LATIHAN AEROBIK YANG AMAN BAGI PENDERITA

dokumen-dokumen yang mirip
Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

AKTIVITAS FISIK DAN OLAHRAGA UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS DAN HIPERTENSI PUSKESMAS DTP CIKALONG KULON 9 APRIL 2015

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari aktifitas olahraga aerobik yang memasyarakat adalah

Bab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI MELALUI SENAM AEROBIK LOW IMPACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. banyak, akan menimbulkan persoalan-persoalan yang sangat beragam. dalam kehidupan masyarakat Indonesia, salah satunya dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.

BAB.I PENDAHULUAN. biologis, fisiologis, psikososial, dan aspek rohani dari penuaan. Penuaan

PELAKSANAAN SENAM JANTUNG SEHAT UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Jl. Kentang I/ 126 Perum I Tangerang. 4. Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul, Jakarta (2005-Sekarang)

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

AKTIVITAS FISIK DAN SENAM USILA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti FIK UNY

Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAHAN AJAR PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSIF DAN

Definisi aerobik Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Menurut Basha (2009) hipertensi adalah satu keadaan dimana seseorang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%. Hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa mengalami kegemukan. Di Amerika orang meninggal. penduduk menderita kegemukan (Diana, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

SATUAN ACARA PENYULUHAN SENAM HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World. (2001) seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan kesempatan untuk melewati masa ini. tahun 2014, jumlah lansia di Provinsi Jawa Tengah meningkat

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses

Bentuk-bentuk latihan kebugaran bagi atlet Oleh : Teguh Santoso

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

I. PENDAHULUAN. satu sasaran dalam pembangunan di Indonesia. Hal ini ditandai dengan salah satu

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup yang aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu aktivitas yang dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Fenomena ini disambut baik sebagai wujud kemajuan. pembangunan dan perkembangan teknologi. Namun, di sisi lain

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan zaman sekarang ini tingkat pengetahuan dan teknologi

PEMANFAATAN MUSIK GAMELAN UNTUK PAKET SENAM AEROBIK


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

[BUKU SAKU UNTUK JEMAAH HAJI]

UPAYA PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA MELALUI SENAM POCO-POCO NUSANTARA VERSI KESEHATAN SEKECAMATAN WERU KABUPATEN SUKOHARJO.

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...i. DAFTAR ISI.iii. DAFTAR GAMBAR...vii. DAFTAR SKEMA..viii. DAFTAR TABEL.ix. DAFTAR GRAFIK...x. DAFTAR LAMPIRAN.

Mengetahui Hipertensi secara Umum

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB IV OLAHRAGA DAN OLAHRAGA KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

KENALILAH TEKANAN DARAH ANDA

BAB I PENGANTAR. menjadi faktor resiko ketiga terbesar penyebab kematian dini (Kartikasari A.N.,

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Dunia atau World Health Organization (WHO) (2014), mendeklarasikan

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah

Problem kebugaran dan kesehatan. Suharjana FIK UNY

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

BAB I PENDAHULUAN. Pada dekade belakangan ini gaya hidup manusia semakin berkembang.

TINJAUAN PUSTAKA Tekanan Darah Masalah Tekanan Darah

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik

SISTEM CARDIOVASCULAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or

BAB I PENDAHULUAN. Pola kehidupan sehari-hari mahasiswi memiliki kegiatan yang cukup banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PANDUAN KESEHATAN OLAHRAGA

Transkripsi:

83 LATIHAN AEROBIK YANG AMAN BAGI PENDERITA Oleh: Cerika Rismayanthi Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY Abstrak Hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan hampir konsen terhadap arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah. Tekanan darah tinggi dapat ditentukan oleh adanya kenaikan darah sistolik atau diastolik. Tekanan darah sistolik yang normal rata-rata 120 mm Hg dan diastolik ratarata 80 mm Hg dengan variasi yang tertinggi yang masih dapat dikatakan normal untuk sistolik sebesar 130-140 mm Hg dan untuk diastolik sampai 90 mm Hg. Jenis olahraga yang efektif menurunkan tekanan darah adalah olahraga aerobik dengan intensitas sedang yang bersifat intermiten, yaitu dengan durasi 1 menit untuk antensitas sedikit lebih tinggi atau sampai penderita merasa rerengah-engah, dan yang 3 menit untuk istirahat aktif. Salah satu contohnya, jalan kaki cepat. Frekuensi latihannya 2 sampai 3 kali seminggu, dengan lama latihan 20-60 menit sekali latihan, Namun dalam makalah ini, jenis olahraga yaitu dengan menggunakan senam aerobik yang dapat dilakukan dipusat kebugaran atau dirumah. MEDIKORA Vol. IV, No 1, April 2008: 83-102

