana Nasib Almarhum Ayah Kami?

Kultum Ramadhan: Menjalin Cinta Abadi Dalam Rumah Tangga

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi hasil-hasil pertanian baik sayuran dan buah-buahan, biji-bijian

KARAKTER PEMIMPIN DALAM ISLAM. HM. Khoir Hari Moekti

Definisi Khutbah Jumat

Sifat Allah Al-Hayiyyu, Yang Maha Pemalu

Kajian Hadis di Era Global -- M. Alfatih Suryadilaga

Kitab Tentang Sumpah (Qosamah), Kelompok Penyamun, Kisas Dan Diyat 1. Qasamah (sumpah)

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PRAKTIK PENJATUHAN TALAK SEORANG SUAMI MELALUI TELEPON DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN

E٤٢ J٣٣ W F : :

Rasulullah saw. memotong tangan pencuri dalam (pencurian) sebanyak seperempat dinar ke atas. (Shahih Muslim No.3189)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HASANAH DAN SAYYI AH SECARA UMUM. sebanyak 160 ayat dalam 48 surat, sedangkan kata سیي ھ yang

3 Wasiat Agung Rasulullah

BAB V PENUTUP. 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih dari penafsiran al-ṭabari dan al-

Perdagangan Perantara

Janganlah Berlaku Zalim

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

Written by Andi Rahmanto Wednesday, 29 October :49 - Last Updated Wednesday, 29 October :29

Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

BAB II METODE MAUD}U I DAN ASBAB AL-WURUD. dipakai dalam beragam makna. Diantaranya yaitu: Turun atau merendahkan,

BAB IV MERATAPI MAYAT

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

PMI. Ketika Kita Sakit. Pemuda Mencari Iman. Kultum. Rachmad Chandra Wardana

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kematian merupakan sesuatu yang pasti bagi manusia di dunia. Dan hal tersebut merupakan suatu keharusan yang tidak dapat dikalahkan atau dibatalkan dalam kehidupan, sebagaimana dijelaskan dalam al-qu an Allah firman : Di manapun kamu berada, tidak akan terhidar dari kematian, sekalipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh ( Q.S. An-Nisa: 87 ). 1 Alam kematian itu tetap menjadi misteri bagi pengetahuan empiris, karena tidak dapat diketahui secara pasti, sama halnya dengan musibah, bencana dan malapetaka adalah milik Allah, kehidupan ini tidak pernah sepi dari musibah yang datang silih berganti, dari yang kecil sampai yang besar, dari yang ringan sampai yang berat. Manusia hanya sebagai wadah untuk menjalankannya. Allah memberikan musibah yang sangat berat berupa kematian. Oleh karena itu kita harus pasarah kepada Allah Maha kuasa atas segalanya. Setiap orang yang ditinggalkan akan mengalami kesedihan yang sangat mendalam, dan rasa ini berlaku untuk setiap orang. Namun yang menjadi masalah adalah ketika bersedih itu diungkapkan dengan cara yang tidak semestinya dan menunjukkan ketidak sabaran dalam menerima musibah tersebut. Oleh karena itu 1 Dapertemen Agama R.I, al-qur an dan Terjemahnya, (Jakarta: Proyek Pengadaan kitab suci al-qur an, t.t), 1982-1983. 1

2 kita harus mempelajarinya bentuk kesedihan yang dibolehkan saat mendapat musibah kematian orang yang kita cintai dan apakah menangis termasuk bentuk yang dilarang. Dalam sebuah hadis dijelaskan mengenai larangan menangisi mayit secara berlebihan (niya>h{ah ), diantaranya hadis berikut: Dari Ibnu Abbas, ia berkata: Ketika Zainab binti Rasulullah SAW meninggal dunia, lalu para wanita menangis, kemudian Umar memukul mereka dengan cambuknya. Lalu Rasulullah SAW memegang tangan Umar sambil bersabda: sabar ya Umar. Kemudian beliau bersabda: Jauhkankah diri kalian dari raungan syaithan. Kemudian beliau bersabda: (pula), karena sesungguhnya bila tangisan itu hanya sekedar mengeluarkan air mata dan kesedihan hati, maka ia itu berasal dari Allah Azza wa Jalla dan dari perasaan iba. Dan bila tangisan itu diikuti perbuatan tangan dan lisan, maka ia itu berasal dari syaithan. 2 Niya>h{ah dalam riwayat lain menyatakan hal tersebut, larangan termasuk dosa besar niya>h{ah diancam dengan hukuman (siksaan) di akhirat kelak. 3 Sebagaimana diriwayatkan hadis lain: 2 Ahmad ibn Hanbal, Musnad Ahmad Vol 4, (t.k: Mu assasah al-risalah, 2001), 30. 3 Yaya> Sharaf An-Nawwi>, Sahih Muslim, Vol 1 (Beirut: Da>r Al-Kutub, 1995), 5.

