I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai mikroorganisme terdapat di dalam rongga mulut, termasuk pada permukaan gigi. Mikroorganisme pada permukaan gigi dapat mencapai lebih dari 10 11 mikroorganisme per mg plak gigi (Li dkk., 2000). Mikroorganisme pada rongga mulut bersifat oportunistik, yaitu dapat menyebabkan penyakit pada pasien dengan kondisi kekebalan tubuh menurun, seperti penderita diabetes mellitus, jantung, stroke, kanker. Rongga mulut dapat menjadi sumber penyebaran mikroorganisme ke organ lain di dalam tubuh (Gurenlian, 2007). Di Amerika Serikat dan di sebagian besar negara berkembang pneumonia nasokomial merupakan penyebab urutan keenam yang dapat menyebabkan kematian. Pneumonia nasokomial adalah infeksi yang paling umum terjadi di rumah sakit dan merupakan penyebab kematian paling umum diantara infeksi yang yang lain. Pneumonia nasokominal didiagnosis setidaknya 48 jam setelah pasien dirawat di rumah sakit. Faktor yang dapat menyebabkan perkembangan pneumonia nasokomial antara lain aspirasi patogen dan timbulnya kolonisasi bakteri pneumonia di rongga mulut. Kebersihan mulut pasien yang buruk juga dapat berkontribusi untuk meningkatkan infeksi pneumonia nasokomial. (Amaral dkk., 2009). Kesehatan mulut merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Perawatan mulut individu secara keseluruhan diawali dari kebersihan gigi dan mulut pada setiap individu (Barmo dkk, 2013). Oral hygiene merupakan tindakan dalam membersihkan dan 1
2 menyegarkan mulut. Tindakan oral hygiene diperlukan untuk menjaga mulut agar terhindar dari infeksi (Shocker, 2005). Perawatan mulut dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Pasien dengan keadaan sadar dilakukan perawatan menggunakan sikat gigi dan dental floss, sedangkan pasien dengan keadaaan tidak sadar dan lemah perlu dilakukan perawatan kebersihan mulut menggunakan sikat gigi anak-anak, spatel lidah, kasa, dan suction (Kozier dan Erb s, 2009; Potter dkk., 2011). Pasien yang menjalani rawat inap di rumah sakit perlu dilakukan perawatan mulut karena kesehatan mulut berhubungan langsung dengan kesehatan sistemik (Jablonski, 2012). Pasien rawat inap lanjut usia yang memiliki kebersihan mulut yang buruk, meanyebakan adanya plak pada gigi atau gigi tiruan. Plak gigi dapat menimbulkan gingivitis dan periodontitis yang berpotensi pada kematian, seperti pada penderita stroke, jantung, dan diabetes mellitus tidak terkontrol (Coker, 2016). Pasien dengan kondisi tersebut yang tidak dapat melakukan perawatan mulut secara mandiri, harus mendapatkan bantuan dari perawat untuk membersihkan mulutnya (Potter dan Perry, 2006). Perawat dalam menjalankan tugas dan perannya perlu membekali diri dengan pengetahuan, sikap, kepedulian dan perilaku (Anjaswarni, 2012). Oral hygiene berhubungan erat dengan sikap, keyakinan dan pengetahuan dari perawat mengenai kebersihan mulut. Tanpa adanya pengetahuan dan sikap yang baik dari perawat, kesehatan mulut pasien rawat inap tidak akan optimal dan pasien akan berisiko terhadap perkembangan infeksi mulut (Rello dkk., 2007).
