BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Denge (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai pembawa virus. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian. DBD merupakan penyakit menular yang sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) di Indonesia (Salawati, 2010). Sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri, DBD pertama kali dicurigai di Surabaya pada tahun 1968, tetapi konfirmasi analisa baru diperoleh tahun 1970. Di Jakarta kasus pertama kali dilaporkan pada tahun 1969 (Depkes RI, 2008). Bukan hanya dibeberapa daerah dianggap sebagai penyakit dengan siklus lima tahunan, kini cenderung menimbulkan ledakan disetiap tahunnya. Penyakit itu dapat menularkan ke semua orang dan mengakibatkan kematian, terutama pada anak, serta sering menimbulkan kejadian luar biasa atau wabah. Penyakit ini juga berkaitan erat dengan kondisi lingkungan sekitar tempat tinggal ( Komara, 2010). Program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dibutuhukan untuk menurunkan angka penderita DBD, PSN adalah Kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat untuk meningkatkan angka bebas jentik (ABJ) dan menurunkan angka penderita demam berdarah di lingkungan masyarakat. Program tersebut membutuhkan peran serta masyarakat untuk menurunkan angka penderita demam 1
2 berdarah, mengingat nyamuk Aedes aygepty sebagai pembawa virus dengue yang merupakan penyebab penyakit DBD meletakan telurnya di dalam rumah. Selain itu partisipasi dari masyarakat dalam memberantas jentik nyamuk Aedes aygepty sangat dibutuhkan untuk menjalankan program PSN ( Kusumawati, 2008). Partisipasi PSN memiliki pengaruh yang bermakna dengan penerapan jentik nyamuk. Data hasil analisis bivariat menunjukkan nilai RP= 3,103 (95%CI=1,869-5,149) dengan nilai p= 0,0001. Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan masyarakat yang memiliki tingkat partisipasi rendah terhadap PSN terdapat penerapan jentik nyamuk sebesar 3,103 kali dibandingkan dengan masyarakat yang memiliki partisipasi tinggi terhadap PSN. Dengan demikian maka tingkat partisipasi PSN memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap penerapan jentik nyamuk (Setyobudi, 2011). PSN merupakan kegiatan yang dihasilkan dari pengembangan tujuh program pokok pengendalian DBD oleh Kementrian Kesehataan di daerah daerah pemukiman, program PSN yang dijalankan oleh masyarakat kemudian dipantau oleh juru pemantau jentik (jumantik) agar berjalan secara efektif. Jumantik adalah warga masyarakat yang tinggal didaerah pemantauan yang direkrut, dilatih untuk melakukan proses edukasi dan memantau pelaksaan PSN plus di setiap RW. Tugas jumantik diantaranya, memastikan keberadaan jentik nyamuk Aydes aegepty. Tempat yang dicurigai sebagai tempat perkembangbiakan jentik nyamuk seperti penampungan air atau ada genangan air yang jernih bukan beralaskan tanah, karena nyamuk Aedes aygepty suka bertelur serta meletakan telurnya pada genangan air yang bersih dan tidak beralaskan langsung dengan
3 tanah seperti pada bak mandi, tempat penampungan air kulkas, penampungan pembuangan air AC, penampungan dispenser, vas bunga, barang barang bekas, pot pot bunga,penampungan air hujan, kolam ikan, kaleng bekas dan emberember tempat penampungan air, dan kebanyakan berada didalam rumah, Selain itu jumantik juga mengedukasi dan mebantu melakukan 3M Plus dilingkungan rumah. Program PSN yang dilakukan oleh masyarakat dan di pantau oleh kader Jumantik dikatakan masih kurang baik karena kurangnya kerjasama antara masyarakat dengan kader jumantik namun dilihat dari jumlah kasus DBD di Kelurahan Kayu Putih mengalami penurunan sejak tanggal 8 Februari 2016. Menurut survey awal yang saya lakukan di kelurahan Kayu Putih terdapat 10 kader jumantik di setiap RW yang terdiri dari 1 kordinator dan 9 anggota kader jumantik. Data rekapitulasi pada kegiatan pemantauan jentik oleh Jumantik, ABJ di kelurahan kayu putih masih 93%. Hal ini di ketahui dari data yang didapat dari kelurahan Kayu Putih pada bulan Desember tahun 2015 ditemukan 50 tempat yang positif terdapat jentik dari 12 rumah yang diperiksa,dan pada bulan Januari 2016 ditemukan 28 tempat yang positif terdapat jentik dari 13 rumah yang diperiksa. Pada pemeriksaan yang dilakukan pada 12 Februari 2016 masih ditemukan 10 tempat yang positif terdapat jentik, selain itu data rekapitulasi puskesmas kelurahan kayu putih masih terdapat 12 orang yang terkena DBD dari tahun 2015-2016. Kondisi lingkungan di kelurahan Kayu Putih sudah cukup baik namun prilaku dari masyarakat yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan tempat tinggal dan sekitar sehingga dapat menjadi tempat
4 perkembangbiakan vektor merupakan faktor utama masih terdapatnya container nyamuk Aedes aegypti. Untuk itu peneliti ingin mengetahui Peran jumantik terhadap program PSN dan Angka Bebas Jentik di kelurahan Kayu Putih, kecamatan Pulogadung kota adminstrasi Jakarta Timur tahun 2017. 1.2 Perumusan Masalah Pada tahun 2015 kelurahan Kayu Putih menduduki tiga tertinggi penderita DBD yaitu sebanyak 42 kasus dan masih ditemukan 10 tempat yang positif sebagai container jentik nyamuk Aedes aegypti namum setelah dilakukan PSN secara rutin dan efektif oleh kader jumantik, maka penderita DBD turun menjadi 18 Kasus. Untuk itu peneliti ingin mengetahui bagaimana peran jumantik terhadap program PSN dan Angka Bebas Jentik di kelurahan Kayu Putih, kecamatan Pulogadung kota adminstrasi Jakarta Timur tahun 2017. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Adapun tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peran jumantik terhadap program PSN dan Angka Bebas Jentik di kelurahan Kayu Putih, kkecamatan Pulogadung Kota Adminstrasi Jakarta Timur tahun 2017. 1.3.2 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui gambaran karakteristik kader Jumantik di Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulogadung Kota Adminstrasi Jakarta Timur tahun 2017.
5 2. Mengetahui kategori tingkat keaktifan kader Jumantik terhadap terhadap program pemberantasan sarang nyamuk dan angka bebas jentik (ABJ) di kelurahan Kayu Putih, kecamatan Pulogadung Kota Adminstrasi Jakarta Timur tahun 2017. 3. Mengetahui angka bebas jentik (ABJ) di Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulogadung Kota Adminstrasi Jakarta Timur tahun 2017. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi pemerintah atau Kelurahan Kayu Putih, dapat dijadikan masukan dalam menentukan program penanggulangan jentik dan kebijakan kebijakan yang berhubungan dengan PSN yang dilaksanakan oleh Jumantik. 2. Bagi Jumantik, dapat dijadikan sumber informasi untuk mengetahui program yang efektif untuk dijalankan terhadap penurunan angka jentik nyamuk Aedes aygpti. 3. Bagi, sebagai literatur kepustakaan di bidang penelitian mengenai peran jumantik terhadap program PSN dan Angka Bebas Jentik di kelurahan Kayu Putih, kkecamatan Pulogadung Kota Adminstrasi Jakarta Timur tahun 2017. 4. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat digunakan sebagai perbandingan atau bahan referensi bagi penelitian dengan objek yang sama di masa mendatang.