BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian sastra, seorang peneliti harus memiliki kemampuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat bahwa:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ditinjau dari tempat atau lokasi penelitiannya, penelitian ini termasuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Konveksi Lida Jaya Padurenan Kudus.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kondisi aktual tentang proses

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. HalinisesuaidenganpendapatSugiyonoyangmendeskripsikan penelitian kualitatif sebagai berikut: 69

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. postpositivisme (realitas dipandang sebagai sesuatu yang konkrit, dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe deskriptif.strauss dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti mengadakan penelitian di MI NU Banat Kudus untuk menggali data dengan menggunakan metode sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data; (D) Instrumen Penelitian; (E) Data dan Sumber Data; (F) Teknik Analisis Data;

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini akan menguraikan jenis dan pendekatan penelitian, tempat dan waktu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pos PAUD di RW 04 Desa Kertamukti Kecamatan Haurwangi dan sekitarnya.

III. METODE PENELITIAN. untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis ataupun lisan tentang orang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan menambah pengetahuan. Meneliti dilakukan untuk memperkaya dan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan struktural (objektif). Metode dan pendekatan ini dianggap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah atau natural setting (Sugiyono, 2012

BAB III METODE PENELITIAN. berupaya menggambarkan suatu fenomena atau kejadian dengan apa adanya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III Pendekatan dan Metode Penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (1993 : 65), pada dasarnya metode yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai manajemen di

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan tipe

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Untuk mendeskripsikan Kinerja Guru MAN Model Palangka Raya.

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui pemahaman konsep dan implementasi softskills

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan dalam penelitian berupa kata-kata tertulis atau lisan. Hal ini sesuai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian dengan latar alamiah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan organisasi tersebut dapat membantu mengembangkan potensi yang. hari untuk mengelola tindakan yang akan dilakukan.

Penelitian ini tidak tergolong kepada penelitian kuantitatif karena tujuan pokok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. studi kasus pada perusahaan yang memberikan gambaran mengenai obyek

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas pelayanan Dinas

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan campuran, sebagaimana yang diungkapkan oleh Creswell (2009)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tepat agar tujuan penelitian dapat tercapai. Metode yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. natural setting (Sugiyono, 2012 : 8), penelitian kualitatif merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian, (7) Keabsahan Data, (8) Teknik Analisa Data.

Pertama, penulis bermaksud mengembangkan konsep pemikiran,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penggunaan pendekatan penelitian kualitatif didasarkan atas pertimbangan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. No 95 Pesawahan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain sebagai penelitian yang bertipe deskriptif, dengan

RESUME BUKU. Judul Buku : Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D (Hal. 283 s.d 393)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Research), yaitu penelitian yang dilakukan disuatu lokasi ditengah-tengah

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Arab di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Ponorogo.

Transkripsi:

117 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian sastra, seorang peneliti harus memiliki kemampuan memilih dan menggunakan metode sesuai dengan kekhasan sifat karya sastra yang diteliti. Ratna (2010: 39) mengatakan bahwa... penelitian sastra pada dasarnya memanfaatkan dua macam penelitian, yaitu penelitian lapangan dan perpustakaan. Penelitian lapangan dilakukan berkaitan dengan objek penelitian yang berupa sastra lisan. Penelitian lapangan menggunakan instrumen dan metode yang hampir sama dengan penelitian ilmu-ilmu sosial lainnya. Ada pun penelitian kepustakaan secara khusus meneliti naskah-naskah sastra. Penelitian merupakan kegiatan ilmiah, maka metode yang digunakan pun harus sistematis dan prosedural. Menurut Siswantoro (2010: 56) Penelitian sastra, sebagaimana penelitian disiplin lain, bersandar pada metode yang sistematis. Hanya saja penelitian sastra bersifat deskriptif, karena itu metodenya juga digolongkan ke dalam metode deskriptif. Menurut Nawawi (1995: 63) metode deskriptif adalah sebagai berikut. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (novel, drama, cerita pendek, puisi) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa penelitian sastra bersifat deskriptif sehingga metode yang digunakan pun metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan prosedur penelitian yang berupaya memecahkan masalah-

