Competitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012

dokumen-dokumen yang mirip
Competitor, Nomor 2 Tahun 2, Juni 2010

Competitor, Nomor 3 Tahun 3, Oktober 2011

PENGARUH LATIHAN SMALL SIDES GAMES TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA. Oleh: Nadewi Syam (*

PENGARUH LATIHAN TENDANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING FINALTI PADA PERMAINAN SEPAKBOLA. Oleh: Bakkareng )*

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN

Competitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012

LATIHAN KELINCAHAN DAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA

PENDEKATAN TAKTIS UNTUK MENINGKAT KEMAMPUAN SHOOTING KE GAWANG PADA CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA JURNAL. Oleh GATOT WIDYA ANGGARA

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

KONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA CLUB BILOPA KABUPATEN SINJAI

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA. Jurnal. Oleh. Chandra Sasongko

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut. sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan

Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Menendang Bola Pada Permainan Sepakbola Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar

PENGARUH LATIHAN CROSS JUMP TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA SMAK ANALISIS KIMIA MAKASSAR.

Andrianus Rio Elmino, Eka Supriatna, Ahmad Atiq Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP UNTAN

Competitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012

ekstrakurikuler sepakbola di SMAN 3 Tambun Selatan Bekasi.

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 37 SAMARINDA

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016

KOORDINASI MATA KAKI, KESEIMBANGAN, KELINCAHAN, DAN KETERAMPILAN MENGGIRING DALAM SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk

KONTRIBUSI ANTARA POWER OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN MELEMPAR BOLA (THROW-IN) PADA KLUB SEPAKBOLA PERSAS SABANG TAHUN 2011

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS. terbukti hampir diseluruh dunia memainkan olahraga ini. Menurut Sindhu dkk

BAB I PENDAHULUAN. memasyarakat dan digemari hampir semua orang. Orang bukan saja gemar

Journal of Sport Sciences and Fitness

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh WAGA AFRIAN EFENDI

HUBUNGAN KELENTUKAN TUBUH DAN KECEPATAN REAKSI DENGAN KETERAMPILAN MENGIRING BOLA PERMAINAN SEPAKBOLA JURNAL. Oleh JULIANDA TRI IMAM

PENGARUH LATIHAN WALLPASS TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING PERMAINAN SEPAKBOLA PADA MAHASISWA PENJASKESREK. (Jurnal) Oleh CHOIRUL UMAM

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL. Oleh SINGGIH PRADITO

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN KETEPATAN MENENDANG BOLA PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 2 KEPUNG SKRIPSI

Oleh : Watak Putra Wijaya Kusuma, Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Competitor, Nomor 3 Tahun 4, Oktober 2012

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN ANTARA SINGLE LEG HOP DENGAN DOUBLE LEG HOP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

KORELASI ANTARA KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLE PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MINI

Zulkarnaen, S.Pd., M.Pd. *) ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 50 METER DAN KELINCAHAN

BAB II KAJIAN TEORI. regu, masing masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk

GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S

Oleh YUDHA BAYU ARIANTO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN FORWARD RUN DENGAN LATERAL SHUFFLE TERHADAP KELINCAHAN SISWA SMA NEGERI 2 PEKANBARU PADA EKSTRAKURIKULER SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORITIS. Sepak bola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia. Lebih dari 200 juta orang

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan olahraga yang menarik. Sepakbola merupakan olahraga permainan

PENGARUH PERMAINAN FUTSAL TERHADAP MOTOR ABILITY SISWA DI SDIT BANI SALEH 6 KOTA BEKASI. Oleh : Memet Muhamad, Drs., MPd.

BAB I PENDAHULUAN. tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin

PENGARUH LONCAT KATAK TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 SINGKAWANG ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: ELFRY APRIENDY NIM.