84 Olahraga ini adalah salah satu cara untuk mendapatkan hasil terbaru untuk menurunkan tejcanan darah tinggi atau hipertensi. Latihan aerobik dapat menurunkan tekanan darah karena latihan itu dapat merilekskan pembuluh-pembuluh darah. Lama-kelamaan, latihan olahraga dapat melemaskan pembuluhpembuluh darah, sehingga tekanan darah menurun, sama halnya dengan melebarnya pipa air akan menurunkan tekanan air. Latihan olahraga juga dapat menyebabkan aktivitas saraf, reseptor hormon, dan produksi hormon-hormon tertentu menurun. Bagi penderita hipertensi latihan aerobik dengan intensitas ringan dan bersifat intermitten tetap cukup aman dilakukan setiap saat. Kata kunci: latihan aerobik, hipertensi Seperti air yang mengalir didalam selang begitu pula darah manusia, darah dipompa dari jantung dan mengalir pembuluh darah mulai dari yang berdiameter besar melalui sampai yang berdiameter kecil menuju ke setiap organ tubuh. Darah mengalir ditentukan oleh kuatnya pompaan j antung dan besarnya tekanan dalam pembuluh darah. Pada saat jantung memompakan darah akan timbul tekanan pada dinding pembuluh darah yang disebut tekanan sistolik, sedangkan pada saat jantung selesai memompa darah jantung akan membuka katupnya dan darah akan mengisi ruang jantung, nah pada saat inilah pembuluh darah mengatur tekanannya Latihan Aerobik Yang Aman Bagi Penderita Hipertensi (Cerika Rismayanthi)

85 sehingga tetap ada darah yang mengalir pada saat sebagian darah mengisi pompa jantung, tekanan pada saat ini disebut tekanan diast'olik. Normalnya tekanan sistolik berkisar antara 100-120 mmhg dan tekanan diastolik 60-80mmHg. Pada suatu keadaan tekanan darah dapat saja meninggi, apabila hal ini terjadi terus menerus dalam jangka waktu lama dengan tekanan darah sistolik > 140 mmhg dan tekanan diastolik > 90 mmhg hal ini disebut dengan Tekanan Darah Tinggi atau hipertensi. Latihan aerobik memang dapat menurunkan tekanan darah sewaktu istirahat. Akan tetapi dalam penelitian kami tersebut di atas, latihan aerobic dilakukan bersama-sama dengan pengobatan hipertensi. Latihan aerobik bukan merupakan pengobatan untuk hipertensi, akan tetapi dapat dipergunakan sebagai terapi tambahan untuk penderita-penderita hipertensi. Penderita hipertensi jangan heran bila kebutuhan akan obat hipertensi menurun dalam pengobatan teratur dengan latihan aerobik. Atas dasar yang sama, hiperkholesterolemia tidak dapat diatasi dengan latihan aerobic saja. Akan tetapi bersama-sama dengan perobahan susunan makanan, latihan aerobik akan menurunkan kadar kholesterol darah. Latihan olahraga juga dapat menyebabkan aktivitas saraf, reseptor hormon, dan MEDIKORA Vol. IV, No 1, April 2008: 83-102

86 produksi hormon-hormon tertentu menurun. Bagi penderita hipertensi latihan olahraga tetap cukup aman. Tekanan darah pada orang dewasa yang tergolong normal berkisar antara 110 sampai 90 mm Hg, 140 mmhg sistolik dan 70 sampai 90 mmhg diastolik. Tekanan darah biasanya ditulis sebagai rasio dari kedua tekanan tadi. Dengan melihat beberapa pengertian diatas dapat dikatakan seseorang menderita hipertensi apabila tekanan darahnya mencapai 140/90 mm Hg atau lebih. Menurut Jonathan Kuntaraf (1992: 60) pembagian hipertensi adalah sebagai berikut: a. Hipertensi berat apabila tekanan darah 180 /115 mm Hg ke atas. b. Hipertensi sedang apabila tekanan darah 160/105 mm Hg sampai 180/ 115 mm Hg. c. Hipertensi ringan apabila tekanan darah 160/ 105 mm Hg sampai 160/105 mm Hg. Sedangkan pembagian hipertensi berdasarkan tingkat tekanan diastolik menurut Timothy (1985:8) adalah: a. Mild Hypertension (hipertensi ringan) apabila tekanan diastolik 90-104 mm Hg, Latihan Aerobik Yang Aman Bagi Penderita Hipertensi (Cerika Rismayanthi)

