BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perusahaan-perusahaan go public di Indonesia. Dan juga lewat. dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. pada indeks harga saham di Indonesia. Pasar modal disuatu negara digunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. penambahan modal kerja (Andi Fauzi, 2009). Pasar modal juga dapat mendorong

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lesunya perekonomian global, khususnya negara-negara dunia yang dilanda

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

RINGKASAN EKSEKUTIF VENNY SYAHMER,

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal tidak hanya dimiliki negara-negara industri, bahkan banyak negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB I PENDAHULUAN. jika IHSG naik, maka secara umum saham-saham yang diperjual belikan di BEI

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset).

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi. Berbagai perusahaan tertarik terhadap investasi karena memberikan

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi ini, negara-negara besar telah menaruh perhatian besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa juga

Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2010). Pada akhir tahun 1994, IHSG. mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Pada bulan Oktober 2012 IHSG

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi membuka gerbang untuk masuknya teknologi informasi dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang saat ini sedang kembangkan di pasar modal indonesia. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan yang penting dalam menumbuhkembangkan perekonomian nasional.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat. Hal ini diharapkan mampu menjadi basis kestabilan ekonomi bagi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal tidak hanya dimiliki oleh negara-negara industri, bahkan

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

BAB I PENDAHULUAN. dana yang diharapkan pada masa depan, juga dapat mendatangkan keuntungan.

ANALISIS SPILLOVER VOLATILITAS PASAR SAHAM INDONESIA DAN CHINA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bahkan pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. proses globalisasi. Begitu pula halnya dengan pasar modal Indonesia, melalui

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara dan sebagai tujuan alternatif investasi yang menguntungkan. Pasar

juga disertai usaha-usaha penyempumaan fasilitas perdagangan efek di lantai

PENGARUH KURS VALUTA ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan dan perekonomian suatu negara, Sirait dan D. Siagian

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pendanaan dan investasi bagi masyarakat. menyebabkan pertumbuhan pasar modal melambat dan penundaan Initial Public

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya bermunculan perusahaan go publik membuat. Pada era globalisasi ini, peranan pasar modal (capital market) sangat

BAB I PENDAHULUAN. kondusif dimana nilai tukar Rupiah cenderung terdepresiasi serta Produk

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena subprime mortgage yang terjadi di AS pada tahun 2008 ternyata

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai cara,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, Vol.7, No.1, (Juli 2013), 2. (Bogor, Ghalia Indonesia, 2005), 1.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik terhadap perusahaan. Meskipun instrumen-instrumen yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang merupakan instrumen ekonomi tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB I PENDAHULUAN. atau pasar modal yaitu Bursa Efek Jakarta ( Jakarta Stock Exchange ) dan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan masing-masing sebesar 3,2 persen dan 3,0 persen.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, pasar modal atau bursa merupakan pendanaan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bursa efek Indonesia (pasar modal) Indonesia pada awalnya terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. merasakan akibat dari krisis. Dengan adanya globalisasi, pengaruh tersebut

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Pasar Saham Indonesia Pasar saham di Indonesia dikenal dengan Bursa Efek Indonesia (BEI atau Indonesia Stock Exchange (IDX)) yang merupakan bagian dari pasar modal Indonesia. Bursa Efek Indonesia mulai beroperasi pada 1 Desember 2007 yang dimana pada saat itu Busra Efek Indonesia merupakan nama baru untuk penggabungan dari Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (www.idx.co.id). Dan sampai saat ini yaitu tahun 2016, jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI berjumlah 548 perusahaan. (www.idx.co.id) Untuk pemberian informasi lengkap mengenai keadaan pasar saham di Indonesia, maka BEI melakaukan penyebaran data mengenai pergerakan harga saham melalu media cetak dan media elektronik. Selain itu, keadaan pasar saham di Indonesia dapat dilihat dari nilai saham Indonesia yang ditunjukan dengan indeks harga saham yang disediakan oleh BEI. Indeks harga saham yang menjadi salah satu acuan utama untuk melihat keadaan pasar saham Indonesia adalah indeks harga saham gabungan (IHSG.) IHSG menggunakan semua perusahaan tercatat sebagai komponen perhitungan Indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, Bursa Efek Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu atau beberapa perusahaan tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar pertimbangannya antara lain, jika jumlah saham perusahaan tercatat tersebut yang dimiliki oleh publik (free float) relatif kecil sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar, sehingga perubahan harga saham Perusahaan Tercatat tersebut berpotensi mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG. Sampai saat ini, jumlah perusahan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia adalah sebanyak 537 perusahaan yang artinya terdapat 537 emiten yang dapat mempengaruhi perhitungan pergerakan IHSG. (www.idx.co.id)

