BAB I PENDAHULUAN. kedalam kesadaran di seluruh dunia serta perkembangan kebudayaan manusia.

dokumen-dokumen yang mirip
Olahraga Karate Indonesia ) yang beranggotakan pengurus pengurus karate. FORKI

BAB I PENDAHULUAN. secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga sesuai dengan minatnya.

BAB I PENDAHULUAN. gerak yang dipertandingkan yaitu kata dan kumite. Menurut Nakayama

KONTRIBUSI LATIHAN BACK-UP

BAB I PENDAHULUAN. apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan

BAB I PENDAHULUAN. fisik karena kemampuan kondisi fisik yang prima sangat menentukan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi status sosial dalam beberapa komunitas. Karate juga merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani setiap individu berhak secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cabang olahraga beladiri, khususnya karate yang berasal dari Jepang sangat

BAB I PENDAHULUAN. terarah dan berkesinambungan. Karate adalah satu dari sekian banyak olahraga

meningkatkan prestasi dalam pertandingan kumite dan kata. Kata adalah jurus

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran. dalam pembinaan dan peningkatan olahraga khususnya cabang bolavoli.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pembinaan di usia dini baik dari kemampuan tehnik taktik dan

BAB I PENDAHULUAN. olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di tingkat nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian prestasi maksimal seorang atlet harus memeliki kemampuan

JUJUR GUNAWAN MANULLANG

PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN DAN HASIL PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN PADA ATLET KARATEKA PUTERA SABUK BIRU DOJO WADOKAI UNIMED

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan cabang olahraga yang didalami.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kihon (gerakan dasar) yang mencakup antara lain : a) Dachi (kudakuda) b) Uke (Tangkisan) c) Tsuki (pukulan) d) Geri (tendangan)

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat menguasai unsur teknik dasar dalam permainannya. Unsur teknik

I. PENDAHULUAN. usaha yang dapat mendorong membangkitkan, mengembangkan dan membina

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. gerak yang dipertandingkan yaitu kata dan kumite. Menurut Nakayama

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB I PENDAHULUAN. gerakan badan. Jadi, olahraga berarti gerak badan atau aktivitas jasmani. Olahraga

sama maka diadakan babak tambahan untuk menentukan pemenang.

BAB I PENDAHULUAN (Nakayama, 1966). Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong,

2015 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP HASIL TENDANGAN USHIRO GERI DALAM KARATE

Anggun Lestari Tanjung

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan diri dari serangan luar. Oleh karena itu manusia perlu beladiri

Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 13 (1) Januari Juni 2014: 23-33

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Persaingan olahraga saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian prestasi dibidang olahraga didukung oleh penerapan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat

BAB I PENDAHULUAN. potensi jasmani, rohani dan sosial (Toho dan Ali, 2007: 2). Dari pengertian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin digemari semua lapisan masyarakat, bahkan olahraga

PENGARUH LATIHAN KARET DAN LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN POWER LENGAN DAN KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN

BAB I PENDAHULUAN. dan Asia setelah diselenggarakanya Kejuaraan Dunia Pecak Silat1 di Jakarta pada

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan hasil kerja dengan kadar tertentu, dan untuk menampilkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Olah Raga Karate adalah salah satu cabang olah raga bela diri yang

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN. baik itu di tingkat Nasional seperti PON ataupun di tingkat Internasional seperti

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER LENGAN TERHADAP KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN PADA CABANG OLAHRAGA KARATE DOJO KHUSUS UNIMED

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya olahraga itu sendiri. Menurut Sumarjo (2002) yang dikutip Deva

2015 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN DINAMIS DAN FLEKSIBILITAS PANGGUL TERHADAP PENAMPILAN POOMSAE (KORYO) PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

BAB I PENDAHULUAN. Wushu adalah Salah satu Olahraga beladiri, Olahraga ini berasal dari. orang tua jaman dahulu oleh komite yang ditunjuk pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktif terhadap upaya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (IPSI) didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, yang di

BAB I PENDAHULUAN. melalui pembinaan di usia dini baik dari kemapuan tehnik taktik dan strategi serta