87 b. Moderate Hypertension (hipertensi sedang) apabila tekanan diastolik 105-114 mm Hg. c. Severe Hypertension (hipertensi berat) apabila tekanan diastolik lebih dari 115 mm Hg. Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan satu diantara sekian banj^ak penyebab gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Hipertensi seringkali tidak memberikan tanda-tanda peringatan kepada kita sehingga bisa menjadi pembunuh diam-diam (silent killer), kecuali jika kita secara tetap tentu melakukan pemeriksaan dan pengobatan ke dokter. Karena itu kepada setiap orang dewasa dianjurkan untuk mengetahui tekanan darahnya sendiri, karena ini menyangkut kesehatannya sendiri. Pengertian Senam Aerobik Latihan senam aerobik merupakan latihan yang menggerakkan seluruh otot terutama otot besar dengan gerakan yang mantap, terus-menerus, berirama, maju dan berkelanjutan. Dalam senam aerobik bisa dipilih gerakan yang mudah, menyenagkan dan bervariasi sehingga memungkinkan seseorang untuk melakukannya secara teratur dalam kurun waktu yang lama. Pada latihan ini, daya tahan jantung dan paru-paru merupakan sasaran utama, MEDIKORA Vol. IV, No 1, April 2008: 83-102

88 disamping sasaran-sasaran yang lain yang mendukung peningkatan tingkat kebugaran seseorang. (Woerjati Soekarno^ 1996: 1). Akhir-akhir ini senam aerobik sudah menjadi sangat populer tidak hanya bagi kaum wanita saja tetapi juga bagi kaum pria baik tua maupun muda. Mereka sama-sama melakukan senam arobik demi kesegaran dan kegembiraannya. Terlebih senam aerobik dapat diiringi oleh suara musik sesuai dengan kesenangannya dan iramanya menjadi panduan dari gerakan yang dilakukannya, hal ini menambah suasana menarik dan menyenagkan. Banyak sanggar senam dan fitness centre membentuk kelas-kelas untuk senam aerobik. Dalam kelas-kelas itu, diajarkan atau diberikan senam aerobik dengan high impact (benturan keras), low impact (benturan ringan), multi impact/ medium impact (gabungan antara high impact dan low impact). Latihan aerobik yang dilakukan agar dapat berpengaruh terhadap efisiensi kerja jantung, sebaiknya latihan berada pada intensitas sedang yaitu denyut jantung 150-170 per menit. Intensitas sedang kurang lebih sama dengan 70-80% dari kapasitas aerobik maksimal (Bompa, 1994 78). Jenis olahraga yang efektif menurunkan tekanan darah adalah olahraga aerobik dengan intensitas sedang. Latihan Aerobik Yang Aman Bagi Penderita Hipertensi (Cerika Rismayanthi)

89 Salah satu contohnya, jalan kaki cepat, senam aerobik, dan yang lainnya. Frekuensi latihannya 3-5 kali seminggu, dengan lama latihan^ 20-60 menit sekali latihan. Latihan aerobik dapat menurunkan tekanan darah karena latihan itu dapat merilekskan pembuluh-pembuluh darah. Lama-kelamaan, latihan olahraga dapat melemaskan pembuluh-pembuluh darah, sehingga tekanan darah menurun, sama halnya dengan melebarnya pipa air akan menurunkan tekanan air. Prinsip dan Aturan Senam Aerobik Berkaitan dengan prinsip dan aturan senam aerobik ada beberapa hal yangperlu di perhatikan dalam melaksanakan senam aerobik. Beberapa hal yang perlu/harus di perhatikan adalah sebagai berikut: 1. Jenis, macam latihan yang harus diseleksi dan diteliti (setelah melalui analisa yang cermat ten tang pengaruhnya terhadap tubuh). Latihan yang tidak berguna/tidak bermanfaat harus dihilangkan. 2. Pelaksanaan gerak harus tepat, untuk itu perlu adanya koreksi dan remidi 3. Gerakan dilakukan dengan sikap permulaan dan akhira yang benar MEDIKORA Vol. IV, No 1, April 2008: 83-102