118 masalah penelitian dengan cara mengungkapkan dan menggambarkan objek penelitian dengan apa adanya. Penggambaran tersebut didasarkan pada fakta-fakta yang ada secara objektif. Dengan menggunakan metode deskriptif, seorang peneliti sastra dituntut mampu mengungkapkan dan mendeskripsikan fakta-fakta atau data sebagaimana adanya. Dalam penelitian sastra, dapat digunakan gabungan dari dua metode atau lebih asalkan metode-metode yang digabungkan tidak saling bertentangan. Peneliti bisa menggunakan gabungan metode deskriptif dengan metode analisis isi. Gabungan kedua metode tersebut dinamakan metode deskriptif analitis. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ratna (2010: 53) bahwa Metode deskriptif analitis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Dalam metode deskriptif, mula-mula data atau faktafakta dideskripsikan dengan tujuan menemukan unsur-unsurnya. Setelah ditemukan, unsur-unsur tersebut dianalisis satu per satu. Pendeskripsian fakta dan data tidak sekadar identifikasi data, tetapi dilanjutkan dengan proses analisis terhadap data tersebut. Proses analisis tidak sekadar menguraikan tetapi juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya. Berdasarkan penjelasan tersebut, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analitis digunakan untuk mendeskripsikan fakta-fakta yang terdapat dalam cerita-cerita rakyat secara logis. Fakta-fakta tersebut berupa struktur intrinsik. Mula-mula data dideskripsikan dengan tujuan menemukan unsur-unsur intrinsik. Unsur-unsur intrinsik dianalisis dan ditafsirkan untuk memperoleh gambaran makna yang terkandung di

119 dalamnya. Selanjutnya, makna tersebut ditafsirkan. Penafsiran terhadap unsurunsur intrinsik dilakukan dengan tujuan untuk menemukan kandungan nilai-nilai budaya dan moral. 3.2 Sumber Data Penelitian Sumber data penelitian terdiri atas dua macam, yaitu sumber data utama (primer) dan tambahan (skunder). Menurut Moleong (2007: 157) Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama penelitian ini adalah cerita-cerita rakyat yang dituturkan langsung oleh informan. Penuturan tersebut direkam. Perekaman dilakukan ketika peneliti melakukan wawancara dengan informan. Adapun sumber data tambahan adalah sumber tertulis berupa naskah cerita-cerita rakyat. Naskah cerita-cerita rakyat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah naskah cerita-cerita rakyat Indramayu yang terhimpun dalam buku Sejarah Indramayu cetakan ke-2 yang disusun oleh H. A. Dasuki tahun 1977. Selain itu, penulis melengkapi data penelitian dengan foto-foto dan gambargambar. Sebagaimana dikatakan oleh Moleong (2007: 161) bahwa Penggunaan foto untuk melengkapi sumber data jelas besar sekali manfaatnya. Penggunaan foto tersebut bukan sebagai bahan analisis. Foto atau gambar-gambar hanyalah sebagai pendukung dalam menghasilkan data. Jadi, penggunaan foto hanya sebagai pelengkap data. Adapun foto-foto dan gambar-gambar yang peneliti gunakan sebagai pelengkap data adalah foto-foto atau gambar-gambar tokoh masyarakat, benda-benda, dan tempat-tempat tertentu yang dianggap ada hubungannya dengan terjadinya peristiwa cerita-cerita rakyat.