3 4 Menceritankan kepada kami Abu Bakar ibn Abi Shaib dari Affan dari Aban ibn Yazid dan Mencerintakan kepada kami Ishak ibn Masur dari Hiban ibn ibn Hilal dari Aban dari Yahya dari Zaid dari Abi Salam dari Abi Malik al- Ash ari bahwasanya Rasulullah saw bersabda: Pada umatku, ada empat sifat (perangai) Jahiliyyah yang belum mereka tinggalkan. (Sifat-sifat tersebut adalah): (1) berbangga dengan keturunan, (2) mencela nasab, (3) menyandarkan turunnya hujan kepada bintang-bintang, dan (4) niya>h{ah (meratapi orang yang telah meninggal dunia). Kemudian Rasulullah bersabda: Wanita yang meratapi kematian, jika dia tidak bertaubat sebelum ajal menjemputnya, maka kelak pada hari kiamat, dia akan dikenakan pakaian yang terbuat dari lelehan tembaga dan pakaian dari besi dalam keadaan tubuhnya berkudis dan berbau busuk Hadis di atas merupakan larangan berniya>h{ah karena perbuatan tersebut termasuk dalam perilaku orang Yahudi. Niya>h{ah pada orang Yahudi merupakan sebuah tradisi dan cara masing-masing (yang tidak sesuai dengan syariat Islam) dalam meratapi jenazah 5. Hal ini diharamkan dalam Islam karena merupakan perbuatan setan dan menentang keputusan dan ketetapan Allah. 6 Pada orang Yahudi seorang dari anggota keluarga mereka meninggal dunia, rasa sedih yang menyertai sangat mendalam sampai mereka memukul-mukul muka dan merobek-robek pakaian. 4 Muslim, Sahih Muslim Vol 2, (Beirut: Dar Ihya al-turath, t.t), 644. 5 Jalaluddin Al-Suyuthy, Spritualitas Kematianwa, (Yogjakarta: Diva Press, 2007 ), 220. 6 Mu ammal Hamidy dan Imron dkk, terj. Nailu Authar, Vol. 3 (Surabaya: Pt Bina Ilmu, 1993),114.

4 Kebiasaan ini ditiru sebagian umat muslim yang kemudian di jadikan tradisi. Perbuatan niya>h{ah yang dijelaskan dalam Sharah{ Sunan Al-Nasa> i>. 7 > Bahwasanya niya>h{ah adalah termasuk perbuatan orang Yahudi, yang biasa dilakukan oleh para wanita Yahudi. Sehingga para ulama mengharamkan hal tersebut. Perbedaan niya>h{ah pada orang Yahudi dan masa sekarang, sangatlah jauh. Peneliti meneliti ini membuktikan kejadian niya>h{ah pada masa sekarang, dengan melakukan penelitian di suatu tempat yang berbeda, melalui wawancara pada masing-masing, di antaranya adalah daerah Mondoluku Kecamatan Wringinanom Gresik, Wotgaru Pucuk Dawarblandong Mojokerto, Antasan Bondan Kecamatan Banjar. Dari tiga penelitian niya>h{ah tersebut mempunyai perbedaan, di antaranya adalah sebagai berikut: Objek penelitian pertama tentang niya>h{ah ini bertempat di Desa Mondoluku Wringinanom Gresik. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa musibah yang menimpa keluarga paman salah seorang warga di sana, terjadi pada tanggal 6 bulan Mei pada tahun 2013. Secara mendadak pamannya meninggal dunia, penyebanya sesak nafas. Dengan usianya yang sudah cukup tua, sesak nafas yang datang secara tiba-tiba dan meninggal, sehingga membuat keluarga mereka tersentak. 7 Al-Ha>fiaz{ Jala>l Al-Di>n Al-Suyu>t{i>, Sharh} Sunan al-nasa> i>, Vol. 1 (Beriut: Dar> al-fikr, 2005), 1849.

