BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan, maupun sumber daya manusianya. Merupakan tantangan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh perusahaan adalah keputusan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Hasa, 2008) (Lusiana, 2006) (Meyulinda dan Yusfarita, 2010) Weston and Copeland (2010:19)

perusahaan yaitu dari hutang (pinjaman) dan modal sendiri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian terutama dalam hal kebijakan agar perusahaan dapat menjawab

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perusahaan lain. Sebagai contohnya perusahaan consumer goods yang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan proporsi penggunaan sumber dana internal yang didapat dari

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat meningkatkan harga saham. Perusahaan yang sudah listing pada bursa,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat.

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan nilai perusahaan, memakmurkan pemilik saham dan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendanaan ini bisa bersumber dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan dana dalam sebuah perusahaan dapat dipenuhi melalui kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era ekonomi global yang semakin maju saat ini, akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengantisipasi persaingan yang semakin ketat sekarang ini banyak perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh manajer keuangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perusahaan harus meningkatkan nilai perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan munculnya persaingan yang semakin ketat, sehingga perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. arus dana di masa yang akan datang dan tingkat pendapatan untuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. modal perusahaan, investor tidak dapat dipisahkan dari informasi perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimumkan harga saham perusahaan (Brigham dan Houston, 2010: 45).

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berjudul Factors Determining the Capital Structure of Pharmaceutical

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal, struktur modal telah menjadi salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ekonomi global yang terus maju pada saat ini, dapat menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur modal yang optimal merupakan keputusan keuangan yang penting karena mempengaruhi kinerja dan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keberlangsungan perusahaan-perusahaan di Indonesia terlihat tidak

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. bidang jasa maupun produksi pasti menginginkan agar perusahaannya dapat

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan dalam mengembangkan usahanya dan menunjukkan. dengan meningkatkan inovasi dan produktivitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan menganalisis perpaduan dari sumber-sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN. struktur modal perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi suatu kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini dunia usaha sangat tergantung pada masalah pendanaan. Dunia

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Struktur Modal dan Nilai Perusahaan. yang terdiri dari saham preferen dan saham biasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. (internal) maupun dari luar (external). Maka disinilah pentingnya manajer

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengelola keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya.

BAB 1 PENDAHULUAN. baik mengunakan hutang (debt financing) ataupun dengan mengeluarkan saham

pendanaan internal maupun eksternal. Brigham dan Houston (2011:153) menyatakan bahwa perusahaan yang sedang berkembang membutuhkan modal

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor yang menentukan nilai perusahaan. Sejak Modigliani dan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu entitas yang tujuan utamanya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah menciptakan suatu

I. PENDAHULUAN. keputusan pendanaan yang mampu meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2010 Indonesia tengah menghadapi pasar bebas ASEAN dan China,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran, dan pertumbuhan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB I PENDAHULUAN. juga dalam pasar internasional. Kondisi Indonesia saat ini sangat membuka

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar negara untuk memenangkan pasar perdagangan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan antara modal asing (jangka panjang) dengan modal sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dana maka diperlukan keputusan pendanaan yang tepat. Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis

BAB I. Pendahuluan. perusahaan Indonesia mulai menunjukkan perbaikan dilihat dari nilai indek

BAB I PENDAHULUAN. biaya, dimana dengan efisiensi maka produk berkualitas dapat ditekan

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan keputusan keuangan adalah memaksimumkan kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis saat ini telah menciptakan suatu kondisi persaingan yang ketat antar perusahaan. Hal tersebut menuntut perusahaan untuk dapat mengelola sumber daya yang dimilikinya secara maksimal agar menciptakan keunggulan dalam bersaing, baik dalam bidang teknologi, produk yang dihasilkan, maupun sumber daya manusianya. Merupakan tantangan yang sangat berat bagi perusahaan untuk dapat menjaga kelangsungan hidupnya serta berkembang menjadi perusahaan besar di tengah maraknya kondisi persaingan tersebut. Untuk dapat memiliki keunggulan dalam bersaing dan berkembang menjadi perusahaan besar di masa depan diperlukan investasi besar yang tentunya juga harus diimbangi dengan kebutuhan dana yang besar pula. Fungsi keuangan memegang peran penting dalam kegiatan perusahaan. Dalam mengelola fungsi keuangan salah satu unsur yang harus diperhatikan adalah seberapa besar perusahaan mampu memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk beroperasi dan membiayai usahanya. Keputusan keuangan akan sangat menentukan kemampuan perusahaan dalam mendanai aktivitas operasinya dan juga akan berpengaruh pada risiko yang dihadapi oleh perusahaan itu sendiri. Masalah pendanaan keuangan tersebut merupakan tugas penting bagi manajer keuangan perusahaan yang berhubungan dengan kelangsungan operasi 1

