BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib dipelajari di setiap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. kepada semua jenjang pendidikan mulai tingkat SD, SMP, SMA/SMK, bahkan. menghadapi perkembangan jaman yang semakin maju.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengetahuan manusia tentang matematika memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional abad XXI bertujuan untuk mewujudkan cita-cita

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN RPP DAN LKPD MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA MATERI PRISMA DAN LIMAS KELAS VIII SMP

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. membangun peradaban manusia di era modern seperti saat ini. Pada hakikatnya. mengalami perubahan (Wayan Somayasa, 2013: 2).

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, mandiri,

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI HIMPUNAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP/MTs

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN KELAS VII SMP/MTs

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran, dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Pembekalan Instruktur PLPG 2015

IMPLEMENTASI STANDAR PROSES PADA PEMBUATAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAGI PARA GURU DI GUGUS III CAKRANEGARA

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri karena pendidikan yang tinggi dapat

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan terkait fokus penelitian pertama: Bagaimana implementasi

BAB II LANDASAN TEORI. logika (Erman Suherman dkk, 2003: 253). Menurut Herman Hudojo (1988: 3),

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting dalam perkembangan

Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia pada Materi Lingkaran untuk Siswa Kelas VIII SMP

BAB I PENDAHULUAN. komponen, antara lain: siswa, guru, kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. upaya perwujudan kompetensi siswa, dibangun oleh berbagai unsur, yaitu unsur

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengembangan ini adalah (1) pembelajaran matematika; (2) perangkat

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran matematika wajib diberikan kepada semua peserta didik mulai

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-Undang No. 20 tahun 2003).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan jaman paradigma pendidikaan juga

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI LINGKARAN UNTUK SISWA SMP KELAS VIII

RANI DIANDINI, 2016 PENDAPAT SISWA TENTANG PELAKSANAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN TATA HIDANG DI SMK NEGERI 2 BALEENDAH

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP 1 BAYANG UTARA ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam. pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dibutuhkan untuk kehidupan. (KTSP). Sesuai dengan amanat KTSP, model pembelajaran terpadu

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan disetiap

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELARAN MATERI: PENYUSUNAN RPP

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2009:1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses)

PEDOMAN WAWANCARA DIALOG AWAL IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE RESITASI UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEMANDIRIAN DAN TANGGUNG JAWAB

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan belajar (PP nomor 32 tahun 2013). Bila dihubungkan. lingkup matematika. Sedangkan pembelajaran matematika menurut

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI KUBUS DAN BALOK UNTUK SISWA KELAS VIII SMP/MTS

BAB I PENDAHULUAN. aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar (Majid, 2014: 86). Dari pernyataan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi paling penting yang dimiliki oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh: RIZNA PERICLESERI RUFI ATNA NIM: A

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB III METODE PENELITIAN

Instructional Design

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATERI TRIGONOMETRI UNTUK SISWA SMA KELAS X DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING SKRIPSI OLEH TANTRI IKA YULANDARI

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) HANDOUT PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK TAHUN 2015

RPP DAN MATERI PKGD. Prodi PGSD Penjas FIK UNY Wawan S. Suherman, M.Ed.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik yang dikehendaki dunia kerja (Career Center Maine Department

TINJAUAN TENTANG PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS INQUIRY UNTUK PESERTA DIDIK KELAS VII SMP

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pendekatan problem based learning pada materi lingkaran dengan model

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai salah satu bidang ilmu dalam dunia pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI MATRIKS SISWA KELAS XI MIA SMAN 6 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

GAMBARAN UMUM PERANGKAT PEMBELAJARAN GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN. Ria Mayasari

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESULITAN GURU MATEMATIKA KELAS VII DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 DI SMP N 12 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadikan motivasi pemerintah untuk selalu memperbaiki sistem

PF-42: PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MATERI LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MEMFASILITASI PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ke arah positif. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib dipelajari di setiap jenjang pendidikan di Indonesia, mulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK. Seiring dengan perkembangan zaman, upaya peningkatan mutu harus dilakukan secara menyeluruh, mencakup berbagai perkembangan dimensi kebutuhan masyarakat. Salah satunya adalah dengan mengembangkan perangkat pembelajaran matematika yang berkualitas. Dalam pembelajaran matematika di SMP, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan bukanlah permasalahan yang mudah, banyak sekali kendala yang ditemui. Rata-rata nilai Ujian Nasional (UN) dari tahun ke tahun belum meningkat signifikan. Pada tahun 2011 nilai rata-rata ujian nasional adalah 7,88. Pada tahun 2012 rata-rata nilai ujian nasional adalah 7,47. Pada tahun 2013 rata-rata nilai ujian nasional adalah 6,10. Pada tahun 2014 rata-rata nilai ujian nasional adalah 6,52 sedangkan pada tahun 2015 rata-rata nilai ujian nasional adalah 62,1. Hal ini mendukung pentingnya pengembangan pembelajaran matematika di SMP. Pembelajaran matematika seringkali menggunakan metode ceramah. Dalam metode ceramah guru cenderung menjelaskan kepada peserta didik secara sepihak. Hal ini dapat menyebabkan peserta didik hanya dapat menggunakan materi matematika tanpa mengetahui proses menemukan konsep tersebut. Pembelajaran yang dilakukan seperti ini kurang bermakna yang dapat mengakibatkan hasil belajar peserta didik tidak maksimal. Selain itu, pengembangan kompetensi siswa 1

