BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari pesert didik, digunakan guru dalam proses belajar mengajar.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. dapat berperan dalam pembangunan disegala bidang. Peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. menambah sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. dari seluruh rakyat Indonesia, baik dari pemerhati pendidikan, birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. tugas serta tanggung jawab yang besar dalam pengelolaan proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membenahi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN. aktif dan interaktif, karena guru berinteraksi langsung dengan siswa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Menurut Sriwenda (2013) Guru harus berperan sebagai seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN. bermutu adalah pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru yang prosesional yang

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara yang inovatif dan kreatif dalam mengelola kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu bagian yang tidak dapat lepas dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan metode pembelajaran yang kurang. Djamarah (2013:3) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan banyak cara untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar siswa,

BAB I PENDAHULUAN. proses interaksi antara guru dan siswa atau pembelajar beserta unsur-unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan berperan penting dalam menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. Kong, dan Indonesia berada diperingkat 69 dari 76 negara.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu aset yang dapat mendukung serta menunjang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari kualitas proses

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan tangguh bagi pembangunan nasional. Indonesia seperti adanya program sertifikasi, dan SM-3T.

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan hidupnya di masa depan. Kesejahteraan hidup

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, beberapa di. ini dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal untuk mencapai semua standar proses

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati titik sentral pendidikan. Peranan guru yang sangat penting adalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor dalam meningkatkan potensi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Pendidikan, kita mengenal dengan Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat melahirkan sumber daya manusia yang terdidik. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu wadah pembentukan sumber daya manusia agar berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat tercermin dari hasil prestasi belajar siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan dan keahlian guru.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membenahi meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Harapan Stabat masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

BAB I PENDAHULUAN. berpikirnya dan akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. monoton dalam mengajar, tidak menggunakan model model pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam berusaha melestarikan dan mewariskan nilai-nilai hidup. Kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan pola dan urutan kegiatan guru dan siswa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan dari sebuah bangsa, sehingga cepat atau. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. ke arah yang lebih baik. Menurut Tirtaraharja (2005: 37) Tujuan pendidikaan memuat

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Berikut tabel nilai ulangan terakhir siswa dengan KKM = 80. Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Ekonomi Siswa Kelas X Sos 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana dan wahana yang memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. kualitas dan mutu pendidikannya masih rendah. Hal ini sejalan dengan pendapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah (UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar dan mengajar di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikanlah peserta dapat memiliki kompetensi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor dalam mningkatkan potensi belajar dan kualitas sumber daya manusia. Proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Kelancaran proses pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari pesert didik, tenaga pendidik, kurikulum, sarana pembelajaran dan model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar. Upaya peningkatan mutu pendidikan dimulai dari sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan formal khususnya yang diselenggarakan di sekolah bertujuan untuk mengarahkan perubahan dan kepribadian dalam diri siswa. Oleh karena itu, lembaga pendidikan formal merupakan subsitem pendidikan nasional yang mempunyai peranan penting dalam mengembangkan sumber daya manusia dalam meningkatkan pembangunan nasional. Pembelajaran yang berkualitas dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan yang ada dalam diri siswa, mengembangkan penggunaan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah lemahnya proses pembelajaran. Proses Belajar Mengajar (PBM) merupakan salah satu unsur 1

2 yang paling penting yang harus diperhatikan karena dengan pelaksanaan proses belajar mengajar yang baik tersebut maka tujuan pendidikan akan tercapai, pengembangan kemampuan profesional guru untuk mengelola program pembelajaran yakni guru mempunyai strategi atau metode pembelajaran yang efektif di kelas dan mampu menerapkan model pembelajaran yang bervariasi sehingga meningkatkan motivasi siswa dalam menjalani aktivitas belajar. Oleh sebab itu, perlu adanya penyempurnaan terus menerus dan berkesinambungan agar kualitas pendidikan semakin meningkat. Banyak perhatian khusus yang diarahkan kepada perkembangan dan kemajuan pendidikan guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia salah satu melalui perbaikan proses pembelajaran yang ada disekolah. Dalam setiap kegiatan pembelajaran di sekolah aktivitas dan hasil belajar merupakan beberapa faktor yang mendapat perhatian penting. Berbagai upaya dan terobosan telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar, seperti pembenahan kuikulum dan pengembangan kurikulum dari tahun ke tahun, pengadaan bukubuku pelajaran, penigkatan mutu pengajar, melalui berbagai penataran dan pelatihan, penambahan unit-unit sekolah sampai pengadaan dana bantuan operasional selah sehingga masyarakat dapat menikmati pendidikan.semua itu dilakukan dalam upaya untuk meingkatkan dan memperbaiki pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah yang akhirnya diharapkan akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