3 Pengetahuan merupakan hal yang penting dan menjadi landasan utama bagi perawat sebagai tenaga kesehatan. Pengetahuan dapat mendukung dalam menumbuhkan rasa percaya diri, sikap dan perilaku (Notoatmojo, 2003). Sikap merupakan kesediaan dalam menanggapi atau bertindak terhadap sesuatu (Widiyantana, 2002). Menurut Notoatmojo (2003), sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak. Sikap belum merupakan tindakan nyata tetapi masih berupa persepsi dan kesiapan seseorang untuk bereaksi terhadap objek disekitarnya. Sikap yang dimiliki oleh perawat timbul dan diperoleh dari pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan dan sikap sangat mempengaruhi perilaku seseorang (Azwar, 2005). Penelitian di Singapura tentang perawatan mulut yang dilakukan perawat pada pasien dengan kondisi kritis menunjukkan bahwa perawat tidak memiliki pengetahuan yang memadai terkait dengan perawatan mulut. Menurut Chan dan Hui-Ling (2010), hal tersebut dikarenakan perawat hanya mempelajari pendidikan perawatan dasar. Pengetahuan yang demikian, belum dapat mempersiapkan perawat untuk berperan dalam menangani perawatan mulut pada pasien kondisi kritis. Berdasarkan data Instalasi Rekam Medis pada tahun 2012 hingga 2015 jumlah penderita Penyakit Dalam yang dirawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada (RS UGM) Yogyakarta adalah sebanyak 1920 orang. Diprekdisikan bahwa setiap bulan perawat umum menangani sekitar 40 orang pasien rawat inap di Bangsal Penyakit Dalam dan melakukan tindakan keperawatan oral hygiene. Perawat dituntut untuk memiliki pengetahuan dan
4 sikap yang cukup tentang oral hygiene. Pengetahuan dan sikap perawat yang cukup, diharapkan dapat mendukung tindakan keperawatan oral hygiene secara optimal, sehingga dapat mengurangi timbulnya penyakit gigi dan mulut. Berdasarkan data tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat pada pelaksanaan oral hygiene di Bangsal Rawat Inap Penyakit Dalam RS UGM. B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat pada pelaksanaan oral hygiene di Bangsal Rawat Inap Penyakit Dalam Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada Yogyakarta? C. Keaslian Penelitian Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap dan pelaksanaan oral hygiene adalah sebagai berikut:
5 Tabel 1. Keaslian Penelitian No Tujuan Metode Hasil 1 Salam (2013), mengetahui Cross sectional, Terdapat hubungan antara hubungan pengetahuan kuesioner untuk pengetahuan dan sikap dan sikap dengan peran mengukur pegetahuan dengan peran perawat perawat dalam dan sikap perawat, dalam pelaksanaan oral pelaksanaan oral hygiene pada penderita stroke. pelaksanaan oral hygiene dinilai dengan observasi. hygiene pada pasien stroke. 2 Wulandari (2015), Cross sectional, Terdapat hubungan antara mengetahui hubungan kuesioner untuk sikap caring perawat sikap caring perawat mengukur sikap perawat terhadap pelaksanaan oral terhadap pelaksanaan oral dan lembar observasi hygiene. hygiene. untuk menilai pelaksanaan oral hygiene. 3 Wachidatin (2013), Cross sectional, Terdapat hubungan mengetahui hubungan kuesioner untuk pengetahuan tentang oral pengetahuan tentang oral mengukur pengetahuan hygiene dengan hygiene dengan pelaksanaan oral hygiene kemampuan perawat dalam kemampuan perawat dan lembar observasi pelaksanaan oral hygiene dalam pelaksanaan oral untuk mengukur pada pasien. hygiene pada pasien di kemampuan perawat. ruang ICU dan HCU. 4 Kearns dkk,. (2009), Survei, kuesioner untuk Oral hygiene memiliki mengetahui pentingnya mengukur sikap, peran penting dalam oral hygiene pada pasien pelatihan praktek dan kenyaman pasien, namun VAP di ICU. sumber daya perawat. masih kurangnya bukti perawatan oral hygiene dalam mencegah infeksi 5 Chan dan Hui-Ling Ng (2012), menilai pengetahuan, sikap dan praktik perawat mengenai perawatan mulut untuk pasien sakit kritis. Cross sectional, kuisioner untuk menilai sikap, praktik dan pengetahuan perawat. nasokomial. Perawat tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang kesehatan mulut dan pemberian oral hygiene yang tepat untuk pasien sakit kritis. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian sebelumnya adalah subjek yang digunakan merupakan perawat pelaksana di Bangsal Rawat Inap Penyakit Dalam Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada serta penelitian ini meneliti hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat pada pelaksanaan oral hygiene di Bangsal Rawat Inap Penyakit Dalam.
6 D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan sikap perawat umum pada pelaksanaan oral hygiene di Bangsal Rawat Inap Penyakit Dalam RS UGM. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui pengetahuan perawat umum pada pelaksanaan oral hygiene di Bangsal Rawat Inap Penyakit RS UGM. b. Mengetahui sikap perawat umum pada pelaksanaan oral hygiene di Bangsal Rawat Inap Penyakit Dalam RS UGM. E. Manfaat Penelitan Hasil penelitian ini akan diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak terkait, diantaranya: 1. Dapat memberikan informasi tentang hubungan antara pengetahuan dengan sikap perawat umum pada pelaksanaan oral hygiene di Bangsal Rawat Inap Penyakit Dalam RS UGM. 2. Sebagai bahan evaluasi dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan perawat umum pada pelaksanaan oral hygiene di Bangsal Rawat Inap Penyakit Dalam RS UGM. 3. Sebagai masukan dalam upaya perbaikan pelayanan pada pihak RS UGM.