IV. GAMBARAN UMUM. Desa Sripendowo terdiri dari 8 dusun, yang masing-masing dikepalai oleh kepala

dokumen-dokumen yang mirip
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

PEMERINTAH KOTA BATU

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

i. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundangundangan.

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 6/E 2006 SERI E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LURAH DESA BANGUNJIWO

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 54 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2006 Seri : E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

LURAH DESA BANGUNJIWO

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 9 TAHUN 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN REMBANG TAHUN 2007 NOMOR 52, TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH NOMOR 63 PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN WILAYAH KECAMATAN TULAKAN KANTOR DESA NGUMBUL Jln. : Raya Desa Ngumbul Kec.Tulakan Kab. Pacitan Kode Pos : 63571

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 8 TAHUN 2O15 TENTANG

IV. GAMBARAN UMUM. A. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Tanjung Ratu Ilir. Ratu Ilir terdiri dari 7 (tujuh) dusun. Ketujuh dusun tersebut ialah :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PERATURAN DAERAH KUANTAN SINGINGI NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 10 TAHUN 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG

KEPALA DESA MENES KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN DESA MENES KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

KEPALA DESA SIWALANPANJI KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO PERATURAN DESA SIWALANPANJI KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2016

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

LEMBARAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN ALOR NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

KEPALA DESA DEMPET KECAMATAN DEMPET KABUPATEN DEMAK PERATURAN DESA DEMPET NOMOR 06 TAHUN 2O16 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2006 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG. Pedoman penyusunan organisasi dan Tata kerja pemerintahan desa

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KEPENGHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

Oleh Nama : Haetami NPM : AP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA

- 1 - PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGLI NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

KEPALA DESA SUMBANG KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 07 TAHUN 2006 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 13 SERI E NOMOR SERI 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 10 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Terbentuknya Desa Cimanuk

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 7 TAHUN 2007 SERI D ================================================================

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 03 TAHUN 2007 TENTANG PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEKADAU,

P E R A T U R A N D A E R A H

La m piran Hasil Pembahasan Senin PERATURAN DESA PANGGUNGHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL NOMOR 8 TAHUN 2015 T E N T A N G TENTANG

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 5 TAHUN 2006 T ENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

salinan KEPALA DESA JAMBESARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA JAMBESARI NOMOR 1 TAHUN 2018

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 21 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PERATURAN DESA BANGUNJIWO KECAMATAN KASIHAN, KABUPATEN BANTUL NOMOR 06 TAHUN 2015 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BANGUNJIWO

SALINAN KEPALA DESA OLEHSARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA OLEHSARI NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BUPATI KUDUS,

IV. GAMBARAN UMUM. Desa Talang Bojong pada dewasa ini termasuk wilayah teritorial

Transkripsi:

IV. GAMBARAN UMUM A. Sejarah Desa Sripendowo Desa Sripendowo terdiri dari 8 dusun, yang masing-masing dikepalai oleh kepala dusun. Desa Sripendowo berada di tengah Kecamatan Bandar Sribhawono, berada di perbatasan dengan Desa Sadar Sriwijaya dan Desa Bandar Agung. Akses menuju kantor Kecamatan Bandar Sribhawono sangat mudah, mengingat desa Sripendowo berada di tengah-tengah atau dekat dengan pusat kecamatan. Desa Sripendowo awalnya sebuah Dusun yaitu Dusun Cugu dan Dusun Badran yang menjadi bagian dari Desa Sribhawono bagian Barat, yang di buka pada tanggal 06 Juni Tahun 1955. Awalnya dalam membentuk sketsa wilayah dipimpin oleh : 1) Bapak Brahim (Saudara Ipar Bapak Ma il) selaku ketua Rombangan Pertama yang beranggota 15 Orang. 2) Bapak Sukirno selaku ketua Rombongan kedua yang bersangkutan beranggotakan 28 Orang. 3) Bapak Sunhadi selaku Ketua Rombongan Ketiga yang beranggotakan 12 Orang.