90 4. Semua latihan harus disesuaikan dengan dosis/takaran yang sesuai dengan tujuannya. Latilian yang teratur dan terstruktur merupakan ciri latihan senam arobik yang diharapkan. Untuk meenuhi sasaran latihan yang baik dan benar perlu diperhatikan takaran yang tepat dalam melakukannya. Dibawah ini adalah contoh latihan senam aerobik yang bisa diterapkan pada saat latihan adalah sebagai berikut: Pemanasan dan Pendinginan: 1. Tekuk kepala ke samping, lalu tahan dengan tangan pada sisi yang sama dengan arah kepala. Tahan dengan hitungan 8-10, lalu bergantian dengan sisi lain. 2. Tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat lurus ke atas kepala dengan posisi kedua kaki dibuka selebar bahu. Tahan dengan 8-10 hitungan. Rasakan tarikan bahu dan punggung. 3. Kedua kaki dibuka selebar bahu, lingkarkan satu tangan ke leher dan tahan dengan tangan lainnya. Hitungan 8-10 kali dan lakukan pada sisi lainnya. 4. Posisi tetap, tautkan kedua tangan lalu gerakkan ke samping dengan gerakan setengah putaran. Tahan 8-10 kali hitungan lalu arahkan tangan ke sisi lainnya dan tahan dengan hitungan sama. Latihan Aerobik Yang Aman Bagi Penderita Hipertensi (Cerika Rismayanthi)

91 Contoh Gerakan Inti Low Impact. 1. Lakukan gerakan seperti jalan di tempat dengan lambaian kedua taagan searah dengan sisi kaki yang diangkat. Lakukan perlahan dan hindari hentakan. 2. Buka kedua tangan dengan jemari mengepal dan kaki dibuka selebar bahu. Kedua kepalan tangan bertemu, dan ulangi gerakan semampunya sambil mengatur napas. 3. Kedua kaki dibuka agak lebar lalu angkat tangan menyerong. Sisi kaki yang searah dengan tangan sedikit ditekut. Tangan diletakkan di pinggang dan kepala searah dengan gerakan tangan. Tahan 8-10 kali hitungan lalu ganti dengan sisi lainnya. 4. Gerakan hampir sama dengan sebelumnya, tapi jari mengepal dan kedua tangan diangkat ke atas. Lakukan bergantian secara perlahan dan semampunya. 5. Hampir sama dengan gerakan inti 1, tapi kaki dibuang ke samping. Kedua tangan dengan jemari mengepal ke arah yang berlawanan. Ulangi dengan sisi bergantian. 6. Kedua kaki dibuka lebih lebar dari bahu, satu lutut agak ditekuk dan tangan yang searah lutut di pinggang. Tangan sisi yang lain lurus ke arah lutut yang ditekuk. Ulangi gerakan ke arah sebaliknya dan lakukan semampunya. MEDIKOFIA Vol. IV, No 1, April 2008: 83-102

92 Latihan Aerobik Bagi Penderita Hipertensi Ba^i penderita hipertensi faktor yang harus diperhatikan adalah tingginya tekanan darah. Semakin tinggi tekanan darah semakin keras kerja jantung, sebab untuk mengalirkan darah saat jantung memompa maka jantung harus mengeluarkan tenaga sesuai dengan tingginya tekanan tersebut. Jantung apabila tidak mampu memompa dengan tekanan setinggi itu, berarti jantung akan gagal memompa darah. Latihan olahraga dapat menurunkan tekanan sistolik maupun diastolik pada usia tengah baya yang sehat dan juga mereka yang mempunyai tekanan darah tinggi ringan. Latihan olahraga tidak secara signifikan menurunkan tensi pada penderita yang mengalami hipertensi berat, tetapi paling tidak olahraga membuat seseorang menjadi lebih santai. Pada penderita hipertensi, faktor tekanan darah memegang peranan penting di dalam menentukan boleh tidaknya berolahraga, takaran dan jenis olahraga. Beberapa pedoman di bawah ini perlu dipenuhi sebelum memutuskan berolahraga, antara lain; a. Penderita hipertensi dikontrol tanpa atau dengan obat terlebih dahulu tekanan darahnya, sehingga tekanan darah sistolik tidak melebihi 160 mmhg dan tekanan diastolik tidak melebihi 100 mmhg. Latihan Aerobik Yang Aman Bagi Penderita Hipertensi (Cerika Rismayanthi)