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

BAB I PENDAHULUAN. dan waktu reaksi latihan daya tahan, kelentukan dan kelincahan.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kejuaraan cabang olahraga basket baik untuk kalangan pelajar ataupun club-club

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencak Silat adalah salah satu cabang olahraga yang sudah dipertandingkan

BAB I PENDAHULUAN. permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. ada dua yaitu, Kumite dan Kata. Kumite adalah nomor yang mempertandingkan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga

BAB I PENDAHULUAN. SEA Games, Asian Games dan Olimpiade. Berdasarkan data dari KONI, PON terakhir

BAB I PENDAHULUAN. seni yang dilakukan dengan dua jenis bentuk gerak, yaitu : gerak tarung (Fight)

BAB I PENDAHULUAN. sering dipertandingkan yaitu kata dan kumite. Menurut Abdul Wahid (2006: 75)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan bola basket adalah salah satu olahraga permainan yang mulai

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga olahraga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan. bola voli adalah memasukan bola ke daerah lawan untuk memperoleh

2015 DAMPAK LATIHAN KELINCAHAN TERHADAP PENINGKATKAN SERANGAN TENDANGAN TEKNIK MAWASHI GERI PADA CABANG OLAHRAGA KARATE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan bola voli dalam perkembangannya pada saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

BAB IV BELA DIRI. 108 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian

I. PENDAHULUAN. Jepang yang terdiri dari dua kata yaitu kara dan te, jika disatukan dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gaya bebas (free style) dan gaya greco-roman (Romawi-Yunani).

BAB I PENDAHULUAN. apabila seseorang dapat menguasai teknik dasar yaitu passing bawah, passing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya untuk

NUSANTARA PGRI KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang permainan yang merupakan olahraga tradisional

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara untuk mencapai kemajuan dan keberhasilan dalam pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat meningkatkan derajat kebugaran jasmani. Melalui olahraga diharapkan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

BAB I PENDAHULUAN. Gulat adalah olahraga beladiri yang memiliki ciri khas tersendiri, baik dari segi

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah SatuSyarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh suatu fungsi alat-alat tubuh yang dapat bekerja dengan normal dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk. meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan seluruh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah maupun luar lingkungan sekolah. mulai anak-anak (pemula) hingga dewasa (profesional/atlet).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan olahraga, mulai dari pemilihan calon atlet sampai pada metode latihan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang dinamis dan penyebaran yang semakin luas dan fenomena olahraga selama puluhan tahun terakhir ini telah membawa olahraga menjadi lembaga yang terorganisir dengan baik. Olahraga semakin berpengaruh kedalam kesadaran di seluruh dunia serta perkembangan kebudayaan manusia. sebagai awalnya berkibar panji olahraga Nasional yang telah dicanangkan yaitu memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Berolahraga berarti melakukan aktivitas fisik. Toho Cholik Mutahir (2007 : 2) menyatakan bahwa Olahraga adalah segala aktivitas fisik yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk mendorong, membina, dan mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Sementara itu Sejarah Olahraga Indonesia (1991:6) menyatakan bahwa Olahraga adalah bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan perlombaan dan kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh rekreasi kemenangan dan prestasi optimal. Karate merupakan salah satu Olahraga beladiri, disamping olahraga beladiri, karate juga merupakan olahraga prestasi. Karate merupakan salah satu olahraga yang mempunyai karakteristik gerak dan teknik tersendiri. Untuk itu harus dipelajari dan dilatih secara baik dan intensif. Cabang olahraga beladiri, khususnya karate yang berasal dari Negara Jepang, pertama kali dikenal dinegara kita pada saat penjajahan Jepang tahun 1

