36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai manajemen di Perpustakaan Masjid PUSDAI Jawa Barat. Untuk memperoleh gambaran yang sesuai dengan rumusan masalah diperlukan metode penelitian yang tepat. Salah satu metode penelitian adalah metode kualitatif. Bogdan dan Taylor (1975:5) dalam buku Lexy J. Moleong (Lexy J. Moleong 2007:9) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan, dari orangorang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh. Hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari sesutu keutuhan. Menurut Kirk dan Miller dalam Zuriah (2006: 92), penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung terhadap pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang tersebut dalam bahasanya dan peristiwanya. Sugiono (2007:207) mengemukakan bahwa pandangan penelitian kualitatif memiliki sifat holistic (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisah), sehingga penelitian kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian,
37 tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti, yang meliputi aspek tempat, pelaku, dan aktifitas yang berinteraksi secara sinergis. Berdasarkan definisi dan tujuan penelitian kualitatif tersebut, maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Lexy J. Moleong (Lexy J. Moleong 2007:9), metode kualitatif digunakan karena beberapa pertimbangan: 1) Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. 2) Metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. 3) Metode ini lebih peka dan lebih cepat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola- pola nilai yang dihadapi. B. Sumber Penelitian Dalam penelitian kualitatif, teknik sampling yang sering digunakan adalah purposive sampling, yaitu pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Mengutip pendapat Spradley dalam Sugiono (2007 : 303) bahwa sampel sebagai sumber data atau sebagai informan sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut : 1) Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui tetapi dihayatinya. 2) Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti 3) Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi. 4) Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil kemasannya sendiri. 5) Mereka yang pada mulanya tergolong cukup asing dengan peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau nara sumber.
38 Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial tertentu, yang dapat berupa lembaga pendidikan tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi sosial tersebut. Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. (Sugiyono 2007:299). Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini ditetapkan bahwa yang menjadi sumber informasi atau informan adalah: 1) Kepala perpustakaan Masjid PUSDAI Jawa Barat 2) Pustakawan perpustakaan Masjid PUSDAI Jawa Barat. 3) Karyawan perpustakaan Masjid PUSDAI Jawa Barat 4) Anggota perpustakaan Masjid PUSDAI Jawa Barat C. Instrumen Dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), menggunakan sumber data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participant observation), wawancara mendalam, angket dan dokumentasi. Menurut Sugiono (2007: 305) terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Instrumen penelitian kualitatif ini menjadikan peneliti sebagai
39 subjek penelitian yang utama, karena penelitian yang dilakukan belum pasti dan masih bisa berubah-ubah, seiring dengan perkembangan penelitian. Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen juga harus diteliti seberapa jauh kesiapannya melakukan penelitian kualitatif ini, kesiapan yang dimaksud meliputi sejauh mana kesiapan pemahaman metode kualitatif, penguasaan wawasan yang diteliti, dan kesiapan peneliti terhadap objek yang akan diteliti. Dengan demikian, instrumen penelitian belum bisa dikembangkan sebelum masalah yang akan diteliti sudah jelas. Nasution dalam Sugiyono (Sugiyono, 2007:306) mengemukakan bahwa : Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya. Peneliti mengadakan pengumpulan data dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data. Alat pengumpulan data yang digunakan peneliti di lapangan menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Ketiga teknik tersebut digunakan dalam rangka melengkapi instrumen penelitian.
40 Observasi Macam-macam teknik pengumpulan data Wawancara Dokumentasi Gb. 3.1 Macam-macam teknik pengumpulan data a) Observasi (pengamatan) Pada tahap awal penelitian ini, peneliti mengamati kondisi Perpustakaan Masjid PUSDAI Jawa Barat dan membuat catatan-catatan awal untuk menentukan fokus penelitian yang akan dilakukan. Menurut Arikunto (1992 :128), observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara. Menurut Nasution (1998) dalam Sugiyono (2007: 310) observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Sedangkan menurut Marshall (1995) dalam Sugiyono (2007: 310) menyatakan bahwa dengan observasi peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.
41 Menurut Margono (2005:159), ada beberapa cara atau keterampilan dalam mencatat hasil observasi yaitu: 1. Catatan anekdot, alat untuk mencatat gejala-gejala khusus atau luar biasa menurut urutan kejadian. Catatan dibuat segera setelah peristiwa terjadi. Pencatatan ini dilakukan terhadap bagaimana kejadiannya, bukan pendapat si pencatat tentang kejadian tersebut. 2. Catatan berkala, dilakukan berurutan menurut waktu munculnya suatu gejala, tidak dilakukan secara terus-menerus melainkan pada waktu tertentu, dan juga terbatas pada jangka waktu yang ditetapkan untuk tiap-tiap pengamatan. 3. Daftar cek, pendataan data yang dilakukan dengan mempergunakan sebuah daftar yang memuat nama observer disertai jenis gejala yang akan diamati. 4. Skala nilai, pencatatan data dilakukan seperti check-list. Perbedaan terletak pada kategorisasi gejala yang dicatat. Di dalam daftar rating scale tidak sekedar terdapat nama objek yang diobservasi dan gejala yang akan diselidiki, tetapi juga tercantum kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan atau jenjang setiap gejala tersebut. 5. Peralatan mekanis, pencatatan data dengan alat ini tidak dilakukan pada saaat observasi berlangsung karena seluruh atau sebagian peristiwa direkam dengan alat elektronik sesuai dengan keperluan. b) Wawancara Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada kepala perpustakaan, pustakwan, karyawan perpustakaan dan anggota Perpustakaan Masjid PUSDAI Jawa Barat. Alat bantu yang akan dipakai dalam wawancara adalah tape recorder untuk merekam semua percakapan, buku catatan untuk mencatat semua percakapan serta kamera untuk memotret saat peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan informan dalam rangka meningkatkan keabsahan penelitian.