KONTRIBUSI PANJANG LENGAN DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI SISWA SMP NEGERI 2 SAMARINDA. Muchamad Samsul Huda

Abstract: The problem in this research is the relationship of agility and speed to

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : SUGENG SANTOSA

WARDIAN AGUS S. 1) H. ABDUL NARLAN 2)

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLING TIM SEPAKBOLA LIPURI PEKANBARU TAHUN 2013 ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG PADA PEMAIN SSB ANEUK RENCONG BANDA ACEH TAHUN 2010

Abstrak. menggiring bola dalam permainan sepak bola pada siswa putra kelas X SMA Muhammdiyah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

HUBUNGAN DAYA LEDAK TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN TENDANGAN JAUH DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA MURID SDN 255 BONEPUTE KABUPATEN LUWU TIMUR

PENGARUH LATIHAN BEREDAR DENGAN BOLA TERHADAP KETEPATAN MENENDANG BOLA PADA PEMAIN U-17 SSB SATRIA ZAHRA PEKANBARU

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuda Muhammad Awaludin, 2013

Volume 3 Nomor 1, Maret 2016 ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

KONTRIBUSI KECEPATAN DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL MENGGIRING BOLA (Studi Pada Ekstrakurikuler Sepakbola Di SMK Pemuda Papar)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

JURNAL PENGARUH LATIHAN SPEED LADDER DRILL TERHADAP KELINCAHAN DAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA SSB AKADEMI AREMA KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, dari anak-anak, dewasa, dan orang tua, pria, maupun wanita. Hakekat sepakbola menurut Sucipto (1999:7) bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk saat tertentu. Dalam segala hal, keberhasilan tim tergantung

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh. Arif Cahyanto

HUBUNGAN KECEPATAN DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLING PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMP KARTIKA 1-7 PADANG

PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW

HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLING SEPAKBOLA PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMP NEGERI 2 KUBU JURNAL. Oleh SUPIAN

KOORDINASI MATA-KAKI, KESEIMBANGAN, DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Ricardo V Latuheru

BAB I PENDAHULUAN. kesegaran jasmani dan berpengaruh pula pada peningkatan prestasi pada cabang

PENGARUH LATIHAN KNEE-TUCK JUMP

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN BAHU DAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN BAHU DENGAN HASIL SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI

Oleh : MUHAMMAD NUR SOLIKIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

Andi Rizal. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar ABSTRAK

PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU BOLA TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

SURVEI KONDISI FISIK PEMAIN PS. PUTRA SAKTI JOMBANG

Transkripsi:

PENGARUH LATIHAN ZIG ZAG RUN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR OLEH: ANTO SUKAMTO )* ABSTRAK Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui; (1) apakah ada pengaruh latihan zig-zag run terhadap kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola pada mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar; dan (2) apakah ada perbedaan pengaruh antara latihan zigzag run dan kelompok kontrol terhadap kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola pada mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar;. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa putra yang berjumlah 40 orang, teknik penentuan sampel adalah dengan pemiihan secara acak dengan cara undian (simple random sampling) yang selanjutnya di bagi menjadi dua kelompok yang masing-masing berjumlah 20 orang dengan cara matchid ordinat. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis uji-t pada taraf signifikan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh yang signifikan latihan zig-zag run terhadap kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola pada mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar dengan nilai t observasi 14,997 lebih besar dari nilai t tabel pada taraf signifikan 95% = 2,093, dan (2) ada perbedaan pengaruh yang signfikan antara latihan zig-zag run dan kelompok kontrol terhadap kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola pada mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar; dengan nilai t observasi 19,602 lebih besar dari nilai t tabel pada taraf signifikan 95% = 2,048. Kata Kunci: Latihan zig-zag run, kemampuan menggiring bola ABSTRACT This experiment study aims to determine: (1) whether there are effects of exercise zig-zag run to the ability to dribble the football game at the Faculty of Sport Science, State University of Makassar, and (2) whether there are differences between the effect of exercise and zig-zag run group control of the ability to dribble the football game at the Faculty of Sport Science, State University of Makassar;. The sample used was the son of students numbering 40 people, the technique is the determination of sample pemiihan randomly by lottery (simple random sampling) is further divided into two groups each of 20 10

