BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan utama bagi setiap penduduk yang hidup

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Penutup. Sekapur Sirih

hari atau rata-rata 10,33 hari/bulan. hutan, perkebunan dan lahan lainnya. atas sebagaimana tergambar pada tabel 2.9.

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilaksanakan dalam suatu wilayah pada hakekatnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1) Struktur Ekonomi Daerah. terbesar dalam penyusunan PDRB.

a. Gaji dan Tunjangan Belanja Sosial a. Jaminan Kesehatan Temanggung Belanja Hibah Urusan Kesehatan

Eksistensi Apoteker di Era JKN dan Program PP IAI

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN TOKO MODERN DI KABUPATEN TEMANGGUNG

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi

KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi jaminan kesehatan nasional

Tabel Jenis dan Kawasan Potensi Bencana Alam Kabupaten Temanggung

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Temanggung bujur timur dan LS. Kabupaten Temanggung

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

terendah pada tahun ) Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan

MEMUTUSKAN: Menetapkan KESATU

BAB I PENDAHULUAN. individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Upaya untuk meningkatkan derajat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Definisi kesehatan menurut undang-undang nomor 36 tahun 2009 adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terbaik bagi kepentingan anak, tanpa ada diskriminasi. Salah satu isu

Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U(K) Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG dan BUPATI TEMANGGUNG

3.1.1.Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun. perekonomian regional, perekonomian nasional bahkan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu prinsip dasar pembangunan kesehatan yaitu setiap orang

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN

yaitu 44 partai seperti tercantum pada tabel

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis SWOT terhadap pelayanan pasien rawat jalan di RSUD Kota

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROSEDUR DAN TATA LAKSANA PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS.PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA Jalari Pahlawan No 100, Telp/Facs , Kode Pos TEMANGGUNG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

I. PENDAHULUAN. pelayanannya dilakukan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya,

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Disampaikan pada. Kebumen, 19 September 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. ketika berobat ke rumah sakit. Apalagi, jika sakit yang dideritanya merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam Undang-undang No.40 Tahun 2004 pasal 19 ayat1. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional sebagaimana dalam Undang-Undang no 25. perdagangan yang merupakan inti sistem pembangunan.

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan pokok yang harus diperhatikan setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LETAK GEOGRAFIS DAN KEADAAN ALAM

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan baik untuk menghilangkan gejala/symptom dari suatu penyakit,

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2015). Sedangkan kesehatan menurut Undang Undang No. 36 Tahun 2009

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya (Kemenkes RI, 2012).

panduan praktis Pelayanan Kebidanan & Neonatal

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat keberadaan perusahaan tersebut di tengah-tengah masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB II GAMBARAN UMUM Letak, luas dan batas wilayah Kabupaten Temangung

Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya?

BAB I PENDAHULUAN. secara berkelanjutan, adil dan merata menjangkau seluruh rakyat.

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

Prosedur Pendaftaran Peserta JKN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 6 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. hipertensi, jantung, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis, epilepsy, stroke,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PENEMPATAN MENARA TELEKOMUNIKASI DI KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berpusat di rumah sakit atau fasilitas kesehatan (faskes) tingkat lanjutan, namun

pendapatan masyarakat. h. Jumlah Rumah Tangga Miskin status kesejahteraan dapat dilihat pada tabel 2.42.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang menganut prinsip negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah dengan memantapkan penjaminan kesehatan melalui. jaminan kesehatan. Permenkes No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam bidang kesehatan. World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

Pelayanan Alat Kesehatan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan utama bagi setiap penduduk yang hidup di dunia ini, dan pembangunan kesehatan pada dasarnya menyangkut baik kesehatan fisik maupun mental. Keadaan kesehatan seseorang dapat berpengaruh pada segi kehidupan sosial ekonominya, maupun kelangsungan kehidupan suatu bangsa dan negara dimanapun di dunia ini, baik di negara yang sudah maju maupun di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Semua manusia yang normal pasti pernah jatuh sakit. Oleh karena itu, bisnis yang berhubungan dengan kesehatan akan selalu dibutuhkan. Dengan melihat fakta diatas, penulis menyusun rencana bisnis yang berkaitan dengan bidang kesehatan yang dapat bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yaitu klinik kesehatan pratama yang berlokasi di Kabupaten Temanggung dengan nama Klinik Pratama Jiwa Raga. 1.2 Lingkungan Eksternal Bisnis di bidang kesehatan beberapa tahun belakangan mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Salah satu penyebabnya adalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang sudah mulai berlaku dan mewajibkan setiap warga negara Indonesia dan warga asing yang sudah berdiam di Indonesia selama minimal enam bulan wajib menjadi anggota BPJS sesuai pasal 14 UU BPJS. Saat ini, jumlah peserta program BJPS sudah mencakup lebih dari 139 juta penduduk (bpjs-kesehatan.go.id, 2015). Hal ini membuktikan bahwa antusias 1