mencakup dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan, tetapi mungkin hanya dimensi pengetahuan. Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik jika seorang guru melaksanakan perencanaan dan persiapan mengajar dengan baik, cermat dan sistematis. Perencanaan dan pesiapan mengajar hingga pelaksanaan pembelajaran merupakan strategi haluan untuk bertindak dalam rangka mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah ditentukan Permendikbud 54 tahun 2013. Dalam Permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses dan Permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah juga mengisyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan perencanaan dan persiapan mengajar meliputi penyusunan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan media pembelajaan yang mengacu pada Standar Isi (SI). Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus dikembangkan berdasarkan SKL dan SI untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pada setiap tahun ajaran tertentu. Selanjutnya silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan RPP. Menurut Hosnan (2014: 99), RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran agar lebih terarah dan berjalan secara efektif dan efesien. Komponen RPP terdiri atas: identitas sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, alokasi waktu, Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian kompetens, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, 2

penilaian, media/alat, bahan dan sumber belajar. Proses pembelajaran merupakan suatu sistem di dalamnya terdapat berbagai komponen pengajaran yang saling terintegrasi untuk mencapai tujuan. Salah satu komponen tersebut adalah penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran yang terkait dengan komponen lainnya dalam mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu bahan ajar yang dapat dikembangkan oleh guru adalah lembar kegiatan peserta didik atau lembar kegiatan siswa (LKS). Menurut Depdiknas (2008: 13), lembar kegiatan siswa (student worksheet) adalah lembaranlembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Melalui LKS aktivitas dan kreatifitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dapat ditingkatkan, penyampaian materi dapat dipermudah dengan menggunakan LKS. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara peserta didik dan guru, sehingga dapat meningkatkan aktifitas peserta didik dalam peningkatan prestasi belajar. Dengan menggunakan LKS dalam pengajaran akan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk ikut aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru bertanggung jawab dalam memantau siswa dalam proses belajar mengajar. Penggunaan LKS sebagai alat bantu pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik. Menurut Sudiati (2003: 11), salah satu cara membuat siswa aktif adalah dengan menggunakan LKS. Namun berdasarkan hasil observasi, LKS yang digunakan di sekolah-sekolah pada umumnya berupa LKS yang menekankan rumus-rumus tanpa penjelasan terkait diperolehnya rumus tersebut. Pembelajaran yang menggunakan LKS seperti 3

ini memiliki keterbatasan dalam meningkatkan kompetensi peserta didik dan tidak sesuai karakteristik pembelajaran dalam Permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah. Salah satu cara mencapai kompetensi dalam pembelajaran adalah dengan menggunakan LKS yang disesuaikan dengan karakteristik pembelajaran. Dalam Depdiknas (2008: 28) LKS disusun memperhatikan komponen evaluasi kelayakan yaitu; kelayakan isi, kelayakan kebahasaan, kelayakan penyajian dan kelayakan kegrafikan. Kemudian komponen-komponen tersebut dijadikan acuan dalam pengembangan LKS yang baik. Menurut Nieveen (1999: 126), suatu produk pengembangan material kegiatan pembelajaran harus memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif. Perangkat pembelajaran dikatakan valid jika perangkat pembelajaran tersebut dinyatakan layak digunakan dengan revisi atau tanpa revisi oleh validator. Perangkat pembelajaran dikatakan praktis jika peserta didik dan guru memberikan respon baik terhadap kebermanfaatan dan kemudahan perangkat pembelajaran. Selain itu, perangkat pembelajaran dikatakan efektif berdasarkan menggunakan perangkat pembelajaran sebagai hasil evaluasi formatif sesuai dengan harapan. Seiring dengan pengembangan RPP dan LKS yang harus dilakukan oleh setiap pendidik, pemilihan metode pembelajaran disetiap kegiatan belajar haruslah tepat. Metode pembelajaran harus mampu menciptakan suatu interaksi secara aktif antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan objek belajar sehingga dapat membuat siswa secara mandiri menemukan konsep dari materi yang diajarkan. Selain itu, metode pembelajaran yang digunakan juga harus dapat membuat siswa merasa 4

