DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1 BAB I 2 PENDAHULUAN

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan pasca- perang dingin ini juga mempunyai implikasi strategis baik

BAB I PENDAHULUAN. Politik luar negeri yang dijalankan Indonesia pada hakekatnya diabdikan

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB IV KESIMPULAN. mempengaruhi sikap kedua negara terhadap negara-negara lain yang tidak terlibat.

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

BAB VI KESIMPULAN. Parlemen selama 30 tahun. Kakek John Malcolm Fraser berasal dari Nova Scotia.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1978 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYEBARAN SENJATA-SENJATA NUKLIR

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA. A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

Burma mempunyai catatan tersendiri dalam sejarah Burma karena AFPFL BAB V. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA YANG BEBAS DAN AKTIF SERTA PENGARUHNYA BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

BAB IV KESIMPULAN. Jepang sudah lama memiliki peran penting di dalam masyarakat internasional,

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

Ulangan Formatif Keempat

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

MATA KULIAH TEORI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL TEORI-TEORI KERJASAMA INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si

MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2).

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Tentang: PERJANJIAN PERSAHABATAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN MALAYSIA REPUBLIK INDONESIA MALAYSIA. PERJANJIAN PERSAHABATAN.

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

PERADABAN AMERIKA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Politik Luar Negeri Indonesia sejak awal kemerdekaan sedikit banyak

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2015 KETERLIBATAN AUSTRALIA DALAM PERANG VIETNAM

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya mengenai Kontroversi Penentuan Pendapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional.

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1975 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

AMBIGUITAS POLITIK LUAR NEGERI BEBAS AKTIF: TERBELENGGU ATAU MERDEKA?

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Omet Rasyidi, 2014

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 4 TAHUN 1988 (4/1988) TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

BAB V KESIMPULAN. Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB. Agresi Militer Belanda II. mengadakan diplomasi lewat jalan perundingan. Cara diplomasi ini

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

SENGKETA INTERNASIONAL

SOSAL 3 ILMU PENGETAHUAN. Untuk SMP/MTs Kelas IX. Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang

Presiden Republik Indonesia,

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949

BAB V KESIMPULAN. Islam, telah membawa pengaruh dala etnis dan agama yang dianut.

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.4

Latihan Soal UM Unair 2015 IPS MATEMATIKA

PEMETAAN STANDAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

DIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

PEREKONOMIAN INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

KISI-KISI PEDAGOGIK UKG 2015 SEJARAH STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni

NATIONAL ROLE. Konsep Peranan Nasional dalam Politik Luar Negeri. By: Dewi Triwahyuni

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN. para pemimpin yang mampu membawa China hingga masa dimana sektor

Bab 2. Bab. Bab. Bab 1. Bab 3 Bab 8. 4 Bab 9. Tingkatan 5. Bab. Bab

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi duta besar pertama Amerika untuk RIS. Sementara pemerintahan Truman di Amerika Serikat sedang berusaha

BAB V KESIMPULAN. mencari mitra kerjasama di bidang pertahanan dan militer. Karena militer dapat

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN Jepang menjadi lumpuh akibat dari kekalahanya pada perang dunia ke dua. Namun, nampaknya karena kondisi politik internasional yang berkembang saat itu, menjadikan pemerintah pendudukan Amerika Serikat mengendalikan Jepang dengan saksama dan mencetaknya menjadi sekutunya sepanjang masa. Walaupun demiliterasasi secra nyta dilaksanakan, namun Amerika Serikat melindungi Jepang dengan perlindungan yang menenteramkan dan membuat Jepang leluasa bergerak pada bidang-bidang lain. Kenyataan ini, nampaknya membuat Jepang bergerak secara realistic dengan menyadari bahwa eksistensinya hanya bertumpu pada kekuatan ekonomi. Dengan semangat membangun kekuatan ekonomi dan perdamaian Jepang ingin memperoleh apa yang telah hilang, eksistensi nasional. Kesadaran dan semangat ini demikian besar sampai pada kedudukan ekstrim yang seakan-akan menjadi semacam ideologi nasional. Kenyataan lain, yang merupkan kenyataan alami adalah kondisi alam Jepang yang miskin akan sumber-sumber alam yang merupakan bahan baku bagi industrinya. Industrialisasi pada gilirannya memerlukan pemasaran hasil industry yang juga tidak dimiliki oleh Jepang. Dengan demikian, eksistensi Jepang sangat tergantung oleh kondisi internasional yang memungkinkan perdagangan bebas. Perdagangan bebas memungkinkan bagi Jepang untuk memasarkan hasil industrinya sekaligus memperoleh bahan mentah sebagai bahan baku industrinya. Hubungan internasional yang bebas dan damai, mutlak bagi Jepang. Sejak tahun 1945, hubungan Jepang dengan dunia internasional praktis terhenti sampai setidak-tidaknya awal tahun 1950-an. Setelah ditandatanganinya perjanjian San Francisco dan perjanjian pertahanan bilateral dengan Amerika Serikat pada bulan September 1951, Jepang memperoleh kemerdekaannya kembali pada tanggal 18 April 1952 yang sekaligus member jalan ke luar untuk menjalin hubungannya kembali dengan

