BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia saat ini auditor sedang menjadi sorotan, berdasarkan berita di website hukumonline.com pada tanggal 8 November 2010. Majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta memvonis dua auditor BPK Jabar dengan hukuman masing-masing empat tahun penjara. Kasus ini bermula pada saat pejabat pemerintah Kota Bekasi memberi suap Rp. 400 juta dengan maksud agar bisa memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Bekasi tahun 2009. Kinerja auditor berguna bagi masyarakat, karena dengan dilakukannya audit dengan langkah-langkah yang benar, dan hasil yang dikeluarkan oleh auditor yang mengaudit APBD pemerintah kota Bekasi, masyarakat dapat menilai apakah kinerja dari auditor telah memenuhi ekspektasi dari masyarakat. Karena kinerja auditor dapat dilihat dari opini yang dikeluarkannya. Menurut Marier dalam Wayan (2000) dalam Gunawan Cahyasumirat (2006), kinerja diartikan sebagai kesuksesan yang dicapai seseorang melaksanakan suatu pekerjaan. Kesuksesan yang dimaksud tersebut ukurannya tidak dapat disamakan pada semua orang, namun lebih merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku sesuai dengan pekerjaan yang ditekuninya. 1 Universitas Kristen Maranatha
Menurut James A.F. Stoner dan Edward Freeman (1992) dalam Rikha Handayani dan Yusrawati (2012), menyatakan bahwa pemeriksaan internal dilaksanakan oleh para anggota organisasi itu sendiri. Sasarannya adalah untuk memberikan jaminan yang pantas bahwa harta organisasi dengan benar dijaga keamanannya dan bahwa catatan-catatan keuangan penataannya dapat diandalkan dan dilakukan dengan cukup akurat untuk menyusun laporan keuangan. Pemeriksaan internal juga membantu manajer untuk menilai efisiensi jalannya organisasi dan kinerja dari sistem pengendaliannya. Menurut Larkin (1990) dalam Trisnaningsih (2007), kriteria penilaian kinerja auditor dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan: (a) Kemampuan, yaitu kecakapan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pengalaman kerja, bidang pekerjaan, dan faktor usia. (b) Komitmen profesional, yaitu tingkat loyalitas individu pada profesinya. (c) Motivasi, yaitu keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. (d) Kepuasan kerja, yaitu tingkat kepuasan individu dengan posisinya dalam organisasi. Selain faktor tersebut di atas yang memengaruhi kinerja auditor, berdasarkan peraturan bpk no. 1 tahun 2007 tentang standar pemeriksaan keuangan negara diatur mengenai standar umum pemeriksaan yaitu: 1) persyaratan kemampuan/keahlian; 2) independensi; 3) penggunaan kemahiran profesional secara cermat dan seksama. (Murtiadi Awaluddin, 2013). Menurut Sutarjo (2008) dalam Rikha Handayani dan Yusrawati (2012), profesionalisme merupakan sebuah keahlian yang dimiliki oleh seseorang terkait dengan ilmu dan keterampilan yang dimiliki. Seorang individu yang memegang jabatan atau kedudukan tertentu dituntut memiliki profesionalisme 2 Universitas Kristen Maranatha
yang tinggi agar dalam pelaksanaan pekerjaannya dapat berjalan dengan efektif. Seorang individu yang mengenali dengan baik keahlian dan ketrampilan yang dimilik akan lebih mudah menjalankan tugas dan pekerjaannya dengan lebih baik dibandingkan individu lain yang kurang mampu mengenali keahliannya. Selain profesionalisme, faktor independensi auditor juga memegang peranan yang krusial. Independensi auditor dalam melakukan pemeriksaan akan memengaruhi kualitas hasil pemeriksaan. Auditor harus bebas dari kepentingan terhadap perusahaan dan laporan keuangan yang dibuatnya. (Murtiadi Awaluddin. 2013). Menurut Mulyadi (2002) dalam Elya Wati, Lismawati, Nila Aprilla (2010), independensi merupakan standar umum nomor dua dari tiga standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang menyatakan bahwa dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. Artinya auditor seharusnya berada dalam posisi yang tidak memihak siapapun karena ia melaksanakan pekerjaanya untuk kepentingan umum. Independensi dapat juga diartikan adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Victor D. Siahaan (2010) menyimpulkan bahwa: (a) profesionalisme dan komitmen organisasi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja auditor; (b) Profesionalisme berpengaruh terhadap komitmen organisasi; (c) profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor, dan (d) Komitmen organisasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor. Adanya kesamaan dengan hasil penelitian Rikha Handayani dan Yusrawati (2012) yang menyatakan bahwa 3 Universitas Kristen Maranatha
profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja internal auditor. Lalu pada penelitian Kompiang Martina Dinata Putri dan I.D.G Dharma Suputra (2013) yang menyatakan bahwa profesionalisme berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Dan pada penelitian Murtiadi Awaluddin (2013), dan Adelia Lukyta Arumsari (2014) yang menyatakan bahwa profesionalisme berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor. Namun terdapat perbedaan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gunawan Cahyasumirat (2006), yang menyatakan bahwa profesionalisme tidak berpengaruh terhadap kinerja internal auditor. Hasil lain didukung oleh Sri Trinaningsih (2007) yang menyimpulkan bahwa: (1) Independensi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin independensi seorang auditor BPKP Perwakilan Bengkulu dalam melakukan audit maka akan semakin mempengaruhi kinerjanya; (2) Gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik cara memimpin seorang pimpinan/atasan auditor maka akan semakin mempengaruhi kinerja auditornya, dan (3) Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin komitmen seorang auditor BPKP Perwakilan Bengkulu terhadap tempat dia bekerja maka akan semakin mempengaruhi kinerjanya. Adanya kesamaan hasil dengan penelitian Elya Wati, Lismawati, dan Nila Aprilla (2010) yang menyatakan bahwa independensi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pemerintahan. Serta pada penelitian I Gede Bandar Wira Putra dan Dodik Ariyanto (2012) yang menyatakan bahwa independensi secara signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Namun terdapat perbedaan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Trisnaningsih yang menyatakan bahwa pemahaman good governance tidak 4 Universitas Kristen Maranatha
berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor, melainkan berpengaruh tidak langsung melalui independensi auditor. Serta perbedaan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rina Ani Sapariyah (2011) yang menyatakan bahwa independensi auditor berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap kinerja auditor. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh profesionalisme dan independensi terhadap kinerja internal auditor. Penelitian ini merupakan penelitian kembali dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Gunawan Cahyasumirat (2006) terhadap 40 internal auditor pada PT. ABC dengan judul Pengaruh Profesionalisme dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Internal Auditor, dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening. Alasan yang mendasari bahwa penelitian ini perlu dilakukan, adalah untuk memperoleh generalisasi hasil penelitian sebab terdapat ketidakkonsistenan dari beberapa hasil pengujian sebelumnya yang telah dijelaskan diatas. Dan juga alasan lainnya yang mendasari bahwa penelitian ini perlu dilakukan adalah berdasarkan penelitian terdahulu menyarankan untuk menambah variabel independen lain ke penelitiannya. 5 Universitas Kristen Maranatha
1.2. Identifikasi masalah Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini adalah merupakan pengembangan dari beberapa penelitian terdahulu, dimana penelitian ini bermaksud menguji pengaruh variabel profesionalisme dan independensi terhadap kinerja internal auditor. Masalah yang diteliti, selanjutnya dapat dirumuskan dalam bentuk beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1. Apakah profesionalisme secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja internal auditor? 2. Apakah independensi secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja internal auditor? 3. Apakah profesionalisme dan independensi secara simultan berpengaruh positif terhadap kinerja internal auditor? 1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: a. Secara Parsial 1. Menganalisis dan seberapa besar pengaruh profesionalisme terhadap kinerja internal auditor. 2. Menganalisis dan seberapa besar pengaruh independensi terhadap kinerja internal auditor. 6 Universitas Kristen Maranatha
b. Secara Simultan 1. Menganalisis dan seberapa besar pengaruh profesionalisme dan independensi terhadap kinerja internal auditor. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis a. Diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dalam masalah studi pengaruh profesionalisme dan independensi terhadap kinerja internal auditor pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) b. Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir program Sarjana Srata 1 Ekonomi jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha 2. Bagi Pengembangan Praktek Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis untuk PT. Kereta Api Indonesia (Persero), khususnya Divisi Audit Intern PT. Kereta Api Indonesia (Persero) 3. Bagi awam Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai profesionalisme dan independensi serta pengaruhnya terhadap kinerja internal auditor. 7 Universitas Kristen Maranatha