perusahaan. Keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal yaitu suatu keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi penggunaan hutang, saham preferen, dan saham biasa yang harus digunakan oleh perusahaan (Prabansari dan Kusuma, 2005). Secara garis besar, sumber dana yang digunakan perusahaan berasal dari 2 sumber, yakni sumber eksternal dan sumber internal. Sumber dana internal yaitu sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan, tidak diambilkan dari luar perusahaan tetapi merupakan sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam bentuk laba ditahan (retained earnings). Laba ditahan adalah laba dari neto sesudah pajak yang tidak dibagikan kepada pemilik. Sedangkan sumber dana eksternal yaitu sumber dana dari luar perusahaan berupa hutang (debt financing) atau saham baru (external equity financing). Komposisi pemilihan atas sumber pendanaan tersebut disebut struktur permodalan (Handayani, 2011). Menurut Hasa (2008), struktur modal menunjukkan proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasi perusahaan, sehingga dengan mengetahui struktur modal investor dapat mengetahui keseimbangan antara risiko dan tingkat pengembalian investasinya. Definisi struktur modal menurut Song (2005) adalah gabungan dari beberapa jenis sekuritas, yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham biasa, dan saham preferen yang diterbitkan oleh perusahaan untuk mendanai investasi asetnya. Suatu perusahaan dikatakan melakukan pendanaan dengan hutang apabila memiliki hutang dalam komposisi struktur modalnya. 2

Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2006) struktur modal merupakan kombinasi hutang dan ekuitas dalam struktur keuangan jangka panjang perusahaan. Keputusan struktur modal yang diambil oleh manajer perusahaan tidak saja berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan tetapi juga berpengaruh terhadap risiko keungan yang dihadapi perusahaan. Risiko keuangan tersebut meliputi kemungkinan ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibankewajibannya dan kemungkinan tidak tercapainya laba yang ditargetkan perusahaan. Dalam hal ini, manajer keuangan perusahaan harus mampu menghimpun dana baik berasal dari internal maupun ekternal perusahaan secara efisien, yang berarti bahwa keputusan pendanaan tersebut harus dapat meminimalkan biaya modal yang ditanggung oleh perusahaan. Biaya modal yang timbul dari keputusan pendanaan tersebut merupakan konsekuensi yang langsung timbul dari keputusan yang dilakukan oleh manajer. Keputusan pendanaan yang tidak cermat akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya profitabilitas perusahaan (Hasa, 2008). Kebijakan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara risiko dan pengembalian. Penggunaan lebih banyak hutang akan meningkatkan risiko yang ditanggung oleh para pemegang saham, namun juga menyebabkan terjadinya ekspektasi tingkat pengembalian atas ekuitas yang lebih tinggi pula. 3

Risiko yang tinggi tersebut akan menurunkan harga saham, tetapi ekspektasi tingkat pengembalian yang lebih tinggi akan menaikkannya (Brigham dan Houston, 2006). Menurut Husnan (1996) dalam Aditya (2006), keadaan perusahaan menjadi lebih baik setelah penggunaan hutang karena nilai perusahaan meningkat, yang berarti biaya modal perusahaan turun. Penggunaan hutang dalam aktivitas pendanaan perusahaan memiliki keuntungan dan kelemahan. Keuntungan dari penggunaan hutang adalah bunga yang dibayarkan dapat mengurangi pajak yang dibayarkan dan dengan demikian akan menurunkan biaya efektif dari hutang. Di sisi lain, hutang juga memiliki kelemahan. Pertama, penggunaan hutang yang tinggi akan menyebabkan pihak kreditur menetapkan suku bunga yang tinggi pada pinjamannya kepada perusahaan. Kedua, jika sewaktu-waktu perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan laba operasi tidak cukup menutup beban bunga, maka akan menyebabkan kebangkrutan. Keputusan pendanaan sangat penting bagi perusahaan, oleh sebab itu perusahaan harus mampu menentukan tingkat struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal adalah tingkat bauran hutang dan ekuitas yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan atau peningkatan kesejahteraan pemegang saham (Mas ud, 2008). Pada dasarnya ada dua teori yang melandasi keputusan struktur modal perusahaan, yaitu trade-off theory dan pecking order theory. Trade-off theory 4