people in a way matchid ordinate. Data analysis technique used is the t-test analysis at 95% significant level. The results showed that: (1) no significant effect of exercise zig-zag run to the ability to dribble the football game at the Faculty of Sport Science, State University of Makassar with a value of 14.997 t of observation is greater than t table value at significant level 95% = 2.093, and (2) there is a difference between the exercise exhibited significantly influence the zig-zag run and the control group's ability to dribble the football game at the Faculty of Sport Science, State University of Makassar; with a value of 19.602 t of observation is greater than t table value at significant level 95 % = 2.048. Key words: Exercise zig-zag run, dribbling skills PENDAHULUAN Dalam permainan sepakbola terdiri dari beberapa teknik dasar yang ada didalamnya. Salah satu diantaranya adalah teknik menggiring bola. Menggiring bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan sepakbola yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Menggiring bola adalah gerakan dalam permainan sepakbola yang mengandung unsur seni, sebab adanya penggunaan beberapa bagian kaki yang menyentuh bola dengan cara menggulingkan bola di tanah sambil berlari. Gerakan merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan olahraga. Untuk dapat melakukan gerakan memerlukan sejumlah tenaga. Dengan tenaga yang dimiliki seorang dapat melakukan keterampilan yang dibutuhkan. Gerakan terjadi disebabkan oleh berkontraksi otot. Kontraksi otot-otot tersebut akan menghasilkan tenaga. Untuk meningkatkan keterampilan atau kemampuan dalam permainan sepakbola, khusus dalam teknik dasar menggiring bola perlu adanya atau harus latihan yang teratur serta sistematis dengan metode atau bentuk latihan yang tepat. Namun bentuk latihan yang dilakukan harus spesifik dan lebih mengarah, agar dapat menunjang peningkatan kemampuan menggiring bola. Seperti halnya dalam melakukan teknik menggiring bola perlu adanya dukungan kecepatan lari dan kelincahan. Kecepatan adalah kemampuan organisme untuk melakukan gerak dengan mempergunakan waktu yang sesingkat-singkatnya atau kecepatan lasimnya dipergunakan untuk mengatasi kemampuan perpindahan sebuah benda. Dalam kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola unsur kecepatan merupakan komponen fisik yang esensial. Hal ini terjadi pada saat seorang pemain akan melewati lawan sehingga dapat mengancam pertahanan lawan. Pemain perlu memiliki kecepatan lari, sebab disaat dalam permainan biasanya pemain dituntut untuk bereaksi lebih cepat untuk mencapai bola yang jauh atau biasa melakukan trik dengan melakukan menggiring bola bola kemudian lari dengan cepat. Kelincahan merupakan suatu bentuk gerakan yang mengharuskan orang atau pemain untuk bermain dengan pergerakan dengan cepat dan lincah 11

untuk mengubah arah dan tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang memiliki atau mempunyai kemampuan untuk mengubah arah atau posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Kedua komponen fisik tersebut merupakan pendukung dalam pengembangan kecakapan atau keterampilan teknik dasar menggiring bola dalam permainan sepakbola. Oleh karena itu perlu adanya bentuk latihan yang perlu dikembangkan dalam pencapaian dua komponen fisik tersebut. Bentuk latihan zig-zag run merupakan bentuk latihan yang dilakukan secara berkelok melalui beberapa buah tiang atau titik. Bentuk latihan zig-zag run diarahkan pada bagaimana seorang pemain dapat melakukan gerakan secara cepat dan lincah. Teknik Dasar Menggiring Bola Midgley (2000) mengungkapkan pengertian tentang sepakbola atau soccer adalah Merupakan pertandingan bola yang dimainkan dua regu masing-masing sebelas orang, sasaran pertandingan ini adalah memasukkan bola di dalam gawang lawan dan pemenangnya adalah pemasuk bola terbanyak. Sarumpaet (1991) menggambarkan pengertian permainan sepakbola, sebagai berikut: Sepakbola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut kesebelasan. Masing-masing regu atau kesebelasan berusaha memasukkan bola sebanyakbanyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri agar tidak kemasukan. Didalam usaha untuk memasukkan atau mencetak gol dan mempertahankan untuk tidak kemasukan bola serta ada peraturan-peraturan permainan yang setiap pemain harus mentaati. Bentuk permainan sepakbola banyak mendapat perhatian dari masyarakat, sebab memiliki karakteristik tertentu yaitu mengolah bola dengan menggunakan kaki dan melibatkan banyak orang. Bentuk olahraga sepakbola bukanlah permainan yang mudah, tetapi membutuhkan pengolahan gerak yang universal. Aksi individu haruslah diikuti dengan kerjasama tim yang baik, sebab sepakbola dimainkan oleh banyak orang. Dalam permainan sepakbola dikenal banyak teknik dasar yang biasa digunakan dan merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh setiap pemain sepakbola. Teknik permainan sepakbola adalah suatu gerakan teknik yang dilakukan untuk memainkan bola disertai gerak tubuh. Muchtar (1992) mengemukakan bahwa: teknik sepakbola adalah cara pengolahan bola maupun gerak tubuh dalam bermain. Haddade dan Tola (1991) mengemukakan bahwa: Yang dimaksud dengan teknik dalam permainan sepakbola adalah semua gerakan dengan atau tanpa bola yang berguna dalam permainan. Rani (1992) mengemukakan bahwa: Teknik sepakbola adalah semua gerakan dengan atau tanpa bola yang diperlukan dalam mengembangkan prestasi maksimal dengan tenaga maksimal. Untuk dapat bermain dengan baik, terlebih dahulu harus menguasai seluruh teknik dasar bermain pada permainan sepakbola. Karena tanpa menguasai hal tersebut permainan nampak kurang menarik bahkan membosankan. Pada dasarnya keterampilan teknik 12

