BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan budaya. Seluruh suku yang tersebar mulai dari sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terbesar terjadi karena pecahan terhadap tahap pertama disebut unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia didalam era globalisasi sangat pesat perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan suatu cara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang melahirkan pemikiran-pemikiran yang dianggap benar dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suzanne K. Langer (1998:2) menyatakan bahwa Kesenian adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam.

BAB I PENDAHULUAN. dalam membedakan suku-suku yang ada di Sumatera Utara. Yaitu ende dan ende-ende atau endeng-endeng. Ende adalah nyanyian

BAB I PENDAHULUAN. keragaman aktivitas musik pada kelompok agama dan etnis di dunia. Musik tidak

BAB I PENDAHULUAN. disusun selaras dengan irama musik, serta mempunyai maksud tertentu. Tari pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan etnis dan

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai seperangkat norma, nilai, kepercayaan, adat-istiadat, aturan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan dan merupakan tiang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman kebudayaan Indonesia merupan kebanggaan yang pant as

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Batak Pak-Pak - Dairi, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Angkol dan

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Provinsi Sumatera Utara adalah salah Provinsi yang terletak di Negara

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya.

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan kebutuhan hidup manusia secara kodrati, dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman suku bangsa dan budaya yang dimiliki oleh setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nila yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yaitu melestarikan musiknya. setiap titik sudutnya adalah batu sebagaimana dalihan ( tungku).

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Sumatera dan Suku Mandailing adalah salah satu sub suku Batak

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan etnis yang berada di Sumatera Utara dan mendiami

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Dairi, Nias, Sibolga, Angkola, dan Tapanuli Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Malinowyki mengemukakan bahwa cultural determinan berarti segala sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan

KEBERADAAN MUSIK TRADISIONAL SIMALUNGUN DALAM PESTA MARSOMBUH SIHOL DI KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN

BAB I PENDAHULUAN. zaman itu masyarakat memiliki sistem nilai. Nilai nilai budaya yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

KEBERADAAN MUSIK TRADISIONAL SIMALUNGUN DALAM PESTAMARSOMBUH SIHOL DI KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN. Febi Andreas Manik.

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. universal artinya dapat di temukan pada setiap kebudayaan. Menurut

BAB l PENDAHULUAN. pencapaian inovasi tersebut manusia kerap menggunakan kreativitas untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Medan merupakan ibu kota provinsi Sumatera Utara, hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mereka miliki dengan cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik tidak pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Musik dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. Batak merupakan salah satu suku bangsa yang terdapat di Indonesia yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Selo Soemardjan dalam Simanjuntak (2000:107) Menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Dekke naniarsik (ikan mas arsik) atau dekke naniura. Dekke dalam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. keunikan masyarakat Indonesia itu sangat berkaitan erat dengan keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan dan kesenian tradisionalnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa

BAB I PENDAHULUAN. yang ada, sehingga dapat menjadi sebuah daya tarik bagi Sumatera Utara.

ARTIKEL BENTUK KOREOGRAFI TORTOR DIHAR SITARLAK DI KABUPATEN SIMALUNGUN. Diajukan oleh : YERE ANGELA PUTRI HUTAPEA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat setiap suku. Kebudayaan sebagai warisan leluhur dimiliki oleh

BAB II BIOGRAFI BAPAK ROSSUL DAMANIK DALAM KONTEKS BUDAYA SIMALUNGUN DI KECAMATAN SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan yang sampai saat ini merupakan hal yang berpengaruh besar pada sikap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang dikenal dunia kaya akan suku dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB II MUSIK TIUP PADA UPACARA ADAT KEMATIAN PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Samosir merupakan salah satu daerah pariwisata yang cukup

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya terdapat aspek mood dan emosi (Pautz, 2010). Lebih lanjut, Pautz

BAB I PENDAHULUAN. Sumardjo (2001:1) seni adalah bagian dari kehidupan manusia dan masyarakat.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. memperoleh nilai secara finansial masyarakatnya, namun lebih kepada penonjolan

BAB I PENDAHULUAN. Pada etnik Simalungun memiliki struktur sosial berbentuk pentangon sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah memiliki kebudayaan dan karya sastra tersendiri.