masyarakat menjadi anggota BPJS cukup tinggi. Dengan adanya BPJS, masyarakat tidak khawatir akan biaya saat sakit sehingga kunjungan dokter, klinik, maupun rumah sakit akan bertambah. Permintaan akan obat-obatan terutama obat generik juga meningkat. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013, BPJS membagi fasilitas pelayanan kesehatan menjadi 2 jenis yaitu: 1. Fasilitas kesehatan tingkat pertama Fasilitas kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat non spesialistik (primer) meliputi pelayanan rawat jalan dan atau rawat inap. Yang meliputi fasilitas kesehatan tingkat pertama diantaranya : puskesmas, klinik pratama, rumah sakit kelas D pratama, praktik dokter keluarga, dan fasilitas lain yang setara. 2. Fasilitas kesehatan tingkat lanjut Fasilitas kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat spesialistik atau sub spesialistik yang meliputi rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan, dan rawat inap di ruang perawatan khusus. Fasilitas kesehatan yang termasuk dalam fasilitas kesehatan tingkat lanjut diantaranya: klinik utama atau klinik spesialis, rumah sakit umum, rumah sakit khusus, dan fasilitas kesehatan lain yang setara. BPJS juga menentukan standar tarif pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama dan fasilitas kesehatan tingkat lanjutan dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan. Untuk fasilitas kesehatan tingkat 2

pertama, BPJS menggunakan sistem kapitasi yaitu metode pembayaran untuk pelayanan kesehatan di mana penyedia layanan dibayar dalam jumlah tetap per pasien tanpa memperhatikan jumlah atau sifat layanan yang sebenarnya diberikan. Jadi nantinya fasilitas kesehatan tingkat pertama yang bekerjasama dengan BPJS akan memperoleh tarif kapitasi yang dijelaskan pada Tabel 1.1 dan tarif non kapitasi (tarif yang diberikan berdasarkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan). Sedangkan untuk fasilitas kesehatan tingkat lanjut, BPJS menggunakan Standart tarif Indonesian - Case Based Groups (INA-CBG s) yaitu besaran pembayaran klaim oleh BPJS kesehatan kepada fasilitas kesehatan tingkat lanjutan atas paket layanan yang didasarkan kepada pengelompokan diagnosis penyakit (Menkes RI, 2013). Tabel 1.1 Tarif Kapitasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama A. Tarif Kapitasi di Puskesmas No Puskesmas Tarif (Rp) 1 Puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara 3.000 6.000 B. Tarif Kapitasi di RS. Pratama, Klinik Pratama, Dokter Praktek, Dokter Gigi Praktek No Jenis Fasilitas Kesehatan Primer Milik Swasta Tarif (Rp) 1 2 RS Pratama, Klinik Pratama, Dokter Praktek, atau fasilitas kesehatan yang setara Sumber: Menkes RI (2013) 8.000 10.000 Praktik Dokter Gigi diluar fasilitas kesehatan A1 atau B1 2.000 Hingga tahun 2014 tercatat baru ada 9731 Puskesmas dan 2408 rumah sakit yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari 9731 puskesmas dan 2408 rumah sakit tersebut harus melayani 252.124.458 jiwa penduduk di Indonesia (depkes.go.id, 2014). Hal ini menunjukkan bahwa jumlah fasilitas kesehatan di 3