dasar bermain sepakbola terdiri dari teknik dengan bola dan teknik tanpa bola. Penguasaan teknik dasar dalam permainan sepakbola sangat berguna bagi pemain, dimana kemampuan menguasai dan memainkan bola dapat dilakukan secara efektif dan efesien. Teknik dasar yang dimaksud adalah; teknik menendang, teknik menggiring bola, teknik menahan bola, teknik menyundul bola, teknik merebut bola, teknik lemparan ke dalam. Dari berbagai teknik yang dikemukakan, setiap teknik dasar mempunyai ciri khas tersendiri dalam pelaksanaannya. Menggiring bola merupakan salah satu teknik dalam permainan sepakbola yang harus dimiliki dan dikuasai oleh setiap pemain, hal ini sangat berguna dalam situasi permainan sebab tanpa penguasaan teknik tersebut seorang pemain tidak akan dapat bermain dengan baik. Menurut M.F Siregar (1975) mengatakan bahwa: Pelaksanaan suatu kegiatan secara efektif dan rasional yang memungkinkan tercapainya hasil yang baik dalam pertandingan. Salah satu unsur yang sangat penting untuk dikuasai oleh seorang pemain adalah teknik menggiring bola. Teknik menggiring bola dapat dimiliki atau dikuasai apabila dipelajari dan dilatih dengan baik pula. Ilyas Haddade dan Ismail Tola (1991) mengemukakan teknik menggiring bola dalam permainan sepakbola sebagai berikut: 1) Menggiring bola dengan kaki sebelah dalam; Mengiring bola dengan kaki sebelah dalam adalah menggiring dengan persentuhan antara bola dengan kaki bagian sebelah dalam atau membawa bola dengan kaki dalam. Bagian kaki dalam baik sekali sebab bagian kaki yang menyentuh luas daerahnya. Namun demikian gerakan ke depan sangat lambat akibat posisi kaki tidak berjalan atau searah dengan gerakan kaki ke depan. Untuk menganalisa teknik pelaksanaan menggiring bola dalam permainan sepakbola pada umumnya dianalisa adalah sikap dan posisi badan yang meliputi kaki tumpu, kaki sentuh dan badan. (1) Kaki tumpu diletakkan di samping bola yang sedang menggelinding ke depan, berat badan pada kaki tumpu, pada saat bola disentuh maka kaki tumpu kembali melangkah ke depan, (2) Kaki sentuh mulai terangkat pada saat kaki tumpu menyentuh tanah langsung bola disentuh dengan bidang perkenaan pada kaki bagian dalam, ujung kaki diputar keluar sehingga bagain kaki yang berhadapan dengan bola, dan (3) Badan tetap condong ke depan untuk mengimbangi keseimbangan serta mempercepat proses gerakan ke depan. 2) Menggiring bola dengan kurakura bagian dalam; Menggiring bola dengan kura-kura bagian dalam adalah membawa bola dengan cara hanya dipergunakan ketika bola membelok dan merubah arah, menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam yaitu bidang persentuhan ujung kaki bagian dalam. Mengenai teknik pelaksanaan gerakan teknik dasar menggiring dalam permainan sepakbola, pada dasarnya sama dengan menggiring bola dengan kaki bagian dalam. Hanya saja letak perbedaan pada bidang perkenaan atau sentuhan yaitu kaki dalam bagian depan, dengan demikian 13