Selama periode 2011-2015 perkembangan kapitalisasi pasar saham di Indonesia menunjukan kenaikan selama tahun 2011-2014 yang dimana kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2014. Dan pada tahun 2015 kapitalisasi pasar saham Indonesia mengalami penurunan dari 5,288.04 (dalam triliun Rupiah) menjadi 4,796.80 (dalam triliun Rupiah) 1.1.2 Pasar Saham China Pasar saham negara China dikenal dengan Bursa Efek Shanghai (Shanghai Stock Exchange) yang dimana SSE bisa dijadikan alat ukur untuk tren pasar saham China secara umum atau dari dimensi yang berbeda. Indeks pasar saham yang digunakan di China adalah SSE atau yang lebih dikenal dengan Shanghai Composite (SHCOMP) yang menjadi indikator utama dalam melihat kinerja pasar saham China. Indeks SSE atau SHCOMP adalah indeks yang secara statistik digunakan di dalam negeri maupun luar negeri untuk mengukur kinerja pasar sekuritas China. Kapitalisasi pasar saham China selama periode 2011-2015 mengalami fluktuasi yang dimana penurunan kapitalisasi terjadi pada tahun 2013 dari 15.90 (dalam triliun Yuan) menjadi 15.09 (dalam triliun Yuan) dan kembali mengalami kenaikan pada tahun 2014-2015. Sampai saat ini, pada pasar saham China memiliki 75 indeks yang terdiri dari 69 indeks saham, 5 indeks obligasi dan 1 indeks dana yang mencakup market-size, sector, style, strategy dan thematic seriesdan yang dapat digunakan untuk sistem perhitungan indeks secara terus menerus. Dan terdapat 1193 emiten pada pasar saham China. (www.english.sse.com.cn/) 1.2 Latar Belakang Masalah Perkembangan era globalsiasi dan Masyarakat ekonomi Asean (MEA) saat ini, serta kemajuan teknologi dan informasi yang semakin cepat, memberikan dampak kepada keadaan ekonomi global maupun keadaan ekonomi setiap negara yaitu semakin terintegrasinya keadaan ekonomi antar negara yang dimana hal tersebut dapat diketahui dengan mudah oleh seluruh masyarakat di seluruh dunia, mulai dari keadaan ekonomi yang stabil sampai keadaan ekonomi yang menurun. Selain itu, dengan adanya globalisasi serta MEA membuat keadaan ekonomi negara yang mempunyai pengaruh kuat pada

perekonomian global dapat mempengaruhi keadaan ekonomi ke negara lainnya yang mempunyai hubungan mitra yang cukup kuat dengan negara tersebut. China merupakan salah satu negara yang mempunyai pengaruh kuat pada perekonomian global. Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi China hanya mampu bertumbuh sebesar 9,48%. Lalu, pada 2012 keadaan ekonomi China pun mengalami penurunan yang cukup signifikan hingga menyentuh 7,75%. Dan pada dua tahun berikutnya, keadaan perekonomian China terus mengalami penurunan menjadi 7,68% pada tahun 2013 dan 7,35% pada tahun 2014. Kondisi tersebut menunjukan bahwa keadaan ekonomi China sedang mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. (www.republika.co.id) Terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi China tersebut dapat memberikan dampak terhadap keadaan ekonomi suatu negara yang mempunyai hubungan mitra dagang yang sangat kuat dengan China seperti Indonesia. Dampak dari perlembatan pertumbuhan ekonomi China dirasakan oleh Indonesia yang dilihat dari hubungan bilateral perekonomian kedua negara tersebut dimana menurunnya pertumbuhan ekonomi China membuat permintaan komoditas dari china menjadi berkurang kepada Indonesia, sehingga membuat nilai ekspor Indonesia pun ikut berkurang. Hal tersebut dibuktikan pada grafik berikut yang menunjukan data ekspor-impor antara Indonesia dan China periode 2011-2015. Gambar 1.1 Grafik Ekspor-Impor Indonesia-China Periode 2011-2015 $40,000,000,000 $30,000,000,000 $20,000,000,000 $10,000,000,000 Ekspor-Impor $- $(10,000,000,000) 2011 2012 2013 2014 2015 $(20,000,000,000) Ekspor Impor Defisit