58 Setelah terbentuknya kepengurusan maka dimulailah Penentuan Letak yang strategis untuk Sarana Bangunan Desa, Sarana Olah Raga (lapangan), Sarana Peribadatan (Wakaf), dan Tempat Pemakaman Umum (Tanah Kuburan). Pada tahun 1957 Desa Sribhawono telah diakui oleh Pemerintah dan dipimpin oleh Kepala Kampung termasuk didalamnya Dusun Cugu dan Badran bagian Sribhawono Barat yang menjadi bagian dari Wilayah Desa Sribhawono, maka organisasi yang ada dihapus kemudian di wilayah Dusun Cugu dan Badran ditunjuk seorang Wakil Kepala Kampung yang disebut Kami Tua. Untuk Wilayah Dusun Cugu dan Badran dipimpin oleh Bapak Rusdi selaku Kami Tua pertama. B. Kondisi Geografis Desa Sripendowo adalah merupakan salah satu dari 8 Desa yang ada di Kecamatan Sri Bhawono, dengan ketinggian tanah 1100 M dari permukaan laut. Desa Sigaragara merupakan daerah pemukiman penduduk dan daerah perindustrian, mempunyai luas areal 905,137 Ha, yang terdiri dari 5 Dusun, memiliki 54 RT dan 27 RW dengan batas-batas sebagai berikut: Sebelah Utara Berbatasan dengan Desa Sadar Sriwijaya dan Srimenanti Sebelah Timur Berbatasan dengan Desa Sribhawono dan Srimenanti Sebelah Selatan Berbatasan dengan Waeringin Jaya dan Sribhawono Sebelah Barat berbatasan dengan Bandar Agung

59 Sebagian besar lahan yang ada di Desa Sripendowo dimanfaatkan penduduk untuk kegiatan pertanian dan pemukiman. Secara rinci pemanfaatan lahan di Desa Sripendowo dapat terlihat pada tabel 1 berikut : Tabel 1. Luas Lahan menurut Peruntukkan di Desa Sripendowo No Peruntukkan Lahan Luas Presentase 1. Perkebunan Negara 98 Ha 0,440 % 2. Persawahan 496 Ha 73,308 % 3. Perkebunan Masyarakat 110 Ha 2,951 % 4. Perumahan / Pemukiman 112 Ha 3,005 % 5. Perkantoran / Sarana Sosial a. Kantor b. Puskesmas c. Masjid d. Sekolah e. Lapangan Olahraga f. Pasar Desa g. Jalan Umum / Jalan Dusun h. Saluran Irigasi i. Wakaf 1,00 Ha 0,01 Ha 0,10 Ha 1,00 Ha 3,00 Ha 0,04 Ha 3,00 Ha 2,00 Ha 0,10 Ha 0,026 % 0,000 % 0,002 % 0,026 % 0,080 % 0,001 % 0,080 % 0,053 % 0,002 % TOTAL 905, 137 Ha 100 % Sumber : Daftar Isian Potensi Desa Sripendowo 2013 Berdasarkan table 1 di atas Tanah di Desa Sripendowo sebagian besar lahan di Desa Sripendowo cocok untuk lahan pertanian pangan seperti : Padi, Karet dan holtikultura. Apalagi keadaan tanah yang tergolong datar sehingga mudah untuk membuat jaringan irigasi sebagai sarana penunjang pola pertanian teknis. C. Keadaan Demografis 1. Jumlah Penduduk Penduduk yang berdomisili di Desa Sripendowo Kecamatan Sribhawono tersebar di 8 dusun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

60 Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Sripendowo Jumlah Penduduk Agama No Nama Dusun LK PR Total Islam Protestan Katolik Hindu Budha 1. Dusun I 108 116 224 220 4 - - - 2. Dusun II 260 255 515 511 4 - - - 3. Dusun III 248 261 509 509 - - - - 4. Dusun IV 57 50 107 104 3 - - - 5. Dusun V 335 322 657 657 - - - - 6. Dusun VI 224 227 451 451 - - - - 7. Dusun VII 168 196 364 172 122 7 - - 8. Dusun VIII 193 206 399 312 79 8 - - Sumber : Daftar Isian Potensi Desa Sripendowo 2013 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang berada di Sripendowo Kecamatan Sribhawono sebanyak 3222 jiwa. Jumlah penduduk lakilaki sebanyak 1589 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 1633 jiwa. Jadi jelas terlihat bahwa penduduk perempuan lebih banyak dari penduduk laki-laki. Dari data tersebut juga dapat diketahui bahwa dusun III memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu 1809 jiwa, sedangkan dusun V memiliki jumlah penduduk paling sedikit yaitu 1163 jiwa. 2. Kondisi Sosial Budaya Kehidupan masyarakat Desa Sripendowo sangat kental dengan tradisi-tradisi pninggalan leluhur. Upacara-upacara adat yang berhubungandengan siklus hidup manusia (lahir -dewasa/berumahtangga-mati), seperti upacara kelahiran khitanan, perkawinan dan upacara-upacara yang berhubungan dengan keatian,hampir selalu