dapat diuraikan atau dianalisa berikut: (1) Kaki sentuh tidak terlalu diputar ke arah luar dan lutut tidak terlalu ditekuk, (2) Badan tidak terlalu diputar ke arah kaki yang menyentuh bola, dan (3) Pandangan ke arah bola, dan berganti-ganti ke arah kanan maupun ke liri arah lawan. Menggiring bola dengan kurakura kaki bagian dalam kegunaannya yaitu dapat cepat merubah arah bola ke kiri dan ke kanan, sehingga dapat lebih mudah melindungi bola bilamana terjadi rampasan atau perebutan bola dari lawan dengan kata lain mudah dalam penguasaan. 3) Menggiring bola dengan kurakura bagian atas; Menggiring bola dengan kura-kura bagian atas, tidak seluas dengan perkenaan menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian lain yang banyak digunakan dalam permainan. Karena praktis untuk memperoleh kecepatan atau menggiring bola ke depan. Hal ini disebabkan posisi kaki bergerak ke depan secepat mungkin. 4) Menggiring bola dengan kurakura bagian luar; Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar pada dasarnya mempunyai persamaan dengan teknik mengiring yang lainnya. Hanya bidang perkenaan dengan bola lebih luas sehingga memudahkan pengaturan gerak bola sesuai kehendak pemain. Cara menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar yaitu dapat menggerakkan bola terarah ke depan dengan baik dan tetap dalam penguasaan. Cepat bergerak ke depan karena setiap kaki sejalan dengan sikap untuk berlari dan dapat memberikan bola dengan sikap untuk berlari dan dapat memberikan bola dengan tibatiba, sebab sikap dan posisi tubuh yang sedemikain sehingga selalu siap untuk mengadakan passing ke arah lawan. Latihan zig-zag run Pelaksanaan latihan fisik kepada atlet harus benar dan tepat. Benar dalam pengertian menyangkut isi pengetahuan atau ilmu yang dipergunakan, sedangkan tepat berarti berkenaan dengan cara atau bentuk latihan yang dipergunakan untuk mencapai pengetahuan atau ilmu yang dianggap benar. Sesuai yang dikemukakan Syam (2000) bahwa: Latihan fisik yang dilakukan secara teratur, sistematis dan berkesinambungan, yang dituangkan dalam suatu program latihan akan meningkatkan kemampuan fisik secara nyata. Bentuk latihan fisik terus menerus mengalami perkembangan, akibatnya terdapat beberapa bentuk latihan kondisi fisik yang pelaksanaannya beraneka ragam. Ini membuktikan bahwa usahausaha penelitian dalam bentuk latihan fisik telah banyak dilakukan, namun masih ada permasalahan yang perlu dicari pemecahannya. Soekarman (1987) mengemukakan bahwa: Kondisi fisik yang dapat dicapai melalui latihan yang keras dan cara latihannya tidak cukup dengan latihan olahraga itu saja, tetapi harus dipersiapkan secara khusus sesuai dengan kebutuhan masing-masing cabang olahraga. Pengembangan fungsional dan sistem tubuh yang baik, dapat menunjang pelaksanaan teknik gerakan secara efektif dan efesien. Kalau kondisi fisik baik, maka; (1) 14

akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung. (2) akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan dan lain-lain komponen kondisi fisik. (3) akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan. (4) akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan. (5) akan ada respon yang cepat dari organisme tubuh kita bila sewaktu-waktu respons demikian diperlukan (Harsono, 1988). Jika unsur kondisi fisik itu tidak atau kurang tercapai pada suatu tahap latihan tertentu, maka ini dapat dikatakan bahwa perencanaan dan sistematika latihan itu kurang tepat. Penguasaan teknik-teknik dasar yang efektif dan efesien, tentu bukan hanya dalam teknik saja akan tetapi didukung pula oleh adanya kemampuan kondisi fisik. Pengembangan penguasaan teknik pada cabang olahraga yang lebih maksimal dengan tujuan pencapaian prestasi, perlu dukungan dari faktor fisik. Namun demikian kondisi fisik yang akan dibahas dibatasi pada tiga hal yaitu kekuatan, kecepatan, dan kelincahan sebagai penunjang dalam melakukan teknik menggiring bola dalam permainan sepakbola. Kecepatan dapat menjadi faktor penentu dalam beberapa cabang olahraga seperti dalam permainan sepakbola. Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenisnya secara turut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Akan tetapi kecepatan bukan hanya berarti menggerakkan seluruh tubuh, namun dapat pula terbatas pada menggerakkan anggota tubuh dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Misalnya; dalam teknik menggiring bola, kecepatan lari ditentukan oleh gerakan berturut-turut dari kaki untuk melangkah yang dilakukan secara cepat. Menurut Abdul Kadir Ateng (1991) bahwa: Kecepatan adalah kemampuan individu untuk melakukan gerakan yang sama berulang-ulang dalam waktu yang sesingkat-singkatnya atau jumlah gerakan perunit waktu. Untuk mencari dan menentukan seorang atlet sepakbola yang baik, maka perlu diketahui tentang kriteriakriteria yang dapat dijadikan pintu untuk menentukan seorang pemain yang baik. Telah diketahui bahwa kekuatan dan kecepatan merupakan kriteria yang paling penting. Namun kerbehasilan dalam pencapaian teknik dasar yang efesien dan prestasi yang maksimal tidak dapat ditentukan oleh hanya dari kedua kemampuan fisik tersebut, akan tetapi kemampuan fisik lainnya turut menunjang pula. Dari penjelasan tersebut maka seorang pemain sepakbola sangat memerlukan kelincahan sebagai faktor didalam melakukan teknik dasar permainan sepakbola agara dalam penampilan akan lebih sempurna. Dalam permainan sepakbola, kelincahan sangat diperlukan dalam melakukan dribbling atau menggiring bola Harsono (1988) mengemukakan bahwa: Agilitas adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tampa kehilangan keseimbangan atau kesadaran akan posisi tubuhnya. Untuk lebih jelasnya dikemukakan juga batasan dari James A.Baley (1982:142) bahwa: Agility is generally depened 15

as the ability to change direction guindely and effecti vely wrile moving as nearly as possible at full speed. Pendapat tersebut dapat diartikan sebagai kemampuan merubah arah dengan cepat dan efektif sambil bergerak atau berlari hampir dalam kecepatan penuh. METODE PENELITIAN Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen lapangan. Adapun variabel penelitian yang ingin diteliti dalam penelitian ini terdiri atas: variabel bebas yaitu latihan zig-zag run dan variabel terikat yaitu kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola. Populasi merupakan suatu kumpulan atau kelompok individu yang dapat diamati oleh anggota populasi itu sendiri atau bagi orang lain yang memiliki perhatian terhadapnya. Populasi menurut Sugiyono (2000) mengemukakan bahwa: Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan kuantitas serta karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dengan uraian tersebut, maka populasi adalah keseluruhan individu atau obyek yang ingin diteliti. Populasi suatu penelitian harus memiliki karakteristik yang sama atau hampir sama. Olehnya itu yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FIK UNM. Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data yang sebenarnya dalam satu penelitian. Pengertian tentang sampel didasari oleh Competitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012 pandangan Suharsimi Arikunto (1992) bahwa: Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Alasan dari penggunaan sampel adalah keterbatasan waktu, tenaga dan banyaknya populasi. Berdasarkan pengertian tersebut, maka sampel yang diambil atau digunakan dalam penelitian ini berjumlah 40 orang yang terdiri atas 20 orang untuk kelompok latihan zig-zag run dan 20 orang untuk kelompok kontrol. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah disiapkan adalah alat yang sudah baku, agar hasil pengukuran yang diperoleh mendekati normal. Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian, sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam instrumen penelitian ini yaitu mengukur kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola. Data penelitian, baik tes awal maupun tes akhir dianalisis dengan perhitungan statistik, barupa: statistik deskriptif dan statistik inferensial, yaitu pengujian hipotesis penelitian menggunakan uji-t pada taraf signifikan 95% atau 0,05. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis deskriptif data, maka dapat diuraikan sebagai berikut: a. Untuk data tes awal latihan zigzag run, dari 20 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 232,88. Nilai rata-rata yang diperoleh = 11,64 dengan hasil standar deviasi = 0,98648. Untuk nilai minimal = 10,24 dan nilai maksimal = 13,93. b. Untuk data tes akhir latihan zigzag run, dari 20 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 16