2 1942, dan dikembangkan oleh putera puteri Indonesia yang telah pulang dari Jepang dalam rangka penyelesaian studinya. Salah seorang yang berhasil menyelesaikan studinya di Jepang dan juga mendapat pendidikan karate dan sabuk hitam adalah Drs. Baud A.D. Adikusumo. Setibanya di tanah air pelajaran yang diperolehnya di Jepang diajarkan kepada para peminat dan mengikuti pelajaran tersebut dengan gembira. Mengingat banyaknya peminat yang ingin mempelajari cabang olahraga ini maka pada tahun 1964 Adikusumo mendirikan suatu badan karate yaitu PORKI (Persatuan Olahraga Karate Indonesia). Kemudian pada tahun 1972 atas prakarsa beberapa Pembina Karate antara lain : Wirono dan Wijoyo Suyono dibentuklah wadah baru yang diberi nama FORKI (Federasi Olahraga Karate Indonesia) yang beranggotakan pengurus pengurus karate. FORKI yang dibentuk pada tahun 1972 itu akhirnya dapat berjalan sampai sekarang yang terdiri dari 25 perguruan karate dan salah satu diantaranya adalah perguruan KKNSI. Seperti halnya perguruan KKNSI dojo SMA/SMK Swasta Teladan adalah salah satu dojo yang sudah lama berdiri dan juga aktif mengikuti kejuaraan kejuaraan karate baik kejuaraan daerah maupun Nasional. Adapun latihan yang dilaksanakan di dojo ini sebanyak dua kali seminggu yakni pada hari Senin dan Kamis. Pelatih di dojo ini yakni sempai Elfrid Tobing, S.Pd selain sebagai mantan atlet karate, juga adalah tamatan dari Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED dan juga aktif sebagai wasit dipertandingan karate.

3 Berikut ini adalah data- data atlet yang berlatih di Dojo Putra SMA/ SMK Swasta Teladan Medan Tabel 1. Data Atlet Yang Latihan Di Dojo Putra SMA/SMK Swasta Teladan Medan No Nama Sabuk/ Lama Latihan Prestasi 1 Asidona Tumanggor Putih/ 3 bulan - 2 M.Supia Putih/ 3 bulan - 3 Rudolf putih/ 1,5 bulan - 4 Khairiza Biru/ 2,5 tahun - 5 Mariabella Putih/ 1,5 bulan - 6 Doni Hijau/ 1 tahun - 7 Roni Marbun Hijau/ 1 tahun - 8 M. Dandi Putih/ 3 bulan - 9 Andre Hijau/ 3 bulan - 10 Azai Putih/ 3 bulan - 11 Lewi Putih/4 bulan - 12 Masmud Putih/ 2,5 bulan - Kejuaran yang pernah diikuti adalah: 1. Piala walikota 2. Uma Cup 3. Kejurnas KKNSI 4. Kejurda

4 Seiring dengan banyaknya pertandingan yang dilaksanakan, prestasi olahraga karate di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Parameter dari kemajuan olahraga tersebut dapat dilihat dari hasil kejuaraan yang diikuti para karateka Indonesia di tingkat regional dan Internasional. Peningkatan prestasi tersebut tidak terlepas dari latihan dan pembinaan yang terprogram dengan pendekatan metodologi kepelatihan secara ilmiah. Metode latihan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Fisik dan Skill yang disusun secara terarah, terprogram serta berdasarkan teori yang Komprehensif, Spesifik, dan Individualisasi serta Overload. Untuk meningkatkan prestasi, khususnya dalam cabang olahraga karate diperlukan latihan yang dapat meningkatkan seluruh komponen kondisi fisik, karena kemampuan kondisi fisik yang prima sangat menentukan tinggi rendahnya prestasi. Sajoto (1988 : 57) mengemukakan kemampuan fisik merupakan salah satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam peningkatan prestasi seorang atlet guna mendukung perkembangan teknik, taktik, strategi dan kemampuan mental individu atlet. Selanjutnya Harsono (1988 : 100) menambahkan perkembangan kondisi fisik yang menyeluruh amatlah penting, oleh karena tanpa kondisi fisik yang baik atlet tidak akan dapat mengikuti latihan latihan dengan sempurna. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa tanpa kemampuan fisik yang prima seorang atlet akan sulit untuk mengembangkan kemampuan teknik, taktik dan mental sehingga prestasi maksimal akan sulit dicapai.