5 Tentu saja kepergian pamannya itu membuat keluarga tersebut sangat sedih. Kesedihan yang dialami anak pertamanya sangat berlebih, sehingga melampaui batas dalam meratapi mayit. Sedangkan kondisi keluarga yang lain, hanya tangisan biasa yang tak sampai berlebihan. 8 Fakta anak yang meratapi secara berlebihan kepergian bapaknya itu terdapat indikasi adanya niya>h{ah dalam peristiwa itu. Kejadian niya>h{ah yang kedua di desa yang sama yakni di desa Mondoluku. Juga terdapat musibah serupa, salah seorang kepala keluarga terkena penyakit liver. Penyakit itu mula-mula tidak disadarinya, setelah melihat kondisi yang sudah parah kemudian dia dibawa ke rumah sakit. Tidak lama kemudian dia meninggal dunia ketika di rumah sakit. Kondisi keluarga yang ditinggalkan mengalami kesedihan yang luar biasa. Terutama istrinya, dia menjerit dan menyebut kebaikkan mayit bahkan mengalami pingsan, sedangkan kesedihan yang dialami keluarga lainnya hanyalah kesedihan yang wajar. 9 Pada peristiwa yang dialami ini menunjukan perbuatan niya>h{ah. Kejadian niya>h{ah yang ketiga. Di suatu daerah yang berbeda, tepatnya di Wotogaru Pucuk, Dawarblandong Mojokerto. Pada tahun 2014, satu persatu anggota kelurga dari salah seorang warga di sana meninggal dunia. Keluarganya terdiri dari lima anggota, yaitu bapak, ibu, anak laki dan istrinya serta cucunya. Berawal dari bapak yang meninggalkan keluarga, dalam usia yang sudah tua, serta kondisi badan yang lemah hal tersebut, itu membuat keluarga ikhlas dan menerima ketentuan yang diberikan sang Maha Kuasa. Akan tetapi tak lama 8 Yatim,Wawancara, Mondoluku Wringinanom Gresik, 12 November 2016. 9 liek,wawancara, Mondoluku Wringinanom Gresik,13 November 2016.

6 kemudian sang ibu juga menyusul kepergian bapak. Hal ini masih diterima dengan ikhlas dan lapang dada oleh pihak keluarga yang tersisa. Beberapa bulan kemudian anak laki-laki tersebut yang juga berperan sebagai kepala keluarga mengalami sakit parah, dan akhirnya meninggal dunia. Perasaan sedih yang dialami keluarga sangat mendalam, terutama oleh sang istri. Kondisi istri mayit tersebut sangat terpukul dan mengalami kesedihan yang berlarut-larut. Sehingga istrinya mengalami sakit karena selalu meratapi kepergian suaminya. Hal itu disebabkan karena sang istri tidak mau makan, selalu memikirkan mendiang suaminya dalam jangka waktu yang lumayan panjang. Kebiasaan buruk tersebut membuat badannya lemah dan akhirnya sang istri pun ikut menyusul mendiang suaminya. Mendengar kabar ibunya meninggal dunia, sang anak yang masih berada di Surabaya dalam rangka mengenyam pendidikan S-1 langsung bertolak ke rumahnya. Melihat kondisi sang ibu, dia hanya menangis dan berusaha tabah atas segala ujian yang diberikan. Tuturnya Saya sudah ikhlas, jika ini memang yang terbaik untuk keluarga dan kehidupan saya kedepannya, saya yakin Allah akan selalu menjaga dan melindungi saya, sebagai ganti dari kelaurga yang Allah bawa kembali pada-nya. 10 Dari fakta singkat niya>h{ah tersebut, ada dua bagian yang penting untuk diperhatikan yaitu. Pertama, perbuatan niya>h{ah sebagai tindakan berlebihan yang mengangdung perbuatan setan, sedangkan yang kedua niya>h{ah, yang tidak dikatagorikan perbuatan niya>h{ah yang tidak dilarang karena tidak berlebihan, seperti yang dialami anaknya mayit tersebut. 10 Yopi, Wawancara, Wotgaru Pucuk, Dawarblandong Mojokerto, 14 November 2016.