42 Menurut Sutrisno Hadi dalam Zuriah (2006:181) fungsi wawancara adalah: 1) Sebagai metode primer jika wawancara dijadikan satu-satunya alat pengumpul data, atau sebagai metode yang diberi kedudukan yang utama dalam serangkaian metode-metode pengumpulan data lainnya. 2) Sebagai metode pelengkap, jika wawancara hanya digunakan sebagai alat untuk mencari informasi yang tidak dapat diperoleh dengan cara lain. 3) Sebagai kriterium, jika metode ini digunakan untuk menguji kemantapan hasil testing, kuesioner dan sebagainya. Untuk keperluan itu, metode wawancara menjadi batu pengukur kriterium. Langkah-langkah wawancara menurut Lincoln dan Guba dalam Sugiyono (2007: 322) adalah: 1) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan 2) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan 3) Mengawali atau membuka alur wawancara 4) Melangsungkan alur wawancara 5) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya 6) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan 7) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh. c) Studi dokumentasi Hasil penelitian ini akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada. Studi dokumentasi dalam penelitian bisa berupa tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dengan adanya studi dokumentasi dalam penelitian, diharapkan bisa melengkapi instrumen pengumpulan data yang lainnya.
43 D. Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian 1. Pra Lapangan Tahap pra lapangan ini dilakukan sebagai upaya untuk mengeksplorasi keadaan lapangan. Tujuan dari pra lapangan untuk menetapkan fokus penelitan yang akan dilakukan. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan pada Perpustakaan Masjid PUSDAI Jawa Barat untuk mendapatkan informasi awal tentang Perpustakaan Masjid PUSDAI Jawa Barat. Peneliti kemudian merumuskan beberapa masalah penelitian dan tujuan penelitian. Dalam tahap ini pula dilakukan penyusunan dan penulisan proposal penelitian sebagai prasyarat untuk dapat mengadakan penelitian. 2. Eksplorasi lapangan Tahap eksplorasi lapangan dilaksanakan untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dibuat dalam proposal penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Pada tahap ini, peneliti melakukan beberapa langkah penelitian, yaitu : a) Melakukan eksplorasi awal dengan melakukan pengamatan terhadap Perpustakaan Masjid PUSDAI Jawa Barat.
44 b) Melakukan pengumpulan data, pada tahap ini dilakukan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. c) Melakukan analisis data dengan cara mereduksi data dengan cara menyeleksi catatan lapangan dan membuat kerangka untuk mempertajam gambaran fokus penelitian. d) Melakukan penyajian data sebagai proses pengumpulan informasi yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. e) Menarik kesimpulan awal sebagai bahan untuk melakukan evaluasi penelitian. 3. Mengadakan Membercheck Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang disepakati oleh para pemberi data berarti datanya valid, sehingga semakin kredibel. Tetapi apabila datanya yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsiran tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti harus merubah temuannya dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jadi tujuannnya yaitu melakukan perbaikan-perbaikan untuk mengembangkan ketepatan, menguji konsistensi responden dan meningkatkan validitas konstruk. 4 Pasca Lapangan
45 Tahap pasca lapangan adalah penyusunan laporan yang merupakan tahap terakhir dari proses penelitian. Setelah semua proses telah dijalani dengan mendeskripsikan dan mendokumentasikan secara sistematis dan teruji secara ilmiah, maka langkah terakhir dari penelitian ini yaitu menyusun dan menulisnya sebagai karya tulis skripsi. 5 Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan adalah model Miles and Huberman yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif, dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. a) Reduksi Data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari temanya dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memberikan kemudahan peneliti untuk melakukan pengumpulan data. b) Display Data Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan
46 sejenisnya. Dalam hal ini, Miles dan Huberman menyatakan the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative text. (Sugiyono, 2007:341). Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. c) Kesimpulan/verifikasi Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dalam penelitian kualitatif, penelitian dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi, oleh karena itu perlu adanya uji keabsahan data. Dalam penelitian kualitatif, uji keabsahan data meliputi credibility, transferability, dependability, dan confirmability a) Credibility (validitas internal) Data hasil penelitian mencapai tingkat kredibelitas atau kebenaran serta kecocokan antara konsep penelitian dengan responden dengan melakukan
47 member-check. Untuk membuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam dunia kenyataan. b) Transferability (validitas eksternal) Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. c) Dependability (reliabilitas) Suatu penelitian yang reliable adalah apabila orang lain dapat mengulangi/mereplikasi proses penelitian tersebut. Uji reliabilitas dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. d) Confirmability (objektivitas) Penelitian dikatakan objektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Menguji objektifitas berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan.
48