201,75. Nilai rata-rata yang diperoleh = 10,09 dengan hasil standar deviasi = 1,00584. Untuk nilai minimal = 8,23 dan nilai maksimal = 12,01. c. Untuk data tes awal kelompok kontrol, dari 20 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 233,38. Nilai rata-rata yang diperoleh = 11,67 dengan hasil standar deviasi = 1,04785. Untuk nilai minimal = 10,27 dan nilai maksimal = 13,83. d. Untuk data tes akhir kelompok kontrol, dari 20 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 230,33. Nilai rata-rata yang diperoleh = 11,52 dengan hasil standar deviasi = 1,00392. Untuk nilai minimal = 10,21 dan nilai maksimal = 13,67. Hipotesis pertama Ada pengaruh latihan zig-zag run terhadap kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola pada mahasiswa FIK UNM. Hasil analisis data pada lampiran diperoleh nilai t observasi = 14,997 lebih besar dari nilai t tabel pada taraf signifikan 95% = 2,093. Maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti ada perbedaan antara tes awal dan tes akhir. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan latihan zig-zag run terhadap kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola pada mahasiswa FIK UNM. Prediksi yang dapat dikemukakan bahwa dengan memberikan metode latihan zig-zag run secara terprogram dengan sistematis selama 24 kali pertemuan dengan perincian tiga kali seminggu, maka akan dapat meningkatkan kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola. Dapat dijelaskan bahwa dalam melakukan atau melaksanakan latihan zig-zag run, memiliki kontraksi otot yang lebih cepat untuk meningkatkan kekuatan, kecepatan dan kelincahan pada otot-otot tungkai. Sebab metode latihan ini lebih terarah pada kemampuan kinerja otot tungkai, sehingga membantu dalam berkontraksi disaat melakukan kemampuan menggiring bola dengan optimal. Hipotesis kedua Ada perbedaan pengaruh antara latihan zig-zag run dan kel ompok kontrol terhadap kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola pada mahasiswa FIK UNM. Hasil analisis data pada lampiran diperoleh nilai t observasi = 19,602 lebih besar dari nilai t tabel pada taraf signifikan 95% = 2,021. Maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti ada perbedaan pengaruh kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola antara latihan zig-zag run dan kelompok kontrol. Dan kelompok yang mendapatkan latihan zig-zag run yang lebih efektif dan efesien dalam meningkatkan kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan zig-zag run dan kelompok kontrol terhadap kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola pada mahasiswa FIK UNM. Prediksi yang dapat dikemukakan bahwa bentuk latihan zig-zag run memberikan pengaruh atau peningkatan yang positif terhadap kemampuan menggiring bola dalam permainan sepak bola, namun bila dibandingkan dengan melihat hasil yang diperoleh pada rata-rata tes 17