menyatakan bahwa suatu perusahaan yang dikenai pajak seharusnya meningkatkan tingkat hutangnya sampai nilai marjinal dari batas pajak dari biaya atas adanya kesulitan keuangan yang mungkin terjadi (Myers, 2001). Trade-off theory dalam struktur modal secara teoritis menyeimbangkan keuntungan pajak dari peminjaman untuk menutup biaya-biaya kesulitan keuangan. Teori yang kedua yakni Pecking order theory. Menurut pecking order theory perusahaan-perusahaan akan lebih menyukai pendanaan internal untuk membiayai investasinya, dan jika akan menggunakan pendanaan eksternal maka akan digunakan hutang terlebih dahulu daripada ekuitas (Myers dan Majluf (1984) dan Myers (1984) dalam Myers (2001)). Model ini menjelaskan bahwa banyak perusahaan memiliki kecenderungan untuk tidak mengeluarkan saham dan kecenderungan untuk memegang cadangan kas besar. Dalam upaya menentukan struktur modal yang optimal dan meningkatkan kesejahteraan para pemegang sahamnya, perusahaan perlu menganalisis beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut diharapkan perusahaan mampu mengambil kebijakan penentuan struktur modal dengan lebih cermat sehingga kebijakan struktur modal membawa pengaruh yang baik bagi kelangsungan operasinya. Secara umum, faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan struktur modal antara lain: sales stability, asset structure, operating leverage, growth rate, profitability, taxes, control, management attitudes, lender and rating 5

agency attitudes, market condition, the firm s internal condition, dan financial flexibility. Dalam penelitian ini digunakan empat faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal, antara lain growth, tangibility, profitability, dan firm size. Growth merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan penggunaan hutang dalam struktur modal perusahaan. Jika hal-hal yang lain dianggap sama, perusahaan yang tumbuh dengan cepat harus lebih banyak mengandalkan diri pada modal ekternal. Lebih jauh, biaya emisi yang terkait dalam penjualan saham biasa melebihi biaya yang terjadi ketika menjual hutang, yang selanjutnya mendorong perusahaan yang tumbuh dengan pesat untuk lebih mengandalkan diri pada hutang (Brigham and Houston, 2006). Dalam penelitian ini growth diukur menggunakan rasio perubahan total aktiva. (Frank and Goyal, 2003). Tangibility merupakan kekayaan yang dimiliki perusahaan dalam bentuk tanah, property, dan peralatan (Baker and Wurgler, 2002). Dari perspektif tradeoff theory, sebuah perusahaan dengan asset dalam jumlah banyak cenderung memiliki hutang yang lebih banyak (Frank and Goyal (2003), Baker dan Wurgler (2002)). Hal ini disebabkan karena asset dapat dijadikan jaminan (collateral) ketika perusahaan membutuhkan pinjaman dari luar. Dalam penelitian ini, tangibility diukur menggunakan rasio asset tetap dibagi dengan total asset dan dinyatakan dalam prosentase (Baker dan Wurgler, 2002) 6