tertantang untuk mengikuti kegiatan belajar. Salah satu metode pembelajaran yang dapat dipilih dan dikembangkan oleh guru adalah metode pembelajaran pendekatan scientific berbasis Problem Based Learning (PBL). Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran yang diawali dari suatu permasalahan yang digunakan sebagai sarana untuk investigasi siswa. Permasalahan yang disajikan diawal pembelajaran merupakan masalah yang autentik dan bermakna. Setiap siswa ataupun kelompok harus menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut secara mandiri ataupun kelompok. Dengan berusaha memecahkan permasalahan secara mandiri ataupun kelompok, diharapkan peserta didik akan mampu mendapatkan pengetahuan yang bermakna. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukanan (Trianto, 2009: 91) yaitu suatu konsekuensi logis, bahwa dengan memecahkan masalah secara mandiri ataupun kelompok melalui pengalaman-pengalamannya, siswa akan menggunakan pengalaman pemecahan masalah tersebut untuk memecahkan masalah yang serupa, hal ini dikarenakan pengalaman memberikan suatu makna tersendiri bagi seorang siswa. Dari uraian dan pentingnya menyediakan perangkat pembelajaran pada materi lingkaran untuk peserta didik kelas VIII maka dalam penelitian ini, peneliti akan mengembangkan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan penjabaran di atas. Penelitian ini diberi judul Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan materi lingkaran pendekatan scientific berbasis problem based learning untuk Peserta Didik Kelas VIII SMP 5

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diperoleh beberapa permasalahan sebagai berikut. 1. Guru mengalami kesulitan dalam menyajikan permasalahan-permasalahan yang mudah dipahami dan dibayangkan oleh peserta didik. 2. Peserta didik sulit memahami materi yang disajikan dalam buku sekolah. 3. Pengembangan RPP dan LKS yang ada belum dapat membuat peserta didik untuk berperan secara aktif dan mandiri dalam setiap kegiatan belajar yang dilakukan. 4. Kebanyakan LKS yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah suatu ringkasan materi dan kumpulan soal yang tidak memberikan kesempatan siswa untuk dapat menemukan konsep dari materi tersebut secara mandiri. 5. Masih terbatasnya pengembangan RPP dan LKS dengan menggunakan metode pembelajaran yang inovatif. C. Pembatasan Masalah Masalah dalam penelitian ini difokuskan pada pengembangan perangkat pembelajaran materi lingkaran dengan pendekatan Scientific berbasis Problem Based Learning untuk siswa SMP kelas VIII. Materi lingkaran dipilih karena unsurunsur lingkaran (juring, busur, tali busur, apotema, dan tembereng) baru dipelajari di kelas VIII dan perhitungan panjang busur. Dengan menggunakan RPP dan LKS materi lingkaran untuk peserta didik kelas VIII SMP yang mencakup mengidentifikasi unsur-unsur lingkaran, menentukan panjang busur pada lingkaran, dan menentukan luas juring pada lingkaran dengan menggunakan pendekatan 6

Scientific berbasis Problem Based Learning. Dengan memperhatikan tiga aspek yaitu kevalidan, kepraktisan dan keefektifan. D. Rumusan Masalah 1. Bagaimana proses pengembangan RPP dan LKS materi lingkaran dengan pendekatan scientific berbasis Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran matematika SMP kelas VIII sehingga berkualitas? 2. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan scientific berbasis Problem Based Learning (PBL) pada materi lingkaran untuk siswa SMP kelas VIII ditinjau dari tiga aspek yaitu kevalidan, kepraktisan dan keefektifan? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka ditetapkan tujuan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengembangan perangkat pembelajaran matematika materi lingkaran dengan pendekatan Scientific berbasis Problem Based Learning untuk siswa SMP kelas VIII dengan rincian tujuan sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan pengembangan RPP dan LKS materi lingkaran dengan pendekatan scientific berbasis Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran matematika SMP kelas VIII yang berkualitas. 2. Meneliti dan meningkatkan kualitas perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan Scientific berbasis Problem Based Learning (PBL) pada materi lingkaran untuk siswa SMP kelas VIII ditinjau dari tiga aspek yaitu kevalidan, kepraktisan dan keefektifan. 7

F. Manfaat Penelitian Dari tujuan penelitian di atas, diharapkan penelitian ini dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak, antara lain. 1. Bagi Pendidik dan Calon Pendidik a. Memberikan alternatif pilihan proses pembelajaran dengan variasi sumber belajar yang mendukung proses mengajar sebagai implementasi kurikulum 2013. b. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam kegiatan pembelajaran pada materi lingkaran. 2. Bagi Peserta Didik Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memfasilitasi peserta didik dalam melakukan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, sehingga memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. 3. Bagi Sekolah Memberikan warna dan inovasi pembelajaran di sekolah serta sebagai rujukan dalam pengembangan perangkat pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah. 8