3 Guru memegang peranan penting dalam keberhasilan siswanya, walau sebaik apapun kurikulum yang disajikan, sarana prasarana terpenuhi, tetapi apabila guru belum berkualitas maka proses pembelajaran belum dikatakan baik. Oleh sebab itu, guru bukan hanya sekedar mengajar melainkan mempunyai makna berarti dalam mengorganisasi kegiatan siswa dalam kelas. Seorang guru ideal akan mampu bertindak dan berpikir kritis dalam menjalankan tugasnya secara professional dan dapat menemukan alternatife yang harus diambil dalam proses belajar mengajar guna tercapainya tujuan pembelajaran itu sendiri. Seorang guru yang baik, didalam proses belajar mengajar harus memiliki strategi dan model pembelajaran yang dapat digunakan untuk memotivasi siswa agar mampu menggunakan pengetahuannnya untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi, mampu berpikir dan mengeluarkan pendapatnya sendiri, serta siswa dapat belajar secara efektif dan efisien pada tujuan yang diharapkan. Pelajaran akuntansi merupakan suatu pelajaran yang diajarkan pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA ). Mata pelajaran akuntansi membutuhkan pemahaman penuh dan ketelitian yang baik pada setiap pembahasan. Pelajaran akuntansi diharapkan dapat meningkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai-nilai yang terkandung pada setiap proses pembelajaran. Karakteristik materi pelajaran Akuntansi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, ini menuntut siswa untuk mengaitkan kejadian Akuntansi di kehidupan sehari-hari dengan konsep Akuntansi yang dipelajari di sekolah. Pemahaman konsep yang matang mengenai materi akuntansi sangatlah penting, agar siswa mampu

4 memecahkan permasalahan tentang suatu fenomena yang dihadapi, baik di sekolah maupun di kehidupan nyata. Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah nyata sehingga peserta didik mendapatkan pengetahuannya sendiri, menumbuhkan keterampilan berpikir kritis, inkuiri, pemecahan masalah, dan mandiri. Siswa tidak lagi diberikan informasi secara langsung, namun guru sebagai fasilitatorlah yang menunjang proses pembelajaran.masalah utama dalam pembelajaran Akuntansi adalah penggunaan metode atau model pembelajaran yang tidak sesuai sehingga hasil belajar siswa menjadi rendah. Model pembelajaran yang dipilih sebaiknya model pembelajaran yang membuat siswa termotivasi dan lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga siswa akan dengan mudah dalam menerima dan memahami materi yang disampaikan guru. Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis di SMA Negeri 1 Tinada kabupaten Pakpak Bharat, penulis menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa masih tergolong rendah. Hanya beberapa siswa yang hasil belajarnya baik yang lebih aktif menjawab pertanyaan guru sedangkan siswa yang kurang pandai tidak berusaha menjawab dan tidak berani bertanya kepada guru, masih ada siswa yang hanya berdiam diri dan masih banyak siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri selama proses belajar mengajar berlangsung. Keadaan tersebut berdampak buruk terhadap hasil belajar akuntansi siswa yang kurang memuaskan. Rata-rata hasil ulangan akuntansi siswa dari 27 siswa dalam satu kelas hanya 43% atau 11

5 orang yang tuntas nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70 sisanya 57% atau 16 orang belum memenuhi KKM. Rendahnya hasil belajar akuntansi siswa dapat dilihat dari tabel hasil belajar akuntansi siswa di bawah ini : Tabel 1.1 Persentase Nilai Rata-Rata Ketuntasan Belajar Ulangan Harian 1, 2 dan 3 Siswa Kelas XIII IPS SMA Negeri 1 Tinada No Tes KKM Siswayangtuntas Siswa yang tidak tuntas Jumlah % Jumlah % 1 UH 1 75 10 38% 17 62% 2 UH 2 75 13 48% 14 52% 3 UH 3 75 11 43% 16 57% Jumlah 46 129% 47 170 Rata-rata 15 43% 16 57% Hal ini disebabkan karena model pembelajaran yang diterapkan guru masih pembelajaran konvensional yang menyebabkan siswa kurang mandiri dan daya kreativitasnya terbatas. Pada pengajaran konvensional guru berdiri di depan kelas mendominasi seluruh kegiatan pembelajaran dan berceramah panjang lebar tentang materi yang sedang dibahas, sedangkan siswa hanya sebagai objek pasif dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Keadaan seperti ini membuat siswa yang belajar secara individu kurang melibatkan interaksi sosial sehingga menimbulkan kebosanan siswa yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar akuntansi siswa. Para siswa sebenarnya memiliki kemampuan untuk memahami pengetahuan dengan caranya sendiri. Kemampuan siswa ini harus digali agar siswa lebih belajar mandiri dan kreatif, khususnya ketika mereka akan mengkaitkan dengan pelajaran baru. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan penggunaan metode atau model yang dapat mengakomodasikan peran