61 dilakukan oleh warga masyarakat. selain itu, tradisi sedekah bumi, bersih desa dan semacamnya juga masih dilakukan setiap tahun. Kegotongroyongan masyarakat masih kuat. Kebiasaan menjenguk orang sakit (tetangga atau sanak famili) masih dilakukan oleh masyarakat. Biasanya ketika menjenguk orang sakit, bukan makanan yang dibawa, tetapi mereka mengumpulkan uang bersama-sama warga untuk kemudian disumbangkan kepada si sakit untuk meringankan beban biaya. Kebiasaan saling membantu memperbaiki rumah atau membantu tetangga yang mengadakan perhelatan juga masih dilakukan. semua itu menggambarkan bahwa hubungan ketetanggaan di desa ini masih erat/ kuat. Kesenian yang paling disukai oleh warga desa ini adalah kesenian daerah seperti wayang, kuda Kepang. Namun belakangan ini para pemuda cenderung lebih menyukai musik dangdut dan music-musik modern lainnya. Kelompok-kelompok kesenian tradisional tampak mulai mengendor kegiatannya,sedangkan kelompokkelompok kesenian modern tampak bermunculan. Di dalam desa ini pada mulai tahun 2000 hingga sekarang telah berdiri 1 kelompok kesenian modern, yakni 1 kelompok Key board. Kondisi kesehatan masyarakat tergolong cukup baik, terutama setelah adanya Puskesmas dan Polindes. Namun demikian, pada musim-musim tertentu warga masyarakat sering mengalami gangguan kesehatan, terutama malaria. Keberadaan balita kurang gizi sudah mulai berkurang,selaras dengan semakin baiknya perekonomian masyarakat. Balita yang mengalami gizi kurang pada umumnya terjadi di wilayah perbukitan.

62 Kegiatan pengamanan (siskamling) desa secara bersama tergolobng masih baik. Meskipun tampak mulai mengendor. Kendornya kegiatan siskamling ini ditengarai karena semakin banyak waktu yang digunakan oleh warga masyarakat untuk mencari nafkah (bekerja) 3. Sarana dan Prasarana Di desa ini telah terhubung dengan daerah lain melalui jalan desa. Keadaan jalan desa secara umum cukup baik, namun apabila musim hujan tiba di beberapa tempat mengalami kerusakan jalan. Tabel 3. Prasarana Perhubungan Desa Sripendowo Jenis Kuantitas / No Keterangan Prasarana Panjang 1. Jalan Kabupaten 5 Km Rusak Ringan 2. Jalan Desa 16 Km 3 Km sudah pengerasan 3. Jalan Dusun 25 Km 2 Km sudah pengerasan 4. Jembatan 12 unit 4 Rusak Sumber : Daftar Isian Potensi Desa Sripendowo 2013 Sarana tranportasi yang paling banyak digunakan warga masyarakat adalah sepeda motor. Di desa ini belum ada sarana trasportasi umum, seperti bus, mikrolet atau sejenisnya. Jaringan listrik dan PLN sudah teredia di desa ini, sehingga hampir semua rumah tangga menggunakan tenaga listrik untuk memenuhi keperluan penerangan dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Beberapa rumah tangga semakin banyak yang menggunakan pompa listrik untuk mengambil air sumur. Di seluruh wilayah desa, air bersih dapat diperoleh dari sumur gali (sumur bor). Sehingga masalah air bersih di Desa Sei Silau Barat tidak ada masalah.