Indonesia masih kurang dan belum merata. Kurangnya fasilitas kesehatan tersebut menjadikan terbukanya peluang bagi swasta untuk mendirikan fasilitas kesehatan lainnya demi memenuhi kebutuhan masyarakat akan kesehatan. Pemerintah sendiri juga mendorong pengusaha untuk membangun layanan kesehatan seperti rumah sakit dan klinik kesehatan di pinggiran kota, mengingat layanan kesehatan saat ini tidak merata di seluruh daerah, dan banyak menumpuk di kota-kota besar di Indonesia (Bisnis.com, 2012). Di Jawa Tengah, Penduduk yang memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan dalam kurun waktu satu tahun (tahun 2002) sebanyak 62.551/100.000 penduduk (dinkesjatengprov.go.id, 2002). Data tersebut menunjukkan bahwa lebih dari 50% dari penduduk Jawa Tengah melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan tiap tahunnya yang artinya kebutuhan akan keberadaan fasilitas kesehatan masih cukup tinggi. Tidak meratanya fasilitas kesehatan juga terjadi di wilayah Kabupaten Temanggung yang merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Tengah yang terbagi dalam 20 kecamatan. Berdasarkan Tabel 1.2 terlihat bahwa jumlah penduduk di wilayah Kabupaten Temanggung pada tahun 2013 adalah 739.873 jiwa, sedangkan jumlah fasilitas kesehatan di wilayah Kabupaten Temanggung apabila ditotal adalah 289 fasilitas kesehatan. Artinya, tiap 1 fasilitas kesehatan di Temanggung jika dirata-rata mampu melayani 2560 jiwa (didapatkan dengan membagi jumlah penduduk dengan jumlah fasilitas kesehatan, ditunjukkan pada kolom rasio). Dengan analogi tersebut, pendirian klinik pratama sebagai salah satu fasilitas kesehatan di Kabupaten Temanggung masih memiliki prospek yang cukup bagus terutama di wilayah Kecamatan Kedu yang memiliki rasio 3989,71 4

(1 fasilitas kesehatan di Kecamatan Kedu dapat melayani 3990 jiwa) seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Data Perbandingan Rasio Jumlah Penduduk / Fasilitas Kesehatan tiap Kecamatan di Kabupaten Temanggung tahun 2013 Kecamatan Jumlah Penduduk Total Fasilitas Kesehatan Rasio Jumlah Penduduk / Fasilitas kesehatan Parakan 51145 19 2691,84 Kledung 24988 14 1784,86 Bansari 22323 12 1860,25 B u l u 46232 14 3302,29 Temanggung 79630 27 2949,26 Tlogomulyo 22266 10 2226,60 Tembarak 29031 8 3628,88 Selopampang 18419 11 1674,45 Kranggan 45237 16 2827,31 Pringsurat 48510 14 3465,00 Kaloran 41076 15 2738,40 Kandangan 48089 17 2828,76 K e d u 55856 14 3989,71 Ngadirejo 52230 17 3072,35 J u m o 28392 15 1892,80 Gemawang 31848 10 3184,80 Candiroto 30594 15 2039,60 Bejen 19633 16 1227,06 Tretep 19807 12 1650,58 Wonoboyo 24567 13 1889,77 Total 739873 289 2560,11 Sumber: Data diolah dari BPS Kabupaten Temanggung Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, wilayah Kecamatan Kedu sudah memiliki beberapa pemain yang bergerak di bidang bisnis ini baik dari swasta maupun pemerintah yang berpotensi menjadi pesaing dari Klinik Pratama Jiwa Raga. Masing-masing pesaing memiliki kelebihan dan kekurangan seperti yang ditampilkan pada Tabel 1.3. Pesaing berupa fasilitas kesehatan yang dikelola oleh pemerintah adalah RSUD Temanggung dan 5

Puskesmas Kedu. Sedangkan pesaing yang dikelola oleh swasta adalah praktik dokter keluarga milik Dr. Bambang Endro. Pesaing dengan jarak terdekat dengan lokasi yang akan ditempati oleh Klinik Pratama Jiwa Raga adalah Puskesmas Kedu dengan jarak ± 1,7 km dari Klinik Pratama Jiwa Raga. Dari beberapa pesaing yang ada di wilayah Kecamatan Kedu tersebut, belum ada fasilitas kesehatan yang berkonsep seperti Klinik Pratama Jiwa Raga dan hanya RSUD Temanggung yang memiliki fasilitas pelayanan Psikologi. Peta lokasi dan data pesaing dari Klinik Pratama Jiwa Raga untuk wilayah Kecamatan Kedu ditampilkan pada Gambar 1.1 dan Tabel 1.3. Gambar 1.1 Peta Lokasi Beberapa Pesaing Klinik Pratama Jiwa Raga Sumber: Data diolah dari Google maps 6