120 Dalam penelitian ini, penulis merekam sejumlah cerita rakyat dari beberapa informan di berbagai tempat di Indramayu. Cerita-cerita rakyat tersebut, penulis kumpulkan untuk dijadikan bahan analisis. Akan tetapi, tidak semua cerita rakyat yang direkam penulis analisis. Cerita-cerita rakyat yang penulis analisis adalah sebagai berikut. Pertama, cerita-cerita rakyat yang masih dekat di hati sebagian masyarakat Indramayu. Kedua, cerita-cerita rakyat tersebut dianggap masih mempunyai kekuatan tertentu oleh sebagaian masyarakat Indramayu. Ketiga, cerita-cerita rakyat tersebut dianggap suci dan benar-benar terjadi oleh sebagian masyarakat Indramayu. 3.3 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data atau informasi, seorang peneliti harus menggunakan teknik pengumpulan data yang sesuai. Teknik pengumpulan data dalam penelitian bermacam-macam. Sugiyono (2008: 225) mengatakan bahwa Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participan observation), wawancara mendalam (in depth interview), dokumentasi, dan triangulasi. Hal yang hampir sama diungkapkan oleh Nasution (1992: 54) bahwa Metode pengumpulan data kualitatif yaitu observasi, wawancara, dokumen, dan membuat catatan lapangan. Adapun menurut Moleong (2007: 174) Pengumpulan data kualitatif dapat dilakukan dengan cara: pengamatan, wawancara, catatan lapangan, dan penggunaan dokumen.

121 Berdasarkan ketiga pendapat tersebut, penulis berkesimpulan bahwa teknik pengumpulan data penelitian kualitatif meliputi: observasi, wawancara, catatan lapangan, dokumentasi, dan triangulasi. Observasi dan wawancara digunakan untuk mengumpulkan data utama (primer). Dalam melakukan observasi, peneliti memilih, mengumpulkan, dan mencatat data yang relevan dari beberapa informan. Dalam melakukan observasi, peneliti juga melakukan wawancara. Proses wawancara direkam agar informasi atau data yang diperoleh benar-benar asli dan lengkap. Adapun studi dokumentasi dan catatan lapangan digunakan untuk mengumpulkan sumber data tambahan (skunder). Sumber data skunder berfungsi untuk melengkapi data utama hasil wawancara dan observasi. Penggunaan bahan dokumen memberikan manfaat yang berharga asal saja dokumen yang dimanfaatkan berupa informasi atau data yang mendukung data hasil observasi dan wawancara. Pada tahap awal, mungkin peneliti belum mengetahui secara pasti data apa saja yang relevan dengan penelitian. Oleh karena itu, sebelum dan setelah memasuki lapangan, peneliti harus sudah mulai melakukan pencatatan. Teknik pengumpulan data berikutnya adalah triangulasi. Triangulasi adalah teknik pengumpulan data dengan menggabungkan berbagai metode dan teknik pengumpulan data serta sumber data yang ada. Dengan triangulasi, informasi atau data yang terkumpul menjadi lebih reliabel dan kredibel. Melakukan pengumpulan data dengan triangulasi berarti peneliti juga menguji reliabilitas dan kredibilitas data dengan menggunakan berbagai metode, teknik, dan sumber data yang ada. Dengan demikian, dengan menggunakan teknik triangulasi, data yang diperoleh akan lebih konsisten dan berkualitas.

122 Berdasarkan uraian tersebut, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi, catatan lapangan, dan triangulasi. Jenis observasi yang digunakan adalah observasi terang-terangan (overt observation). Observasi terang-terangan adalah observasi yang dilakukan dengan cara peneliti menyatakan terus terang bahwa ia sedang malakukan penelitian dan pengumpulan data. Wawancara mendalam (in depth interview) adalah wawancara yang dilakukan untuk menemukan permasalahan secara terbuka agar informan dapat mengemukakan pendapat dan ide-idenya secara bebas tanpa merasa ditekan. Studi dokumentasi dilakukan untuk memperoleh dokumen yang dijadikan sumber data skunder yaitu naskah ceritacerita rakyat. Pencatatan lapangan dilakukan untuk mencatat apa yang dilihat, didengar, dan diamati selama observasi dan wawancara. Ada pun triangulasi digunakan peneliti untuk mengecek reliabilitas dan kredibilitas data. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa instrumen. Instrumen berarti alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data. Penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif. Oleh karena itu, berbeda pula instrumen penelitiannya. Menurut Moleong (2007: 163) Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan serta, namun peranan penelitilah yang menentukan keseluruhan skenarionya. Nasution (1992: 54) mengatakan bahwa Dalam penelitian naturalistik, peneliti sendirilah yang menjadi instrumen utama yang terjun ke lapangan serta berusaha sendiri mengumpulkan informasi melalui observasi atau wawancara. Hal yang sama diungkapkan oleh Sugiyono (2008: 223-224) bahwa Dalam penelitian kualitatif,

