BAB I PENDAHULUAN. harta warisan, kekayaan, tanah, negara, 2) Perebutan tahta, termasuk di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, perkawinan tidak hanya mengandung unsur hubungan manusia. harus memenuhi syarat maupun rukun perkawinan, bahwa perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan dialam dunia berkembang biak. Perkawinan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Dalam menjalani kehidupan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Perkawinan Tahun 1974, melakukan perkawinan adalah untuk menjalankan kehidupannya dan

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH DENGAN MEMAKAI AKTA DI BAWAH TANGAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI BOYOLALI)

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa

BAB I PENDAHULUAN. penduduk, sementara disisi lain luas tanah tidak bertambah. 1 Tanah dalam

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pengadilan. Karena dalam hal ini nilai kebersamaan dan kekeluargaan

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan di alam dunia berkembang biak. Perkawinan merupakan salah

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN PUTUSAN TERHADAP PERKARA WARISAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. harus terjadi perselisihan atau sengketa dalam proses pembagian harta warisan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kenyataan sehari-hari permasalahan waris muncul dan dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. mereka pada dasarnya ingin hidup layak dan selalu berkecukupan. 1 Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. dasar, antara lain bersifat mengatur dan tidak ada unsur paksaan. Namun untuk

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Kebutuhan manusia dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami isteri memikul amanah dan

BAB I. Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki, ada daya saling menarik satu sama lain untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Suatu individu ataupun masyarakat tidak akan tumbuh menjadi

BAB I PENDAHULUAN. orang lain baik dalam ranah kebendaan, kebudayaan, ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kembali hak-haknya yang dilanggar ke Pengadilan Negeri

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT telah menghiasi alam semesta ini dengan rasa cinta dan kasih

BAB I PENDAHULUAN. mengenai segala jenis usaha dan bentuk usaha. Rumusan pengertian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia selaku anggota masyarakat, selama masih hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

BAB I PENDAHULUAN. asasi tenaga kerja dalam Undang-Undang yang tegas memberikan. bahkan sampai akhirnya terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini penulis melakukan dua hal pendekatan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. di atas selanjutnya akan diatur dalam Peraturan Pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam rangka. merata di segala bidang, salah satunya adalah bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk dibicarakan, karena persoalan ini bukan hanya menyangkut tabiat

BAB I PENDAHULUAN. warga negara merupakan badan yang berdiri sendiri (independen) dan. ini dikarenakan seorang hakim mempunyai peran yang besar dalam

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PEMBATALAN SERTIFIKAT HAK ATAS TANAH DALAM PERKARA JUAL BELI TANAH

BAB I PENDAHULUAN. keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) ialah rangkaian peraturan-peraturan

BAB I PENDAHULUAN. dalam waktu yang sama menuntut kewajiban ditunaikan. Hubungan hak dan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan tanah bahkan bukan hanya dalam. merupakan salah satu modal pembangunan yang mempunyai nilai strategis

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai dimana-mana. Sejarah membuktikan bahwa hampir tiap Negara

BAB I PENDAHULUAN. istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga ( Rumah Tangga ) yang bahagia

BAB I PENDAHULUAN. guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan Pasal 5 Undang-undang

UPAYA PERLAWANAN HUKUM TERHADAP EKSEKUSI PEMBAYARAN UANG DALAM PERKARA PERDATA (Studi Kasus Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. mampu memenuhi segala kebutuhannya sendiri, ia memerlukan tangan ataupun

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA WARIS ATAS TANAH HAK MILIK DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA DAN PENGADILAN AGAMA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. insan manusia pria dan wanita dalam satu ikatan suci dengan limpahan dari

PROSES PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN BAGI ANAK YANG TERLAMBAT MENDAFTARKAN KELAHIRANNYA DAN AKIBAT HUKUMNYA

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULAN. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dalam Pasal 1 Ayat (3)

FUNGSI DAN KEDUDUKAN SAKSI A DE CHARGE DALAM PERADILAN PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang dengan pesatnya. Pertumbuhan internet yang dimulai

BAB I PENDAHULUAN. etnis,suku, agama dan golongan. Sebagai salah satu negara terbesar di dunia,

EFEKTIFITAS MEDIASI DALAM PERKARA PERDATA BERDASARKAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 01 TAHUN 2008 (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Boyolali) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. umumnya memperlihatkan Metalofon, Gambang, Gendeng dan Gong yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas dan faktor produksi yang dicari oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kalah dalam suatu perkara merupakan aturan dan tata cara. aturan perundang-undangan dalam HIR atau RBG.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup

SKRIPSI PENGINGKARAN PUTUSAN PERDAMAIAN OLEH SALAH SATU PIHAK YANG BERPERKARA DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pencatatan setiap kelahiran anak yang dilakukan oleh pemerintah berasas non

III. METODE PENELITIAN. penelitian guna mendapatkan, mengolah, dan menyimpulkan data yang dapat

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH KHASANAH, SIDOHARJO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, dinamis dan sangat prospektif dan penuh dengan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan. peradilan pidana di Indonesia. Sebelum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini penulis melakukan dua pendekatan yaitu :

III. METODE PENELITIAN. empiris sebagai penunjang. Pendekatan secara yuridis normatif dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. suatu persetujuan yang menimbulkan perikatan di antara pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. aktifitasnya yang berupa tanah. Tanah dapat berfungsi tidak saja sebagai lahan

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat dan saling berinteraksi. Manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa. adanya atau dengan membentuk sebuah keluarga.

KEDUDUKAN ANAK DAN HARTA DALAM PERKAWINAN SIRI DITINJAU DARI UU NOMOR 1 TAHUN 1974

TINJAUAN MENGENAI ASPEK HUKUM PEMBAGIAN HARTA WARISAN MENURUT KUHPERDATA (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Jepara)

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Penelitian Hukum Normatif (Legal Reasearch). Metode penelitian hukum

PENERAPAN AZAS SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA MELALUI MEDIASI BERDASARKAN PERMA NO

BAB I PENDAHULUAN. Perolehan dan peralihan hak atas tanah dapat terjadi antara lain melalui: jual

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENETAPKAN SITA JAMINAN ATAS BENDA BERGERAK PADA PENYELESAIAN PERKARA PERDATA (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. istri, tetapi juga menyangkut urusan keluarga dan masyarakat. Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. penting dan sangat komplek dalam proses litigasi. Keadaan kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. positif Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang belum dewasa/

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri. Pelaksanaan jual beli atas tanah yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH SECARA KREDIT. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak sengketa terjadi di Indonesia yang menimbulkan konflik ringan dan berat. Beberapa konflik tersebut dapat terbentuk dari, 1) Perebutan tahta, termasuk di dalamnya adalah sumber kehidupan dan penghidupan, harta warisan, kekayaan, tanah, negara, 2) Perebutan tahta, termasuk di dalamnya adalah supremasi, pemerintahan, prestice/jabatan, 3) Perebutan wanita 1. Keseluruhan konflik tersebut saat ini sudah ada hukumnya masingmasing. Dalam hal ini yang juga sering menjadi pembahasan, hingga terjadinya perpecahan dalam keluarga adalah konflik mengenai warisan. Banyak kasus yang terjadi di Indonesia yang berhubungan dengan persengketaan tanah yang mana persengketaan tersebut tidak hanya terjadi antar warga, melainkan juga terjadi dalam keluarga. Karena rumitnya permasalahan ini maka banyak sekali dari mereka yang bermasalah, memasrahkan permasalahan pada pengadilan untuk menyelesaikan. Tidak ada kesadaran dalam diri masyarakat terutama dalam keluarga bahwa masalah harta warisan terutama tanah, tidaklah harus memecah tali silaturahmi keluarga. Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya sengketa dalam perebutan warisan dalam keluarga adalah karena langsung menyangkut harta benda, dan harta oleh manusia dianggap sebagai barang yang berharga. 1 Wisnu Sasongko. Armagedon antara Petaka dan Rahmat, Jakarta: Gema Insani, 2008, hal. 158. 1

2 Sehingga sering menimbulkan sengketa ataupun perselisihan karena berebut untuk menguasai harta waris tersebut. Selain itu masing-masing ahli waris merasa tidak menerima harta waris dengan adil atau ada ketidaksepakatan antara masing-masing ahli waris tentang hukum yang akan mereka gunakan dalam membagi harta warisan. Alasan di atas merupakan alasan umum yang menjadi landasan manusia gila akan warisan. Berdasarkan hal tersebut, maka hukum memberikan kebijakan kepada mereka (yang bermasalah dalam pembagian warisan terutama tanah) berupa hukum perdata dalam pengadilan. Sistem hukum waris merupakan bagian yang penting dalam mengatur hubungan dalam hukum keluarga dalam hal bagaimana menyelesaikan sengketa yang terkait dengan pembagian warisan. Ini dapat dipahami bahwa kalau tidak diatur dengan baik maka masalah warisan banyak terjadi pertengkaran bahkan saling membunuh antara para ahli waris. Setiap terjadi peristiwa kematian seseorang, segera timbul pertanyaan bagaimana harta peninggalannya (jika ada) harus dibagikan kepada yang berhak menerimanya dan kepada siapa saja harta itu dipindahkan, serta bagaimana caranya? Apakah keluarga lain yang berhubungan darah juga berhak untuk mendapatkan warisan tersebut, atau hanya mereka yang tertulis atau terucap dalam perjanjian pembagian waris dalam keluarga? Semua ini harus diatur dalam hukum kewarisan. Seperti yang tertulis dengan jelas bahwa hukum waris dapat dipaparkan sebagai seluruh aturan yang menyangkut penggantian kedudukan harta kekayaan yang mencakup himpunan aktiva dan pasiva orang yang