7 Kemudian, kejadian niya>h{ah yang ke empat, di suatu daerah Antasan Bondan Kecamatan Banjar Selatan, pada tanggal 24 oktober 2016 pukul 15:30 WIB, terjadi perbuatan niya>h{ah yang dilakukan salah seorang keluarga yang baru saja ditinggal pergi untuk selama-lamanya oleh salah satu anggota keluarganya. Namun perbuatan niya>h{ah yang dilakukannya masih diperbolehkan oleh para ulama. Peristiwanya seperti ini, nenek salah seorang keluarga tersebut meninggal dunia dikarenakan menderita penyakit tumor dan umurnya sudah tua sekitar 60 tahun. Keluarga mayit tersebut merasakan kesedihan yang tidak melapaui batasnya dan keluarga tersebut mengikhlaskan kepergiannya neneknya. Meskipun musibah yang menipah keluarga tersebut sungguh luar bisa. 11 Dari beberapa kejadian masalah niya>h{ah yang telah diuraikan di atas, pada prinsipnya tetap pada batas kewajaran. Kecuali pada kejadian ketiga yang sampai membuat dirinya sakit, bahkan hingga juga meninggal dunia. Niya>h{ah sebenarnya adalah hal yang wajar sepanjang dilakukan sebagai bentuk rasa cinta pada keluarga yang meninggal dan kesadaran diri tentang perjalanan hidup ini pasti akan mengalami kematian. Yang tidak diperbolehkan oleh agama Islam adalah niya>h{ah yang berlebihan. Seperti zaman dahulu yang dilakukan oleh orang Yahudi, niya>h{ah sebagai ratapan yang berlebihan terhadap mayit. Hal tersebut menjadi haram untuk dilakukan. Karena niya>h{ah yang berlebihan itu mengakibatkan terjadinya penderitaan dan siksaan bagi yang ada di dalam kubur. 11 Adon, Wawancara, Antasan Bondan Kecamatan Banjar Selatan, 17 November 2016.

8 Hal ini berdasarkan Hadis Nabi dalam Sunan al-nasa> i> tentang niya>h{ah, yakni: Menceritakan kepada kami Amru ibn Ali, dari Yahya>, dari Syu bah, dari Qota>dah, dari Sa i>d ibn Al- Musayyab, dari Ibn Umar, dari Umar dari Rasulullah SAW Bersabda: Mayit disiksa dalam kubur karena perbuatan Niya>h{ah. Hadis di atas yang dijadikan objek dalam penelitian ini, karena selain Sahih Bukhari dan Sahih Muslim, niya>h{ah juga di jelaskan dalam Sunan al-nasa> i> ini.. 12 B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah Dari paparan latarbelakang diatas, maka dapat diketahui identifikasi masalah, yakni sebagai berikut: 1. Ada perbedaan adat niya>h{ah pada orang Yahudi dengan orang Islam. 2. Positif dan negatifnya tangisan pada mayit. 3. Dalil hadis tentang larangan dan bolehnya menangisi mayit. 4. Hadis larangan niya>h{ah karena meyerupai perbuatan setan. 5. Ke sahihan dan kehujjahan hadis niya>h{ah. 6. Implikasi hadis niya>{hah terhadap kehidupan si mayit dan keluaragnya. 12 Al-Ha>fiaz{ Jala>l Al-Di>n Al-Suyu>t{i>, Sunan al-nasa> i>, Vol. 1 (Beirut: Dar> al-fike, 2005),1849.

9 Dalam penelitian ini hanya dibatasi pada satu permasalah, Kehujjahan hadis tentang yaitu niya>h{ah, pemaknaan hadis dan implikasi hadis terhadap kehidupan manusia. Dalam hal ini penelitian memfokuskan hadis niya>{hah dalam kitab Sunan al-nasa> i>. C. Rumusan Masalah Dari identifikasi yang disebutkan di atas, maka rumusan masalah yang sesuai dengan hal tersebut adalah: 1. Bagaimana Status dan Kehujjahan Hadis niya>h{ah? 2. Bagaimana Pemaknaan Hadis niya>h{ah? 3. Bagaimana Implikasi niya>h{ah terhadap keluarga mayat? D. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yang disesuaikan dengan rumusan masalah, yaitu: 1. Untuk Mengetahui Status dan Kehujjahan Hadis niya>h{ah. 2. Untuk Mengetahui Pemaknaan Hadis tentang niya>h{ah. 3. Untuk Mengetahui Implikasi niya>h{ah terhadap Keluarga mayat. E. Kegunaan Penelitian Manfaat atau kegunaan penelitian ini dari segi teoritas merupakan kegiatan dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang wacana hadis dan pemaknaan niya>h{ah kitab Sunan al-nasa> i>. Sedangkan dalam segi