123 instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya, ada kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang ditemukan melalui observasi dan wawancara. Penelitian kualitatif mengharuskan peneliti mengumpulkan data dan informasi dengan terjun ke lapangan. Data dan informasi itu dikumpulkan oleh peneliti melalui kegiatan observasi ke tempat-tempat tertentu. Peneliti terjun ke lapangan dan melebur bersama masyarakat. Peneliti juga melakukan wawancara dengan masyarakat yang menjadi informan. Wawancara dilakukan dengan sistem terbuka dan tidak berstruktur. Data atau informasi penelitian kualitatif dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi yang terjadi di lapangan. Dalam keadaan demikian, peneliti memegang peranan sebagai instrumen kunci. Peneliti terjun ke lapangan untuk melakukan pengumpulan, analisis, dan verifikasi data. Oleh karena itu, peneliti dapat mengembangkan instrumen-intrumen lain dalam mengumpulkan data, yaitu observasi dan wawancara. Dari ketiga pendapat tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Sebagai instrumen utama, peneliti memiliki fungsi, yaitu: menetapkan fokus penelitian, memilih informan, dan melakukan pengumpulan data. Peneliti juga melakukan kegiatan analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan hasil penafsiran data tersebut. Peneliti juga melakukan observasi ke lapangan dan melakukan wawancara dengan beberapa informan. Agar lebih akurat, data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara tersebut harus dibandingkan dengan data yang diperoleh dari hasil

124 studi dokumentasi dan catatan lapangan. Dengan demikian, selain peneliti sendiri, instrumen lain yang digunakan dalam pengumpulan data adalah lembar observasi, pedoman wawancara, buku catatan lapangan, dan dokumentasi. Berikut ini beberapa contoh instrumen yang digunakan penulis dalam pengumpulan data penelitian. Tabel 3.1 Instrumen Observasi Lokasi objek :... Jenis objek :... Waktu :... No KODING DATA HASIL PENGAMATAN 1.

125 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara Informan (Tokoh Masyarakat) No Fokus Penelitian Materi Indikator Jumlah Soal 1. Cerita rakyat 1. Konteks cerita rakyat. 2. Kebenaran cerita rakyat. 3. Nilai-nilai budaya dan moral cerita rakyat. 4. Manfaat cerita rakyat. 1. Penutur (asli) cerita rakyat. 2. Sumber tuturan penutur cerita rakyat. 3. Jangka waktu belajar menguasai cerita rakyat. 4. Pendengar tuturan cerita rakyat. 5. Tujuan menuturkan cerita rakyat. 6. Kebenaran kejadian cerita rakyat. 10 7. Kepercayaan masyarakat terhadap kebenaran kejadian cerita rakyat. 8. Bukti-bukti pendukung kebenaran kejadian cerita rakyat. 9. Nilai-nilai budaya dan moral cerita rakyat. 10. Cerita rakyat sebagai bahan ajar di sekolah

126 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara Informan (Guru Bahasa Indonesia) No Fokus Penelitian Materi Indikator Jumlah Soal 1. Fungsi Sastra 1. Pemilihan bahan ajar. 2. Pembelajaran Sastra. 3. Manfaat karya sastra. 1. Kesulitan pemilihan bahan ajar sastra. 2. Pentingnya pembelajaran sastra. 3. Kriteria pemilihan bahan ajar sastra. 10 4. Kemandirian dalam memilih bahan ajar sastra. 5. Cerita-cerita rakyat sebagai bahan ajar sastra. 6. Kesulitan mencari sumber bahan ajar cerita-cerita rakyat Indramayu. 7. Kesulitan menyajikan bahan ajar cerita-cerita rakyat Indramayu. 8. Kebermanfaatan cerita-cerita rakyat sebagai bahan ajar sastra. 9. Pesan-pesan moral ceritacerita rakyat Indramayu. 10. Kebermanfaatan cerita-cerita rakyat Indramayu dalam membentuk karakter.