3 meninggal dunia. 2 Hukum waris diatur di dalam Buku II KUHP perdata. Pasal yang mengatur tentang waris sebanyak 300 pasal, yang dimulai dari Pasal 830 KUH perdata sampai dengan Pasal 1130 KUH perdata Prinsip ini ditegaskan dalam ketentuan Pasal 830 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Pewarisan hanya terjadi bilamana ada kematian (dari pewaris atau pemilik sah harta waris). 3 Seketika seseorang meninggal dunia, para ahli waris demi hukum akan menggantikan kedudukan pewaris sebagai pihak yang berwenang memiliki atau mengurus harta kekayaan yang ditinggalkan. Mengenai pembagian warisan terdapat tiga unsur di dalamnya yaitu: (1) Adanya pewaris, (2) Harta warisan, dan (3) Adanya ahli waris. Berdasar keterangan bahwa harta warisan berupa hak dan kewajiban yang dapat di nilai dengan uang. Permasalahan sengketa tanah antar waris tersebut saat ini menjadi momok karena terpikirkan bahwa warisan tersebut dapat memberikan kesejahteraan bagi yang menerima warisan. Sehingga di Indonesia berita mengenai keretakan rumah tangga karena warisan sering kali terdengar. Seperti yang terjadi pada kasus sengketa tanah yang terjadi di Sragen dalam satu keluarga yang melibatkan pengadilan negeri sebagai penengah. Perihal yang terjadi pada keluarga di Sragen menjadi permasalahan karena pihak ahli waris yang terdiri dari 2 orang, salah satunya tidak terima bila mana tanah warisan diberikan kepada cucu yang nota bene bukanlah ahli waris, hanya merupakan keturunan ahli waris. Sedangkan ahli waris yang sebenarnya 2 M.J.A Van Mourik. Studi Kasus Hukum Waris, Bandung: Eresco, 1993, hal 1. 3 Serge Kreutz. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Civil Code) Buku Kedua-Benda. International Journal, 2011.

4 adalah ayah yang sudah meninggal. Tetapi dari pihak ahli waris yang merupakan cucu tersebut merasa bahwa karena tanah tersebut sudah diwariskan berarti tanah tersebut adalah sudah menjadi bagian dari keluarga. Permasalahan di atas menuntut pihak Pengadilan Negeri Sragen sebagai penengah untuk menyelesaikan perkara perebutan warisan tersebut berdasarkan hukum perdata, yaitu ditinjau dari bagaimana sistem hasil pembagian waris yang benar bila salah satu ahli waris telah meninggal. Karena permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk mencoba melakukan studi mengenai penyelesaian sengketa pembagian warisan antar ahli waris dari perspektif hukum perdata di Pengadilan Negeri Sragen, dalam sebuah penelitian yang berjudul PENYELESAIAN SENGKETA PEMBAGIAN WARISAN ANTAR AHLI WARIS PERSPEKTIF HUKUM PERDATA (Studi Kasus Pengadilan Negeri Sragen). B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kedudukan ahli waris dalam pembagian warisan dalam sengketa ini dan bagaimana hak dari masing-masing ahli waris dalam dalam pembagian warisan? 2. Bagaimana pertimbangan hakim dalam menentukan pembuktian perkara warisan antar ahli waris?