63 Kemudian dalam menunjang suksesnya suatu pendidikan dan meningkatkan mutu dan kwalitas masyarakat Desa Sripendowo Kecamatan Sribhawono, tidak terlepas dari adanya sarana dan prasarana pendidikan, mulai dari pendidikan TK sampai SLTP. Untuk lebih jelasnya mengenai sarana dan prasarana pendidikan yang ada di Desa Sripendowo Kecamatan Sribhawono dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4. Sarana Pendidikan Desa Sripendowo Sekolah SLTP/sederajat SD/sederajat TK Jumlah 1 unit (Swasta) 3 Unit (Negeri) 4 Unit (Swasta) Sumber : Daftar Isian Potensi Desa Sripendowo 2013 Dari data tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa sarana pendidikan yang ada di Desa Sripendowo Kecamatan Sribhawono kurang cukup memadai dan tidak lengkap. Karena letak sekolah yang dekat dan mudah dijangkau baik dengan berkendaraan maupun dengan jalan kaki, maka para orang tua memilih untuk pendidikan dasar bagi putra putrinya di sekolah yang berada di daerahnya sendiri. Sedangkan untuk sekolah lanjutan biasanya orang tua memperbolehkan putra putrinya bersekolah di tempat lain. Selain dari sarana pendidikan sebagai penunjang mutu dan kwalitas sumber daya masyarakat Desa Sripendowo Kecamatan Sribhawono, terdapat juga saranaprasarana olah raga sebagai sarana penunjang kesehatan masyarakat. Untuk lebih jelas mengenai sarana-prasarana olah raga yang ada di Desa Sripendowo Kecamatan Sribhawono dapat dilihat pada tabel berikut ini :

64 Tabel 5. Sarana Olah Raga di Desa Sripendowo No. Sarana Olah Raga Jumlah 1 2 3 4 Lapangan Sepak Bola Lapangan Bulu tangkis Lapangan Tenis Meja Lapangan Voly Ball 1 buah 3 buah 4 buah 8 buah Sumber : Daftar Isian Potensi Desa Sripendowo 2013 Setiap agama tentunya memiliki sarana-sarana ibadah masing-masing sebagai tempat melaksanakan aktivitas keberagamaan. Untuk lebih jelas mengenai jumlah sarana ibadah yang ada di Desa Sripendowo Kecamatan Sribhawono dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 6. Jumlah Sarana Ibadah di Desa Sripendowo No. Sarana Ibadah Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. Masjid Langgar Gereja Kristen Gereja Katolik Wihara Pura Sumber : Daftar Isian Potensi Desa Sripendowo 2013 8 buah 13 buah - - 1 buah - D. Kelembagaan Desa 1. Lembaga Pemerintahan Desa 1) Jumlah Aparat Desa : 15 Otang 2) Pendidikan Kepala Desa : SLTA 3) Pendidikan Sekretaris Desa : SLTA 4) Jumlah Dusun/RT/RW atau sebutan lainnya : 8 Orang 5) Jumalah RT atau sebutan lainnya : 32 Orang

65 2. Badan Pemusyawaratan Desa 1) Jumlah Anggota : 13 Orang 2) Pendidikan Ketua BPD : SLTA 3. Lembaga Kemasyarakatan 1) Jumlah Poskamling : 32 Pos 2) Jumlah Hansip/Sejenisnya : 16 Orang E. Struktur Organisasi Gambar 2. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Sripendowo B P D Kepala Desa SEKRETARIAT Seksi Pemerintahan Seksi Pembangunan Seksi Trantibmas Seksi Kemasyarakatn Seksi Pelayanan Kepala Dusun

66 1. Susunan Organisasi Pemerintah Desa Susunan Organisasi Pemerintah Desa terdiri dari : a) Unsur Pimpinan : Kepala Desa; b) Unsur Pembantu Pimpinan : Sekretariat Desa c) Unsur Pelaksana : Seksi-Seksi, terdiri dari : 1) Seksi Pemerintahan; 2) Seksi Pembangunan; 3) Seksi Kemasyarakatan 4) Seksi Pelayanan Umum 5) Seksi Trantibmas; 2. Tugas Dan Fungsi a. Kepala Desa 1) Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. 2) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Desa mempunyai wewenang : a) Memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD ; b) Mengajukan rancangan Peraturan Desa ; c) Menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD ; d) Menyusun dan mengajukan rancangan Peraturan Desa mengenai APBDes untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD ; e) Membina kehidupan masyarakat desa ; f) Membina perekonomian desa ;