(Sumber: Badan Pusat Statistik : Diolah) Tabel 1.1 Indeks Saham China dan Indonesia 2011-2015 Perkembangan Indeks Periode IHSG SHCOMP 2011 3,821.99 2,199.42 2012 4,316.67 2.269,13 2013 4,274.18 2,115.98 2014 5,226.95 3,234.68 2015 4,522.65 3,627.91 (Sumber: www.ojk.go.id/) Pada grafik ekspor-impor Indonesia-China tersebut dapat dilihat bahwa selama periode 2011-2015 ekspor Indonesia-China mengalami fluktuasi yang berbanding terbalik dengan perkembangan IHSG yang dapat dilihat pada tabel 1.1 yang dimana selama tahun 2011-2014 saat ekspor Indonesia-China mengalami penurunan, IHSG cenderung mengalami kenaikan dan begitupula sebalikanya. Namun, hal ini tidak terjadi saat tahun 2015 yang dimana pada tahun tersebut saat ekspor Indonesia-China mengalami penurunan, perkembangan IHSG pun juga mengalami penurunan. Selanjutnya, dilihat dari grafik ekspor-impor Indoensia-China pada tahun 2011-2015 fluktuasi yang terjadi pada impor Indonesia-China cenderung beriringan dengan fluktuasi perkembangan SHCOMP. Terkecuali pada tahun 2013 saat impor Indonesia-China mengalami kenaiakan, SHCOMP justru mengalami penurunan dan pada tahun 2015 yang dimana impor Indonesia-China mengalami penurunan, perkembangan SHCOMP justru mengalami kenaikan. Terjadinya naik turunnya ekspor-impor Indonesia-China yang tidak beriringan dengan perkembangan indeks IHSG dan SHCOMP selama peridoe 2011-2015 dapat terjadi karena adanya faktor lain yang mempengaruhi naik turunnya harga saham seperti perkembangan politik dalam negeri, perkiraan naiknya suku bunga mata uang US Dollar (USD), valuasi saham-saham yang dinilai sudah kemahalan, prospek ekonomi dalam negeri, naik turunnya mata uang Negara. Sehingga, hal-hal tersebut memungkinkan naik turunnya ekspor-impor

Indoensia-China periode 2011-2015 tidak beriringan dengan perkembangan IHSG dan SHCOMP. Selain hal tersebut, keadaan ekonomi China yang megalami penurunan serta perlambatan pertumbuhan ikut memberikan dampak terhadap ekspor di negara itu sendiri. Pada Juli 2015, pemerintah China melaporkan data ekspor China yang mengalami penurunan sebesar 8,3% berada jauh di bawah estimasi mengenai penurunan ekspor sebesar 1%. Hal tersebut membuat pemerintah China melakukan devaluasi Yuan pada 11 Agustus 2015. Devaluasi adalah penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Mata uang Yuan melemah dari 6.229 per dollar AS menjadi 6.116 per dollar AS di pasar valuta asing. Nilai tukar Yuan yang melemah diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekspor China, mendorong competitiveness dari produk domestik serta meningkatkan karakter market friendly Yuan. (www.print.kompas.com) Dilakukannya devaluasi Yuan tersebut menimbulkan gejolak pada pasar keuangan dunia serta berpotensi memicu timbulnya currency war. Secara umum pasar keuangan global seperti valas, saham, dan surat utang menunjukkan adanya tekanan yang signifikan pada bulan Juli-Agustus 2015. Selain berpengaruh ke ekspor Indonesia, gejolak ekonomi China juga berimbas ke investasi di Indonesia, baik investasi di pasar modal maupun di sektor riil. Devaluasi Yuan memberikan sentimen negatif terhadap pasar saham Indonesia. Mengingat China merupakan mitra dagang utama Indonesia maka perlambatan ekonomi China akan turut berdampak pada perekonomian Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir perdagangan tanggal 14 Agustus 2015 ditutup pada zona merah dengan turun sebesar 4,52%. (lps.go.id). Sentiment negatif dari China terhadap pergerakan IHSG juga ditunjukan pada tabel 1.1 mengenai indeks saham China (SHCOMP) dan Indonesia (IHSG) tahun 2011-2015 yang telah diperlihatkan pada tabel 1.1 sebelumnya. Dari tabel 1.1 Dari tabel diatas dapat dikatakan bahwa pada periode 2011-2014 saat perkembangan indeks saham China menurun, perkembangan indeks saham Indonesia pun menurun, begitu juga saat perkembangan indeks saham China mengalami kenaikan. Namun, terjadi perbedaan perkembangan pada tahun 2015 yang dimana indeks saham China mengalami kenaikan namun indeks saham Indonesia mengalami penurunan.

Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut menunjukan bahwa terjadinya perlemahan pertumbuhan ekonomi China yang menyebabkan penurunan hasil ekspor di China dan negara yang mempunyai hubungan mitra yang kuat seperti Indonesia pun mengalami penurunan dan akhirnya membuat pemerintah China melakukan devaluasi yuan yang dimana devaluasi yuan tersebut mempunyai keterkaitan dengan terjadinya penurunan pasar saham China yang juga memberikan dampak terhadap penurunan pasar saham Indonesia. Keterkaitan pasar saham China dan Indonesia ini menimbulkan terjadinya spillover volatilitas pada pasar saham di kedua negara tersebut. Volatilitas dapat memberikan informasi penting sejauh mana harga suatu saham saat ini, apakah terjadi menyimpang dari rata-rata harga saham sebelumnya dan volatilitas harga saham yang tinggi menandakan bahwa saham tersebut tingkat risiko yang tinggi. Menurut (Martin;Yunita.2010) pada penelitannya mengenai Volatility Spillover pada Pasar Saham Indonesia, China, dan India menggunakan data imbal hasil harian dari indeks masing-masing negara dari 1 Januari 2006 hingga 20 April 2010 menunjukan hasil adanya volatility spillover dari China. Volatilitas pada pasar saham Indonesia dipengaruhi oleh volatility spillover dari pasar saham China pada tingkat kepercayaan 95% dan dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi volatility spillover dua arah antara pasar saham Indonesia dengan China pada periode penelitian yang dilakukan. Selanjutya, Martin dan Yunita (2010) menyatakan bahwa spillover volatilitas pada pasar saham China dan Indonesia perlu diperhatikan karena meningat China dan Indonesia mempunyai hubungan mitra yang kuat dan mempunyai karakteristik yang sama yaitu negara berkembang terletak pada satu wilayah dan waktu perdagangan di pasar saham Indonesia dan China terjadi pada waktu yang relatif sama. Selain itu, dengan memperhatikan spillover volatilias pasar saham Indonesia dan China dapat diketahui besar pergerakan pasar saham negara lain dapat mempengaruhi pergerakan saham di Indonesia. Dan juga dapat diketahui apakah kejadian yang terjadi pada pasar saham Indonesia dapat mempengaruhi kepada pasar saham negara lainnya. Oleh karena itu, maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai fenomena tersebut dengan menjadikan sebagai pasar saham China dan Indonesia sebagai objek dan spillover volatilitas sebagai variabel yang akan menjadi dasar penelitian yang akan dilakukan. Dan untuk mengetahui terjadinya spillover volatilitas pada pasar saham

Indonesia dan China serta hubungan spillover volatilitas pada pasar saham Indonesia dan China, metode yang digunakan adalah GARCH yang merupakan sebuah model metode untuk melakukan analisis dalam mengkonsturksi spillover volatiltas. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai Analisis Spillover Volatilitas Pada Pasar Saham Indonesia dan China Studi Kasus Periode 2011-2015. 1.3 Perumusan Masalah Adanya keterkaitan pasar saham China dan Indonesia yang ditunjukan pada saat keadaan ekonomi China yang mengalami perlambatan pertumbuhan tertinggi mulai tahun 2011 sehingga menyebabkan keadaan ekonomi Indonesia pun juga ikut menurun dikarenakan Indonesia merupakan negara yang mempunyai hubungan mitra ekspor yang kuat dengan China. Sehingga, saat keadaan ekonomi China mengalami penurunan, ekspor yang dilakukan Indonesia pun ikut menurun. Dan kasus mengenai penurunan ekspor pun ikut menurun di China sendiri. Keaadaan terus berlanjut sampai pada tahun 2015, pemerintah China memutuskan untuk melakukan devaluasi Yuan karena keadaan ekspor dan ekonomi China yang mengalami penurunan. Devaluasi Yuan diduga berkaitan dengan runtuhnya pasar saham China karena terdapat potensi meningkatnya outflow dari pasar saham China yang disebabkan oleh penurunan imbal hasil untuk investor. Dan terdapat riset yang mengatakan bahwa keterkaitan devaluasi Yuan dengan pasar saham China memberikan kerugian pada pasar saham Indonesia yang berupa sentiment negatif berupa pelemahan pasar saham China terhadap pergerakan IHSG. Adanya keterkaitan pasar saham antara China dan Indonesia menimbulkan terjadinya spillover volatilitas pada pasar saham di kedua negara tersebut. Namun, masih harus dilihat apakah spillover volatilitas tersebut terjadi selama periode 2011-2015 yang dimana peridoe tersebut adalah periode mulainya pertumbuhan ekonomi China mengalami penurunan yang tinggi dan pada 2015 adalah awal dari penetapan devaluasi Yuan. Dan penelitian terdahulu yang terkait dengan spillover volatilitas, jarang membahas mengenai spillover volatilitas di negara sekitar Asia yang dimana melakukan penelitian spillover volatilitas pada negara sekitar Asia pun penting dikarenakan adanya karakteristik yang sama seperti berada pada wilayah yang sama. Dan ditambah bahwa