5 3. Bagaimana pertimbangan hakim dalam menentukan putusan atas perkara pembagian warisan antar ahli waris yang terbukti? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka peneliti menentukan tujuan penelitian yaitu. 1. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan ahli waris dalam pembagian warisan dalam sengketa ini dan bagaimana hak masing-masing ahli waris dalam pembagian warisan. 2. Untuk mendeskripsikan pertimbangan hakim dalam menentukan pembuktian perkara warisan antar ahli waris. 3. Untuk mengetahui pertimbangan hakim dalam menentukan putusan atas perkara pembagian warisan antar ahli waris. D. Manfaat Penelitian Penelitian yang akan dilakukan berikut ini diharapkan akan memberika manfaat yang berguna baik bagi perkembangan ilmu hukum itu sendiri maupun dapat diterapkan dalam praktiknya. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah: 1. Manfaat bagi penulis a. Memberikan pendalaman, pengetahuan, dan pengalaman yang baru kepadapenulis mengenai permasalahan hukum yang dikaji, yang dapat berguna bagi penulis di kemudian hari.

6 b. Untuk lebih mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir dinamis dan sistematis bagi penulis yang membuat sebuah karya tulis. c. Penulisan hukum ini diharapkan bermanfaat bagi pribadi penulis sendiri, untuk lebih mengetahui pertimbangan-pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara pembagian warisan. 2. Manfaat bagi ilmu pengetahuan a. Penulisan hukum ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum pada umumnya dan hukum perdata pada khususnya. b. Diharapkan penulisan ini dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat mengenai putusan Pengadilan Negeri tentang pembagian warisan. c. Hasil penelitian hukum ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan untuk mengadakan penelitian. 2. Manfaat bagi masyarakat a. Hasil penelitian ini, diharapkan dapat diapakai sebagai bahan pertimbangan bagi siapa saja sebagai solusi mereka bilamana terjadi permasalahan sengketa pembagian warisan antar ahli waris dalam keluarga tanpa harus berurusan dengan Pengadilan dan juga sebagai solusi bagi masyarakat bila mereka berhadapan dengan sengketa tersebut dan berurusan dengan Pengadilan.

7 b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan pemahaman dan kesadaran kepada masyarakat pada umumnya dalam hal pembagian warisan antar ahli waris agar tidak terjadi sengketa waris dalam pembagian warisan. E. Metode Penelitian Metode merupakan cara atau jalan bagaimana seseorang harus bertindak. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan menganalisisnya. 4 Dalam rangka penelitian untuk menyusun skripsi ini, metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang digunakan dalam peneitian ini adalah pendekatan yuridis normatif, yaitu suatu penelitian hukum yang mempergunakan sumber hukum sekunder, dilakukan dengan menekankan dan berpegang teguh pada segi-segi yuridis. Penelitian hukum normatif merupakan penelitian kepustakaan, yaitu penelitian terhadap data sekunder. Data sekunder mempunyai ruang lingkup yang meliputi suratsurat pribadi, buku-buku sampai pada dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah. 5 4 Khudzaifah Dimyati & Kelik Wardiono. Metode Penelitian Hukum, Surakarta: Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2004, hal 3. 5 Soekanto dan Mamudi. Hukum Normatif Suatu TInjauan Singkat, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 2004, hal 24.

8 Alasan penulis menggunakan pendekatan ini adalah karena dalam penelitian ini peneliti meneliti aspek hukum, asas hukum, kaidah hukum terhadap proses penyelesaian sengketa tanah warisan antar ahli waris perspektif hukum perdata untuk mendapatkan hasil penyelesaian tentang sengketa antar ahli waris. 2. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yaitu untuk memberian data yang seteliti mungkin manusia, keadaan atau gejala lainnya. 6 Metode deskriptif ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang baik, jelas dan memberikan data yang tepat tentang obyek yaitu tentang yang diteliti lebih bersifat deskriptif, karena bermaksud menggambarkan secara jelas tentang berbagai hal yang terkait dengan obyek yang diteliti, yaitu tentang penyelesaian sengketa warisan antar ahli waris prespektif hukum perdata. 3. Jenis dan Sumber Data a. Data Sekunder Mencari data sekunder dengan menggunakan bahan-bahan hukum yang meliputi: 1) Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer yakni yang berkaitan erat dengan bahanbahan hukum yang dengan permasalahan yang akan penulis teliti, antara lain sebagai berikut: 6 Hadari Nawawi. Metode Penelitian Hukum Sosial, Yogyakarta: UGM Press, 1991, hal 58.