akhir serta pengujian statistik uji-t tidak berpasangan, maka latihan zig-zag run lebih produktif dan efesien. Sebab didalam melakukan latihan lebih mengarahkan pada kemampuan kinerja otot-otot tungkai. Dapat dibuktikan dengan pelaksanaannya, seseorang dituntut untuk mampu membawa titik berat badan dengan berkelok melalui beberapa jalur tiang dan dalam waktu yang singkat. Dengan demikian seorang pemain yang melakukan latihan zig-zag run tentunya memperoleh kemampuan fisik kekuatan, kecepatan dan kelincahan. Sedangkan disaat melakukan menggiring bola dalam permainan sepakbola, ketiga kemampuan fisik tersebut dibutuhkan saat mengiring bola. Sedangkan kelompok kontrol pada penelitian ini merupakan sebuah kelopok yang tidak diberikan latihan secara khusus akan tetpai dijadikan sebagai pembanding guna mengetahui perbedaan pada latihan zig-zag run. Namun demikian kelompok kontrol tersebut tetap memiliki pengaruh di dalam melakukan kemampuan menggiring bola. Sebab tidak dapat dipungkiri bahwa mereka yang masuk dalam kelompok kontrol tetap memiliki aktifitas dalam keseharian yang juga memberikan kontribusi serta adanya beberapa sampel sebagai pemain sepakbola yang tentunya punya program tersendiri didalam latihannya. PENUTUP Hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat menjadi sebuah kesimpulan dari penelitian. Maka kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh yang signifikan latihan zig-zag run terhadap kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola. 2. Ada perbedaan pengaruh antara latihan zig-zag run dan kelompok kontrol terhadap kemampuan meggiring bola dalam permainan sepakbola. Dari hasil kesimpulan tersebut, maka akan dikemukakan saran-saran sebagai berikut : 1. Diharapkan agar pembina dan pelatih olahraga memberikan peluang bagi pemain yang memiliki kecepatan dan kelincahan dalam melakukan teknik dasar menggirng bola untuk mengembangkan prestasinya pada cabang olahraga sepakbola dengan cara melatih dan membina secara intensif. 2. Hendaknya latihan zig-zag run disarankan untuk dijadikan program latihan dan dimodifikasi bagi pemain untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola. 3. Perlu adanya verifikasi lebih lanjut tentang kedua bentuk latihan tersebut agar dapat diketahui tingkat keterampilan yang lebih menyakinkan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian; suatu pendekatan praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ateng, Abdul Kadir. 1992. Asas dan landasan pendidikan jasmani. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi. 18

Harsono, 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti. Haddade, Ilyas dan Tola, Ismail. 1991. Penuntun mengajar dan melatih sepakbola. Ujung Pandang : FPOK IKIP. Jeff Sneyer. 1988. Sepakbola Latihan dan Strategi Bermain. Jakarta: Rasda Jaya Putra. Joseph A. Luxbacher. 1997. Sepakbola; langkah-langkah menuju sukses. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. (diahli bahasa oleh Agusta Wibawa). Midgley, Rud. 2000. Ensiklopedi Olahraga. Semarang: Dahara Prize Muchtar, Remmy. 1992. Olahraga Pilihan Sepakbola. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi PPTK. Nossek. 1982. General theory of training. Logus : Pan African Press Ltd. Pate, Ratella dan Mc Clenaghan. 1993. Dasar-dasar ilmiah kepelatihan. New York: Souders College Publishing. (ahli bahasa Kasiyo Dwijowinoto) Rani, Abd. Adib. 1992. Materi dan Evaluasi Mengajar Permainan Sepakbola. Ujung Pandang: FPOK IKIP. Ruma, Rachimi. 1992. Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Kecepatan Dan Kekuatan Otot-Otot Tungkai Terhadap Belajar Lari 200 Meter. Jakarta: Laporan penelitian Pusat luar sekolah dan olahraga. Sajoto, Moch. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang: FPOK IKIP. Sarumpaet, A. 1991. Permainan Besar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi. Sudjana, Nana. 1985. Metode statistik. Bandung: Penerbit Tarsito. Sugiyono. 2000. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta. Sudarminto. 1992. Kinesiologi. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti. Surahman, Winarno. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar; Metode dan Teknik. Bandung: Tarsito. Syam, Nadewi. 2000. Pengaruh latihan lari cepat kontinyu dan latihan lari sprint berselang terhadap forced expiratory volume on one second (FEV1) dan Forced Viotal Capacity. Surabaya : PPS Universitas Airlangga. 19