No Tabel 1.3 Data Beberapa Pesaing di Wilayah Kecamatan Kedu Fasilitas Kelebihan Kekurangan Alamat Kesehatan 1 Rumah Sakit Umum Temanggung Fasilitas dan tenaga medis yang lengkap Beroperasi 24 jam (IGD) Bekerjasama dengan BPJS sebagai fasilitas kesehatan tingkat lanjut Antrean terkadang panjang dan lama Penggunaan BPJS dengan sistem rujukan Jalan Doktor Sutomo No. 67 (± 4km dari klinik Jiwa Raga ) 2 Puskesmas Kedu Aktif berperan serta di Masyarakat Bekerjasama dengan BPJS sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama Tenaga medis cukup lengkap Beroperasi 08.00 13.30 Tidak memiliki pelayanan psikologi Antrean panjang Beberapa sarana dan prasarana rusak Jalan Raya Kedu No.4 (± 1,7 km dari klinik Jiwa Raga ) 3 Praktik dokter keluarga milik Dr Bambang Endro Bekerjasama dengan BPJS sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama Dokter yang berpengalaman Jam operasional pendek (06.00 07.30 dan 16.00 19.30) Ruang tunggu dan tempat parkir kecil Hanya melayani pelayanan klinik umum Jl. Hayam Wuruk No. 15 Maron (± 2,5 km dari klinik Jiwa Raga ) Sumber: Data diolah Berdasarkan pada beberapa faktor eksternal yang telah disebutkan, penulis mengidentifikasi bahwa masih sedikit fasilitas pelayanan kesehatan yang menggabungkan pelayanan kesehatan raga dengan pelayanan kesehatan jiwa dalam satu lokasi sehingga terdapat peluang untuk mendirikan fasilitas kesehatan berupa Klinik Pratama Jiwa Raga yang berlokasi di wilayah Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung dan bekerjasama dengan BPJS. 7

1.3 Lingkungan Internal Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2014, Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik. Berdasarkan jenis pelayanannya, klinik dibagi menjadi 2 yaitu: Klinik Pratama dan Klinik Utama. Klinik Pratama adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan medis dasar. Berdasarkan perizinannya, klinik ini dapat dimiliki oleh badan usaha ataupun perorangan. Sementara Klinik Utama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medis spesialis atau pelayanan medis dasar dan spesialis. Berdasarkan perizinannya Klinik Utama ini hanya dapat dimiliki oleh badan usaha berupa CV atau PT (PERMENKES RI No 9, 2014). Klinik Pratama Jiwa Raga merencanakan berlokasi di wilayah Kecamatan Kedu tepatnya di Jalan Hayam Wuruk Kedu yang merupakan jalan utama penghubung antara daerah Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo, dimiliki oleh perorangan dengan penanggung jawab yaitu seorang dokter umum. Wilayah Kecamatan Kedu dipilih dikarenakan wilayah tersebut memiliki tingkat kepadatan penduduk yang yang cukup tinggi namun minim fasilitas pelayanan kesehatan. Konsumen dari layanan kami adalah individu, keluarga, karyawan perusahaan, dan peserta asuransi kesehatan yang membutuhkan perawatan kesehatan dan pelayanan fasilitas kesehatan tingkat pertama. 8