9 a) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) b) Yurispudensi. 2) Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap hukum primer, seperti buku tentang waris mewaris, hasil-hasil penelitian, hasil karya ilmiah para sarjana serta pendapat para pakar hukum yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini. 3) Bahan Hukum Tersier Bahan hukum tersier yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus hukum, ensiklopedia. 7 b. Data Primer 1) Lokasi Penelitian Penulis dalam rangka mengadakan peneitan guna penulisan hukum ini mengambil lokasi di Pengadilan Negeri Sragen, karena Pengadilan Negeri Sragen juga pernah memutus perkara penyelesaian sengketa warisan. 2) Subyek Penelitian Selanjutnya dalam penelitian ini penulis menetapkan subyeksubyek yang diteliti yaitu dengan informan atau responden yang berkompeten dalam permasalahan mengenai sengketa waris yaitu 7 Ibid., hal. 32

10 Hakim Pengadilan Negeri Sragen yang memutus perkara sengketa warisan antar ahli waris yang penulis teliti. 4. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis untuk mengumpulkan bahan hukum sebagai berikut: a. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan yaitu melakukan pengumpulan data dengan jalan mempelajari bahan hukum primer yang berupa peraturan perundang-undangan dan bahan hukum sekunder yaitu yang berasal dari beberapa literatur atau buku-buku yang relevan dengan permasalahan yang dikaji serta bahan hukum tersier yang berupa kamus hukum dan ensiklopedia. Kemudian bahan hukum tersebut dipelajari dan dikaji untuk dijadikan pedoman atau landasan dalam menyusun dan melakukan penelitian. b. Studi Lapangan 1) Membuat daftar pertanyaan Penulis mempersiapkan terlebih dahulu pertanyaan yang akan diajaukan kepada narasumber. Kemudian penulis menyiapkan pertanyaan yang berkaitan dengan perkara penyelesaian pembagian warisan antar ahli waris perspektif hukum perdata. 2) Wawancara Wawancara ini merupakan pencarian dan pengumpulan data primer yang diperoleh langsung dari obyek yang diteliti dengan

11 cara penulis terjun langsung ke lokasi penelitian yang menjadi tempat penelitian dengan mengadakan tanya jawab dengan pihak yang terkait yaitu hakim yang memeriksa dan memutus perkara penyelesaian sengketa pembagian warisan antar ahli waris perspektif hukum perdata. 5. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode analisis data secara Kualitatif. Metode kualitatif dilakukan dengan menganalisis data yang meliputi putusan Pengadilan Negeri tentang pembagian warisan, peraturan perundang-undangan, dokumen-dokumen, buku-buku kepustakaan, dan literatur lainnya yang berkaitan dengan masalah pembagian warisan. Setelah hal di atas tercapai, maka kemudian akan dihubungkan dengan data-data yang diperoleh penulis dari studi lapangan yang berupa hasil wawancara dengan responden atau naasumber yang brsangkutan, untuk itu kemudian dilakukan pengumpulan dan penyusunan data secara sistematis serta menguraikannya dengan kalimat yang teratur dengan ditarik sebuah kesimpulan. F. Sistematika Skripsi Penyusunan skripsi ini dibagi dalam empat bab, yaitu: Bab I Pendahuluan, berisi Latar Belakang Masalah, Perumusan masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian dan Sistematika Skripsi.

12 Bab II Tinjauan Pustaka, berisi Pertama, Tinjauan tentang Pembagian Warisan yang meliputi: Pengertian Hukum Waris, Unsur-Unsur Hukum Waris, Pihak-pihak Hukum Waris, Obyek yang diwariskan, Kedudukan dan Hak-hak ahli waris dalam pembagian warisan. Kedua, Tinjauan Tentang Proses Pemeriksaan di Pengadilan Negeri, meliputi Penyusunan surat gugatan, Pengajuan surat gugatan, Pemanggilan para pihak, Pemeriksaan perkara, antara lain Perdamaian, Jawab menjawab antara penggugat dan tergugat, yang berisi Pembacaan Surat Gugatan, Jawaban Tergugat, Replik, Duplik, sedangkan Pembuktian, berisi Pengertian pembuktian, Beban pembuktian, Alat bukti, Penilaian pembuktian dan Kesimpulan Pembuktian, sedangkan Putusan berisi Pengertian putusan, Macam-macam putusan, dan Pertimbangan Hakim. Bab III Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi bagaimana kedudukan ahli waris dalam pembagian warisan dalam sengketa ini dan bagaimana hak dari masing-masing ahli waris dalam dalam pembagian warisan?, bagaimana pertimbangan hakim dalam menentukan pembuktian perkara warisan antar ahli waris?, dan bagaimana pertimbangan hakim dalam menentukan putusan atas perkara pembagian warisan antar ahli waris yang terbukti? Bab IV Penutup, merupakan bab terakhir yang berisi Kesimpulan dan Saran.