93 b. Sebelum berolahraga, perlu mendapatkan informasi mengenai penyebab hipertensinya. Selain itu, kondisi organ tubiih yang akan terpengaruh oleh penyakit tersebut seperti: keadaan jantung, keadaan ginjal, keadaan mata (untuk mengetahui derajat hipertensi), serta pemeriksaan laboratorium darah maupun urin. Kondisi organ tersebut akan mempengaruhi keberhasilan olahraga yang dilakukan. c. Penderita hipertensi sebelum latihan, sebaiknya melakukan Uji Latih Jantung terlebih dahulu dengan beban (treadmill / ergometer) agar dapat dinilai reaksi tekanan darah dan perubahan aktifitas listrik jantung (EKG) serta menilai tingkat kapasitas fisik. Berdasarkan hasil Uji Latih Jantung, dosis latihan dapat diberikan secara akurat. d. Pada saat Uji Latih sebaiknya obat yang sedang diminum tetap diteruskan, sehingga dapat diketahui efektifitas obat terhadap kenaikan beban. Obat yang diberikan apakah sudah tepat artinya tekanan darah berada dalam lingkup ukuran normal atau masih menunjukkan reaksi hipertensi ketika diberikan tes pembebanan. Dokter akan berusaha mengatur kembali dosis obat apabila belum tepat. MEDIKORA Vol. IV, No 1, April 2008: 83-102

94 e. Latihan yang dilakukan untuk meningkatkan daya tahan [endurance] dan tidak boleh menambah peningkatan tekanvn (pressure). Olahraga yang tepat adalah jalan kaki, bersepeda, senam dan berenang atau olahraga aerobik. f. Olahraga yang bersifat kompetisi tidak diperbolehkan. Olahraga yang bersifat akompetisi akan memacu emosi, sehingga mempercepat peningkatan tekanan darah. g. Olahraga peningkatan kekuatan tidak diperbolehkan seperti angkat berat, karena menyebabkan peningkatan tekanan darah secara mendadak dan melonjak. h. Tekanan darah secara teratur diperiksa sebelum dan sesudah latihan. Olahraga pada penderita hipertensi tidak hanya ditentukan oleh denyut jantung, tetapi juga berdasarkan reaksi tekanan darahnya. i. Bagi penderita hipertensi ringan (tensi 160/95 mmhg tanpa obat), maka olahraga disertai pengaturan makan (mengurangi konsumsi garam) dan penurunan berat badan dapat menurunkan tekanan darah sampai tingkat normal 140/80 mmhg. j. Penderita hipertensi umumnya berhubungan dengan beban emosi (stress). Oleh karena itu disamping olahraga yang bersifat fisik, olahraga pengendalian emosi seperti: Latihan Aerobik Yang Aman Bagi Penderita Hipertensi (Cerika Rismayanthi)

95 meditasi, dzikir dan beribadah sesuai agama masingmasing sangat penting dilakukan. k. Hasil latihan jika menunjukkan penurunan tekanan darah, maka dosis obat yang diberikan sebaiknya dikurangi (penyesuaian). Olahraga dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi. Selain itu dapat membuat penampilan seseorang menjadi lebih muda, bugar, lebih fit dan fi~esh, serta dapat pula menaikkan kadar HDL (High Density Lipoprotein). Juga berperan pula dalam membantu menurunkan berat badan, meredam stress dan memperkecil resiko terserang penyakit jantung koroner (Arcole Margathan, 1995:93). Tekanan darah yang lebih rendah dijumpai pada individu yang fisiknya lebih sehat. Karena tekanandarah tinggi merupakan faktor resiko untuk timbulnya penyakit jantung, maka masukkan latihan fisik secara terratur dalam kegiatan sehari-hari adalah penting untuk mencegah hipertensi dan penyakit jantung (Alison Hull, 1993:30). Bryant Stamford, Ph.D. dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa olahraga endurance, dapat menurunkan tekanan sistolik maupun diastolik pada orang yang mempunyai tekanan darah tinggi tingkat ringan. Olahraga aerobik menimbulkan efek seperti: beta blocker yang dapat menenangkan sistem saraf simpatikus dan MEDIKORA Vol. IV, No 1, April 2008: 83-102