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

I. PENDAHULUAN. terdapat beranekaragam suku bangsa, yang memiliki adat-istiadat, tradisi dan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman suku bangsa dan budayanya,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari pengalaman hidup sehari-hari yang dialami oleh setiap kelompok masyarakat tertentu. Dalam budaya, kita melihat adanya berbagai hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman suku dan budaya, hal ini menjadi suatu kebanggaan bagi Indonesia yang telah banyak dikenal oleh negara-negara lain. Setiap suku di negara Indonesia memiliki budaya yang berbeda, termasuk adat istiadat, musik dan bahasa. Budaya dalam setiap suku di Indonesia merupakan budaya yang diturunkan secara turun temurun dan dilestarikan dengan tetap melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Budaya suku Batak yang merupakan salah satu suku yang hidup dan berkembang di Provinsi Sumatera Utara. Suku Batak terdiri dari, Batak Karo, Batak Toba, Batak Pakpak Dairi, Batak Mandailing, dan Batak Simalungun. Suku Batak Simalungun memilki budaya yang diwariskan dari leluhurnya secara turun-temurun. Salah satu bentuk dari kebudayaan itu adalah kesenian. Suku Batak Simalungun memiliki kesenian seperti seni musik, seni tari, seni rupa, seni sastra dan juga seni kerajinan tangan. Kabupaten Simalungun memiliki kebudayaan yang menghasilkan banyak kesenian daerah dan upacara adat yang 1

2 dilaksanakan sebagai upaya masyarakat Simalungun dalam mensyukuri anugerah alam yang diberikan Tuhan. Kesenian merupakan warisan yang tidak boleh dilupakan dan harus dikembangkan karena dapat menjadi identitas dan ciri khas dari suatu daerah yang memilikinya. Kesenian biasa digunakan dalam ritual, upacara adat, hiburan, dan pertunjukan sehingga kesenian itu tidak lepas dari aktivitas masyarakat. Kesenian yang ada pada masyarakat Simalungun diantaranya adalah seni musik (gual), seni drama dan seni tari (tortor). Seni musik dalam suku Simalungun ada yang disebut dengan Gonrang yang artinya sama dengan Gondang yang dimainkan dengan cara dipukul. Gonrang berperan sebagai media yang menghubungkan manusia dengan sesamanya dalam hubungan horizontal. Gonrang merupakan suatu instrument musik Simalungun yang keberadaannya sangat dilestarikan pada zamannya. Gonrang pada suku Simalungun dibagi dua, yaitu Gonrang sipitu-pitu dan Gonrang sidua-dua. Tari dalam bahasa Simalungun adalah tortor, yaitu ungkapan ekspresi jiwa seseorang yang dituangkan melalui gerak baik dalam hal suka cita maupun dukacita. Tortor dahulu selalu terkait dengan ritual yang berhubungan dengan roh dan ketika ada anggota keluarga yang meninggal dunia, akan tetapi saat ini tortor sudah dijadikan daya tarik wisata dan dipentaskan dalam berbagai acara sebagai pertunjukan dan hiburan. Suku Simalungun biasa menggunakan tortor untuk menunjukkan suatu prosesi adat atau proses kegiatan, salah satunya adalah Totor Sirintak Hotang yang merupakan tortor usihan. Tortor Usihan merupakan sebuah tarian yang

3 menggambarkan kehidupan sehari-hari. Tarian ini di susun untuk mengenang kesulitan yang dialami masyarakat dahulu sewaktu mencari rotan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa itu mencari rotan merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat simalungun dalam mempertahankan kehidupan. Tortor Sirintak Hotang memiliki iringan musik eksternal, yaitu iringan musik yang lahir dari luar tubuh manusia, yang menggunakan alat musik yang artinya adalah iringan tari yang diiringi secara langsung oleh pemusik dengan menggunakan seperangkat alat musik yaitu gonrang sipitu-pitu, sarunei, ogung dan mogmongan. Musik yang digunakan adalah musik tradisional Simalungun yaitu musik Gual Pokkah-pokkah, Gual Pokkah-pokkah berasal dari kata Gual (musik) pokkah-pokkah adalah ketukan dalam musik tersebut yang di buat oleh masyarakat simalungun, akan tetapi nama musik pengiring ini dapat berbeda-beda di setiap daerah. Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul Bentuk Penyajian Dan Fungsi Pola Irama Gual Pokkah- Pokkah Instrument Gonrang Sipitu-pitu Pada Tortor Sirintak Hotang Di Sanggar Tortor Elak-Elak Simalungun Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. B. Identifikasi Penelitian Dalam penelitian perlu melakukan identifikasi masalah. Hal ini dilakukan agar peneliti menjadi terarah serta cakupan masalah yang dibahas tidak terlalu luas. Menurut pendapat Sugiyono (2011:56) mengatakan bahwa: Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-

