PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN COPING ADAPTIF PADA SISWA KELAS VIII SMP

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH

III. METODE PENELITIAN. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat dipertanggung

I. PENDAHULUAN. kepribadian dan dalam konteks sosial (Santrock, 2003). Menurut Mappiare ( Ali, 2012) mengatakan bahwa masa remaja

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMA

PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM BELAJAR GROUP COUNSELING FOR IMPROVING CONFIDENCE IN STUDENT LEARNING

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KELAS X MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MENGGUNAKAN TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF SISWA KELAS 1 SD

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK. Tika Febriyani 1 Syaifuddin Latief 2 Diah Utaminingsih 3

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putria Maharani 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

PENGGUNAAN TEHNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA DI SEKOLAH

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB SISWA DI SEKOLAH

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

PENINGKATAN KONSEP DIRI POSITIF SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Ratih Novita Sari 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KEPATUHAN SISWA TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH

PENINGKATAN MINAT BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMP

ABSTRACT. Keywords: Group Counseling Services, Learning Mathematics Motivation

MENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR POSITIF MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XII

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DALAM BELAJAR

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Yuda Pratama 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENGURANGI KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VIII

PENGGUNAAN LAYANAN INFORMASI DALAM BIMBINGANDAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono yang berlokasi

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Meity Fitri Yani 1 Syarifuddin Dahlan 2 Yusmansyah 3

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini

PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN

BAYU ADHY TAMA K

METODE PENELITIAN. ini adalah pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. eksperimental atau eksperimen semu. Penelitian quasi eksperimental dapat

PENINGKATAN DISIPLIN SISWA MENGGUNAKAN KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN BEHAVIOR SISWA SMP KELAS VIII

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress. mengurangi distres. Menurut J.P.Chaplin (Badru, 2010) yaitu tingkah laku

GAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

III. METODE PENELITIAN

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK ABSTRACT

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011). Penggunaan metode

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENGURANGI PERILAKU AGRESIF PADA SISWA

PENINGKATAN SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN BAHASA LAMPUNG DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT MENGGUNAKAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING SISWA KELAS XII SMA

Citra Passa Hartadi 1 Syarifuddin Dahlan 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

MENINGKATKAN PERILAKU DISIPLIN BERLALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP

Kesehatan Mental. Mengatasi Stress/Coping Stress MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan tertentu Sugiyono(2014:2). Penggunaan metode dimaksudkan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT MENGGUNAKAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING SISWA KELAS XII SMA

Yondariwati 1 Dibawah bimbingan Yusmansyah 2 dan Ratna Widiastuti 3

EFFORTS TO INCREASE STUDENT S CREATIVITY IN LEARNING BY USING GROUP COUNSELING SERVICES IN STUDENT CLASS XII SMK SPP LAMPUNG SCHOOL YEAR 2012/2013

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung yang

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugi yono, 2012). dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PENGGUNAAN TOKEN ECONOMY UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK USIA DINI. Irma Daniati 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA

Volume 1 Nomor 1, Oktober ISSN

I. PENDAHULUAN. istilah remaja atau adolenscence, berasal dari bahasa latin adolescere yang

UPAYA MENGURANGI KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM MENGGUNAKAN TEKNIK RELAKSASI ABSTRACT

ABSTRACT. Keywords: Positive self-concept in learning, Role playing techniques

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

III. METODE PENELITIAN. penelitian adalah pada Tahun Ajaran 2013/2014. yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

KONSELING BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK MODEL SIMBOLIS UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 SRAGEN TAHUN AJARAN 2015/2016

UPAYA MENGURANGI PERILAKU BULLYING DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

MENGURANGI KONSEP DIRI NEGATIF MENGGUNAKAN ASSERTIVE TRAINING PADA SISWA KELAS X SMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress pada Perempuan Berstatus Cerai dengan memiliki Anak

Efektivitas Teknik Latihan Asertif Untuk Meningkatkan Internal Locus Of Control Siswa dalam Belajar

Pengaruh Penggunaan Strategi Restrukturing Kognitif dalam Konseling Kelompok terhadap Percaya Diri dalam Memilih Karier Siswa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Natar yang beralamatkan Jl. Mawar no.

BAB I PENDAHULUAN. oleh individu. Siapapun bisa terkena stres baik anak-anak, remaja, maupun

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

Rizki Ramadhani. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Intisari

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 3 Natar dan waktu pelaksanaan. penelitiannya pada tahun pelajaran 2014/2015.

HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS KOGNITIF DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA FAST-TRACK UNIVERSITAS DIPONEGORO

MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN RATIONAL EMOTIVE THERAPY

FOCUSED. Memperoleh SKRIPSI. Disusun oleh: Mutiara Nandini M2A SEMARANG

PENINGKATAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 LIWA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MENTORING AGAMA ISLAM TERHADAP PERUBAHAN KONSEP DIRI MAHASISWA MUSLIM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian sangat diperlukan suatu metode yang sesuai dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Bandar Lampung dan waktu

PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VII 3 SMP NEGERI 3 KOTA BENGKULU

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT

III. METODOLOGI PENELITIAN. memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Oleh karena itu dalam bab tiga ini

: ZAFIRAH FARIS NIM K

PENINGKATAN PERILAKU SELF ESTEEM DENGAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII

METODOLOGI PENELITIAN. Dilihat dari kualifikasinya, maka penelitian ini berfungsi sebagai penelitian

Transkripsi:

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN COPING ADAPTIF PADA SISWA KELAS VIII SMP Erliani Pratiwi (Erlianipratiwi@gmail.com) 1 Yusmansyah 2 Diah Utaminingsih 3 ABSTRACT The objective of this research was to determine the use of group counseling to improve adaptive coping on students. This study was pre-experimental research, with one-group pretest-posttest design. The subject in this research were 10 students. The researcher collected the data by using adaptive coping scale as the principal techniques and adaptive coping observation as supporters. The result showed that group counseling can improve adaptive coping in students, provide the results of data analysis by using the Wilcoxon test, pretest and posttest results obtained z ratio = -2.807 < z table = 1.645 then Ho was rejected and Ha was accepted, which meant that group counseling can improve adaptive coping in eighth grade students of SMP. Then, based on the results of the overall average calculation of the increasing amounted to 43,99% that shown by the student behavior which was increasingly behave adaptively and progressively expanded into better. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penggunaan konseling kelompok untuk meningkatkan coping adaptif pada siswa. Penelitian ini bersifat preeksperimental dengan jenis one-group pretest-posttest design. Subjek penelitian sebanyak 10 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan skala coping adaptif sebagai teknik pokok dan observasi coping adaptif sebagai pendukungnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konseling kelompok dapat meningkatkan coping adaptif pada siswa, terbukti dari hasil analisis data menggunakan uji Wilcoxon, dari hasil pretest dan posttest diperoleh z hitung = 2,807<z tabel = 1,645 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya konseling kelompok dapat meningkatkan coping adaptif pada siswa kelas VIII SMP. Kemudian, berdasarkan hasil perhitungan rata-rata peningkatan secara keseluruhan adalah sebesar 43,99% yang ditunjukkan dengan perilaku siswa yang semakin berperilaku adaptif dan semakin berkembang menjadi lebih baik. Kata kunci : bimbingan dan konseling, coping adaptif, konseling kelompok 1 Mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung 2 Dosen Pembimbing Utama Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung 3 Dosen Pembimbing Pembantu Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung

PENDAHULUAN Siswa yang tidak mampu mengatasi masalah mereka lama-kelamaan akan semakin terpuruk dan stress sehingga harus mulai menghadapi dan menyesuaikan diri dengan stres yang ia alami. Segala macam bentuk tuntutan baik secara eksternal maupun internal membutuhkan respon yang adaptif dari remaja.ketidak berhasilan individu dalam mengatasi masalah atau stressor mengakibatkan gangguan gangguan psikologis yaitu perubahan fungsi tubuh, muncul reaksi maladatif, menjadi tidak bergairah, tidak bersemangat sehingga dapat mempengaruhi kesehatannya. (Smet, 1994). Remaja, khususnya siswa SMP tidak akan akan dapat menyelesaikan masalahnya dengan hanya menghindar atau bertahan pada masalah yang dihadapinya tanpa mencari cara atau strategi untuk menyelesaikan masalahnya. Strategi yang dimaksud merupakan upaya untuk mengelola situasi yang membebani, memperluas usaha untuk memecahkan masalah dan berusaha untuk mengatasi stress yang mereka alami secara adaptif yang disebut dengan coping adaptif. Pengertian coping menurut Lazarus dan Folkman (Santrock, 2003) adalah usaha individu baik secara kognitif maupun tingkah laku dalam mengurangi tuntutan internal maupun eksternal yang dinilai melebihi kapasitas individu tersebut.oleh sebab itu, coping adaptif tidak memiliki pengertian secara tersendiri.coping adaptif merupakan indikator dari coping itu sendiri, dimana terdapat dua indikator yang barkaitan satu sama lain yaitu problem-focused coping dan emotionalfocused coping (Lazarus dan Folkman, dalam Santrock, 2003). Dengan coping adaptif, siswa akan berorientasi pada pemecahan masalah sebagai cara mengatasi stresnya, mengurangi masalah dengan dengan cara mempelajari keterampilan yang baru dan mencari solusi dari masalah.untuk membantu siswa dalam meningkatkan coping adaptif dirinya diperlukan bantuan dari sekolah yang dapat melalui guru Bimbingan dan Konseling yang salah satu layanannya adalah konseling kelompok. Menurut Sukardi (2008) menyatakan bahwa:

. Konseling kelompok yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Ketika berinteraksi dengan kawan-kawan sebaya, anak-anak belajar untuk merumuskan dan menyatakan pendapat mereka sendiri, menghargai cara pandang kawan-kawan lain, melakukan negoisasi secara kooperatif terhadap perbedaan pendapat sehingga memperoleh solusi, melibatkan standar-standar perilaku yang dapat diterima bersama. Interaksi dan komunikasi tersebut juga terdapat dalam konseling kelompok. Dimana, mereka akan saling berinteraksi, berkomunikasi, memberikan pendapat satu sama lain, dan memecahkan masalah secara bersamasama. (Santrock 2007) Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui penggunaan konseling kelompok untuk meningkatkan coping adaptif pada siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. CopingAdaptif Menurut Lazarus (dalam Santrock, 2007), coping adalah perubahan kognitif dan perilaku secara konstan dalam upaya untuk mengatasi tuntutan internal dan atau eksternal khusus yang melelahkan atau melebihi sumber individu. Coping merupakan semua usaha secara kognitif dan prilaku untuk mengatasi, mengurangi, dan tahan terhadap tuntutan-tuntutan (distres demands). Coping pada dasarnya menggambarkan proses aktivitas kognitif yang disertai dengan aktivitas perilaku. Hal tersebut didukung oleh Stone (Putrianti, 2007) yang mengatakan bahwa coping adalah proses dinamika dari suatu pola perilaku atau pikiran-pikiran seseorang yang secara sadar digunakan untuk mengatasi tuntutan-tuntutan dalam situasi yang menekan atau menegangkan. Lebih lanjut Murphy (dalam Passer, 2007) menyatakan bahwa tingkah laku coping sebagai segala usaha mengatasi suatu situasi baru yang secara potensial dapat mengancam, menimbulkan frustasi, dan tantangan. Berdasarkan uraian diatas coping merupakan upaya yang

dilakukan oleh individu dalam memecahkan masalah dari situasi yang menekan untuk mengurangi dan mengatasi stress melalui aktivitas kognitif yang disertai dengan aktivitas perilaku. Dari beberapa pengertian yang dikemukakan di atas, disimpulkan bahwa, coping merupakan upaya yang dilakukan oleh individu dalam memecahkan masalah dari situasi yang menekan untuk mengurangi dan mengatasi stres.menurut Lazarus (Santrock, 2007) coping memiiki dua fungsi umum, yaitu a. Problem-focused coping, adalah usaha untuk mengurangi stressor, dengan mempelajari cara-cara atau keterampilan-keterampilan yang baru untuk digunakan mengubah situasi, keadaan, atau pokok permasalahan. Adapun indikatornya yaitu: Instrumental action (tindakan secara langsung), Cautiousness (kehati-hatian) dan Negotiation. b. Emotional-focused coping, adalah suatu masalah suatu usaha untuk mengontrol respon emosional terhadap situasi yang sangat menekan. Adapun indikatornya yaitu:escapism (pelarian dari masalah), Minimalization (meringankan beban masalah), dan Self blame (menyalahkan diri sendiri) Dalam hal ini, Problem-focused coping dianggap sebagai strategi yang adaptif dan lebih efisien karena siswa akan berusaha untuk mengurangi stressor, dengan mempelajari cara-cara atau keterampilan-keterampilan yang baru untuk digunakan mengubah situasi, keadaan, atau pokok permasalahan. Konseling Kelompok Sukardi (2008) mengartikan bahwa Konseling kelompok yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Adapun tujuan konseling kelompok, yaitu: melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak, melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman sebayanya, dapat mengembangkan bakat dan minat masing-