96 melambatkan denyut jantung. Olahraga juga dapat menurunkan jumlah keluaran noradrenalin dan hormonhormon ^ lain yang menyebabkan stres, yaitu yang menyebabkan pembuluh-pembuluh darah menciut dan menaikkan tekanan darah (Sadoso Sumosardjuno, 1995: 93-94). Contoh Gerakan Inti Medium Impact: Hitunga n Bagian bawah tubuh Bagian atas tubuh 1-8 Grapevine R, Step touch x 2 Menekan ke bawah x 3, tepuk X 2 9-16 Grapevine L, step touch x 2 Menekan ke bawah x 3, tepuk X 2 17-24 Grapevine R, Step touch x 2 Menekan ke bawah x 3, tepuk X 2 25-32 Grapevine L, step touch x 2 Menekan ke bawah x 3, tepuk X 2 1-32 Skip X 8, touch step ke depan x 4 Menarik rendah ke belakang x 8 1-8 Menangkat lutut (R,L,R) x 3 Menekan dada x 3 9-16 Berbaris (R,L,R) x 3 Meninju ke bawah x 3 17-24 Menangkat lutut (R,L,R) x 3 Menekan dada x 3 Latihan Aerobik Yang Aman Bagi Penderita Hipertensi (Cerika Rismayanthi)

97 Hitungan Bagian bkwah tubuh ^ BagiaJQ atas tubuh 1-8 Touch step kc samping Mcngangkat deltoid x4 kesamping x 4 9-16 Berjalan kedepan x 4 Memompa x 4 17-24 Touch step ke samping Mengangkat deltoid x4 kesamping x 4 25-32 Berjalan ke belakang x 4 Memompa x 4 1-32 Menendang rendah Meninju keatas kedepan dan belakang kepala x 4 secara bergantian x 4 1-8 Berjalan kedepan x 4, Menekan kebawah x jejakkan 4 dan tepuk 9-16 Berjalan kebelakang x 4, Menekan kebawah x 17-24 jejakkan 4 dan tepuk 25-32 Step touch kedepan x Menarik rendah ke 4 belakang x 4 Step touch kebelakang Menarik rendah ke x4 belakang x 4 MEDIKORA Vol. IV, No 1, April 2008: 83-102

98 Hitungan^ ^ll^^gian bawah tubuh^^ l^agian atas tubuh ; 1-8 Berbaris kearah depan x 8 Memompa x 8 9-16 Step Touch (OTS) x 4 Bisep melingkar x 4 17-24 Berbaris ke belakang x 8 Memompa x 8 25-32 Step Touch (OTS) x 4 Bisep melingkar x 4 1-32 Touch step (ke samping) x 16 Mengangkat ke samping deltoid 1-8 Triplet (ke arah R) x 4 Triplet (ke arah R) x 4 9-16 Twist (kembali ke tengah) X 8 Twist (kembali ke tengah) x 8 17-24 Triplet (ke arah R) x 4 Triplet (ke arah R) x 4 25-32 Twist X 8 (kembali ke tengah) Twist (kembali ke tengah) x 8 KESIMPULAN Pengaruh pembuluh darah kapiler setelah melakukan olahraga adalah: kapiler-kapiler menjadi lebih padat pada orang yang berolahraga (terjadi neokapilarisasi), pasokan oksigen dan nutrisi menjadi lebih lancar, serta bantuan Latihan Aerobik Yang Aman Bagi Penderita Hipertensi (Cerika Rismayanthi)