Profitability diasosiasikan sebagai ketersediaan dana internal dalam suatu perusahaan. Berdasarkan perspektif pecking order theory, perusahaan dengan ketersediaan dana internal yang melimpah cenderung memiliki tingkat hutang yang rendah. Profitability didefinisikan sebagai rasio Earning Before Interest and Depreciation dibagi total asset dan dinyatakan dalam bentuk prosentase (Baker and Wurgler, 2002). Firm Size merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam keputusan struktur modal perusahaan. Seringkali, perusahaan besar memiliki kebutuhan dana yang besar untuk membiayai aktivitas perusahaan dan salah satu alternative pemenuhan kebutuhan dana tersebut yaitu dengan menggunakan hutang (Hapsari dan Mahfud, 2010). Size dihitung dengan logaritma net sales (Baker and Wurgler (2002), Frank and Goyal (2003). Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk menguji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan, diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Indrajaya dan Setiadi (2012), yang menguji pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan, risiko bisnis, dan profitabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variable struktur aktiva, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan, dan risiko bisnis memiliki pengaruh parsial yang positif dan signikan terhadap kebijakan struktur modal. Sedangkan variabel profitabilitas memiliki pengaruh parsial yang negatif dan signifikan terhadap kebijakan struktur modal. 7

Mas ud (2008) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal dan hubungannya terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor penentu struktur modal yang memberikan pengaruh signifikan terhadap struktur modal adalah profitability, size, growth opportunity, asset structure, dan cost of financial distress, sedangkan faktor tax shields effect tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Prabansari dan Kusuma (2005) melakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan manufaktur go public di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, pertumbuhan aktiva, profitabilitas, dan struktur kepemilikan berpengaruh positif, sementara risiko bisnis berpengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan secara signifikan. Firnanti (2011) menguji faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian tersebut yaitu bahwa ukuran perusahaan dan risiko bisnis tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal, profitabilitas mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap struktur modal, sedangkan time interest earned dan pertumbuhan aktiva mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap struktur modal. Yovin dan Santi (2012) meneliti tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel struktur 8

aktiva dan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, sedangkan variabel profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Huang and Song (2006) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan-perusahaan di Cina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa company size, tangibility, dan non debt tax shields memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal, sedangkan profitability memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal. Admaja (2010) meneliti tentang pengaruh profitability, tangibility, growth opportunity, corporate tax, non debt tax shield, dan inflation rate terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI tahun 2006-2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitability dan growth opportunity, berpengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal perusahaan, variabel tangibility, corporate tax rate, dan inflation rate tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan variabel non debt tax shield berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. Sawitri (2001) mengenai pengaruh past market valuation (market-to-book ratio, tangibility, profitability, dan firm size) terhadap struktur modal perusahaan go public yang terdaftar di BEJ sejak tahun 1992-2002. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independent secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. 9

Rustatok (2007) menguji bahwa struktur aktiva, tingkat pertumbuhan perusahaan, dan profitabilitas secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa tidak semua variabel berpengaruh terhadap struktur modal; variabel tingkat pertumbuhan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal; variabel struktur aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal; variabel profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Memang telah banyak penelitian dilakukan untuk menguji faktor-faktor yang berpengaruh pada struktur modal perusahaan, tetapi hasil penelitian menunjukkan belum konsisten. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang pengaruh growth, tangibility, profitability, dan firm size terhadap struktur modal. Penulis mengambil judul penelitian: ANALISIS PENGARUH GROWTH, TANGIBILITY, PROFITABILITY, DAN FIRM SIZE TERHADAP STRUKTUR MODAL ( Kajian Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010 ) B. Rumusan Masalah 1. Apakah growth berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah tangibility berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 10

3. Apakah profitability berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 4. Apakah firm size berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? C. Tujuan Penelitin 1. Untuk menguji pengaruh growth terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk menguji pengaruh tangibility terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk menguji pengaruh profitability terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Untuk menguji pengaruh firm size terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pihak-pihak yang membutuhkan, antara lain: 1. Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam membuat kebijakan yang berhubungan dengan pembentukan struktur modal untuk menghasilkan struktur modal yang optimal. 11

2. Bagi investor Dengan adanya penelitian ini, diharapkan investor dapat menggunakan informasi perubahan struktur modal perusahaan secara lebih cermat dalam membuat keputusan investasi. 3. Bagi akademisi Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi konseptual bagi pengembangan literatur dan menambah referensi tentang kebijakan struktur modal perusahaan dan faktor yang mempengaruhinya, sehingga dapat dijadikan rujukan dalam pengembangan penelitian yang sejenis. 12