masing anggota kelompok, mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok (Sukardi, 2008). Konseling kelompok mengikutkan sejumlah peserta yaitu siswa sebagai anggota kelompok dalam bentuk kelompok dengan konselor sebagai pemimpin kegiatan kelompok. Konseling kelompok mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan pribadi anggota kelompok. Dalam konseling kelompok dibahas topik problematika remaja saat ini, pemecahan masalah, dan 10 langkah menuju sukses melalui suasana dinamika kelompok, yang merupakan suatu wadah yang membuat individu selalu aktif dalam membantu individu-individu lain untuk dapat secara mandiri maupun bersama-sama dalam mengembangkan kemampuan pribadinya. Dengan terlibatnya individu secara aktif terhadap individu lain, maka mereka akan memperoleh berbagai bentuk pengalaman yang berhubungan dengan masalah yang dihadapinya. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen. Sedangkan untuk desain penelitian, peneliti menggunakan pre-experimental dengan jenis yang digunakan adalah one-group pretest-posttest design. Desain ini dapat digambarkan seperti berikut: Pengukuran (pretest) perlakuan Pengukuran (posttest) O 1 XO 2 Keterangan: Gambar 6: One-group pretest-posttest design (Suryabrata, 2012)

O 1 : Pengukuran pertama berupa pretest untuk mengukur tingkat coping adaptif siswa sebelum diberi perlakuan yang diukur dengan menggunakan skala coping adaptif. X : Pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung. O 2 : Pengukuran kedua berupa posttest untuk mengukur tingkat coping adaptif siswa sesudah diberi perlakuan yang diukur dengan menggunakan instrument skala coping adaptif. Prosedur Penelitian Subjek penelitian ini didapat berdasarkan penjaringan menggunakan skala coping adaptif yang ditunjang dengan hasil wawancara dengan guru BK SMP Negeri 9 Bandar Lampung. Pengambilan subjek ini ditentukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Teknik ini dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya kriteria tertentu yaitu coping adaptif yang rendah. Setelah itu didapat 10 orang subyek yang lanjutkan dengan wawancara secara perorangan. Penelitian yang dilakukan sebanyak empat kali perlakuan. Diawali dengan pengukuran awal yaitu pemberian pretest menggunakan skala coping adaptif dan setelah perlakuan keempat peneliti memberikan posttest menggunakan coping adaptif sebagai pengukuran akhir. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 9 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015 sebanyak 10 orang yang memiliki coping adaptif yang rendah. Definisi Operasional Variabel Coping adaptif sebagai variabel terikat adalah usaha untuk mengurangi stressor, dengan mempelajari cara-cara atau keterampilan-keterampilan yang baru untuk digunakan mengubah situasi, keadaan, atau pokok permasalahan. Coping tidak

terlepas dari dua indikatornya yaitu problem-focused coping dan emotionalfocused coping. Dalam hal ini, coping adaptif yang tinggi merujuk pada problemfocused coping sedangkan coping adaptif yang rendah merujuk pada emotionalfocused coping. Sedangkan konseling kelompok sebagai variabel bebas adalah upaya pemberian bantuan kepada individu atau peserta didik dalam proses interpersonal yang dinamis yang akan membantu individu dalam dinamika kelompok untuk mengatasi masalah yang dihadapinya dan bisa berfungsi secara efektif sehingga dapat individu tersebut menemukan kepuasan dalam kehidupannya. Kegiatan konseling kelompok terdiri dari empat tahapan, yaitu pembentukan, peralihan, kegiatan, dan pengakhiran. Metode Pengumpulan Data Skala coping adaptif Metode pokok yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan skala coping adaptif, yang digunakan untuk mengetahui nilai pretest dan posttest. Skala ini terdiri dari 42 pernyataan dengan lima alternatif jawaban yaitu sangat sesuai, sesuai, ragu-ragu, tidak sesuai, sangat tidak sesuai yang telah memiliki validitas isi melaluipendapat para ahli (judgment experts) dengan reliabilitas sebesar 0,94 menggunakan penghitungan SPSS 16. Observasi coping adaptif Observasi digunakan sebagai teknik pelengkap yang pelaksanaannya dilakukan setelah pretest, sebelum dan sesudah perlakuan berupa konseling kelompok. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan observasi yang merupakan turunan dari indikator skala coping adaptif. Peneliti menggunakan observer sebanyak 20 siswa yang telah dipilih dan dilatih dalam pelaksanaan observasi. Dimana masingmasing subjek terdapat dua observer. Dalam pengamatan tersebut akan diperhatikan perilaku-perilaku yang menjadi target pengamatan yang muncul pada siswa (sesuai dengan lembar observasi).

Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Wilcoxon menggunakan penghitungan komputerisasi program SPSS.16.0 yang hasilnya menunjukkan bahwa z hitung = 2,807. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum peneliti melaksanakan konseling kelompok, peneliti melakukan penjaringan subyek dilakukan menggunakan skala coping adaptif yang ditunjang dengan hasil wawancara dengan guru BK SMP Negeri 9 Bandar Lampung. Kemudian, diperkuat dengan menggunakan teknik purposive sampling dan setelah itu didapat 10 orang subyek yang dilanjutkan dengan wawancara secara perorangan. Setelah itu, peneliti melakukan pretest kepada subyek menggunakan skala coping adaptif dan didukung dengan observasi melalui observer yang dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan. Tabel 1. Hasil Perhitungan Rata-Rata Pretest dan Posttest Keseluruhan Subyek Pretest Posttest d (gain) Persentase JS 83 134 51 40,15 BA 84 120 36 28,57 AD 86 132 46 37,09 FZ 101 157 56 51,37 MFA 84 128 44 34,92 ER 88 154 66 54,09 MD 100 162 62 56,36 DA 112 158 46 46,93 AS 86 137 51 41,12 AA 133 171 38 49,35 X 1 = X 2 = d 1 = 496 439,95 N=10 957 X 1 = X 1 /N = 95,7 1453 X 2 = X 2 /N = 145,3 Md = d 1 /N = 49,6 43,99 Berdasarkan data pada tabel tersebut, dapat diketahui hasil pretest yang berupa skala sebelum pemberian perlakuan terhadap sepuluh subyek diperoleh jumlah

skor coping adaptif sebesar 957 dengan nilai rata-rata sebesar 95,7. Setelah dilakukan konseling kelompokkemudian dilakukan posttest kepada subyekdan diperoleh jumlah skor coping adaptif meningkat menjadi 1453 dengan rata-rata skor 145,3. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan coping adaptif sebesar 496 dengan rata-rata 49,6 setelah diberikan perlakuan berupa konseling kelompok. Hasil persentase dapat dilihat bahwa peningkatan coping adaptif secara keseluruhan sebesar 43,99%. Selanjutnya, hasil perhitungan uji Wilcoxon diperoleh harga z hitung = 2,807. Harga inikemudian dibandingkan dengan z tabel = 1,645. Ketentuan pengujian bila z hitung < z tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ternyata z hitung = 2,807 < z tabel = 1,645 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil perbandingan menunjukkan terdapat perbedaan skor coping adaptif sebelum dilaksanakannya pemberian konseling kelompok dan setelah diberikan pemberian konseling kelompok dengan skor lebih tinggi. Ini berarti konseling kelompok dapat meningkatkan coping adaptif pada siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. Berdasarkan analisis data diatas, menujukkan bahwa terdapat konseling kelompok dapat meningkatkancoping adaptif padasiswa. Hasil analisis data penelitian, didapat dari z hitung = 2,807< z tabel = 1,645 maka konseling kelompok dapat meningkatkan coping adaptif pada siswa. Hal ini diketahui bahwa hasil posttest masing-masing siswa setelah diberikan perlakuan berupa konseling kelompok lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pretest sebelum diberikan perlakuan berupa konseling kelompok. Sebagaimana menurut Lazarus (dalam Santrock, 2007), coping terbentuk melalui proses belajar dan mengingat, yang dimulai sejak awal timbulnya stressor dan saat mulai disadari dampak stressor tersebut. Kemampuan belajar ini tergantung pada kondisi eksternal dan internal, sehingga yang berperan bukan hanya bagaimana lingkungan membentuk stressor tetapi juga kondisi temperamen individu, persepsi, serta kognisi terhadap stressor tersebut. Oleh karena itu, kondisi tersebut mempengaruhi proses belajar siswa yang akan menghasilkan perkembangan yang