127 3.4 Proses dan Teknik Analisis Data Bermacam-macam cara dapat dilakukan dalam menyusun dan mengolah data. Moleong (2007: 280) mengatakan bahwa Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Adapun Sugiyono (2008: 244) mengatakan bahwa Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh peneliti sendiri maupun orang lain. Kedua definisi tersebut mengandung pengertian bahwa analisis data merupakan proses menyusun data secara sistematis melalui langkah-langkah tertentu. Data yang telah diperoleh diorganisasi ke dalam pola dan kategori tertentu. Peneliti menjabarkan data ke unit-unit, menyusun ke dalam pola, memilih data yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan. Analisis merupakan pengujian secara sistematis terhadap data untuk menentukan bagian-bagian, hubungan antarbagian, dan hubungannya dengan keseluruhan sehingga akan diperoleh makna. Dengan demikian, data yang diperoleh mudah dipahami, baik oleh peneliti sendiri maupun orang lain. Dalam penelitian kualitatif, proses analisis data dimulai selama proses penelitian berlangsung. Artinya, analisis data dapat dilakukan peneliti sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Hal

128 tersebut sesuai dengan pendapat Nasution (1992: 138) bahwa Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Pendapat tersebut tidak berbeda dengan pendapa Sugiyono (2008: 245) bahwa Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Demikian pula dengan pendapat Moleong (2007: 281) bahwa... analisis data itu dilakukan dalam suatu proses. Proses berarti pelaksanaanya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif sesudah meninggalkan lapangan. Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam ketiga pengertian tersebut adalah sebagai berikut. Analisis data merupakan proses yang sistematis. Proses analisis data harus dilaksanakan secara intensif dan terus-menerus. Analisis data harus sudah dilakukan sejak peneliti merumuskan masalah atau sebelum memasuki lapangan. Proses analisis data dilakukan selama penelitian di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data, misalnya saat wawancara atau observasi. Analisis data juga dilakukan setelah selesai proses penelitian di lapangan. Dengan demikian, proses analisis data penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai penelitian. Kegiatan analisis data dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas. Kegiatan analisis data dilakukan melalui langkahlangkah atau tahapan. Sugiyono (2008: 246) mengatakan bahwa Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verivication. Namun, tidak ada teknik analisis data tertentu yang dapat

129 dijadikan pegangan peneliti. Oleh karena itu, setiap peneliti harus mencari sendiri langkah-langkah atau teknik analisis data yang cocok dengan sifat penelitiannya. Menurut Nasution (1992: 129) Salah satu cara yang dapat dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah berikut yang masih bersifat umum, yakni (1) reduksi data, (2) display data, dan (3) mengambil kesimpulan atau verifikasi. Pendapat-pendapat tersebut mengandung beberapa pengertian sebagai berikut. Analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terusmenerus sampai penelitian tuntas sehingga data benar-benar jenuh. Langkahlangkah analisis data meliputi kegiatan: reduksi data, display data, dan verifikasi atau penyimpulan. Langkah-langkah analisis tersebut sesuai dengan karakter data penelitian kualitatif. Data kualitatif umumnya terdiri atas kata-kata dan deskripsi yang maknanya bergantung pada konteks penggunaan kata-kata tersebut. Katakata, deskripsi, atau uraian lebih menarik dan bermakna. Selain itu, kata-kata atau deskripsi lebih mudah ditangkap dan meyakinkan pembaca. Penjelasan ketiga tahapan analisis data menurut Nasution tersebut adalah sebagai berikut. 1) Reduksi Data Semakin lama penelitian berlangsung, jumlah data yang diperoleh semakin banyak dan kompleks. Untuk itu, perlu segera dilakukan analisis melalui reduksi data. Reduksi data adalah proses merangkum, memilih hal-hal yang pokok, mengutamakan pada hal-hal yang penting, dan menyusun secara sistematis datadata yang masih mentah sehingga mudah dikendalikan. Data yang telah direduksi