6 aktif dan meningkatkan aktivitas belajar siswa. Oleh karena itu, dalam usaha peningkatan hasil belajar siswa diperlukan suatu bentuk pembelajaran yang efektif dan efisien serta dapat menjawab kesulitan dam kebutuhan siswa dalam memahami suatu konsep materi sehingga dapat tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan serta meningkatkan kualitas pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keaktifan masing-masing siswa saat pembelajaran. Peningkatan keaktifan belajar siswa sangat tergantung pada peran guru dalam mengelola pembelajaran. Salah satu upaya dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa adalah dengan meningkatkan kualitas pengajaran, khususnya dalam menyampaikan materi dan cara mengajar yang baik dengan model pembelajaran yang tepat dan sesuai. Sudah selayaknya dalam pembelajaran akuntansi dilakukan suatu inofasi. Diperlukan perbaikan dalam proses pembelajaran agar proses belajar mengajar terlaksana dengan baik dan hasilnya meningkat. Salah satu perbaikan pengajaran adalah mengubah pengajaran konvensional dengan menerapkan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran Problem Based Learning adalah proses pendidikan yang mendorong siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata. Model Pembelajaran Problem Based Learning menyiapkan siswa untuk berpikir secara kritis, serta mampu untuk mendapatkan dan menggunakan secara tepat sumbersumber pembelajaran. Jadi, penerapan model Problem Based Learning dimaksudkan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa serta untuk

7 mengatasi problematika dalam pelaksanaan pembelajaran atau menggunakan strategi dan metode pengajaran yang bervariasi serta sehingga proses belajar mengajar lebih menarik dan tidak membosankan. Hal ini sesuai dengan hasi penelitian yang dilakukan oleh Agung (2012) dimana aktivitas dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-A tahun pelajaran 2011/2012 MTs Miftahul Huda Jatisari Ds.Krenceng Kec. Kepung Kab. Kediri berjumlah 20 siswa. Aktivitas siswa 61,76% (cukup baik) di siklus 1 meningkat menjadi 77,81% (baik) di siklus 2. Sedangkan hasil belajar siswa materi pertumbuhan dan perkembangan diperoleh data sebanyak 55% (11 siswa) memperoleh nilai-nilai KKM di siklus 1 meningkat sebesar 30% sehingga menjadi 85% (17 siswa) di siklus 2. Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul penelitian ini adalah Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Tinada Kabupaten Pakpak Bharat Tahun Ajaran 2017/2018 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka yang menjadi identiikasi masalah adalah : 1. Mengapa guru dalam proses pembelajaran masih menggunakan metode konvensional?

8 2. Bagaimanakah cara meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Tinada tahun pembelajaran 2017/2018? 3. Bagaimanakah cara meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Tinada Tahun pembelajaran 2017/2018? 4. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Tinada tahun pembelajaran 2017/2018? 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah aktivitas belajar akuntansi meningkat jika diterapkan model Problem Based Learning pada siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Tinada Tahun Pembelajaran 2017/2018? 2. Apakah hasil belajar akuntansi meningkat jika diterapkan model Problem Based Learning bagi siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Tinada Tahun Pembelajaran 2017/2018? 1.4 Pemecahan Masalah Sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang, bahwa kenyataannya aktivitas dan hasil belajar siswa belum mencapai target yang diinginkan maka kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran perlu ditingkatkan. Tindakan yang dapat dilakukan sebagai alternative pemecahan masalah adalah salah satunya melalui penerapan model Problem Based Learning adalah metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk mengenal cara belajar dan

9 bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata. Model pembelajaran Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang berfokus kepada siswa atau student center. Model pembelajaran berbasis masalah tersebut bercirikhaskan mengenai masalah-masalah pada kehidupan nyata dan merupakan pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas penyelidikan dalam memecahkan masalah tersebut. Dalam hal ini diharapkan, siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya karena ia akan memperoleh informasi dari berbagai sumber belajar mengenai materi yang sedang dipelajari. Selain itu, model pembelajaran berbasis masalah ini membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok dengan permasalahan yang berbeda-beda pada masing-masing kelompok tersebut. Pembagian kelompok juga dilakukan secara heterogen sehingga diharapkan dapat memotivasi siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain walaupun bukan per groupnya, meningkatkan partisipasi, saling membantu, dan saling bekerjasama dalam berdiskusi memecahkan permasalahan yang mereka dapatkan serta berperan aktif di dalam pembelajaran Akuntansi. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Akuntansi siswa kelas XII Akuntansi di SMA Negeri 1 Tinada T.P. 2016/2017. 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah:

10 1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Tinada melalui penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar akuntansi siswa kelas XII IPS SMA Negeri melalui penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan kemampuan penulis sebagai calon guru mengenai penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa. 2. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah khususnya guru bidang studi akuntansi sebagai alternatif model pembelajaran dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learnig. 3. Sebagai referensi dan masukan bagi civitas akademis Fakultas Ekonomi UNIMED dan pihak lain dalam melakukan penelitian sejenis.