negara China merupakan negara yang mempunyai pengaruh besar pada perekonomian global maupun pasar saham negara lain. Dan Indonesia merupakan negara yang investor saham nya masih dominan dari investor luar negeri. 1.4 Pertanyaan Masalah Berdasarkan perumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka pertanyaan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Spillover Volatilitas pada pasar saham Indonesia periode 2011-2015? 2. Bagaimana Spillover Volatilitas pada pasar saham China periode 2011-2015? 3. Bagaiman hubungan Spillover Volatilitas pada pasar saham Indonesia dan China periode 2011-2015? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui Spillover Volatilitas pada pasar saham Indonesia periode 2011-2015. 2. Untuk mengetahui Spillover Volatilitas pada pasar saham China periode 2011-2015. 3. Untuk mengetahui hubungan Spillover Volatilitas pada pasar saham Indonesia dan China periode 2011-2015. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitiaan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Manfaat dari penelitian ini diantaranya: 1.6.1 Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai bahan pengetahuan yang berfungsi memberikan informasi mengenai kondisi dari pasar saham Indonesia dan China. Selain itu, penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi para pengajar ataupun mahasiswa/i yang mencari informasi menegenai kondisi Spillover Volatilitas saham Indonesia dan saham China periode 2011-2015. 1.6.2 Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai acuan para investor yang ingin melakukan investasi di Indonesia maupun China dengan melihat keadaan Spillover Volatilitas pasar saham dikedua negara tersebut. Dan melihat hubungan Spillover Volatilitas pasar saham dianatara Indonesia dan China. 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mengenai analisis spillover volatilitas pada pasar saham Indonesia dan China periode 2011-2015. Hal ini mengartikan bahwa penelitian ini dilakukan untuk meneliti spillover volatilitas pasar saham Indonesia dan China pada periode 3 Januari 2011-31 Desember 2015 dengan melihat keadaan pasar saham Indonesia dan China selama 2011-2015 berdasarkan perkembangan indeks saham Indonesia (IHSG) dan China (SHCOMP) serta keadaan ekonomi pada periode tersebut yang berkaitan dengan perkembangan indeks saham Indonesia dan China. Dan penelitian ini juga melihat hubungan antara spillover volatilitas pasar saham Indonesia dan China pada periode 3 Januari 2011-31 Desember 2015. 1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir 1. Bab I Pendahuluan. Pada bab I ini menguraikan mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistimatika penulisan tugas akhir. 2. Bab II Tinjaun Pustaka. Pada bab II ini diuraikan tinjauan pustaka yang meliputi teori mengenai Contagion Effect Theory, Kategori dari Contagion, Penyebab Contagion, Teori Volatilitas, dan Pasar Saham. Pada bab II ini juga diuraikan mengenai kerangka penelitian dan hipotesis penelitian. 3. Bab III Metode Penelitian. Pada bab III ini diuraikan mengenai karakteristik penelitian berdasarkan metode, tujuan, tipe penyelidikan, keterlibatan peneliti, unit analisis, dan waktu pelaksanaan. Setelah itu, pada bab ini akan diutaikan mengenai alat pengumpulan data, tahap penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data dan sumber data, uji validitas, dan teknik analisis dan pengujian hipotesis.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bab ini, dilakukan pembahasan mengenai sampel penelitiam hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. 5. Bab V Kesimpulan dan Saran. Bab V merupakan bab terakhir dari penelitian ini yang menguraikan kesimpulan dan saran dari penelitian ini.

HALAMAN SENGAJA DIKOSONGKAN