130 akan memberikan gambaran yang jelas tentang hasil pengamatan. Reduksi data juga mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya. 2) Display Data Display data adalah menyusun dan menyajikan data dengan berbagai pola seperti: matriks, grafik, network, dan carts. Selain itu, data kualitatif sering disajikan dalam bentuk naskah yang bersifat deskriptif atau naratif. Penyajian data mempermudah peneliti melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu penelitian. Setelah direduksi, data sementara hasil penelitian disajikan (display). Display data mempermudah peneliti memahami, menganalisis, dan menafsirkan data yang diperoleh. Penyajian data juga dapat digunakan sebagai dasar dalam merencanakan langkah-langkah penelitian selanjutnya. Dengan demikian, dalam display data terdapat kegiatan menganalisis dan menafsirkan data. 3) Penyimpulan dan Verifikasi Data Penyimpulan adalah mengambil kesimpulan terhadap data-data yang telah terkumpul. Penyimpulan dapat dilakukan selama proses penelitian berlangsung. Kesimpulan dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak. Kesimpulan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Kesimpulan awal masih bersifat sementara dan akan selalu berubah selama penelitian berlangsung. Oleh karena itu, peneliti harus melakukan pemeriksaan keabsahan data secara cermat selama penelitian berlangsung. Dengan demikian, kesimpulan tersebut harus selalu diverifikasi Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap nilai-nilai budaya dan moral cerita-cerita rakyat Indramayu. Sebelum melakukan kegiatan tersebut diperlukan

131 kegiatan awal yaitu mendeskripsikan unsur-unsur struktur pembentuknya. Salah satu struktur pembentuk karya sastra adalah struktur intrinsik. Struktur-struktur tersebut dibongkar, dideskripsikan, dianalisis, dan ditafsirkan. Menurut Teew (2003: 113) Setiap karya sastra memerlukan metode analisis yang sesuai dengan sifat dan strukturnya. Untuk kepentingan tersebut, teknik yang tepat untuk digunakan adalah analisis struktur dan analisis konten. Analisis struktur didasari oleh pemahaman bahwa karya sastra terdiri atas bentuk dan isi. Bentuk berkaitan dengan struktur intrinsik dan ekstrinsik. Ada pun isi berkaitan dengan makna. Kedua struktur tersebut tidak dapat dipisahkan. Analisis struktur adalah teknik analisis yang dilakukan untuk mengupas semendail mungkin keseluruhan makna yang terdapat dalam karya sastra. Makna tersebut diperoleh dengan cara menganalisis unsur-unsur struktur pembangun karya sastra. Unsur-unsur struktur tersebut digali sedalam-dalamnya sehingga diperoleh makna secara utuh dan menyeluruh. Menurut Teew (2003: 112) Analisis struktur bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, semendetail, dan semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua unsur dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh. Analisis konten dalam sastra didasari asumsi bahwa dalam karya sastra terdapat pesan-pesan atau nilai tersembunyi yang disampaikan pengarang kepada pembaca. Pesan-pesan tersebut merupakan isi atau makna yang harus ditafsirkan pembaca. Endraswara, (2008: 161) mengatakan bahwa Analisis konten adalah startegi untuk menangkap pesan karya sastra. Pesan-pesan yang terkandung dalam karya sastra harus diungkap. Hal tersebut sesuai dengan tujuan analisis