5 Dalam karate dikembangkan teknik keterampilan pukulan dan tendangan hingga ketingkat mahir yaitu tingkatan dimana seseorang dapat melakukan suatu gerak pukulan dan tendangan yang cepat dan tepat. Untuk memiliki gerakan pukulan dan tendangan yang cepat dan tepat diperlukan latihan yang cukup lama (± 1 tahun). Dengan demikian pukulan merupakan salah satu teknik yang dominan dalam karate, karena dalam teknik gerakan beladiri karate secara khusus ditentukan oleh gerakan pukulan dan tendangan. Rahman Situmeang (2006 : 8) mengatakan salah satu teknik pukulan dalam karate adalah gyaku tsuki chudan, artinya pukulan kearah ulu hati atau perut. Yang digunakan untuk memukul sasaran adalah pangkal tulang jari telunjuk dan jari tengah. Pergelangan harus kuat dan tidak boleh bengkok sedikitpun. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa tangan merupakan salah satu bagian yang amat penting dalam olahraga beladiri karate yang perlu mendapat perhatian khusus dalam upaya pembinaan dan peningkatan prestasi. Untuk itu diperlukan faktor kondisi fisik yang mendukung dalam pelaksanaan pukulan gyaku tsuki chudan yaitu kecepatan. Dapat disimpulkan bahwa kondisi fisik ini merupakan modal dasar untuk mencapai keterampilan yang optimal, tanpa adanya faktor-faktor tersebut tidak tercapai setelah suatu masa latihan kondisi fisik tertentu, maka hal ini berarti bahwa perencanaan dan sistematik latihan kurang sempurna. Adapun kondisi fisik yang diamati oleh penulis adalah mengenai kecepatan. Karena kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan merupakan kondisi fisik yang sangat penting dalam olahraga secara umum, secara khusus pada cabang olahraga beladiri karate. Tinggi rendahnya kecepatan pukulan juga mempengaruhi

6 kecepatan pukulan Gyaku Tsuki Chudan, karena semakin cepat pukulan maka semakin cepat pula pukulan Gyaku Tsuki Chudan. Dari hasil pengamatan terhadap atlet KKNSI dojo putra SMA/SMK Swasta Teladan Medan, masih banyak kekurangan dalam melakukan pukulan Gyaku Tsuki Chudan. Karena masih lemahnya kecepatan pukulan, dilihat dari teknik dan kemampuan fisik untuk melakukan pukulan Gyaku Tsuki Chudan masih banyak yang kurang tepat seperti: posisi kaki pada saat melakukan pukulan Gyaku Tsuki Chudan, sehingga pada saat melakukan pukulan Gyaku Tsuki Chudan sering kali didahului oleh lawan, hal ini dapat dilihat ketika pemain melakukan pukulan dimana atlet belum dapat melakukan pukulan dengan cepat sesuai dengan harapan yang diinginkan. Dari hasil pengamatan peneliti pada pertandingan kejuaraan daerah Forki yang diselenggarakan oleh Isori yang bertempat digedung serba guna Unimed pada bulan Februari tahun 2010, bahwasanya dalam pertandingan beladiri karate (komite) seorang karateka membutuhkan kecepatan pukulan guna mengantisipasi serangan lawan agar tidak mendahului pukulan atlet tersebut yang akhirnya akan menghasilkan nilai (point). Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara dengan pelatih, bahwasanya para atlet karateka KKNSI dojo putra SMA/SMK Swasta Teladan Medan sebelumnya telah diberikan bentuk latihan Push- Up, namun peningkatan prestasi atlet belum memuaskan sehingga peneliti tertarik untuk memberikan bentuk latihan yang berbeda dimana dengan bentuk yang peneliti tawarkan didapatkan peningkatan prestasi khususnya dalam melakukan pukulan gyaku tsuki chudan adapun bentuk latihan yang peneliti tawarkan adalah sebagai berikut:

7 latihan Back- Up dan latihan Decline Push- Up. Hasil diskusi dengan pelatih bahwa target kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan atlet KKNSI dojo putra SMA/SMK Swasta Teladan Medan adalah 30 second. Hal ini sesuai dengan acuan atlet nasional. Berikut data tes pendahuluan Tes Hasil Kecepatan Pukulan Gyaku Tsuki Chudan Atlet Karateka KKNSI Dojo Putra SMA/ SMK Swasta Teladan Medan (17 Mei 2012). Tabel 2. Tes Hasil Kecepatan Pukulan Gyaku Tsuki Chudan Atlet Karateka Putera KKNSI Dojo SMA/ SMK Swasta Teladan Medan ( 17 Mei 2012). No. Nama Atlet Hasil Pukulan ( 1/10 Second ) I II III Waktu Terbaik 1 Andre 40 38 42 38 2 Lewi 39 40 39 39 3 Azai 42 39 41 39 4 Masmud 47 49 50 47 5 Mariabella 48 53 51 48 6 Khairiza 51 51 49 49 7 Rudolf 51 51 50 50 8 M. Dandi 51 50 52 50 9 Roni Marbun 51 58 56 51 10 Asidona Tumanggor 52 57 54 52 11 M.Supia 53 52 55 52 12 Doni 54 53 56 53 Kategori K K K