dunia internasional, terutama tetangga-tetangga dekatnya. Mulai saat itu Jepang berusaha kembali menjalin hubungan dunia internasional dengan mengadakan perjanjian-perjanjian bilateral sekaligus menjalin hubungan diplomatic yang memungkinkan hubunganhubungan yang lebih luas di berbagai bidang. Sejak mulai usaha modernisasinya pada zaman Meiji, Jepang telah mengkonsep yang kemudian melaksanakan bahwa modernisasi Jepang mengambil model Barat dengan industrinya yang kalah lebih maju sedangkan bahan-bahan bakunya diperoleh dari daerah selatan yang subur dan potensial yang tidak lain adalah Asia Tenggara. Pelaksanaan konsep ini mencapai puncaknya pada awal tahun 1940-an bersama dengan kekacauan internasional sebagai akibat dari kolonialisme dan imperialism yang saling bersaing. Walaupun pada awal ekspansinya ke selatan Jepang mencapai kemenangan dengan cepat, namun justru berakibat fatal. Jepang kalah dan mengalami kehancuran. Usaha jepang menguasai selatan, Asia Tenggara yang pada dasarnya usaha mendapatkan sumber-sumber alam bagi pengembangan industrinya mengalami kegagalan. Bahkan berakibat kehancuran total. Nampaknya, kehancuran Jepang pada perang dunia kedua tidak menghancurkan konsepsi ekspansi ke selatannya. Bila sebelum perang Jepang memaksakan kehendaknya dengan kekerasan dalam ekspansinya ke selatan, setelah perag ekspansi ke selatannya tetap diusahakan dengan cara diplomasi ekonomi. Melalui perjanjian pampasan perang, Jepang menjalin kembali hubungannya dengan negara-negara Asia Tenggara Perundingan pampasan perang antara Indonesia dengan Jepang dimulai pada akhir tahun 1951. Walaupun akhirnya di capai kesepakatan, perundingan berlangsung lama dan berbelit-belit. Perundingan pampasan perang berakhir pada tanggal 15 April 1958 yang sekaligus terumuskan perjanjian perdamaian serta berlanjut dengan dibukannya hubungan di plomatik kedua negara. Penyyebab lamanya perundingan di samping tuntutan Indonesia yang terlalu besar pada pandangan Jepang adalah pertimbangan ketidakstabilan politik Indonesia dan kecenderungan arah politiknya yang nampak lebih dekat dengan negara-negara komunis. Sehingga Jepang bersikap cenderung melihat dan menunggu. Namun, ketika pertimbangan-pertimbangan

kemungkinan dapat memperoleh sumber-sumber alam dan pengembangan pasar hasil industrinya, Jepang mempercepat proses penyelesaian perundingan, di samping tuntutan Indonesia juga turun drastis. Hubungan Indonesia Jepang merupakan tipe hubungan yang khas. Sementara Jepang di bawah pengaruh Amerika Serikat yang berarti termasuk blok Barat sedangkan Indonesia dalam perjuangannya berakibat cenderung semakin mendekat kepada negaranegara komunis, mual-mula ke Uni Soviet kemudian ke China komunis yang berarti blok Timur, dalam suasana perang dingin namun hubungan mereka dapat dikatakan cukup akrab. Baik Jepang maupun Indonesia nampak berhati-hati, menghindari hal-hal yang mungkin menimbulkan ketegangan ynag dapat merenggangkan hubungan mereka.jepang ingin bahwa dana pampasan perang dapat menjadi jalan memperoleh konsepsi-konsepsi barang impor lebih banyak serta mengembangkan pasar bagi hasil industrinya, sementara Indonesia membutuhkan dana pampasan untuk proyek-proyek pembangunan dan juga usaha alih teknologi. Walaupun Jepang termasuk dalam kubu Berat, nampaknya tidak merasa terlalu terikat dengan tanggung jawab perjuangan ideology melawan blok Timur. Di samping itu Jepang memperoleh paying perlindungan Amerika Serikat. Keadaan ini menjadikan Jepang dengan leluasa memperkuat ekonomi melalui diplomasi ekomoni dan memang jalan itulah satu-satunya bagi Jepang untuk besar kembali. Karena itu, kondisi ideologis manapun yang berkembang di Indonesia tidak akan banyak mempengaruhi usaha Jepang untuk menjaga hubungan akrabnya dengan Indonesia. Walaupun akan lebih menguntungkan bagi Jepang bila Indonesia lebih dekat dengan blok Barat. Dalam pertikaian Indonesia Belanda dalam masalah Irian Barat (Sekarang Irian Jaya), sementara Indonesia lebih akrab dengan negara-negara Timur, khususnya Uni Soviet, yang dengan sendirinya berarti renggangnya hubungan Indonesia dengan negaranegara Barat, Jepang nampak lebih berhati-hati dan mnegindari keterlibatannya dalam masalah Irian Barat. Jepang lebih bersikap berusaha menyesuaikan dengan Indonesia walaupun pernah terjadi ketegangan-ketegangan yang disebabkan oleh usaha Belanda untuk menggunakan fasilitas Jepang dalam rangka pertahanan Irian Barat. Sikap Jepang