10 praktis, hasil penelitian ini diharapkan agar mendapatkan kepastian positif mengartikan niya>h{ah sehingga dapat dijadikan landasan atau pedoman dalam pengetahuan. Hal tersebut sumbangsih untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan ke Islaman khususnya dalam bidang hadis tentang larangan dan ke boleh niya>h{ah. Larangan tersebut untuk orang Yahudi dan ke boleh niya>h{ah bagi orang Islam yang hanya meratapi dengan iba dan hal itu merupakan karunia Allah SWT. F. Penegasan Judul Agar penulisan ini terhindar dari kekeliruan untuk memahami judul dalam penelitian ini, juga untuk mempertegas interpertasi terhadap pokok bahasan skripsi yang berjudul Hadis niya>h{ah dalam kitab Sunan al-nasa> i> nomer indeks 1840, maka akan dijelaskan istilah-istilah yang terangkai pada judul dalam kontek ke bahasan. Niya>h{ah : Meratapi mayit dengan cara menyebut-nyebut ke baikkan mayit tersebut, mencobak-cobek pakaian dan mencakar-cakar wajah dan menyaringkan suara dengan berlebihan dalam menangis, adapun menangisi mayit tanpa menyebut-menyebut itu tidak haram. 13 Penelitan dalam skripsi ini mereupakan upaya untuk mendapat pemahaman dari kualitas hadis, kehujjahan dan pemaknaan hadis tentang niya>h{ah serta mengetahui implikasi hadis tersebut terhadap kehidupan manusia, menelaah 13 Mudah Bawean, https: // aswajamudabawean.wordpress.com/2017/02/06/ penegrtian Niya>h{ah.

11 kembali secara ilmiah hadis Nabi dalam kitab Sunan al-nasa> i yang ditelusuri dari nomer indeks 1840. G. Telaah Pustaka Ada beberapa karya yang membahas masalah yang serupa dengan penelitian diantaranya: 1. Skripsi berjudul Nilai Hadis tentang Meratapi Mayat dalam kitab Sunan Abu> Dawu>d, yang ditulis oleh Nur Afifah Pada Tanggal 21 Januari 1999. Karya tersebut berisi tentang kritik ulama terhadap keadaan sanad hadis, kualitas matn hadis dan nilai ke-hujjah-an hadis. 2. Skripsi yang berjudul Hadis Tentang Meratapi Mayat, yang ditulis oleh Naili Nikmatul Fitriyah pada tanggal 16 Agustus 2014. Karya tersebut berisi tentang Kajian Mukhtali>f al-h{adit>h dalam S{ah{i>{h al-bukh>ar>i no. Indeks 1286 dan no. indeks 3978. Pada karya pertama, masih dalam pembahsan bentuk dua hadis yang perbedaan yang sama-sama diriwayatkan oleh seorang sahabat Nabi SAW yakini Ibnu Umar dan A> siyah Ra. Yang mana fokus pada kandungan makna yang berbeda. Kemudian karya kedua tersebut masih dalam bentuk area yang luas dan jauh dari apa yang dibahas dalam penelitian, peneliti lebih fokus pada kajian hadis meratapi mayat dalam kitab sunan Abu> Dawu>d. Dengan tujuan untuk memberikan transformasi kebenaran dalam pemahaman yang objektif tentang hadis tersebut. Sedangkan pembahasan yang akan focus penelitian adalah masalah status dan kehujjah, pemanaan hadis dalam kitab sunan al-nasa> i> nomer indek 1840