67 g) Mengoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif ; h) Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan ; dan i) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundangundangan. Dalam melaksanakan Tugas dan Wewenang sebagaimana dimaksud, Kepala Desa mempunyai kewajiban : 1) memegang teguh dan melaksanakan Pancasila, melaksanakan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; 2) meningkatkan kesejahteraan danmemelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat; 3) melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas dari Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme; 4) menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja pemerintahan desa; 5) mentaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan; 6) menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik; 7) melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan desa; 8) melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa; 9) mendamaikan perselisihan masyarakat di desa;

68 10) mengembangkan pendapatan masyarakat dan desa; 11) membina, mengayomi, dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat; 12) memberdayakan masyarakat dan kelembagaan desa; Kepala Desa mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada Bupati melalui Camat satu kali dalam satu tahun. Laporan sebagaimana dimaksud digunakan oleh Bupati sebagai dasar melakukan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan desa dan sebagai bahan pembinaan lebih lanjut. Kepala Desa memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada BPD, serta menginformasikan laporan penyelenggaran pemerintahan desa kepada masyarakat satu kali dalam satu tahun dalam musyawarah BPD. Laporan akhir masa jabatan Kepala Desa disampaikan kepada Bupati melalui Camat dan kepada BPD. Kepala Desa wajib memberikan keterangan kepada BPD untuk hal tertentu atas permintaan BPD. b. Perangkat Desa Perangkat Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Dalam melaksanakan tugasnya, Perangkat Desa bertanggung jawab kepada Kepala Desa. Sekretaris Desa mempunyai tugas menjalankan administrasi pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan di desa, memberikan pelayanan administratif kepada Kepala Desa serta melaksanakan tugas lain sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku. Perangkat Desa lainnya mempunyai tugas teknis

69 sesuai dengan bidangnya dan tugas kewilayahan. Tugas Perangkat Desa sebagaimana dimaksud diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Desa. c. Tata Kerja Pemerintahan Desa BPD berkedudukan sejajar dan menjadi mitra kerja Pemerintah Desa. Kepala Desa memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD. F. Hubungan Kemitraan Antara Kepala Desa dengan BPD Desa Sripendowo dalam Pembangunan Desa Kemitraan pada penelitian ini merupakan suatu hubungan yang dilakukan oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dengan Kepala Desa Sripendowo khususnya dalam menyusun pembangunan desa. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dengan Kepala Desa secara hukum telah disahkan menjadi mitra kerja dan diwajibkan untuk bekerja sama sesuai dengan tugas dan wewenang masingmasing dalam pembangunan Desa Sripendowo. 1. Tugas dan wewenang Kepala Desa dalam Pembangunan Desa Untuk membuat sebuah rencana Pembangunan Desa, hal utama yang harus dilakukan oleh Kepala Desa yaitu menyusun rancangan Pembangunan Desa tersebut, dalam hal ini mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Sehingga Kepala Desa pertama-tama menyusun rencana. Dalam menyusun draf rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) ini, Kepala Desa melakukan rapat dengan Pemerintah Desa terlebih dahulu sebelum nantinya akan diajukan kepada Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Sripendowo. Setelah melakukan perencanaan pembangunan desa, maka

70 Kepala Desa kemudian mengajukan rencana pembangunan desa kepada Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) untuk mendapat persetujuan ataupun mendapat masukan atau kritikan mengenai draf tersebut. Setelah menyusun dan mengajukan rancangan pembangunan desa kepada Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) untuk mendapatkan persetujuan. Kemudian rencana pembangunan desa tersebut ditetapkan oleh Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Kepala Desa. I ni sesuai dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 Pasal 14 bahwa tugas dan wewenang Kepala Desa setelah Kepala Desa melakukan penyusunan rancangan pembangunan desa dan pengajuan rancangan pembangunan desa kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah menetapkan rancangan peraturan desa menjadi peraturan desa bersama-sama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). 2. Tugas dan wewenang BPD dalam proses Pembangunan Desa Tugas dan wewenang Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam hal pembangunan desa adalah menetapkan rencana pembangunan desa yang telah disusun dan diajukan oleh Kepala Desa. Ini sesuai dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor 10 Tahun 2006 Pasal 4. Tetapi sebelum ditetapkan rencana pembangunan desa tersebut, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) juga diberikan wewenang pula oleh Kepala Desa untuk mengoreksi kembali draf rencana pembangunan desa sebelum dilaksanakan. Sehingga Badan Permusyawaratan Desa (BPD) juga dapat memberikan masukan atau kritikan mengenai rencana pembangunan desa tersebut.