seperti ini disebabkan oleh kekhawatirannya terhadap kemungkinan ketegangan hubungannya dengan Indonesia yang akan merugikan kepentingan ekonominya. Dalam kasus ini Jepang pernah diancam pemutusan hubungan ekonomi dengan Indonesia. Sementara Jepang menghindari keterlibatannya dalam masalah Irian Barat, Jepang berusaha melibatkan diri untuk berperan sebagai penengah dalam sengketa Indonesia Malaysia dengan tujuan utama mencegah sengketa menjadi pertikaian militer terbuka dan berlarut-larut. Pertikaian militer terbuka antara Indonesia dan Malaysia akan sangat merugikan kepentingan ekonomi jepang. Selat Malaka merupakan gratis kehidupan yang mutlak keamanannya bagi Jepang merupakan jalur suplay minyak dari Timur Tengah yang vital. Ikeda Hayato, Perdana Menteri Jepang pada tahun 1960 sampai 1964, dan Kawashima Shojiro wakil Partai yang berkuasa pada cabinet Sato tahun 1964 sampai 1970, melibatkan diri secara aktif dalam masalah usaha penyelesaian sangketa Indonesia Malaysia. Bahkan Jepang akan berperan aktif sebagai usaha penengah sengketa tersebut walaupun tidak diminta kedua pihak yang bersengketa. Di samping sengketa yang meluas antara Indonesia Malaysia akan mengganggu stabilitas kawasan Asia Tenggara pada umumnya yang akan mengurangi manfaat dana pampasan perang di kawasan ini, secara khusus dalam hubungannya dengan Indonesia akan merugikan usaha bersama Jepang Indonesia dalam ekspoitasi sumber sumber alam Indonesia, khususnya minyak di Sumatera Utara. Usaha Jepang yang nampak antusias dalam menengahi sengketa Indonesia Malaysia terhenti ketika terjadi usaha perebutan kekuasaan pada bulan September 1965 di Indonesia. Peristiwa itu menggoyahkan kekuasaan Presiden Sukarno dan membuyarkan keseimbangan kekuatan antara PKI dan Tentara yang sekaligus semakin menggeser posisi Presiden dari kedudukn balancer kepada polisi yang semakin lemah. Kondisi politik Indonesia dalam keadaan transisi selama beberapa bulan, setidak-tidaknya sampai bulan Maret 1966 ketika Presiden Sukarno menandatangani Surat Perintah ( sekarang terkenal dengan Super Semar ) yang dikuasakan kepada Letnan Jendral Suharto. Sejak saat itu kekuasaan Presiden Sukarno semakin memudar yang akhirnya hilang sama sekali. Selama

kondisi transisi, jepang tetap menyatakan dukungannya kepada Presiden Sukarnolah satusatunya pemimpin kharismatik yang mampu menjaga persatuan bangsa Indonesia yang tingkat heterogenitasnya tinggi, disamping secara formal Presiden Sukarno masih berkuasa. Namun Jepang tidak menyatakan sikap apapun yang bersifat lebih mempertahankan posisi Presiden Sukarno, bahkan menyatakan bahwa Jepang tetap akan tidak mengubah sikapnya dan tetap akan menjaga hubungannya dengan Indonesia walaupun terjadi pergantian pemerintah. Walaupun kenyataan perkembangan politik Indonesia pada saat itu cenderung menguntungkan Jepang namun sikap Jepang tersebut setidak-tidaknya memberikan indikasi kepentingan Jepang terhadap Indonesia, yaitu itu kepentingan ekonominya, khususnya usaha memperoleh sumber-sumber alam. Dan memang itulah kepentingan Jepang yang sesungguhnya dalam berhubungan dengan Indonesia. Bila dilihat secara keseluruhan hubungan Jepang Indonesia pada periode 1958-1966 ditambah latar belakang sejarah sejak masa sebelum perang dunia ke dua, nampak bahwa latar belakang yang mendorong Jepang dalam hubungannya dengan Indonesia adalah terutama keinginan Jepang memanfaatkan sumber-sumber alam Indonesia yang pada gilirannya muli memandang potensi pasar Indonesia barang barang industrinya. DAFTAR PUSTAKA Alfian, Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia, PT. Gramedia, Jakarta, 1978. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B Asia Pasifik Selayang Pandang, Direktorat Asia Pasifik Departemen Luar Negeri RI, Jakarta, 1969. Badan Litbang Deplu RI, Jepang sebagai Kekuatan di Asia Badan LItbang Deplu RI, Jakarta, 1981.