12 tentang niya>h{ah dan implikasnya terhadap kehidupan manusia, Sehingga terdapat perbedan dengan penelitian terdahulu dengan sekarang. H. Metodologi penelitian 1. Metode penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan yang dilakukan wawancara dengan yang bersangkutan dan kepustakaan (library research) yakni mencari serta meneliti suatu hadis dari kitab-kitab induk kemudian dikaji dengan menggunakan kaidah ilmu hadis. 14 2. Data penelitian Dalam penelitian ini, memperoleh sumber data yang mengarah pada tujuan, yang digunakan ada dua macam yaitu: a. Sumber data primer, yaitu data yang berfungsi sebagai sumber asli, Sunan al-nasa> i> karya al-nasa> i> (W. 315 H). b. Sumber data sekunder, yaitu data yang melengkapi atau mendukung dari data primer, yakni berupa bahan kepustakaan yang berkaitan dengan pokok permasalahan. Data-data tersebut ialah sebagai berikut: 1) Kitab Musnad Ahmad ibn Hanbal karya Ahmad bin Hanbal sebagai hadis pendukung dari kitab Al-Nasa> i> 2) Al-H{adit>h Sebagai Sumber hukum karya Musthafa Assiba i yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Dja far Abd. Muchith 14 Ibid., 13.

13 3) Al-Mu jam al-mufahras al-mufahras li Alfa>zi al-hadit>h al-nabwi> karya A. j. Wensink 4) Ta wil Mukhtlif al-h{adit>h, karya Abi Muhmmad Abdullah bin Muslim ibn Qutaibah al-daynuri. 5) Ikhtisar Mustalah al- H{adit>h karya Fathur Rahman. 6) Kitab-kitab Sharah{ hadis terutama Sharah{ al-nasa> i>, Kitab at- Tirimdhi>. Buku pendukung lainnya yaitu: buku-buku kritik sanad dan mantan, ensiklopedi Islam dan spiritualitas kematian sebagai pembahasan niya>h{ah. Metodologi kritik matan karya M. Abdurrahman, MA. Metodologi penelitian hadis karya Muhammad Alfatih Suryadilaga. Sedangkan yang lainnya Sumber data tersier, yaitu data dari kitab digital, Maktabah Syamilah, karya ilmiah, dan data yang terkait dengan judul skripsi yang penulis tersebut. 3. Metode pengumpulan data Penumpulan bahan penelitian dalam penelitian library research adalah teknik dokumenter, yaitu dikumpulkan dari telaah arsip atau studi pustaka seperti, buku-buku, makalah, artikel, jurnal, koran atau karya para pakar. Selain itu pengumpulan data ini juga dikumpulkan dengan metode wawancara, karena penelitian yang ini dilakukan dengan menggabungkan metode library dan metode lapangan. 4. Teknik analisis data Teknik analisis data yang diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagaimana berikut:

14 a) Takhrij Secara bahasa, takhrij adalah mengeluarkan. Takhrij al-h{adit>h artinya mengeluarkan hadis. Yang dimaksud dengan mengeluarkan hadis adalah mencari tahu siapa saja para imam ahli hadis yang mengeluarkan atau mencatat hadis. Serta mencari data hadis yang menjadi topik dalam kitab-kitab induk 15 b) I tibar I tibar ialah menyertakan sanad-sanad dari hadis lain sebagai pendukung hadis yang sanadnya tampak mempunyai seorang periwayat. Dengan menyertai sanad lain akan nampak seluruh jalur sanad dari hadis yang diteliti. 48 Kegunaan i tibar disini adalah untuk mengetahui ada atau tidak adanya pendukung baik itu yang berstatus tawabi atau shawahid 16. c) Kritik Sanad Kritik sanad yang dimaksud disini ialah meneliti rangkaian rawi yang telah meriwayatkan hadis dari ra>wi> pertama hingga ra>wi> terakhir. Hadis tersebut bisa dikatakan sahih apabila para ra>wi> memiliki lima kriteria yakni muttashil, adil, dhabit, terhindar dari syadh dan illat 17 d) Kritik matan Sanad hadis yang sahih belum tentu matan hadis tersebut sahih maka dari itu perlu adanya penelitian terhadap sebuah matan. Untuk kesahihan matan perlu adanya kriteria tersendiri sebagai berikut: 15 Ahmad Husnan, Kajian Hadis Metode Takhrij (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1993), 97 16 Ibid., 52. 17 Suryadi dan M. Alfatih Suryadilaga, Metodologi Penelitian Hadis (Yogyakarta: Teras, 2009), 102.