4 benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan. Dari uraian di atas yang terdapat pada latar belakang masalah, maka permasalahan penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Bagaimana tahap persiapan Gual Pokkah-pokkah Instrument Gonrang Sipitu-pitu Pada Tortor Sirintak Hotang Di Sanggar Tortor Elak-elak Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun? 2. Bagaimana bentuk penyajian Gual Pokkah-pokkah Instrument Gonrang Sipitu-pitu Pada Tortor Sirintak Hotang Di Sanggar Tortor Elak-elak Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun? 3. Apa saja kendala-kendala pemain Instrument Gonrang Sipitu-pitu dalam memainkan Pola irama Gual Pokkah-pokkah Pada Tortor Sirintak Hotang Di Sanggar Tortor Elak-elak Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun? 4. Bagaimana fungsi pola irama Gual Pokkah-pokkah Instrument Gonrang Sipitu-pitu Pada Tortor Sirintak Hotang Di Sanggar Tortor Elak-elak Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun? 5. Bagaimana mengatasi kendala-kendala pemain Instrument Gonrang Sipitu-pitu dalam memainkan Pola Irama Gual Pokkah-pokkah Pada Tortor Sirintak Hotang Di Sanggar Tortor Elak-elak Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun?

5 6. Bagaimana tanggapan masyarakat Sanggar Tortor Elak-elak tentang Bentuk Penyajian Gual Pokkah-pokkah Instrument Gonrang Sipitupitu? C. Pembatasan Penelitian Mengingat luasnya cakupan masalah dan keterbatasan waktu, maka peneliti perlu mengadakan pembatasan masalah untuk memudahkan pemecahan masalah yang di hadapi. Pembatasan masalah sangat diperlukan, mengingat adanya keterbatasan yang dimiliki peneliti, baik dari segi waktu, dana maupun kemampuan dalam menganalisis. Untuk itu peneliti mambatasi masalah dalam topik ini agar dapat menganalisisnya dengan baik serta dipertanggung jawabkan. Sugiyono (2012:286) mengatakan bahwa: Pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan kepada tingkat kepentingan, urgensi serta faktor keterbatasan tenaga, dana dan waktu. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka peneliti membatasi masalah penelitian. Adapun pembatasan masalah dari penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana tahap persiapan Gual Pokkah-pokkah Instrument Gonrang Sipitu-pitu Pada Tortor Sirintak Hotang Di Sanggar Tortor Elak-elak Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun? 2. Bagaimana bentuk penyajian Gual Pokkah-pokkah Instrument Gonrang Sipitu-pitu Pada Tortor Sirintak Hotang Di Sanggar Tortor Elak-elak Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun?

6 3. Bagaimana fungsi pola irama Gual Pokkah-pokkah Instrument Gonrang Sipitu-pitu Pada Tortor Sirintak Hotang Di Sanggar Tortor Elak-elak Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun? D. Rumusan Penelitian Rumusan masalah merupakan suatu tujuan dari sebuah penelitian agar hasilnya sesuai dengan uraian yang terdapat dalam latarbelakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah. Hal ini sependapat dengan Sugiono (2008:288) Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang disusun berdasarkan masalah yang harus dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana bentuk penyajian dan fungsi pola irama Gual Pokkah-Pokkah instrument Gonrang Sipitu-pitu pada Tortor Sirintak Hotang di sanggar Tortor Elak-Elak Simalungun Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. E. Tujuan Penelitian Pada umumnya suatu kegiatan penelitian senantiasa berorientasi terhadap tujuan tertentu. Tanpa adanya tujuan yang jelas maka arah kegiatan yang akan dilakukan tidak akan terarah karena tidak tahu apa yang akan dicapai pada kegiatan tersebut.