Klinik Pratama Jiwa Raga merencanakan membuka fasilitas pelayanan kesehatan diantaranya: 1. Pelayanan klinik umum 2. Pelayanan klinik anak 3. Pelayanan klinik psikologi 4. Pelayanan homecare (khusus member) Sesuai dengan namanya Klinik Jiwa Raga, konsep yang dimiliki klinik pratama ini adalah tidak hanya melayani pelayanan klinik umum (menyangkut kesehatan raga ) namun juga pelayanan dari sisi kejiwaan dengan adanya klinik psikologi. Selain itu berdasarkan observasi yang dilakukan penulis, fasilitas psikologi sendiri masih jarang ada di Temanggung. Konsumen juga akan mendapatkan kemudahan tanpa harus datang ke klinik dengan sistem pelayanan Homecare (pasien akan diperiksa di rumah pasien), dalam hal ini konsumen cukup menjadi anggota di klinik dengan beberapa ketentuan yang berlaku untuk dapat menikmati fasilitas pelayanan ini. Manfaat lain yang dapat diperoleh konsumen dengan menjadi anggota adalah pelayanan konsultasi psikologi gratis melalui layanan instant messenger seperti BBM, Line dan Whatsup. Selain memiliki kelengkapan peralatan klinik pada umumnya Klinik Jiwa Raga juga memiliki laboratorium dan ruang farmasi untuk mendukung fasilitas yang ada. Di sisi lain, klinik juga memperhatikan kenyamanan pasien dan orang yang mengantarkan pasien dengan memberikan fasilitas free hotspot, TV, dan tempat duduk yang nyaman, sehingga pasien tidak merasa jenuh ketika harus menunggu lama. Dengan mempekerjakan staf yang kompeten dan berdedikasi serta didukung 9

dengan manajemen yang terorganisir dan pelayanan yang optimal, maka diharapkan klinik Jiwa Raga dapat menjadi fasilitas kesehatan tingkat pertama pilihan di Kabupaten Temanggung, Kecamatan Kedu pada khususnya. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan beberapa faktor mengenai lingkungan eksternal dan internal dalam bisnis ini, jumlah fasilitas kesehatan di wilayah Kabupaten Temanggung masih belum merata di tiap kecamatannya. Jumlah penduduk di wilayah Kabupaten Temanggung yang semakin meningkat namun fasilitas kesehatan masih sedikit dan belum merata, menjadikan peluang bagi Klinik Jiwa Raga untuk mendirikan fasilitas kesehatan lain di wilayah Kabupaten Temanggung yang mengedepankan kenyamanan serta konsep unik berupa pelayanan kesehatan jiwa dan raga. Oleh karena itu, diperlukan sebuah rencana bisnis yang lengkap sebagai pedoman, sehingga peluang usaha inovatif tersebut dapat diwujudkan menjadi bisnis yang nyata. 1.5 Tujuan Penelitian Untuk membuat rencana bisnis dari Klinik Pratama Jiwa Raga dengan baik, sehingga dapat menjabarkan peluang, hambatan serta aspek lainnya dalam kelayakan usaha pada Klinik Pratama Jiwa Raga di Kabupaten Temanggung. Dengan perencanaan bisnis ini diharapkan didapatkan arah dan tujuan dari bisnis dari Klinik Pratama Jiwa Raga sehingga dalam perjalanan bisnis dapat menentukan target-target capaian sehingga bisnis bisa lebih terkontrol. 10

1.6 Manfaat Penelitian Dilakukannya penelitian melalui rencana bisnis akan memperoleh manfaat sebagai berikut: 1. Wirausaha, dapat menjadi acuan dalam membuat dan menjalankan usaha di Bidang klinik kesehatan pratama. 2. Akademisi, dapat memberikan gambaran model rencana bisnis klinik kesehatan pratama. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tesis akan terdiri dari lima bab yang dimulai dari Bab I (pendahuluan), Bab II (landasan teori), Bab III (metode riset), Bab IV (strategi dan rencana) dan Bab V (rencana aksi). 1. BAB I PENDAHULUAN Bagian ini menjelaskan tentang latar belakang mengapa penulis memilih menyusun rencana bisnis klinik kesehatan pratama dengan memperhatikan faktor dari lingkungan eksternal dan lingkungan internal perusahaan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan laporan yang digunakan dalam penulisan rencana bisnis ini. 2. BAB II LANDASAN TEORI Bagian ini menjelaskan mengenai landasan teori yang mendasari penulisan laporan ini. 11

3. BAB III METODE RISET Bagian ini membahas level of analysis, sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data untuk mengolah data yang diperoleh ke dalam penulisan rencana bisnis ini. 4. BAB IV STRATEGI DAN RENCANA Bagian ini membahas pendekatan strategi dan rencana yang dipilih oleh penulis. Pendekatan strategi yang diterapkan dan dilakukan dalam menjalankan bisnis. 5. BAB V RENCANA AKSI Bagian ini membahas mengenai pelaksanaan strategi secara rinci yang berupa rencana detail kegiatan yang perlu dilakukan. 12