8 Tabel 3. Tes Hasil Kecepatan Pukulan Gyaku Tsuki Chudan Atlet Karatekan Putera Nasional (17 Juli 2012 ). Hasil Pukulan No Nama Atlet (1/10 second ) Waktu terbaik I II III 1. Jhoni Tobing 31 30 30 30 Dengan melihat hasil kecepatan pukulan pada atlet karateka putera KKNSI yang diambil pada tanggal 17 Mei 2012 dan dibandingkan dengan kecepatan pukulan karateka putera tingkat Nasional yang mencapai waktu 30 second maka dapat disimpulkan berarti pukulan karateka di dojo putra SMA/ SMK Swasta Teladan masih kurang maksimal. Artinya, kecepatan pukulan atlet masih perlu ditingkatkan dengan bentuk bentuk latihan yang mendukung kepada kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan. Karate merupakan beladiri beraliran keras yang menggunakan teknikteknik fisik seperti pukulan, tendangan, tangkisan, dan elakan dengan kuda- kuda yang kokoh. Kumite adalah pertarungan bebas karate, dimana pada kumite ini dibutuhkan ketepatan, kecepatan, keseimbangan, konsentrasi, dan kekuatan gerakan. Untuk itu penulis melakukan penelitian faktor kondisi fisik yang dapat mempengaruhi pukulan gyaku tsuki chudan yang merupakan salah satu teknik serangan dengan pukulan yang dipergunakan untuk memperoleh nilai atau angka dalam pertandingan yakni dengan memberikan perlakuan dalam bentuk latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan.

9 Adapun latihan yang diterapkan adalah latihan back up dan latihan decline push- up. Adapun indikator ketercapaian yang diharapakan peneliti adalah sebagai berikut: 3 atlet yang berada pada kategori Kurang diharapkan terjadi peningkatan ke kategori Baik, 9 atlet yang berada pada kategori Kurang Sekali diharapkan terjadi peningkatan ke kategori Cukup, dengan demikian diharapkan dari 12 atlet, 10 diantaranya mencapai PPH 80%. Sesuai dengan pengamatan penulis, dalam pertandingan di kejuaraan kejuaraan karate baik di tingkat daerah maupun Nasional yang diselenggarakan di Sumatera Utara dan pada salah satu pembinaan karateka di perguruan KKNSI dojo putra SMA/ SMK Swasta Teladan sehubungan dengan masalah diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti upaya KKNSI dojo SMA/ SMK Swasta Teladan Medan dalam meningkatkan kecepatan gyaku tsuki chudan melalui latihan back up dan decline push up pada atlet karateka putera KKNSI dojo putra SMA/ SMK Swasta Teladan Medan tahun 2012. B. Rumusan Masalah Bagaimanakah cara meningkatkan kecepatan pukulan Gyaku Tsuki Chudan? C. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecepatan pukulan Gyaku Tsuki Chudan pada atlet karateka KKNI dojo putra SMA/ SMK Swasta Teladan Medan tahun 2012.

10 D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Bagi para pelatih Sebagai bahan masukan kepada para pelatih karate untuk meningkatkan kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan dengan menggunakan bentuk latihan back up dan latihan decline push up. b. Bagi para atlet Sebagai pengalaman baru tentang bentuk-bentuk latihan yang berbeda dalam meningkatkan kecepatan pukulan Gyaku Tsuki Chudan. c. Bagi Dojo (tempat) Sebagai Dojo yang selalu mengikuti perkembangan informasi terkini bagi pembinaan berkelanjutan, khususnya di dojo putra SMA/SMK Swasta Teladan Medan.