berbeda. Hal ini juga diperkuat oleh Mu tadin (2002) dimana cara individu menangani situasi yang mengandung tekanan ditentukan oleh sumber daya individu, yaitu kesehatan fisik, perkembangan kognitif, keyakinan atau pandangan positif, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan sosial, dukungan sosial, jenis kelamin, tingkat pendidikan, perkembangan usia, dan status sosial ekonomi. Sebagaimana misalnya JS yang lebih temperamen menghadapi masalah menghasilkan skor yang berbeda dengan FZ yang lebih masa bodoh terhadap masalahnya. Kemudian AS yang memiliki persepsi yang negatif terhadap diri dan orang lain menghasilkan skor yang berbeda dengan MD yang memandang ada cara lain untuk menyenangi diri meski dengan cara merokok jika sedang penat. Sarafino (1998) mengemukakan bahwa proses coping bukanlah peristiwa tunggal, karena proses ini melibatkan transaksi dengan lingkungan. Siswa dapat melakukan coping adaptif melalui transaksi antara perilaku dan kognitif dengan lingkungan. Pada saat siswa mengungkapkan masalah yang dirasakannya dan stress yang dimilikinya, maka hal tersebut akan mendorong menurunnya perasaan cemas, bingung dan keadaan yang tidak menyenangkan bagi mereka. Kondisi tersebut didapat dari interaksi melalui dinamika kelompok dimana setiap siswa diminta untuk mengungkapkan perasaannya, mendorong siswa untuk berpikir mengenai bagaimana memandang masalah dan mencari jalan keluar atas permasalahannya. Sehingga akan terbentuk proses belajar dan memahami diri mereka sendiri. Pada saat mereka mengungkapkan pikiran dan perasaannya, peneliti sebagai pemimpin kelompok memberikan dukungan social dari peer group dan semangat, dengan menghargai setiap pendapat dan memotivasi mereka. Dukungan sosial yang diterima akam membantu siswa dalam merasakan adanya kelekatan, perasaan memiliki, penghargaan, serta adanya ikatan yang dapat dipercaya yang memberikan bantuan dalam berbagai keadaan. Oleh karena itu dalam situasi menekan akibat permasalahan yang dihadapi membuat siswa membutuhkan dukungan sosial yang memadai yang dimungkinkan dapat mengatasi permasalahan yang terjadi sehingga coping adaptif meningkat (Keliat, 1999). Hal ini sesuai menurut Skiner (Suciyani, 2004), coping adaptif dapat

dicapai melalui pengaturan emosi, perilaku,dan orientasi yang hal ini terdapat dalam konseling kelompok. Peningkatan coping adaptif ini juga didukung dengan hasil observasi yang menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa dalam kegiatan sekolah sehari-hari yang semakin berperilaku adaptif dan semakin berkembang menjadi lebih baik setelah diberikan diberikan konseling kelompok. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya peningkatansecara keseluruhan sebesar 43,99% pada siswa. Dengan demikian konseling kelompok dapat meningkatkan coping adaptif pada siswa. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkanuji hipotesis menggunkan uji Wilcoxon, hasil perhitungan uji Wilcoxon diperoleh harga z hitung = 2,807. Harga ini selanjutnya dibandingkan dengan z tabel = 1,645. Ketentuan pengujian bila z hitung <z tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ternyata z hitung = 2,807 < z tabel = 1,645maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya konseling kelompok dapat meningkatkan coping adaptif pada siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. B. Saran Saran yang dapat dikemukakan dari penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 9 Bandar Lampung adalah: 1. Kepada siswa Siswa yang memiliki masalah khususnya coping adaptif yang rendah, hendaknya mengikuti kegiatan konseling kelompok yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling. 2. Kepada guru bimbingan dan konseling Guru pembimbing dapat meningkatkan frekuensi dalam menggunakan konseling kelompok untuk membantu copingadaptif siswa.

3. Para peneliti lain Para peneliti hendaknya mempersiapkan diri dengan baik untuk melakukan berbagai bentuk layanan bimbingan dan konseling khususnya konseling kelompok. DAFTAR PUSTAKA Keliat, B.A. 1999. Penatalaksanaan stres. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Mu tadin, Z. 2002. Mengembangkan Keterampilan Sosial Pada Remaja. http://www.epsikologi.com. Diakses pada tanggal 05 Febuari 2013 Passer, M.W., Smith, R.E.2007. Psichology, The Science of Mind and Behavior. New York: Mc Grawl Hill Putrianti, F, G. 2007. Kesuksesan Peran Ganda Wanita Karir Ditinjau dari Dukungan Suami,Optimisme, dan Strategi Coping. Jurnal Indigenous vol 9,no 1,hal 3-17. Santrock. John W. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. Santrock, John W. 2007. Remaja. Jakarta: Erlangga. Sarafino, E. P. 1998. Health Psychology Biopsychological Interactions. 2 nd Edition New York: John Wiley & Sons Inc. Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: Gramedia. Suciyani. 2004. Hubungan antara Kelekatan Aman dengan Kecenderungan Menggunakan Problem Focused Coping pada Remaja Tengah. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia. Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Suryabrata, Sumadi. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.