99 terhadap kerja vena karena adanya percepatan darah kej antung. pengembalian Jenis otahraga yang efektif menurunkan tekanan darah adalah olahraga aerobik dengan intensitas sedang yang bersifat intermiten, yaitu dengan durasi 1 menit untuk antensitas sedikit lebih tinggi atau sampai penderita merasa rerengah-engah, dan yang 3 menit untuk istirahat aktif. Salah satu contohnya, jalan kaki cepat. Frekuensi latihannya 2-3 kali seminggu, dengan lama latihan 20-60 menit sekali latihan. Efek olahraga terhadap pembuluh darah adalah: pembuluh darah akan melebar (vasodilatasi), saraf simpatis dan parasimpatis pembuluh darah akan didekatnya, panas tubuh akan melebarkan pembuluh darah, dan elasitisitas dinding pembuluh darah yang baik (khususnya pada olahraga yang berrsifat aerob) terjadi pada tubuh.kecepatan denyut jantung adalah salah satu faktor yang paling mudah dipantau yang memperlihatkan baik respon segera terhadap olahraga maupun adaptasi jangka panjang terhadap program olahraga tertentu. Sewaktu seseorang melakukan gerak badan (berolahraga) sel-sel otot yang aktif mengguanakan lebih banyak oksigen untuk menunjang peningkatan kebutuhan energi yang digunakan pada waktu berolahraga. Kecepatan MEDIKORA Vol. IV, No 1, April 2008: 83-102

100 denyut jantung meningkat untuk menyalurkan lebih banyak darah beroksigen keotot. Jantung beradaptasi terhadap olahraga teratur dengan intensitas dan durasi yang cukup, dengan meningkatkan kekuatas dan efesiensinya, sehingga jantung dapat memompa lebih banyak darah per denyiitnya. Setelah mengikuti latihan aerobik dengan intensitas yang sedang denyut nadi menjadi lebih rendah dan tekanan darah menjadi berkurang, minimal ada penurunan tekanan darah, meskipun belum maksimal. Diharapkan setelah mengikuti latihan aerobik ini, para penderita hipertensi dapat lebih mengurangi kenaikan tekanan darah, darah lebih dapat meminimalisir terjadinya serangan jantung dan hipertensi setiap harinya. Meskipun makalah ini belum sempurna, karena penulis tidak dapat mengetahui kebiasaan pola makan, kebiasaan hidup dan pengelolaan stress yang biasanya dialami oleh penderita. Daftar Pustaka Bompa TO. (1994). Theory and Methodologi of Training The Key to Athletic Performance. 2nd Edition, Lowa:Kendall/Hunt Publishing Company. Dede Kusmana. (2002). Olahraga bagi Kesehatan Jantung, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Latihan Aerobik Yang Aman Bagi Penderita Hipertensi (Cerika Rismayanthi)

101 Dede Kusmana. (2006). Olahraga Untuk Orang Sehat dan Penderita Penyakit Jantung. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Guidlines Subcomrhittee: 1999 World Health Organization - International Society of Hypertension Guidlines for Management of Hypertension 1999, 17: 151-183. WHO-ISH (2005). Hypertension. Diambil pada tanggal 20 November 2008 dari http/ / www.omron.com. Jonathan Kuntaraf (1992). Olahraga Sumber Kesehatan. Bandung: Percetakan Advent. Lany Gunawan (2001), Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi), Cetakan V, Yogyakarta: Kanisius Made Astawan. (11 juni 2007). Cegah Hipertensi dengan Pola Makan. Diambil pada tanggal 18 Agustus 2008 dari http//depkes.go.id/index.php? viearticlessartid. Nany Selamiharja. Hipertensi Terkendali, Stroke tak terjadi. Diambil pada tanggal 2 September 2008 dari http//indomedia.com/intisari/ 1999/September/hiper htm. Niniek Soetini. (2007). Meningkatkan Stamina Penderita Hipertensi. Diambil pada tanggal 11 Juni 2008 dari http// surya.co.id/web/index2.php? option=com_ content86do_pdf. MEDIKORA Vol. IV, No 1, April 2008: 83-102

102 Sadoso Sumosardjuno. (1995). Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga 3. Jakarta: PT Gramedia Pu^aka Utama. Sidabutar, RP & Wiguno P: Hipertensi Essensial, Didalam: Emu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI 1990: Jilid II; 2005-223 Soekarno W, (1985). Teori & Praktek Senam Dasar, Klaten: Pt.Intan Pariwara. Vitahealth. (2006). Hipertensi, Utama. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Latihan Aerobik Yang Aman Bagi Penderita Hipertensi (Cerika Rismayanthi)