7 Menurut pendapat Trianto (2011:210) mengatakan bahwa: Tujuan umum proposal penelitian adalah memberitahukan secara jelas tentang tujuan penelitian, siapa yang hendak ditemui, serta apa yang dilakukan atau dicari di lokasi penelitian. Berhasilnya suatu aktifitas penelitian yang akan dilaksanakan terlihat dari tercapainya tujuan penelitian yang ditetapkan. Dalam penelitian yang akan berlangsung merumuskan tujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui tahap persiapan Gual Pokkah-pokkah Instrument Gonrang Sipitu-pitu Pada Tortor Sirintak Hotang Di Sanggar Tortor Elakelak Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. 2. Untuk mengetahui bentuk penyajian Gual Pokkah-pokkah Instrument Gonrang Sipitu-pitu Pada Tortor Sirintak Hotang Di Sanggar Tortor Elakelak Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. 3. fungsi pola irama Gual Pokkah-pokkah Instrument Gonrang Sipitu-pitu Pada Tortor Sirintak Hotang Di Sanggar Tortor Elak-elak Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun? F. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Menurut slamet (2004: 26), manfaat teoritis adalah manfaat yang dapat membantu lebih memahami suatu konsep atau teori dalam suatu disiplin ilmu. Konsep atau teori biasanya hanya sebagian kecil dari suatu konsep atau teori besar yang dibangun oleh banyak ilmuan. Dari suatu penelitian, jarang sekali kita

8 mendapat suatu manfaat besar yang dapat mempengaruhi sebuah teori secara keseluruhan. Menyadari hal ini, seorang peneliti seharusnya menghindari pernyataan-pernyataan bombastis dalam manfaat dari penelitiannya. Peneliti harus spesifik dalam penjelasannya. Dalam halk ini, akan sangat baik bila peneliti telah mempelajari penelitian-penelitian lain yang sejenis, sehingga ia tahu manfaat-manfaat apa saja yang dapat diambil dari berbagai penelitian yang sama. Maka peneliti ini dapat bermanfaat secara teoritis seperti berikut ini : 1. Memberi gambaran bagaimana bentuk penyajian dan fungsi pola irama Gual Pokkah-pokkah instrument Gonrang Sipitu-pitu pada Tortor Sirintak Hotang di Sanggar Tortor Elak-elak Simalungun Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. 2. Memperkaya wawasan tentang budaya dalam melestarikan salah satu kebudayaan batak Simalungun yang ditujukan kepada masyarakat luas. 3. Menjadi landasan dan gambaran penelitian bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang sama. b. Manfaat Praktis Manfaat praktis menurut Slameto, (2004 : 26) adalah sesuatu yang bersifat terapan dan dapat segera digunakan untuk keperluan praktis seperti memecahkan suatu masalah, membuat keputusan, atau memperbaiki suatu masalah, membuat keputusan, atau memperbaiki suatu program yang sedang berjalan. Meskipun demikian, manfaat praktis juga dapat diaplikasikan di konteks yang besar dan umum (Global) yaitu suatu manfaat praktis yang dapat diberlakuakan secara

9 makro di tingkat Negara. Begitu pula dengan manfaat memberikan dasar rasional bagi perencanaan tenaga kependidikan di sebuah lembaga X, adalah manfaat praktis, yang barangkali hanya berlaku terbatas di lembaga X tersebut. Maka penelitian ini dapat bermanfaat secara praktis sebagai berikut : 1. Memberi wacana baru tentang pentingnya peran kritik, saran, dan pesan dalam sebuah penelitian bagi dunia pendidikan di Indonesia. 2. Untuk menambah pengetahuan, wawasan dan kemampuan penulis dalam menuangkan gagasan maupun ide kedalam suatu karya tulis. 3. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir peneliti. 4. Sebagai bahan masukan bagi peneliti dan membawa wawasan mengenai bentuk penyajian dan fungsi pola irama Gual Pokkahpokkah instrument Gonrang Sipitu-pitu pada Tortor Sirintak Hotang di Sanggar Tortor Elak-elak Simalungun Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. 5. Bagi peneliti berikutnya, bisa membuat penelitian yang berkualitas, bermanfaat, tanpa mengurangi kaidah-kaidah penelitian pendidikan.