132 konten yaitu membuat kesimpulan. Kesimpulan diperoleh melalui identifikasi dan penafsiran. Kesimpulan juga harus didasarkan pada konteks karya sastra. Menurut Prihatni (2010: 109) Struktur intrinsik sastra umumnya terdiri atas: tokoh dan penokohan, alur (plot), latar, suasana, (mood dan atmosfhere), sudut pandang (point of view), tema, amanat, dan gaya bahasa. Sumardjo dan Saini (1988: 37) mengatakan bahwa Keutuhan dan kelengkapan karya sastra dilihat dari segi-segi unsur yang membentuknya. Ada pun unsur-unsur itu adalah peristiwa cerita (alur atau plot), tokoh cerita (karakter), tema cerita, suasana cerita (mood dan atmosfir), latar cerita (setting), sudut pandangan pencerita (point of view), dan gaya (style) pangarangnya. Stanton (2007: 22) mengatakan bahwa Sastra terdiri dari struktur faktual yang terdiri atas: karakter, alur, latar, dan tema dan sarana-sarana sastra yaitu: konflik, klimaks, tone, gaya, dan sudut pandang. Dari ketiga pendapat tersebut, terdapat struktur intrinsik yang sama. Unsurunsur tersebut adalah tokoh dan penokohan, latar (setting), alur (plot), tema, amanat, gaya, suasana, dan sudut pandang. Untuk kepentingan penelitian, penulis hanya membatasi pada unsur: tokoh dan penokohan, latar (setting), alur (plot), tema, dan amanat. Alasan pembatasan tersebut adalah karena kelima unsur tersebut berhubungan erat dengan fokus dan tujuan penelitian yaitu kajian nilainilai budaya dan moral cerita-cerita rakyat. Melalui kelima unsur itulah penulis mengungkap dan menafsirkan nilai-nilai budaya dan moral dalam cerita-cerita rakyat Indramayu. Kajian analisis konten cukup banyak. Menurut Endraswara (2008: 161) aspek-aspek analisis konten antara lain meliputi: (a) pesan moral/etika, (b) nilai-

133 nilai pendidikan (didaktis), (c) nilai-nilai filosifis, (d) nilai-nilai religius, (e) nilainilai kesejarahan dan sebagainya. Mengingat keterbatasan waktu dan tenaga, kajian analisis konten penelitian ini hanya diutamakan pada kajian nilai-nilai budaya dan pesan moral atau etika. Nilai-nilai tersebut merupakan makna yang harus diungkap dan ditafsirkan oleh peneliti dalam cerita-cerita rakyat Indrmayu. Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, berikut ini penulis kemukakan tahapan proses dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. Proses analisis data dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai penelitian. Tahapan analisis data meliputi: 1) reduksi data, 2) display data, dan 3) verifikasi data. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis struktur dan analisis konten. Analisis struktur digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis struktur intrinsik. Struktur intrinsik yang dianalisis yaitu: tokoh dan penokohan, latar (setting), alur (plot), tema, dan amanat. Analisis konten digunakan untuk mengungkap nilai-nilai moral dan budaya yang terdapat dalam cerita-cerita rakyat Indramayu. 3.5 Pengujian Keabsahan Data Pemeriksaan keabsahan data pada dasarnya merupakan unsur yang tak terpisahkan dari penelitian. Untuk mendapatkan data yang absah diperlukan teknik pengujian secara cermat. Sugiyono (2008: 268) mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, untuk mendapatkan data yang valid, reliabel, dan objektif, yang diuji adalah datanya. Ada beberapa kriteria untuk menguji keabsahan data penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2008: 270) Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji: credibility (validitas

134 internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas). Pendapat yang sama dikemukakan oleh Moleong (2007: 324) bahwa Dalam memeriksa keabsahan data ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). Adapun menurut Nasution (1992: 114) Tingkat kepercayaan hasil-hasil penelitian naturalistik harus memenuhi kriteria kredibilitas (validitas internal), transferabilitas (validitas eksternal), dependabilitas (reliabilitas), dan konfirmabilitas (obyektivitas). Berdasarkan penjelasan tersebut, keabsahan data penelitian ini diuji dengan menggunakan uji: validitas internal (credibility), validitas eksternal (transferability), reliabilitas (dependability), dan obyektivitas (confirmability). Kredibilitas (credibility) adalah derajat keterpercayaan data. Uji kredibilitas data atau kepercayaan dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan membercheck. Transferability atau nilai trasfer berkenan dengan sejauh mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Ada pun alat uji yang digunakan dengan membuat uraian rinci laporan. Reliabilitas atau dependability suatu penelitian adalah apabila orang lain dapat mengulangi atau merefleksi proses penelitian tersebut. Uji defendability dilakukan dengan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Konfirmability disebut uji objektivitas penelitian. Penelitian dikatakan objektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip dengan uji defendability, sehingga pengujiannya dapat

135 dilakukan secara bersamaan. Untuk menguji konfirmability data dapat dilakukan dengan audit kepastian.