15 1) Tidak bertentangan dengan petunjuk al-qur'an 2) Tidak bertentangan dengan hadis mutawattir atau ahad yang sahih. 3) Sejalan dengan jalur akal sehat, indra dan sejarah. 4) Pernyataan hadis tidak menyerupai perkataan Rasulullah SAW. 18 Dari paparan di atas dapat dikatakan bahwa kritik matan telah berkembang dalam sejarahnya sejak awal masa Rasulullah SAW. Namun, karena dalam perkembangannya kebanyakan ulama hadis lebih memfokuskan pada sanadnya, maka kajian atas penelitian matan hadis lebih terpinggirkan. Dalam hal ini akan dijelaskan data-data dari hasil penelitian yang meliputi penelitian sanad dan matan. Dari segi sanad akan dilakukan kritik sanad dengan menggunakan ilmu rijal al-hadit>h dan al-jarh wa al-ta dil>. Selain menggunakan kedua pendekatan tersebut perlu juga mencermati silsilah guru dan murid. Cara-cara tersebut perlu dilakukan untuk mengetahui integritas, tingkat intelektualitas perawi serta validitas pertemuan para perawi sebagai guru dan murid. Setelah melakukan penelitian terhadap sanad hadis maka dilanjutkan dengan penelitian matn dan menganalisa isi. Untuk pengevaluasian terhadap validitas sebuah matan maka isi hadis perlu diuji kesesuaiannya dengan isi al- Qur an. Selain dengan al-qur an, isi hadis harus sesuai dengan hadis shahih, 18 Shalahuddin Ibn Ahmad Al-Adlabi, Kritik Metodologi Matan Hadis, terj. M. Qadirun Nur dan Ahmad Musyafiq (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2004), 210.

16 fakta, sejarah, logika dan hal-hal yang oleh masyarakat umum sudah diakui sebagai bagian integral ajaran Islam. 19 5. Metode Pendekatan penelitian Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode interaktif (noninteractive inquiry) yang juga disebut dengan penelitian analitis. Penelitian noninteraktif ini menganalisis dokumen 20 dengan menghimpun, mengidentifikasi, menganalisis, dan mengadakan sintesis data untuk kemudian memberikan interpretasi terhadap konsep, kebijakan, dan peristiwa yang secara langsung atau pun tidak langsung dapat diamati. Selain itu dengan penelitian ini juga menghimpun data secara interaktif atau melalui interaksi sumber data manusia. 21 Metode pendekatan noninteraktif atau biasa disebut pendekatan analitis ini memiliki tiga macam, pendekatan analitis konsep, pendekatan analitis historis, dan pendekatan analitis kebijakan. 22 Namun dari ketiga macam pendekatan tersebut yang dipakai pada penelitian ini adalah pendekatan analitis historis yaitu menganalisis data kegiatan, program kegiatan masa lalu dan lebih mengarah pada penelitian peristiwa, kegiatan, program, kebijakan, dan yang lainnya. 19 Hasjim Abbas, Pembakuan Redaksi (Matn) Hadis Pasca Al-Kutub Al-Sittah Dalam Konteks Istinbat Hukum, al-tahrir Jurnal Pemikiran Islam, Vol. 2 No. 1 (Januari, 2002), 6. 20 M. Djunaidi Ghony, Metodologi Penelitian Kualitatif, 65. 21 Ibid., 65. 22 Ibid., 65.

17 I. Sisematika penulisan Sistematika penulisan dalam karya ilmiah ini dengan sistematika yang jelas, maksudnya hasil penelitian tentang hadis niya>h{ah dalam kitab Sunan al-nasa> i> nomer indekse 1840 jelas dan terarah seperti berikut: Bab I: Pendahuluan merupakan pertanggungjawaban metodologis yang terdiri dari latarbelakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitan, penegasan judul, telaah pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. Bab II yaitu Teori pemahaman hadis, teori Ke sahih-an Hadis, teori Keh{ujjah}-an hadis dan teori pemahaman hadis, pengertian niya>hah Bab III Biografi Sunan al-nasa> i, > hadis niya>hah (meratapi mayit), skema sanad. Bab IV yaitu Merupakan analisis data yang menjadi tahapan setelah seluruh data terkumpulkan. Di dalamnya termasuk membahas analisis, sanad dan matan hadis serta implikasi hadis. Bab V yaitu Penutup, yang hanya terdiri dari dua sub-bab yang berupa kesimpulan dan saran.